Oleh :
Golongan K/ Kelompok 4B
1. Fajar Kurniawan (161510501241)
2. Arya Widya Kunthi S. (161510501277)
3. Amin Farida (161510501284)
LABORATORIUM PEDOLOGI
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
i
BAB 1. PENDAHULUAN
1
terlihat pada tekstur, struktur, warna tanah, ketebalan horizontal dan kedalaman
solum, sifat perakaran, dan bahan organik. Oleh karena itu, mahasiswa perlu
untuk mempelajari pengambilan contoh tanah dan penyandraan profil tanah agar
mengetahui profil dan sifat tanah pada beberapa tempat.
1.2 Tujuan
1. Mempelajari pengaruh kondisi lingkungan fisik terhadap sifat-sifat lapisan-
lapisan tanah dalam profil.
2. Menentukan lokasi/lapisan tanah yang akan diambil untuk
pengukuran/analisa sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
3. Pengambilan contoh tanah.
4. Mampu mengenali klasifikasi tanah-tanah di Indonesia serta karakteristiknya.
2
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.2.2 Bahan
1. Tanah
2. Es Batu
3. Air mentah
3
1. Menentukan batas lapisan tanah pada dinding lubang profil tanah.
2. Meratakan dan membersihkan lapisan permukaan tanah di samping lubang
profil yang akan diambil contohnya.
3. Meletakkan ring sampel tegak lurus secara vertikal dengan bagian tajam
menghadap ke bawah pada lapisan tersebut, kemudian meletakkan balok kayu
di atasnya.
4. Menekan balok kayu menggunakan palu karet hingga ring sampel asuk ke
dalam tanah hingga batas lapisan.
5. Menggali tanah disekeliling ring sampel dengan sekop.
6. Mencabut bor-ring sampel dan mengeluarkan ring yang berisi tanah secara
hati-hati agar tanah dalam ring tidak rusak. Meratakan kedua sisi vrtikal
secara hati-hati dengan pisau, menghindari semaksimal mungkin melakukan
tekanan terhadap tanah dalam ring.
7. Membuang sisa lapisan pertama sampai bataas lapisan kedua.
8. Meratakan, kemudian ambil contoh seperti diatas, dan seterusnya, sehingga
semua contoh setiap laporan dapat diambil.
9. Menutup ring dengan tutupnya dan beri label/kode, simpan dalam kotak ring
sampel.
4
3.3.2 Penyandraan Profil Tanah
1. Membuat kubang profil dengan ukuran 1,5 m, lebar 1 m dan dalam 1,8 m.
Penampang yang dicandra adalah penampang bagian utara atau selatan.
2. Menentukan batas-batas lapisan.
3. Menyesuaikan morfologi tanah yang dicandra dengan daftar isian blanko
pengamatan.
4. Mengambil setiap lapisan contoh tanah sebanyak kurang lebih 1 kg dan
memasukkan ke dalam kantong plastik yang telah diberi keterangan: anggal
pengambilan, kedalaman, nomor lapisan dan nomor profil.
5. Menentukan dpl dengan altimeter.
6. Mengukur kemiringan topografi dengan klinometer.
5
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
1. Deskripsi Lingkungan
Desa : Tegalboto
Kecamatan : Sumbersari
Kabupaten : Jember
Hari/Tanggal : Minggu / 22 Oktober 2017
Posisi :113°42’59.66” BT
08°09’40.65” LS
Tinggi Tempat : 110 Mdpl
Arah Hadap : Timur
Curah Hujan Tahunan: 1870,97 mm/th
Kondisi lingkungan yang diamati berada pada posisi 113º 42’ 59,66’’ BT dan
8º 9’ 40,65’’ dengan ketinggian 110 Mdpl menghadap ke timur, dan kecepatan
angin 0,5 m/s serta curah hujan tahunannya yaitu 1870,97 mm/th. Cuaca pada saat
pelaksanaan pada saat itu berawan sebagian dengan kondisi lahan pengamatan
6
yang datar dan juga tidak berbatu. Lahan yang diamati sangat jarang terkena
banjir, tanda jika suatu wilayah terkena banjir yaitu dengan melihat lapisan
tanahnya, pada tanah yang pernah tergenang oleh banjir maka akan terlihat ada
warna hijau pada lapisan tanahnya. Lahan sebagian besar ditutupi oleh rumput-
rumputan dan lahan tidak sering digunakan karena jaran sekali ada aktifitas
ditempat tersebut, lahan tidak berbentuk dan juga tidak ada tingkatan, fisiografi
lahannya merupakan vulkanik, hal itu diakibatkan karena lahan pengamatan
memiliki wilayah yang dekat dengan gunung yang masih melakukan aktifitas
vulkaniknya yaitu Gunung Raung.
