Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN MINGGUAN

PENGENALAN ALAT BAHAN SURVEI DAN

TEKNIK PENGAMBILAN CONTOH TANAH

OLEH:

NAMA : IRFAN FAUZAN M.

STANBUK : D1E119016

KELOMPOK: PENYULUHAN B 01

PROGRAM STUDI DDIT

JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Tanah merupakan hasil peleburan dan pelapukan dari batuan-batuan alam. Dalam proses
terbentuknya, tanah akan melalui waktu yang lama bahkan hingga ratusan tahun. Pengenalan
mengenai tanah telah ada sejak zaman dahulu, disaat nenek moyang mulai mengenal budidaya
bertanam.

Pada mulanya, tanah dipandang sebagai lapisan permukaan bumi yang berasal dari
bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga
membentuk regolit. Dalam lingkungan pertanian tanah diartikan lebih khusus yaitu sebagai
media tumbuhnya tanaman darat.
Dengan meningkatnya pengetahuan manusia tentang tanah maka ilmu tanah menjadi ilmu
yang sangat luas, sehingga agar dapat mempelajari ilmu tanah dengan baik perlu
mengelompokan lebih lanjut kedalam bidang-bidang yang lebih khusus. Tanah memiliki sifat
sifat yang berbeda pada setiap daerah karena adanya perbedaan faktor yang mempengaruhi
dalam proses pembentukan tanah misalnya iklim yang berbeda Bahkan dalam lapisannya, tanah
memiliki perbedaan struktur. Oleh karena itu, perlu dilakukan praktikum untuk mengenal lebih
lanjut mengenai tanah, namun sebelum praktikum dasar perlu diadakan penyiapan contoh tanah.
Sehingga praktikum mengenai penyiapan contoh tanah ini perlu dilakukan.

1.2. Tujuan dan manfaat

Tujuannya yaitu untuk mengetahui alat-alat dan bahan yang digunakan dalam survei
tanah, untuk mengetahui prinsip kerja serta fungsi masing-masing alat bahan yang
digunakan dalam survei tanah, untuk mengetahui cara pengambilan dan persiapan sampel,
untuk sampel tanah terganggu untuk keperluan analisis sifat kimia fisik dan kesuburan
tanah, dan untuk mendeskripsikan masing-masing bahan yang diperlukan.
Manfaat praktikum kali ini agar dapat mengetahui manfaat alat yang akan digunakan
dan dapat mengetahui mengetahui bagaimana mengatasi tanah yang memiliki pH rendah
dan pH tinggi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. konsep teori

Menurut Hardjowigeno (2010) tanah yang telah berkembang mempunyai sifat yang
berbeda-beda meliputi perbedaan sifat profil tanah seperti jenis tanah susunan horizon,
kedalaman solum tanah, kandungan bahan organik dan liat, kandungan air, dan sebagainya.

Tekstur adalah perbandingan relative fraksi pasir, debu, dan liat, yang menyusun masa
tanah. Tekstur tanah turut menentukan tata air, dalam tanah, berupa kecepatan, infiltrasi,
penetrasi dan kemampuan pengikat air oleh tanah. Penentuan tekstur tanah dapat dapat
dilakukan dilapangan (secara perasaan) dan di laboratorium (metode pipet dan
hydrometer). Metode perasa dilapangan merupakan cara penetapan tekstur tanah secara
kualitatif, sedangkan metode di laboratorium menggunakan segitiga tekstur merupakan
penetapan tekstur tanah secara kualitatif, sedangkan metode di laboratorium
menggunakan segitiga tektur merupakan penetapan tekstur tanah secara kuantitatif (Mega,
2010)

Tanah mempunyai sifat kompleks, terdiri atas komponen padat yang berinteraksi dengan cairan
dan udara. Komponen pembentuk tanah merupakan padatan, cairan dan udara jarang berada
dalam kondisi setimbang, selalu berubah mengikuti perubahan yang terjadi di atas permukaan
tanah yang dipengaruhi oleh suhu udara, angin dan sinar matahari. Pengambilan contoh tanah
merupakan tahap penting untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah di laboratorium. Prinsipnya,
hasil analasis sifat fisik tanah harus dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya dari sifat
fisik tanah di lapangan.Contoh tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu
bagian tubuh tanah (horizon/lapisan/solum) dengan cara-cara tertentu disesuaikan dengan
sifat-sifat yang akan diteliti secara lebih detail di laboratorium. Pengambilan contoh tanah
dapat dilakukan dengan 2 teknik yaitu pengambilan contoh tanah secara utuh dan pengambilan
contoh tanah secara tidak utuh (Lugito, 2012).

