Morfologi dalam menjelaskan ciri fisik, terutama ciri struktural dari dibuatnya
profil tanah yang ditunjukkan oleh tebal dan susunan horison dari profil, masing-
masing horison dicirikan dengan perbedaan, kedalaman lapisan (solum tanah),
batas lapisan dan topografi batas, sifat fisik, sifat kimia, drainase, reaksi dan
perakaran. Dari hasil pengamatan terdapat dua lapisan yaitu horizon Ap dan
horizon R.
Horizon Ap
Pada lokasi pengamatan sampel 1, horizon yang paling atas adalah
horizon Ap. Horizon A adalah horizon yang terbentuk pada
permukaan tanah atau di bawah horizon O yang berupa tanah mineral
tetapi masih banyak dipengaruhi oleh bahan bakar bahan organik
walaupun kadar bahan organiknya rendah. Horizon A dicirikan
dengan hilangnya seluruh atau sebagian struktur asli batuan.
Sedangkan penambahan simbol p setelah simbol A merupakan
karekteristik yang menunjukan bahwa horizon tersebut telah
mengalami pengolahan.
1) Kedalaman Lapisan
Dari stopsite I terdapat 2 lapisan tanah yang ada, yakni lapisan I dengan
kedalaman 0-14 cm sedangkan pada lapisan II mempunyai kedalaman lebih
dari 14 cm.
2) Batas Lapisan dan Topografi Batas
Batas kejelasan pada lapisan I adalah aburpt(sangat jelas) dengan topografi
batasnya weavy(berombak).
3) Sifat Fisik
a) Warna
Warna tanah pada lapisan I adalah 10 YR 4/6 yaitu Yellowish Brown. dan
pada lapisan II adalah 7,5 YR 4/6 yaitu Brown, dengan mengacu pada
buku Munsell Soil Colour Chart.
b) Tekstur
Pada lapisan I mengandung fraksi sand (pasir) yang begitu dominan
namun pada lapisan I ini juga mengandung sedikit fraksi sill ( debu )
sehingga dapat disimpulkan pada lapisan I mempunyai tekstur Pasir
berdebu.
c) Struktur Tanah
Struktur tanah pada lapisan I adalah 3 (kuat) dan memiliki tipe struktur
pada lapisan I ini termasuk ke dalam tipe ab (angular blocky) atau gumpal
bersudut.
d) Konsistensi
Untuk Konsistensi dari praktikum di stopsite I dibedakan menjadi:
(1) Keadaan basah, lapisan I termasuk ke dalam konsistensi sticky (lekat),
dengan ciri terdapat adhesi tanah pada jari dan ketika dipijit akan
memapar.
(2) Keadaan lembab, lapisan I termasuk ke dalam konsistensi very friable
(sangat gembur), dengan ciri tanah jika tanah tersebut dipijit maka
akan mudah hancur.
(3) Keadaan kering, lapisan I termasuk ke dalam konsistensi hard(keras),
dengan ciri tanah tahan terhadap tekanan dan massa tanah dapat
dipatahkan.
4) Sifat Kimia
a) pH lapang
Pengukuran kandungan pH dilakukan dengan menggunakan dua larutan,
yaitu larutan H2O sebagai tolak ukur kandungan pH actual dan larutan
KCL sebagai tolak ukur kandungan pH potensial. Lapisan I mempunyai
pH actual 5,5 yang berarti sangat asam dan pH potensial 6 yang berarti
agak asam.
b) Kandungan Bahan Organik
Kandungan bahan organik dalam tanah digunakan larutan H2O2. Pada
lapisan I kandungan bahan organik sedikit, karena saat larutan di teteskan
pada tanah kurang dari 50% tanah berbuih sehingga mengandung sedikit
bahan organik.
c) Kandungan Kapur
Kandungan kapur pada tanah menggunakan larutan HCL. Pada lapisan I
kandungan kapur tidak ada, karena saat larutan diteteskan tidak terdapat
buih sehingga dapat disimpulkan bahwa kandungan kapur tidak ada.
d) Drainase Dalam
Drainase pada lokasi praktikum pertama tidak diketahui permeabilitas
dikarenakan belum melakukan percobaan.
e) Perakaran
Perakaran pada tanah stopsite 1yatu halus sekitar 0,5 mm.
