LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU TANAH
DISUSUN OLEH :
Nama : Adya Restina Prameswari
NIM : H0816005
Kelompok : 49
1
2
A. Jumantono
1. Hasil Pengamatan
Sumber: Boardlist
2
3
Sumber: Boardlist
4
Sumber : Boardlist
2. Pembahasan
a. Penyandraan Bentang Lahan
Tanah dapat dipandang sebagai sebidang bentang lahan dengan
permukaan dan bentuk lahannya sendiri, serta mempunyai profil tanah
dan karakteristik internal yang khas, seperti komposisi mineral dan
sifat kimiawi, dan sifat-sifat geofisika. Tanah juga dapat dipandang
sebagai tubuh alam yang gembur yang menyelimuti sebagian besar
permukaan bumi dan mempunyai peran sangat penting untuk
kehidupan sebagai media tumbuh tanaman yang menjadi sumber
makanan manusia. Sebagian besar aktivitas kehidupan manusia telah,
sedang, dan akan terus berlangsung di atas tanah bukan di atas
batuan,medan es, udara, ataupun air (Juhadi 2007).
Pengamatan bentang lahan dengan cara pengidentifikasian lahan
dilaksanakan di Jumantono, Karanganyar pada hari Sabtu, 1 Oktober
2016 pada pukul 07.00 s.d. 08.00 WIB. Tanah di lokasi Jumantono
adalah jenis Alfisol. Alfisol merupakan ordo tanah yangtelah
mengalami proses perkembangan tanahagak lanjut, sedangkan tanah
6
lapisan 2 adalah jelas, batas lapisan 2 dan lapisan 3 yaitu baur. Lapisan
3 dengan lapisan 4 yaitu berangsur. Bentuk/topografi batas lapisan 1
yaitu rata. Lapisan 2 dan lapisan 3 yaitu berombak.
Profil perakaran ini dijumpai di semua lapisan. Lapisan 1
jumlahnya banyak. Lapisan 2 jumlahnya biasa, pada lapisan 3 dan 4
memiliki jumlah akar yang sedikit. Sedangkan lapisan 1 ukurannya
halus. Ukuran akar pada lapisan 2, 3, dan 4 sangat halus. Kondisi
perakaran semakin ke bawah lapisan semakin sedikit dan ukuranya
sangat halus.
c. Sifat Fisika Tanah
Sifat fisika tanah yang diamati adalah tekstur tanah, struktur tanah,
konsistensi,warna, dan penetrasi. Tekstur tanah merupakan
perbandingan relatif fraksi-fraksi penyusun tanah, yaitu partikel pasir,
debu, danlempung. Tekstur tanah mempunyai sifat yang hampir tidak
dapat berubah, berlainan dengan struktur tanah. Tekstur tanah
didefinisikan sebagai perbandingan relatif (dalam persen) fraksi-fraksi
pasir, debu dan liat (Resman 2011).
Sifat fisika tanah diketahui sangat mempengaruhi pertumbuhan dan
hasil tanaman. Kondisi fisika tanah menentukan penetrasi akar di
dalam tanah, retensi air, drainase aerasi, dan nutrisi tanaman. Fisika
tanah juga mempengaruhi sifat kimia dan biologi tanah
(Manfarizah et.al 2011).
Tekstur tanah penting untuk diketahui karena komposisi ketiga
fraksi butir-butir tanah tersebut akan menentukan sifat fisika, sifat
kimia dan kimia tanah. Lapisan 1 memiliki tekstur tanah geluh
lempungan, lapisan 2 memiliki tekstur tanah geluh. Lapisan 3 dan 4
tekstur tanahnya lempung. Dari hasil pengamatan dapat dilihat sruktur
dari masing-masing lapisan. Lapisan 1, 2, 3, dan 4 memiliki struktur
tanah gumpal menyudut. Ukuran tanah pada lapisan 1 adalah sedang,
pada lapisan 2 kasar, pada lapisan 3 sedang, dan pada lapisan 4 halus.
