Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH

Disusun oleh :
CUT YENNI MASTURA
(1806101040036)
UNIT : 02

Dosen Pembimbing:
M. Okta Ridha, M, S.Pd., M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2020
PRAKTIKUM 6
Profil Tanah
A. Landasan Teori

Proses pembentukan tanah (genesa) dimulai dari pelapukan batuan induk menjadi bahan induk
tanah, diikuti pencampuran bahan organik dengan bahan mineral di permukaan tanah,
pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas tanah ke bagian
bawah, dan berbagai proses lain yang dapat menghasilkan horizon-horizon tanah. Horizon tanah
adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil proses pembentukan tanah. Proses
pembentukan horizon-horizon tanah tersebut akan menghasilkan tanah. Penampang tegak dari
tanah menunjukkan susunan horizon tanah yang disebut profil tanah. Dalam pembuatan profil
tanah di lapangan, terdapat tiga syarat yang harus diperhatikan yaitu: vertikal, baru, dan tidak
terkena sinar matahari secara langsung. Profil tanah yang sempurna berturut-turut dari atas ke
bawah memiliki horizon O, A, B, dan C.

Pembentukan Horizon Tanah


Pembentukan horizon tanah meliputi:
1. Horizon organik

Horizon organik adalah lapisan tanah yang sebagian besar terdiri dari bahan organik, baik
masih segar maupun sudah membusuk, terbentuk paling atas di atas horizon mineral.

2. Horizon mineral

Horizon mineral adalah lapisan tanah yang sebagian besar mengandung mineral, terbentuk
pada horizon A dan B, di atas sedikit horizon C. Horizon ini memiliki ciri sebagai berikut:

a. Akumulasi basa, lempung besi, aluminium, dan bahan organik.


b. Terdapat residu lempung karena larutnya karbonat dan garam-garam.
c. Hasil perubahan (alterasi) dari bahan asalnya.
d. Berwarna kelam.
e. Teksturnya berat dan strukturnya lebih rapat.

3. Regolith

Regolith adalah lapisan batuan yang cukup besar yang terbentuk oleh pelapukan batuan
induk, sementasi, gleisasi, sedimentasi, dan sebagainya.
4. Lapisan O1

Lapisan O1 adalah lapisan tanah yang mayoritas berwarna kehitaman sesuai dengan
vegetasi penutup (pengaruh dari humus). Sering pula dengan bahan asal, misalnya tulang
daun, batang, sisa rubuh hewan. Lapisan ini dinamakan juga lapisan mulsa.

5. Lapisan O2

Lapisan O2 adalah lapisan tanah sisa organikme yang terurai melalui pelapukan sehingga
tidak seutuhnya menampakkan lagi bahan asalnya. Lapisan ini disebut juga lapisan humus.

6. Lapisan A1

Lapisan A1 adalah lapisan tanah yang strukturnya lemah, warna bagian atas masih
tersamar-samar dipengaruhi kandungan lapisan organik dan kandungan mineral masih
campur dengan bahan organik.

7. Lapisan A2

Lapisan A2 adalah lapisan tanah yang sudah ditemukan mineral silika tanah (kuarsa SiO2).
Tanah agak gumpal, warna cerah (kepucatan) karena mineral terlarut ke bawah, tekstur
kasar, struktur lebih longgar. Lapisan ini disebut horizon eluviasi, artinya banyak
mengalami pencucian (pada musim hujan air yang meresap ke dalam tanah melarutkan
mineral).

8. Lapisan B1

Lapisan B1 adalah horizon peralihan dimana mineral-mineral bahan induk masih nampak
dan pencucian masih kecil.

9. Lapisan B2

Lapisan B2 adalah horizon yang paling maksimal, karena terjadi akumulasi Fe+Mg+Al.
Tekstur halus (berat), struktur gumpal (paling padat), dan warna coklat-merah.

10. Lapisan B3

Lapisan B3 adalah horizon peralihan dari B ke C atau R. Butirbutir mineral dari batuan
induk masih nampak (percampuran antara B dengan C).

11. Lapisan C
Lapisan C adalah horizon mineral bukan dalam bentuk batuan, tetapi tersusun bahan-bahan
tersendiri dan relatif tidak terpengaruh oleh proses perkembangan tanah.
12. Lapisan R

Lapisan R adalah lapisan yang belum terurai, masih dalam bentuk batuan induk (asli) yang
disebut juga parent rock atau bedrock.

13. Top soil


Top soil adalah lapisan tanah paling atas yang subur dan banyak mengandung bahan
organik.

14. Sub soil

Sub soil adalah lapisan tanah di bawah lapisan organik dan memiliki profil yang masih
jelas dan yang belum berkembang.