Ada dua belas ordo tanah menurut Soil Taxonomy yaitu entisol, andisol, inseptisol, vertisol,
ultisol, oxisol, alfisol, mollisol, spodosol, histosol, aridisol, dan glesiol (Saridevi, 2013).
Ada 3 macam pengambilan contoh tanah yaitu pertama contoh tanah utuh yang diperlukan
untuk analisis penetapan berat isi, ukuran pori, dan permeabilitas. Kedua, contoh tanah
dalam keadaan agregat utuh untuk penetapan kemantapan agregat dan kemantapan
agregat ukuran. Dan terakhir, contoh tanah terganggu yang diperlukan untuk penetapan
kadar lengas, tetapan atterberg, kenaikan kapiler, sudut singgung, kadar air, pH tanah,
kandungan bahan organik,dan juga kandungan unsur hara tanah seperti P-tersedia, total N,
dan lain-lain. (Maryenti, 2012).

2.2. karakteristik dan klasifikasi

Karaterisitik lahan merupakan sifat lahan yang dapat diukur atau diestimasi. Setiap satuan peta
lahan/tanah yang dihasilkan dari kegiatan survey atau pemetaan sumber daya lahan, karateristik
lahan dapat dirinci dan diuraikan yang mencakup keadaan fisik lingkungan dan tanahnya. Dan
klasifikasi lahan suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat-sifat tertentu yang meliputi
biosfer, atmosfer, tanah, lapisan, dan geologi.

2.3. manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum tentang pengenalan profil tanah ini antara
lain didapatkannya hasil berupa sifat-sifat dan profil tanah yang diamati di lahan. Sifat-sifat
diantarannya terdapat sifat-sifat fisik dan kimia. Adapun sifat fisik yang diperoleh berupa
tekstur tanah lahan, batas lapisan, warna tanah, struktur tanah, konsistensi, dan sistem
perakaran tanah.adapun sifat tanah secara kimia yang didapatkan yaitu pH tanah,
kandungan bahan organik pada tanah, dan reaksi terhadap HCl sebagai penguji bahan
kapur dalam tanah. Selain itu, juga didapatkan pengalaman untuk melakukan uji tanah
pada lahan sehingga kedepannya dapat dijadikan dasar untuk lebih dikembangkan lagi
ilmu tentang profil tanah.

2.4. penegelolaan

Pada tahap melakukan pengukuran tanah dan kedalaman tanah dengan mengukur lapisan-
lapisan untuk dilakukan dengan cara mengambil sampel tanah yang diambil untuk
mengolah tanah sebagai bahan praktikum nantinya.
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1. waktu dan tempat

Praktikum pengamatan profil tanah bertempat di kebun raya Universitas Haluoleo,


kelurahan kambu, Kendari. Dilaksanakan pada hari Minggu, 15 september 2019, pukul 7:30
WITA sampai selesai.

3.2. bahan dan alat

Bahan yang digunakan pada pengamatan meliputi air bersih, Hcl, H2O2, larutan
a’adryphydhyl, plastic sampel, kartu deskripsi, buku munsel, buku taksonomi,

Alat yang digunakan meliputi cangkul, parang, pattiba, penutup galon, lakban bening,
gunting, meteran roll, kertas label, meteran kain, jarum pentul, tali rafia, kantong kresek,
karung, alat tulis, kamera, sekop, cutter, kompas, ph lakmus, ph tester, jergen, ruang
sampel, rafia 1 bal, tenda.