Horizon R
Pada lokasi pengamatan titik sampel 1 hanya memiliki sedikit lapisan dan
setelah lapisan O adalah lapisan dari horizon R. Horizon ini merupakan
batuan induk yang keras sehingga horison R tidak akan dibahas lebih lanjut.
2. Titik Pengamatan Profil Tanah II (Stopsite II)
a. Informasi Sekitar Lokasi Praktikum
1) Nomor Lapangan
Pengambilan sampel pada stopsite II dengan nomor lapang 1.2/SZA.
2) Waktu Pengamatan
Penelitian dilakukan pada hari Sabtu tanggal 2 November 2019 pukul 11.30
WIB.
3) Lokasi Pengamatan
Lokasi terletak pada koordinat S 07046’41,25” dan E 110039’31,94”. Secara
administrasi terletak di Bukit Pendul, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten.
4) Ketinggian Tempat
Lokasi praktikum terletak di ketinggian 160 mdpl.
5) Jenis Tanah
Dilihat dari pengamatan stopsite II diketahui perbedaan tanah atas dasar
toposekuen (toposequen) adalah jenis tanah Litosol yakni jenis tanah yang
terbentuk dari hasil pelapukan batuan beku (diorite).
6) Penggunaan Lahan
Tipe penggunaan lahan di titik kedua adalah tegalan. Tegalan merupakan lahan
kering yang ditanami dengan tanaman musiman atau tahunan. Dalam lokasi
stopsite kedua banyak dijumpai tanaman utama yaitu lamtoro dengan tanaman
lain yaitu srikaya dan jati.
b. Morfologi Dalam
Gambar. Profil Tanah Stopsite II
Lokasi : Bukit Pendul, Bayat, Klaten
Sumber : Survei Lapangan Tahun 2019
Dari hasil pengamatan terdapat dua lapisan yaitu horizon Ap dan horizon R.
Horizon Ap
Pada lokasi pengamatan sampel 2, horizon yang paling atas adalah horizon
Ap. Horizon A adalah horizon yang terbentuk pada permukaan tanah atau
di bawah horizon O yang berupa tanah mineral tetapi masih banyak
dipengaruhi oleh bahan bakar bahan organik walaupun kadar bahan
organiknya rendah. Horizon A dicirikan dengan hilangnya seluruh atau
sebagian struktur asli batuan. Sedangkan penambahan simbol p setelah
simbol A merupakan karekteristik yang menunjukan bahwa horizon
tersebut telah mengalami pengolahan.
1) Kedalaman Lapisan
Pada stopsite II, terdapat dua lapisan tanah yaitu lapisan I dan II dengan
memiliki kedalaman lapisan 0-14 cm untuk lapisan I dan lebih dari 14 cm untuk
lapisan II.
2) Batas Lapisan dan Topografi Lapisan
Batas kejelasan lapisan I adalah sangat jelas (aburpt) dengan tebal batas kurang
dari 2 cm dan topografi batas tidak teratur (irrigular).
3) Sifat Fisik
a) Warna Tanah
Warna tanah lapisan I adalah 7,5 YR 4/4 (Brown) yang berdasar pada buku
Munsell Soil Color Chart yang berarti warna tanah mengandung warna
spektrum dominan sesuai dengan hue sebesar 7,5 YR. Memiliki value
sebesar 4 dan chroma sebesar 4, sehingga lapisan I memiliki warna tanah
Coklat (Brown).
b) Tekstur Tanah
Dalam penentuan tekstur tanah dilakukan uji kualitatif dengan membuat
pasta dan digosok-gosokkan antara ibu jari dan jari telunjuk. Pada lapisan I
memiliki tekstur pasir berdebu.
c) Struktur Tanah
Pada lapisan I memiliki tipe struktur tanah kuat dengan bentuk agregat
sangat jelas dan satu sama lain mudah dipisahkan, bentuk ukuran gumpal
bersudut(ab).
d) Konsistensi
Dalam lapisan dibedakan dalam tiga keadaan yaitu:
(1) keadaan ketika basah, pada lapisan I dalam keadaan basah memiliki
konsistensi lekat (sticky), banyak adhesi tanah pada jari tidak mudah
lepas lagi.
(2) keadaan lembab memiliki konsistensi sangat gembur (very friable) jika
dipijit sedikit saja langsung hancur,
(3) keadaan kering memiliki konsistensi lunak (soft) sehingga dengan
sedikit tekanan, masa tanah mudah bercerai.