Derajat struktur tanah pada lapisan 1 dan 2 kuat, pada lapisan 3
sedang, dan pada lapisan 4 lemah.
9
B. Jatikuwung
1. Hasil pengamatan
Sumber: Boardlist
13
Sumber: Boardlist
2. Struktur
a. Tipe PL (Platy)
ABK (Angular
b. Ukuran blocky) M (Medium)
c. Derajat M (Medium)
3. Konsentrasi
4. Warna 10 YR 3/3
2,5 YR 2,5/2 Yellowish Red
5. Penetrasi Yellowish Red
a. Vertikal 0,5
b. Horizontal 0,5 2,5
0,5
Sumber : Boardlist
d. Pengamatan Sifat Kimia Tanah
a. Jenis
b. Ukuran
2. c. Macam
Sumber : Boadlist
2. Pembahasan
a. Penyandraan Bentang Lahan
Sumber daya lahan merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan keberhasilan suatu sistem usaha pertanian karena hampir
semua usaha pertanianberbasis pada sumber daya lahan. Bentang
lahan adalah suatu wilayah daratan dengan ciri mencakup semua
watak yang melekat pada atmosfer, tanah, geologi, timbulan,
hidrologidan populasi tumbuhan dan hewan, baik yang bersifat
mantap maupun yang bersifat mendaur, serta kegiatan manusia di
atasnya. Jadi, lahan mempunyai ciri alami dan budaya (Nasih 2009).
Banyak definisi yang diberikan terhadap istilah bentang lahan
tergantung sudut pandang dan pendekatan yang dilakukan. Bentang
lahan merupakan dasar dari lingkungan manusia. Manusia sendiri
dalam hidupnya tidak dapat terlepas dari hewan dan tumbuhan.
Bentang lahan dapat didefinisikan sebagai karakteristik alami suatu
area dari dan atau dekat permukaan bumi yang terbentuk oleh adanya
interaksi antara faktor abiotik (batuan, air, udara, tanah) dan faktor
biotik (tumbuhan, hewan dan manusia) yang saling mempengaruhi
dan dipengaruhi. Kajian bentang lahan fokus pada kajian hubungan
antara ruang dan waktu antara fenomena alam dan proses di dalam
bentang lahan atau geosfer termasuk komunitas tumbuhan, hewan dan
manusia (Soeprobowati 2011).
Praktikum hari kedua berlangsung pada Sabtu, tanggal 24
September 2016 pada pukul 07.00-08.00 di Jatikuwung. Lokasi ini
terletak pada ketinggian 176 m dpl dengan latitude 7o 31 04,9 LS
dan longitude 110o 50 43,0 BT. Cuaca pada saat praktikum dalam
keadaan berawan sebagian (PC). Lokasi praktikum merupakan lereng
yang sangat miring yaitu sekitar 10% dan menghadap ke barat
tepatnya barat daya.
16
meresapnya air dari tanah. Pengamatan ini digunakan reagen HCl 1,2
N, KCNS 10%, dan K4Fe(CN)6 0,5 %. Raksinya akan membentuk
warna merah dan biru. Bila warna merah dominan dibanding warna
biru maka aerasi dan drainasenya baik dan sebaliknya. Hasil
pengamatan didapat aerasi dan drainase pada tanah lapisan 1 dan
lapisan 2 ternyata baik.
Bahan organik merupakan salah satu komponen pokok dalam tanah
karena bahan organik merupakan sumber sekaligus penyangga dari
kesuburan tanah. Kadar bahan organik dalam analisis kualitatif
ditunjukkan dengan adanya reaksi (proses pembuihan) pada tanah pada
saat diberikan larutan H2O2 10% atau lebih. Pemberian larutan ke
contoh tanah, apabila semakin besar/hebat reaksi yang terjadi maka
kadar bahan organik dalam tanah semakin tinggi. Demikian pula
sebaliknya, apabila tidak terjadi reaksi apa-apa maka kadar bahan
organik dalam tanah bisa dikatakan tidak ada.Kandungan bahan
organik di lapisan 1 terdapat sangat banyak buih yang terlihat dan
pada lapisan 2 mengalami penurunan buih yang terlihat.