15. Solum tanah

Solum tanah adalah tubuh tanah yang mengalami perkembangan secara genetik. Tubuh
tanah meliputi lapisan organik sampai di atas lapisan C.
DATA LAPANGAN

A. Tempat dan Waktu


Praktikum Pengamatan Profil Tanah dilaksanakan di Taman Hutan Raya Nipa-Nipa, Kelurahan
Watu-Watu Kecematan Kendari Barat, Kendari Sulawesi Tenggara, pada hari sabtu, 23April
2016 pukul 07.30 WITA sampai selesai.
B. Alat dan Bahan
 Alat
1. Cangkul
Kegunaan : Untuk melakukan penggalian tanah
2. Sekop
Kegunaan : Untuk melakukan penggalian tanah
3. Linggis
Kegunaan : Untuk melakukan penggalian tanah
4. Parang
Kegunaan : Untuk mengikis atau meratakan tanah
5. Ring Sampel
Kegunaan : Untuk mengambil sampeldengan volume tertentu
6. Meteran Roll
Kegunaan : Untuk mengukur tebal, dalam, dan batas lapisan, ukuran kandungan bahan-bahan
kasar, struktur, karatan, dan perakaran
7. GPS/Kompas
Kegunaan : Untuk menentukan titikkoordinat, ketinggian, dan kelerengan
8. Buku Munsell
Kegunaan : Untuk menetapkan warna tanah dan segala gejala yang terdapat di dalam penampang
9.Kamera
Kegunaan : Untuk mendokumentasikan praktek dilapangan
10. Botol Aqua
Kegunaan : Untuk tempat mengisi air
11. Jarum Pentul
Kegunaan : Untuk menahan pita meter
12. Alat Tulis
Kegunaan : Untuk menulis

 Bahan

1. Air
Kegunaan : Untuk membasahi masatanah untuk menentukan tekstur dan konsistensi tanah dalam
keadaan lembab atau basah
2. Tali rapiah 6 warna
Kegunaan : Untuk pembatas antara horizon satu dan horisonlainnya
3. Plastik pembungkus gula
Kegunaan : Untuk wadah sampel tanah yang telah diambil
4. Kardus indomie
Kegunaan : Untuk tempat sampel tanah yang telah diletakkan dalam plastic pembungkus gula
5. Kertas Label
Kegunaan : Untuk pemberian tanda pada contoh tanah yang diletakkan di ring sampel dan
plastic pembungkus gula
6. Kantong plastik besar
Kegunaan : Untuk tempat sampel tanah yang telah diletakkan dalam plastic pembungkus gula

B. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum ini dapat dilihat pada diagram alir berikut :
PENGAMATAN PROFIL TANAH
- Ditentukan lokasi penggalian profil tanah
- Diukur lokasi yang akan dibuat lubang yaitu lebar 1 meter dan panjang 2 meter
- Dibersihkan dan diratakan penampang yang akan diamati
- Dibuat lubang penampang hingga nampak perbedaan warnanya
- Di identifikasi berapa horison yang terdapat didalamnya
- Di deskripsikan karakteristik tanah ( penampang dalam profil )
- Di deskripsikan karakteristik umum ( penampang luar profil )

PENGAMBILAN SAMPEL
Pengambilan tanah 1 :
- Diambil tanah dengan parang atau pacul
- Dimasukkan kedalam kantong plastik
- Diberikan label pada setiap sampel

Pengambilan tanah utuh :


- Diletakkan ring sampler tegak lurus diatas permukaan tanah
- Diletakkan ring sampler sampai 3/4 masuk kedalam tanah
- Digali dengan sekop atau linggis secara perlahan
- Dipotong dengan parang permukaan tanah pada ring sampel

C. Hasil pengamatan yang diperoleh dari praktikum ini yaitu:


Kartu Deskripsi Profil Tanah
Nomor Profil : 8
Tanggal : 23 April 2016
Lokasi : Alang - Alang
TitikKoordinat: 03˚57ʹ22,1ʺ - 122˚32ʹ32,1ʺ

A. Penampang Luar
B. Topografi Miring
Ketinggian 129 mdpl
Kelerengan 0-8 %
Penggunaan Lahan Alang-alang
Vegetasi Jeruk, akasia, paku-pakuan
AliranPermukaan Lambat
Drainase
Permeabilitas Cepat
Banjir Jarang
Genangan Tidak
Erosi Tidak Ada
Bahaya Erosi Tidak
KeadaanPermukaan Tanah berpasir

B.Penampang Dalam
Nomor Horison 1 2 3 4
Simbol Horison O A E B
Kedalaman Horison (cm) 0-20 20-38 38-58 58-92
Batas Horison (J) (J) (B) (B)
Warna Matriks
Karatan Tidak ada Tidak ada Ada Ada
Warna Karatan
Konsistensi KeadaanBasa Lengket Lengket Lengket Lengket
KeadaanKering Menggumpal Menggumpal menggumpal Menggumpal
Pori Tanah (S) (S) (S) (SS)
Perakaran (B) (S) (SS) (SS)
Solum Tanah (cm) 92
Kedalam Efektif (cm) 66
PEMBAHASAN