4) Sifat Kimia
a) pH Lapang
Dalam menguji pH lapang diperlukan larutan H2O dan KCl. Larutan H2O
digunakan untuk mengukur pH aktual sedangkan larutan KCl digunakan
untuk menghitung pH potensial. Pengukuran ini dilakukan dengan cara
memasukkan larutan-larutan tersebut ke dalam tabung rekasi yang masing-
masing telah terisi oleh sampel tanah. Kemudian dikocok dan didiamkan
sampai mengendap. Setelah itu dilakukan pengukuran dengan cara
memasukkan pH stick ke dalam air hasil pencampuran tersebut. Dalam
penelitian di stopsite II diperoleh bahwa di lapisan I memiliki pH aktual 6
dan pH potensial 6.
b) Kandungan Bahan Organik
Gambar. Pengukuran Kandungan Bahan Organik dengan Larutan H2O2
Lokasi : Bukit Pendul, Bayat, Klaten
Sumber : Survei Lapangan Tahun 2019
b. Morfologi Dalam
Gambar 1. Profil Tanah Stopsite III
Lokasi : Bukit Pendul, Bayat, Klaten
Sumber : Survei Lapangan Tahun 2019
Dari hasil pengamatan terdapat tiga lapisan yaitu horizon A, horizon C dan
horizon R.
Horizon A
Pada lokasi pengamatan sampel 3, horizon yang paling atas adalah horizon A.
Horison A adalah horison yang terbentuk pada permukaan tanah atau bawah
horison O yang berupa tanah mineal tetapi masih banyak dipengaruhi oleh
bahan organik walaupun kadar bahan organiknya rendah. Horison A dicirikan
dengan hilangnya seluruh atau sebagian struktur asli batuan.
1) Dalam Lapisan
Lapisan I memiliki kedalaman 0-37 cm,
2) Batas Lapisan dan Topografi Lapisan
Batas kejelasan lapisan I adalah sangat tegas (aburpt) yaitu tebal batas kurang dari
2 cm. Topografi lapisan I adalah berombak (weavy).
3) Sifat Fisik Tanah
a) Warna Tanah
Warna tanah dalam praktikum ini didasarkan pada buku Munsell. Sehingga
diperoleh data warna tanah disetiap lapisan tanah. Warna tanah di lapisan I
adalah 7,5 YR 3/2 (brownies black).
4) Tekstur tanah
Tektur tanah terdiri dari pasir, lempung, geluh, debu,dan kerikil. Penentuan
tekstur tanah dilakukan dengan tes kualitatif. Tekstur tanah pada lapisan I
adalah lempung berdebu.
5) Struktur Tanah
Struktur tanah lapisan I adalah kuat sangat jelas degan tipe gumpal
bersudut(angularblocky) satu sama lain mudah dipisahkan.
Konsistensi tanah diukur dalam :
(1) keadaan tanah basah, Konsistensi tanah lapisan I dalam keadaan basah
adalah sangat lekat (very sticky).
(2) Konsistensi tanah lapisan I dalam keadaan lembab adalah sangat gembur
(veryfriable).
(3) Konsistensi tanah lapisan 1 dalam keadaan kering adalah sangat keras
(very hard).
6) Sifat Kimia
a) pH Lapang
Dalam menguji pH lapang diperlukan larutan H2O dan KCl. Larutan H2O
digunakan untuk mengukur pH aktual sedangakn larutan KCl digunakan
untuk menghitung pH potensial. Pengukuran ini dilakukan dengan cara
memasukkan larutan-larutan tersebut ke dalam tabung rekasi yang masing-
masing telah terisi oleh sampel tanah. Kemudian dikocok dan didiamkan
sampai mengendap. Setelah itu dilakukan pengukuran dengan cara
memasukkan pH stick ke dalam air hasil pencampuran tersebut. Dalam
penelitian di stopsite III diperoleh bahwa di lapisan I memiliki pH aktual 7
dan pH potensial 6.
b) Kandungan Bahan Organik
Dalam pengukuran kandungan bahan organik diperlukan larutan H2O2.