7
dark dark brown brown
brown brown
pH H2O 7 7 6 7
7. Kemasaman
pH KCl
8. Bahan Organik +++ ++ + +
9. Kadar Kapur 0 0 0 0
C2
C3
8
Meratakan dan membersihkan lapisan
permukaan tanah di samping lubang
profil yang akan diambil contohnya.
9
Menutup ring dengan tutupnya dan beri
label/kode, simpan dalam kotak ring
sampel.
No Gambar Keterangan
10
4 Mengambil setiap lapisan contoh
tanah sebanyak kurang lebih 1 kg
dan memasukkan ke dalam kantong
plastik yang telah diberi keterangan:
anggal pengambilan, kedalaman,
nomor lapisan dan nomor profil.
3.2 Pembahasan
3.2.1 Pengambilan contoh tanah
Tanah merupakan suatu bagian yang terdapat pada kerak bumi dan
memiliki kandungan mineral dan bahan-bahan organik di dalamnya. Kandungan
mineral dan bahan-bahan organik dalam tanah berfungsi sebagai alat pendukung
suatu aktivitas biologi dan juga keaneka ragaman hayati. Proses pembentukan
tanah terjadi berawal dari letusan gunung merapi yang nantinya membentuk suatu
batuan yang mengalami pelapukan, baik pelapukan fisika, kimia dan biologi
sehingga menjadi bahan induk dan berubah bentuk berupa tanah (Aak, 1983).
Tanah juga memiliki sifat-sifat fisik yang meliputi tekstur, struktur, warna dan
kerapatan. Tekstur suatu tanah berperan penting pada karakter tanah itu sendiri
seperti berperan dalam tingkat penyerapan air, kesuburan suatu tanah hingga
pengudaraan yang ada di dalam tanah.
Pengambilan contoh tanah mewakili sifat dan ciri tanah pada lokasi tersebut
yang mempertimbangkan profil yang dibutuhkan dalam pengambilan contoh
tanah, letak profil yang ditentukan secara acak atau grid,mengambil masing
masing tanah secara horison atau setiap onterval 10 cm maupun secara acak,
dalam pengambilan contoh diambil mengunakan pisau atau ring. Pengambilan
contoh tanah dibedakan menjadi tanah utuh, tanah terusik, dan tanah agregat utuh.
Dalam distribusi pori pada berbagai permeabilitas pemngambilan sampel tanah
yaitu menentukan titik suatu lahan untuk pengambilan sampel tanah, memasang
soil sampling ring pada soil sampling auger, lalu menancapkan soil sampling
auger kedalam tanah hongga kedalaman 5 cm, kemudian melepaskan soil
11
sampling ring yang berisi tanah,melakukan pengukuran titik koordinat lahan
pengambilan sampel tanah mengunakan GPS (Sulistyaningrum dkk ., 2014).
Tanah utuh merupakan contoh tanah yang diambil dari lapisan tanah
tertentu dalam keadaan tidak terganggu,sehingga kondisinya hampir menyamai
kondisi dilapangan ( Kurnia dkk, 2006). Pengambilan sampel tanah utuh tersebut
digunakan untuk penetapan atau mengukur sifat fisik tanah seperti tekstur, berat
volume tanah, porositas dan air tersedia (Thurrohmah, 2014). Pengambilan
contoh tanah utuh dapat padat menggunakan ring dengan diameter 7 cm dan
tinggi 5,2 cm, dan mengambil tanah dengan kedalaman tanah berkisar antara 5 –
10 cm (Suwardji, 2012). Hal tersebut juga dilakukan pada kegiatan praktikum,
dengan menggunakan ring sampel yang ditutup oleh balok kayu dan lalu di palu
sampai tanah memenuhi ring sampel. Pada saat melakukan ini harus dengan hati –
hati dan sebisanya pada ring sampel tidak terdapat benda benda lain seperti batu,
akar dan hewan, karena itu dapat merusak tanah pada ring sampel dan membuat
berat volume tanah akan tidak sesuai dengan semestinya.