Pengaruh kapur terhadap tanah dapat meliputi proses pembentukan
agregat tanah, pengikatan hara oleh tanah, dan parameter tanah lain
yang berhubungan dengan kegiatan biologi dalam tanah. Analisis
kadar kapur tanah secara kaulitatif atau yang biasa dilakukan di
lapangan, yaitu meneteskan contoh tanah dengan larutan HCl 10 %.
Apabila tanah mengandung kapur maka akan terjadi reaksi atau
pembuihan. Semakin banyak kandungan kapur dalam tanah maka
reaksi yang terjadi semakin besar atau hebat. Kadar kapur (CaCO3)
pada semua horizon tidak terdapat kandungan kapur karena tidak
terjadi reaksi setelah penetesan HCl 10%.
Horizon Senyawa kimia yang terkandung dalam tanah sangat
berpengaruh dan penting. Khususnya pada tingkat kesuburan tanah.
Penentuan pH pada praktikum ini dengan menggunakan pH stick (pH
aktual dan pH potensial). pH aktual dianalisis dengan mencampur
tanah dengan air (H2O) dengan perbandingan 1: 2,5. Hasildari
21
C. Colomadu
1. Hasil Pengamatan
Sumber: Boardlist
b. Penyidikan Profil Tanah
Sumber: Boardlist
c. Pengamatan Sifat Fisika Tanah
Tabel 1.3 Pengamatan Sifat Fisika Tanah
Sumber : Boardlist
24
Sumber : Boardlist
2. Pembahasan
a. Penyandraan Bentang Lahan
Banyak definisi yang diberikan terhadap istilah bentang lahan,
tergantung sudut pandang dan pendekatan yang dilakukan. Bentang
lahan merupakan dasar dari lingkungan manusia. Manusia sendiri
dalam hidupnya tidak dapat terlepas dari hewan dan tumbuhan.
Bentang lahan dapat didefinisikan sebagai karakteristik alami suatu
area dari dan atau dekat permukaan bumi yang terbentuk oleh adanya
interaksi antara faktor abiotik (batuan, air, udara, tanah) dan faktor
biotik (tumbuhan, hewan dan manusia) yang saling mempengaruhi dan
dipengaruhi. Kajian bentang lahan fokus pada kajian hubungan antara
ruang dan waktu antara fenomena alam dan proses di dalam bentang
25
D. Analisis Laboratorium
1. Hasil Pengamatan
a. Jumantono
1) Analisis Lengas Tanah
32
2) Analisis pH Tanah
Ctka Ulangan A B P Q BV
(mm) (gram) (gram) (cc) (cc)
Bongkah 1 1,772 2,114 30 31,5 1,371
Sumber: analisis lab
Tabel 4.7 Bobot Jenis Tanah Jumantono
BV BJ N
1,371 2,287 38,4
Sumber: analisis lab
34
b. Jatikuwung
1) Analisis Lengas Tanah
2) Analisis pH Tanah
CTKA
NO Parameter
0,5 2
1 pH H2O 6,433 -
2 pH KCl 6,830 -
Sumber : analisis lab
3) Analisis Struktur Tanah
Tabel 4.6 Bobot Volume Tanah Jatikuwung
Ctka Ulangan A B P Q BV
(gram) (cc)
(mm) (gram) (cc)
Bongkah 1 0,905 1,085 30 31 1,140
Sumber: analisis lab
Tabel 4.7 Bobot Jenis Tanah Jatikuwung
BV BJ N
1,140 2,408 53%
Sumber: analisis lab
36
c. Colomadu
1) Analisis Lengas Tanah
2) Analisis pH Tanah
CTKA
NO Parameter
0,5 2
1 pH H2O 7,47 -
2 pH KCl 7,26 -
Sumber : analisis lab
3) Analisis Struktur Tanah
Tabel 4.6 Bobot Volume Tanah Colomadu
Ctka Ulangan A B P Q BV
(gram) (gram) (cc)
(mm) (cc)
Bongkah 1 4,170 4,971 30 33 1,765
ml ml
Sumber: analisis lab
Tabel 4.7 Bobot Jenis Tanah Colomadu
BV BJ N
1,765 2,273 22,5
Sumber: analisis lab
2. Pembahasan
a. Analisis Lengas Tanah
Kadar lengas tanah adalah kandungan uap air dalam pori-pori
tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar legas tanah adalah
38
(BV), berat jenis (BJ) dan porositas tanah yaitu agar dapat
membedakan antara struktur yang ada. Kaitannya dengan daya serap
air, struktur tanah mempengaruhi karena berdasarkan dari pori-pori
tanah yang besar bermanfaat untuk aerasi dan lufiltrasi. Sedangkan
pori-pori yang kecil untuk menyimpan lengas (Ananto 2010).