Pengukuran ini dilakukan dengan cara meneteskan larutan H2O2ke sampel
tanah. Jika saat ditetesi tanah berbuih menunjukkan bahwa tanah tersebut
memiliki kandungan bahan organik. Hasil dari pengukuran tersebut didapatkan
bahwa di stopsite III pada lapisan I, menunjukkan reaksi berbuih namun
sedikit sekitar kurang dari 50%.
c) Kandungan Kapur
Dalam pengukuran kandungan kapur diperlukan larutan HCl. Pengukuran ini
dilakukan dengan cara meneteskan larutan HCl ke sampel tanah. Jika saat
ditetesi tanah berbuih menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki kandungan
kapur. Hasil dari pengukuran tersebut didapatkan bahwa di stopsite III pada
lapisan I, menunjukkan sedikit buih sehingga kandungan kapurnya hanya
sedikit.
d) Drainase Dalam
Dalam pengukuran dainase dalam diperlukan larutan αα dypiridie.
Pengukuran ini dilakukan dengan cara meneteskan larutan αα dypiridie ke
sampel tanah. Jika saat ditetesi tanah berubah warna menunjukkan bahwa
tanah tersebut memiliki drainase yang buruk. Hasil dari pengukuran tersebut
didapatkan bahawa di stopsite III pada lapisan I, menunjukkan reaksi tidak
berubah warna sehingga menunjukkan bahwa pada lapisan tersebut memiliki
drainase dalam yang baik. Sedangkan lapisan II drainase dalamnya buruk.
e) Perakaran
Perakaran pada tanah stopsite III yaitu sedang dengan ukuran 3 mm.
Horizon C
Pada lokasi pengamatan lapisan ke 2 terdapat horizon C. Horizon C adalah
horizon yang bahan penyusunnya masih serupa dengan batuan induk (R) atau
belum terjadi perubahan.
1) Dalam Lapisan
Lapisan II memiliki kedalaman 37-62 cm,
2) Batas Lapisan dan Topografi Lapisan
Batas kejelasan lapisan II adalah baur (diffuse) yaitu tebal batas lebih dari 12 cm.
Topografi lapisan II adalah tidak teratur (irrigular).
3) Sifat Fisik Tanah
a) Warna Tanah
Warna tanah dalam praktikum ini didasarkan pada buku Munsell. Sehingga
diperoleh data warna tanah disetiap lapisan tanah. Warna tanah di lapisan II
adalah 10 YR 4/6 (brown).
b) Tekstur tanah
Tektur tanah terdiri dari pasir, lempung, geluh, debu,dan kerikil. Penentuan
tekstur tanah dilakukan dengan tes kualitatif. Tekstur tanah pada lapisan II
adalah lempung berpasir.
c) Struktur Tanah
Struktur tanah lapisan II adalah kuat sangat jelas degan tipe gumpal bersudut
(angularblocky) satu sama lain mudah dipisahkan.
d) Konsistensi
Konsistensi tanah diukur dalam :
(1) keadaan tanah basah, Konsistensi tanah lapisan II dalam keadaan basah
adalah lekat (sticky).
(2) Konsistensi tanah lapisan II dalam keadaan lembab adalah sangat gembur
(veryfriable)
(3) Konsistensi tanah lapisan II dalam keadaan kering adalah keras(hard).
4) Sifat Kimia
pH Lapang
Dalam menguji pH lapang diperlukan larutan H2O dan KCl. Larutan H2O
digunakan untuk mengukur pH aktual sedangakn larutan KCl digunakan untuk
menghitung pH potensial. Pengukuran ini dilakukan dengan cara memasukkan
larutan-larutan tersebut ke dalam tabung rekasi yang masing-masing telah
terisi oleh sampel tanah. Kemudian dikocok dan didiamkan sampai
mengendap. Setelah itu dilakukan pengukuran dengan cara memasukkan pH
stick ke dalam air hasil pencampuran tersebut. Dalam penelitian di stopsite III
diperoleh bahwa di lapisan II memiliki pH aktual 6,5 dan pH potensial 6.
f) Kandungan Bahan Organik
Dalam pengukuran kandungan bahan organik diperlukan larutan H2O2.