Tanah terusik merupakan tanah yang diambil dengan cara mencuil dari
lapisan tanah dan digunakan untuk mengetahui struktur, tekstur dan
mikroorganisme tanah. Tanah ini sebagai penetapan sifat fisika tanah dan sifat
kimia. Sifat fisika ini seperti kadar air, tekstur, erapatan partikel, konsistensi dan
kapilaritas sedangkan sifat kimia seperti Ph, bahan organik, dan kadar unsur hara.
12
perbedaan horison ini ada yang sejajar ataupun yang tidak beraturan, pada
pengamatan yang dilakukan saat praktikum batas horizon ini tidak beraturan
(Sutanto, 2005). Pada praktikum yang telah dilakukan ditemukan horizon pada
profil tanah di lahan praktikum di bagi menjadi 4 horizon. Pada horizon tanah
nomer 1 dan nomer 2 memiliki perbedaan warna yang cukup mencolok, namun
pada horizon nomer 3 dan 4 warnah horizon hampir sama dan dibedakan dengan
cara mendengar suara tanah saat diketuk. Setiap horizon tanah juga memiliki
struktur perbedaan struktur ini disebabkan karena perbedaan agregat gumpal
tanah dan kondisi tanah menentkan tingkat kegemburan atau keremahan tanah (
Utoyo, 2007), pada hasil pengamatan pada horizon 1 tekstur terbilang halus dan
gembur, namun pada horizon pada nomer 2, 3, dan 4 lebih kasar dan lebih keras.
Struktur tanah juga memiki beberapa tipe seperti angular blocky tanah ini
berbentuk tanah dengan gumpalan bersudut ( Arifin dkk, 2016), struktur tanah
seperti ini juga yang ditemukan di tempat praktikum tepatnya pada horison nomer
3 dan 4.
Tektur tanah merupakan cara yang digunakan untuk menetukan tekstur
yaitu dengan cara feeling metod yaitu merasakan dengan tangan dengan
membasahi sedikit media tanah dengan air dan dibentuk pita dengan memelintir
tanah dengan ibu jari dan telunjuk. tektur tanah dibedakan menjadi tektur tanah
debu (silty), tekstur tanah liat(clay), tekstur tanah pasir (sand) (Sulistyaningrum
dkk ., 2014). Lapisan tanah 1 bertekstur clay loam , lapisan tanah 2 bertekstur
silty clay loam, lapisan tanah 3 bertekstur sandy loam dan lapisan tanah 4
bertekstur sandy loam,Tekstur lapisan tersebut berbeda dikarenakan jumlah dan
luas partikel permukaan tanah.
Tanah pada lapisan 1 berwarna very dark brown yang kaya akan bahan
organik dan aktivitas biologis, tumbuhan ataupun hewan yang mempunyai
kedalaman lapisan 30 cm. Lapisan 2 pada profil dalam mempunyai kedalaman
lapisan 20 cm dan berwarna very dark brown. Lapisan 3 pada profil dalam
berwarna very dark brown sedangkan lapisan 4 berwarna dark brown, kedua
lapisan tersebut memiliki kedalaman lapisan 15 cm, Memiliki tekstur lempung liat
berpasir mempunyai struktur yang medium dan konsistensinya lembab atau tidak
13
kering karena berada pada lapisan bawah sehingga tidak mudah untuk mengalami
penguapan air.
Keasaman adalah salah satu indikator kesuburan dalam tanah. Tinggi dan
rendahnya keasaman tanah sangat bergantung pada keadaan ion hidrogen dan
hidroksi. Tanah yang besrsifat asam akan lebih memiki ion hidrogen yang lebih
banyak dan sebaliknya. Keasaman tanah jika nilainya 6,7 – 7 maka tanah tersebut
masih terbilang netral dan layak digunakan lahan pertanian (Utoyo, 2007). Pada
tanah yang ada di lahan pengamatan diketahui bahwa lapisan 1 memiliki pH
sebesar 6 dan lapisan 2, 3 dan 4 memiliki pH 7, ini mengindikasikan bahwa tanah
di tempat praktikum dilakukan masih bersifat asam dan memiliki tinggkat
kesuburan yang cukup baik, yang sangat baik jika digunakan sebagai lahan
pertanian.