Bobot volume merupakan perbandingan antara bobot dengan
volume tanah. Bobot volume didapat dari tanah berukuran bongkah
dengan satu kali ulangan. Berat bongkah tanah dengan benang adalah
1,772 gram. Berat tanah yang sudah dicelupkan ke dalam lilin adalah
2,114 gram. Volume tabung ukur yang diisi dengan aquades adalah 30
ml, sedangkan setelah ditambah tanah volumenya menjadi 31,5 ml.
Setelah dihitung dengan rumus, bobot volume yang diperoleh pada
tanah alfisol di Jumantono adalah 1,371.
Bobot jenis merupakan perbandingan antara bobot partikel
tanah dengan volume partikel tanah (tanpa pori-pori). Bobot jenis
didapat dari tanah berukuran 2 mm dengan satu kali ulangan. Berat
piknometer kosong adalah 21,755 gram, sedangkan setelah diisi
aquades beratnya menjadi 47,111 gram. Berdasarkan data diperoleh
bobot jenis pertama adalah 0,9957, sedangkan bobot jenis kedua
adalah 0,9958. Sehingga, diperoleh nilai bobot jenis akhir pada tanah
alfisol di Jumantono adalah 2,287.
Porositas adalah proporsi ruang pori tanah yang terdapat dalam
suatu volume tanah. Ruang pori tanah tersebutdapat ditempati oleh
air dan udara, sehingga indikator drainase dan aerasi tanah. Porositas
pada tanah alfisol di Jumantono diperoleh hasil sebesar 38,4%.
Bobot volume di Jatikuwung didapat dari tanah berukuran
bongkah dengan satu kali ulangan. Berat bongkah tanah dengan
benang adalah 0,905 gram. Berat tanah yang sudah dicelupkan ke
dalam lilin adalah 1,085 gram. Volume tabung ukur yang diisi dengan
aquades adalah 30 ml, sedangkan setelah ditambah tanah volumenya
43
E. Komprehensif
44
F. Kesimpulan
1. Jumantono
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
46
3. Colomadu
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
a. Tanah di Colomadu terbentuk dari hasil aktivitas/ endapan materi
gunung berapi yang mempunyai ketinggian 150 mdpl dengan
kemiringan 6 %.
b. Erosi yang terjadi merupakan erosi permukaan dengan tingkat erosi
permukaan yang rendah.
c. Tanah di lahan Colomadu sangat jarang ada genangan.
d. Profil tanah yang diamati mempunyai 4 lapisan tanah dengan ketegasan
batas antar lapisan tanah yang semakin berangsur.
e. Perakaran yang terlihat dari atas ke bawah adalah sedang dengan
jumlah yang banyak.
f. Tekstur tanahnya geluh lempungan, lempung pasiran, dan
lempungdengan tipe struktur tanah adalahkersai dan gumpal.
g. Konsistensi tanah di Colomadu adalah basah dengan kategori agak
lekat.
48
Daftar Pustaka
Lampiran
51