Pengukuran ini dilakukan dengan cara meneteskan larutan H2O2ke sampel
tanah. Jika saat ditetesi tanah berbuih menunjukkan bahwa tanah tersebut
memiliki kandungan bahan organik. Hasil dari pengukuran tersebut didapatkan
bahwa di stopsite III pada lapisan II, menunjukkan reaksi tidak berbuih
sehingga tidak ada bahan organiknya
g) Kandungan Kapur
Dalam pengukuran kandungan kapur diperlukan larutan HCl. Pengukuran ini
dilakukan dengan cara meneteskan larutan HCl ke sampel tanah. Jika saat
ditetesi tanah berbuih menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki kandungan
kapur. Hasil dari pengukuran tersebut didapatkan bahwa di stopsite III pada
lapisan II, menunjukkan reaksi tidak berbuih sehingga menunjukkan bahwa
pada lapisan-lapisan tersebut tidak terdapat kandungan kapur.
h) Drainase Dalam
Dalam pengukuran dainase dalam diperlukan larutan αα dypiridie.
Pengukuran ini dilakukan dengan cara meneteskan larutan αα dypiridie ke
sampel tanah. Jika saat ditetesi tanah berubah warna menunjukkan bahwa
tanah tersebut memiliki drainase yang buruk. Hasil dari pengukuran tersebut
didapatkan bahawa di stopsite III pada lapisan II drainase dalamnya buruk.
i) Perakaran
Perakaran pada tanah stopsite III yaitu sedang dengan ukuran 3 mm.
Horizon R
Pada lokasi pengamatan titik sampel 2 hanya memiliki sedikit lapisan dan
setelah lapisan O adalah lapisan dari horizon R.Horizon ini merupakan batuan
induk yang keras sehingga horison R tidak akan dibahas lebih lanjut.
4. Titik Pengamatan Profil Tanah IV (Stopsite IV)
a. Informasi Sekitar Lokasi Praktikum
1) Nomor Lapangan
Pada stopsite 1 ini, pengambilan titik sampel dilakukan dengan nomor lapangan
yaitu I.4/PJ
2) Waktu Praktikum
Praktikum dilakukan pada tanggal 2 November 2019 yang dilakukan sekitar
pukul 15.00-17.00 WIB
3) Lokasi Praktikum
Lokasi praktikum terletak pada koordinat 7°46’41.1"S dan 110°39'32.4"E,
Secara administratif berada pada dataran kaki dari Bukit Pendul dan termasuk
dalam bagian dari perbukitan Jiwo bagian Timur di Desa Banyuripan,
Kecamatan Bayat, Klaten Jawa Tengah
4) Ketinggian Tempat
Berdasarkan pengukuran dengan menggunakan GPS, maka dapat diketahui
lokasi praktikum 4 berada pada ketinggian 150 mdpl.
5) Jenis Tanah
Dari praktikum pada titik 4 diketahui perbedaan tanah atas dasar topografi
(toposequent) adalah jenis tanah alluvium yakni jenis tanah yang terbentuk
dari hasil pengendapan dari tanah pada lereng yang ada diatasnya.
6) Penggunaan Lahan
Penggunaan Lahan pada lokasi titik keempat termasuk kedalam sawah irigasi
dengan tanaman utama pada tegalan tersebut adalah Padi (Oryza Sativa).
Pengolahan tanah pada sawah irigasi tersebut menggunakan metode tradisional
dan mesin, sumber irigasi pada lahan sawah ini mempunyai 2 sumber yakni
curah hujan dan irigasi pemakaian pada sumber ini tergantung dari keadaan
musim yang ada di lokasi.
b. Morfologi Dalam
Gambar. Profil Tanah Stopsite IV
Lokasi : Bukit Pendul, Bayat, Klaten
Sumber : Survei Lapangan Tahun 2019
Dari hasil pengamatan terdapat empat lapisan yaitu horizon A, horizon E ( 2
lapisan ) dan horizon B.
Horizon A
Pada lokasi pengamatan sampel 4, horizon yang paling atas adalah horizon A.
Horison A adalah horison yang terbentuk pada permukaan tanah atau bawah
horison O yang berupa tanah mineal tetapi masih banyak dipengaruhi oleh
bahan organik walaupun kadar bahan organiknya rendah. Horison A dicirikan
dengan hilangnya seluruh atau sebagian struktur asli batuan.
1) Kedalaman Lapisan
Lapisan I dengan kedalaman 0-7 cm.
2) Batas Lapisan dan Topografi Batas
Batas kejelasan pada lapisan I adalah diffuse (baur) dengan topografi batasnya
irrrigular (tidak teratur).