Tanah merupakan bagian dari alam yang sebagian besar menduduki daratan planet bumi, yang
begitu banyak manfaatnya sebaian kecil manfaat dari tanah yakni menumbuhkan tanaman dan
sebagai tempat mahluk hidup lainnya dalam melangsungkan kehidupannya.
Selain itu, tanah jga memiliki sifat yang mudah terpengaruh oleh iklim, dan juga jasad hidup
yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu. Secara ilmiah, tanah
merupakan hasil pelapukan bebatuan yang menduduki sebagian besar daratan permukaan bumi
dan memiliki kemampuan guna menumbuhkan tanaman serta menjadi tempat makhluk hidup
dalam melangsungkan kehidupannya.
Tanah yang kita jumpai di alam tidak selalu memiliki horizon yang sempurna karena semakin
lama proses pembentukan tanah, semakin lengkap horizon yang terbentuk. Namun, berbagai
kondisi lingkungan juga sangat menentukan pembentukan horizon ini. Erosi tanah, misalnya, akan
mengakibatkan hilangnya horizon A, sehingga yang tertinggal hanya horizon B dan C. Selain itu,
ulah/tindakan manusia dapat juga menyebabkan terjadinya penimbunan tanah dari tempat lain,
sehingga horizon A tidak lagi terdapat di permukaan tanah melainkan di bawah timbunan tanah
tersebut. Horizon O hanya dijumpai pada tanah yang belum pernah diolah. Pengolahan tanah
mengakibatkan hilangnya horizon ini. Selanjutnya, tanah yang masih muda biasanya belum
memiliki horizon A2 atau B3, atau bahkan belum memiliki horizon B sehingga hanya terdiri atas
A dan C.
Berdasarkan pada tabel data pengamatan, terlihat bahwa setiap lapisan tanah mempunyai
horison-horison yang berbeda. Lapisan pertama pada profil tanah mempunyai kedalaman lapisan
19 cm, tekstur lempung berpasir, struktur kubus membulat, konsistensi lembab. Lapisan I
merupakan lapisan paling atas dengan tekstur berupa tanah pasir dengan warna lapisan hitam
kecoklat-coklatan (10 YR3/4 Dark Yellow Browns), memiliki pori tanah yang masih sangat
banyak sama seperti kondisi perakarannya, dan memiliki kedalaman top soil 19,5 cm, sup soilnya
15,5 cm dan kedalaman efektifnya 15,5 cm. Pada lapisan kedua profil tanah mempunyai
kedalaman lapisan 57 cm, tekstur lempung liat berpasir, struktur kubus bersudut, konsistensi
lembab, Tekstur tanah pada lapisan II agak kasar, ini berarti dapat disimpulkan bahwa jenis
teksturnya adalah pasir. Ini menunjukkan tanah berpasir miskin akan mengikat air dengan jumlah
yang relatif banyak karena tanah berpasir memiliki pori-pori tanah yang cukup besar, sahingga
kapasitas memegang air itu tidak akan bisa tergenang, disebabkan struktur dari tanah berpasir
sangat susah terbentuk. Warna lapisannya coklat kekuning-kuningan (5 YR 5/8 Strong Brown)
memiliki pori tanah yang sangat sedikit sama dengan kondisi perakarannya, dan memiliki
kedalaman top soil 62 cm, sup soilnya 55,5 cm dan kedalaman efektifnya 55,5 cm.
Berdasarkan hasil pengamatan yang menunjukkan batasan lapisan tanah mengalami
perbedaan. Hal ini menunjukkan bahwa tiap profil mengalami perbedaan, tergantung pada faktor-
faktor yang mempengaruhinya, seperti waktu, lokasi dan faktor pembentuknya.

KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum pengamatan profil tanah dan pengambilan sampel tanah adalah
sebagai berikut:

 Penampang vertikal dari tanah menunjukan horizon atau lapisan tanah yang disebut profil
tanah yang terdiri dari beberapa horizon yang diantaranya horizon O, dan A.

 Pada lapisan pertama tekstur dari tanahnya adalah lempung liat berpasir yang dimana jenis
tanah liat itu sangat lambat menyerap air. Tapi, daya tampung airnya lebih banyak di
bandingkan dengan jenis tanah pada lapisan kedua yaitu berpasir, dimana tanah berpasir
lebih cepat menyerap air, tapi daya tampung airnya sangat sedikit.

 Karakteristik tanah terdiri dari atas karakter eksternal dan karakter internal. Karakteristik
tanah tersebut seperti tekstur tanah dan yang lainnya dan tingkat perkembangan tanah dapat
dinyatakan berdasarkan susunan atau horizon tanah.

 Pada setiap lapisan memiliki horizon-horizon yang berbeda-beda yang di akibatkan adanya
campuran bahan-bahan organik.
DAFTAR PUSTAKA

Deni , Kartono. 2015.LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH “Pengamatan


Profil Tanah dan Pengambilan Sampel Tanah”. JURUSAN KEHUTANAN FAKULTAS
KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS HALU OLEO
Ilham, Mughnifar. 2020. Pengertian Profil Tanah Dan Susunan Lapisan Profil Tanah [Lengkap].
https://materibelajar.co.id/pengertian-profil-tanah/. Diakses pada 17-Mei-2020.

Sugiharyanto, dkk. 2009. DIKTAT MATA KULIAH GEOGRAFI TANAH (PGF – 207. JURUSAN
PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI
YOGYAKARTA.

Anda mungkin juga menyukai