Penentuan kandungan bahan organik dan kapur pada tanah dapat dilakukan
dengan menteskan H2O2 10 %, dan meneteskan HCL 1 pada sampel tanah, bila
tanah di tetesi H2O2 10 % dan mengeluarkan gelembung maka tanah tersebut
mengandung bahan organik, demikian juga jumlah gelembung yang dikeluarkan
sebagai indikasi tingkat banyaknya bahan organik, jika gelembung banyak maka
bahan organik pada tanah tersebut cukup tinggi. Begitu pula dengan tanah yang
diberikan HCL, jika tanah mengeluarkan gelembung maka tanah tersebut
memiliki bahan kapur dan semakin banyak gelembung yang keluar maka
kandungan kapur pada tanah tersebut makin tinggi. Pada tanah di tempat
praktikum tanah disana saat diberi H2O2 mengeluarkan gelembung dan paling
banyak pada horizon 1 ini menandakan pada horizon 1 tanah yang paling banyak
mengandung bahan organik dan saat di beri HCL tanah disana tidak
mengeluarkan gelembung yang menandakan tanah disana tidak mengandung
kapur.
14
BAB 4 PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Kondisi fisik lingkungan membuat profil tanah akan berbeda di setiap
horizonnya, baik secara tekstur, struktur dan warna.
2. Lokasi yang di gunakan di tegal boto dtemukan 4 lapisan tanah pada lahan
percobaan yang dianalisa dengan sifat fisik,kimia, bilogi tanah.
3. Pengambilan contoh tanah di gunakan untuk menentukan penetapan sifat
fisik,kimia dan biologi tanah.
4. Klasifikasi tanah di indonesia sangat beragam, karena di pengaruhi bahan
induk di sekitar tanah tersebut seperti dari debu vulkanik.
4.2. Saran
kegiatan praktikum berjalan dengan baik dengan penjelasan para asisten
yang detail, tetapi waktu yang dimulai terlalu siang akibatnya sulit menentukan
arah cahaya tepat untuk menggali profil tanah , karena semua arah terpancar
cahaya matahari. sebaiknya pihak lab lebih mengatur jatwal yang sesuai supaya
praktikan merasa nyaman dalam pengamatan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Kurnia, U., F. Agus ., A. Adimihardja., A. Dariah. 2006. Sifat Fisik Tanah dan
Metode Analisisnya. Departemen Pertanian.
16
DOKUMENTASI
17
Gambar 4. Penggalian tanah sekitar ring sampel untuk mengeluarkan ring dari
dalam tanah
18
Proses penyandraan profil tanah
19
Gambar 4. Penentuan konsistensi setiap lapisan
20
Gambar 7. Pemberian H2O untuk mendeteksi kandungan bahan organik pada
tanah
21
Literatur
22
Upaya Konservasi Lahan. Sumber Daya Alam dan Lingkungan,
1(2): 55-62.
23
Utoyo, Bambang. 207. Geografi Membuka Cakrawala Dunia. Bandung: PT Setia
Purna Inves.
24
Arifin, Mahfud, R. Hudaya, R. Devnita, A. Sandrawati, M. A. Solichin,,
R. Harryanto, dan G. Herdiansyah. 2016. Identifikasi Taksa Tanah di Situs
Megalitik Gunung Padang Kabupaten Cianjur. Soilrens, 14(2): 38-43.
25
Kurnia, U., F. Agus ., A. Adimihardja., A. Dariah. 2006. Sifat Fisik Tanah dan
Metode Analisisnya. Departemen Pertanian.
26
Fathurrohmah, R. A. 2006. Pengaruh Pohon Penaung Leda ( Eucalyptus deglupta
BI.) dan Suren ( Toona sureni merr.) Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Kopi ( Coffe arabica L.). Bogor : Institut Pertanian Bogor.
27