3) Sifat Fisik
a) Warna
Warna tanah pada lapisan I adalah 10 YR 3/2 yaitu Brownis Black,
penentuan ini mengacu pada buku Munsell Soil Colour Chart.
b) Tekstur
Pada lapisan 1 mengandung fraksi clay (lempung) yang begitu dominan
namun pada lapisan I ini juga mengandung sedikit fraksi silt (debu)
sehingga dapat disimpulkan pada lapisan I mempunyai tekstur lempung
berdebu.
c) Struktur Tanah
Derajat struktur pada lapisan I adalah 3 (kuat) dan memiliki tipe struktur
pada lapisan I ini termasuk ke dalam tipe ab atau gumpal bersudut.
d) Konsistensi
Untuk Konsistensi dari penelitian di titik 4 dibedakan menjadi:
(1) Keadaan basah lapisan I termasuk ke dalam konsistensi slighty sticky
(agak lekat), dengan ciri terdapat adhesi tanah pada jari dan ketika
dipijit akan memapar.
(2) Keadaan Lembab Lapisan I termasuk ke dalam konsistensi very sticky
(sangat lekat), dengan ciri tanah jika tanah tersebut dipijit dengan kuat
maka sulit melepaskan kedua jari.
4) Sifat Kimia
a) Kandungan pH
Pengukuran kandungan pH dilakukan dengan menggunakan dua larutan
yaitu larutan H2O sebagai tolak ukur kandungan pH aktual dan larutan KCL
sebagai tolak ukur kandungan pH potensial. Lapisan I mempunyai pH
aktual 6 yang berarti sedikit netral dan pH potensial 6 yang berarti sedikit
netral.
b) Kandungan Bahan Organik
Gambar. Pengujian Sifat Kimia Tanah dengan Meneteskan Larutan Kimia
Lokasi : Bukit Pendul, Bayat, Klaten
Sumber : Survei Lapangan Tahun 2019
D. Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan ini dapat digunakan sebagai dasar untuk
menjawab permasalahan-permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Dari
perumusan tersebut akan diketahui potensi-potensi daerah praktikum.
2. Hubungan antara sifat dan karakteristik tanah dengan penggunaan lahan di lokasi
pengamatan
a. Erosi
1) Titik 1 erosi alur.
Pada stopsite I, erosi dominan adalah erosi alur, hal ini ditunjukan dengan adanya
bekas-bekas jalur dari air yang menuruni lereng dan memiliki panjang yang
berbeda-beda. Hal ini terjadi karena daerah stopsite 1 terletak pada lereng bagian
atas. Sehingga memiliki drainase yang baik karena pada lereng atas sendiri
memiliki kemiringan lereng yang cukup terjal, sehingga memungkinkan terjadinya
erosi alur.
2) Titik 2 erosi alur.
Pada stopsite II, erosi yang dominan sama seperti stopsite I yakni erosi alur, hal
ini juga ditunjukan dengan adanya alur-alur yang berada diatas singkapan tanah
tempat pengambilan sampel tanah pada titik 2, erosi ini terjadi karena daerah
stopsite II termasuk ke dalam bagian lereng tengah dan mempunyai tingkat
kemiringan lereng yang sedikit terjal sehingga menyebabkan terjadinya erosi alur.
3) Titik 3 erosi alur
Pada stopsite III, erosi yang dominan sama dengan erosi yang terjadi pada stopsite
I dan II, erosi ini ditunjukan dengan adanya penampakan akar-akar dari pohon
yang muncul akibat dari pengurangan tanah sisa hasil erosi, hal ini terjad karena
pada stopsite III memiliki kondisi drainase tanah yang cukup baik sehingga air
limpasan yang melewati kurang terserap dengan baik sehingga membawa tanah
yang ada diatasnya dan terjadilah erosi.
4) Titik 4 erosi lembar
Pada stopsite IV, erosi yang dominan adalah erosi lembar.
b. Tekstur tanah
Pada stopsite I tekstur tanah pada lapisan I dan II memiliki fraksi sand (pasir)
yang begitu dominan namum pada lapisan ini juga mengandung fraksi sill (debu)
sehingga dapat disimpulkan pada lapisan I dan II mengandung fraksi pasir berdebu.
Pada stopsite II tekstur tanah pada lapisan I memiliki tekstur pasir berdebu.
Pada stopsite III tekstur tanah pada lapisan I adalah lempung berdebu sedangkana
pada Lapisan II adalah lempung berpasir, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada
stopsite II termasuk kedalam 2 jenis tekstur yakni Lempung berpasirdan lempung
berdebu
Pada stopsite IV tekstur tanah pada lapisan Iadalah lempung berdebu, pada
lapisan II mengandung tekstur tanah lempung berdebu sedangkan pada lapisan III dan
IV mengandung tekstur lempung, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada stopsite IV
pada tanah terdapat tekstur lempung berdebudan Lempung.
Secara vertikal pada tanah-tanah yang sudah berkembang semakin turun solum
tanah mengandung lempung yang lebih besar, apabila proses sedimentasi dianggap
tidak aktif lagi, kejadian seperti ini karena adanya proses pelindian partikel-partikel
halus secara vertikal oleh air hujan.
c. Solum Tanah
Solum adalah lapisan tanah diatas horizon R, berdasarkan hasil survei di Perbukitan
Jiwo, dadapatkan fakta bahwa solum tanah disetiap titik memiliki ketebalan yang berbeda.
Hal tersebut tergantung dari proses pembentukan tanah atau pedogenesis serta faktor yang
mendukung proses pembentukan tanah pada setiap titik-titik pengamatan profil tanah yang
berbeda.
Pada stopsite I memiliki solum tanah yang tipis dan terdapat 2 lapisan, pada
stopsite II memiliki solum taah yang lumayan dalam dan terdapat 2 lapisan tanah, pada
stopsite III memiliki solum tanah yang cukup dalam dan memiliki 3 lapisan tanah
sedangkan pada stopsite IV memiliki solum tanah yang dalam dan memiliki empat lapisan
tanah.
Hubungan solum tanah yang ada pada tiap stopsite berhubungan dengan letak
stopsite yang mana pada stopsite I memiliki solum tanah yang tidak terlalu dalam karena
berada pada lereng atas dengan tingkat kemiringan lereng yang cukup curam sehingga
potensi terhadap erosi lebih besar, sedangkan pada stopsite II, III dan IV berada pada
lereng tengah, lereng bawah dan dataran fluvial yang memiliki tingkat erosi yang lebih
rendah karena memiliki tingkat kemiringan lereng yang tidak terlalu curam.
d. Penggunaan Lahan
Dari setiap titik pengambilan sampel, dapat diamati penggunaan lahan disetiap titik
sampel. Penggunaan lahan pada titik sampel pertama adalah sebagai kebun hutan jati
dengan pola tanam serta penggunaan lahannya dilakukan secara tradisional oleh
masyarakat setempat dengan menggunakan pupuk organik dan air hujan sebagai sumber
pengairan.
1) Stopsite I
Pada daerah stopsite I, penggunaan lahannya adalah tegalan, hal ini didukung
berdasarkan faktor pendorong tertentu yaitu diantaranya erosi, tekstur serta solum
tanah yang terdapat pada stopsite I, pada stopsite I memiliki tingkat kemiringan lereng
yang curam sehingga mempengaruhi solum tanah dengan jenis lithosol dan juga
mempengaruhi tekstur tanah yang cocok digunakan sebagai lahan tegalan. Vegetasi
yang tumbuh yaitu didominasi oleh pohon jati. Erosi yang ada adalah erosi yang
disebabkan oleh tanaman semusim.
2) Stopsite II
Pada daerah stopsite II, pengggunaan lahannya adalah tegalan, yang didukung
berdasarkan faktor pendorong yang hampir sama dengan stopsite I sedangkan pada
titik ini memiliki tingkat kemiringan lereng yang tidak terlalu curam sehingga erosi
yang ada tidak terlalu besar. Vegetasi yang terdapat dilereng tengah yaitu jati dengan
tanaman musiman.
3) Stopsite III
Pada daerah stopsite III, penggunaan lahannya adalah tegalan, hal ini terjadi juga
karena berdasarkan faktor pendorong tertentu yakni erosi dan kedalaman solum, di sisi
lain pada tanah di stopsite III terjadi ketidaksesuaian dengan penggunaan lahan yang
ada yakni tegalan, karena pada titik ini memiliki solum tanah yan cukup dalam,
seharusnya digunakan sebagai kebun. Vegetasi yang ada yaitu jati, johar dan mahoni
4) Stopsite IV
Pada daerah stopsite IV, penggunaan lahannya adalah sawah irigasi, hal ini terjadi juga
karena berdasarkan faktor pendorong solum tanah, tekstur tanah dan erosi yang terjadi
pada wilayah tersebut.
I
II
III
IV