3.3. prosedur kerja

Penggalian Profil Tanah: lubangi penampang, harus besar agar orang dapat dengan mudah duduk
atau berdiri di dalamnya sehingga pemeriksaan atau pengamatan dapat berjalan dengan sempurna,
Ukuran penampang 1,5 x 1 m sampai bahan induk dan memilih pemeriksaan atau pengamatan di
sisi lubang penampang yang mendapat sinar matahari, di tempat miring penampang pada dinding
teratas, Tanah bekas galian tidak ditumpuk di atas sisi penampang pemeriksaan, Melakukan
pengamatan pada sinar matahari cukup (tidak terlalu pagi atau sore).

Tanah terganggu (disturbed soil sampel), digunakan untuk penetapan kadar air tanah, tekstur
tanah, konsistensi, warna, dan analisis kimia tanah. Adapun prosedurnya sebagai berikut:
Mengambil sampel tanah menggunakan cutter dan mencungkilnya, Mengambil tanah kemudian
masukkan ke dalam plastik gula yang sudah disediakan, kira-kira hampir setengah plastik tanah
tersebut dimasukkan, Lakukan percobaan yang sama untuk setiap lapisan tanah, dimulai dari
lapisan paling bawah.

Pengambilan Sampel Tanah Utuh: Tanah Utuh (undisturbed soil sampel), digunakan untuk
penetapan berat jenis tanah, berat jenis partikel, porositas tanah, kurva dan permeabilitas tanah.
Adapun cara pengambilan sampel tanah utuh adalah: Mencangkul bagian tanah untuk diratakan,
Setelah diratakan, tanah yang akan diambil sampel diberi air. Tujuannya ialah agar ring
sampel mudah masuk ke dalam tanah, Setelah ring sampel masuk ¾ nya, gali sekeliling ring
sampel untuk memudahkan mengeluarkannya, Meletakkan ring sampel lain tepat di atas ring
sampel pertama, kemudian menekan lagi sampai bagian bawah masuk ke dalam tanah, Menggali
ring sampel beserta tanah di dalamnya dengan sekop dan pattiba, Memisahkan ring sampel kedua
dari ring sampel pertama dengan hati-hati, kemudian memotong kelebihan tanah yang ada pada
permukaan ring sampel, Menutup ring sampel dengan plastik, lalu menyimpannya dalam kotak
khusus yang telah disediakan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil analisis

Karakteristik internal profil

NO Karakteristik tanah Lapisan


1. No lapisan I II III
2. Simbol lapisan A B C
3. Kedalaman lapisan 0-12/23 12/23- 54/68-97
54/68
4. Warna matriks
5. Warna karatan
6. tekstur Liat Liat Liat
berdebu berpasir
7. Kandungan bahan kasar
8. Struktur (bentuk) Kubus Kubus Kubus
membulat bersudut membulat
9. Konsistensi (lembab) Kering lembab lembab
10. Pori tanah Mikro meso meso
11. Kondisi perakaran Halus halus Halus
12. Bahan organik
13. Kandungan kapur
14. pH lapang Asam Ph=4 Asam ph=5 Asam ph=6
15. Kedalaman top soil 0-12/23
16. Kedalaman sob soil 12/23-
54/68
17. Kedalaman efektif 97
18. Kedalaman tanah 120
19. Tingkat perkembangan
tanah
20. Klasifikasi tanah USDA
FAO
PPT

4.2. pembahasan

Dalam pengambilan contoh tanah utuh dan tanah terganggu terdapat kegiatan-kegiatan
atau cara kerja di lokasi lapangan. Pertama-tama tanah yang menjadi bahan untuk
pengambilan contoh tanah dibersihkan dan diratakan permukaannya. Keadaan tanah
jangan terlalu kering maupun basah. Selain itu, tabung silinder besi diletakkan tegak
pada tanah tersebut lalu ditekan ke dalam. Kemudian untuk membantu pengambilan
tanah yang utuh, maka digunakan tabung lain yang diletakkan di atas tabung pertama
kemudian ditekan lebih dalam lagi sampai batas setengah dari tabung yang kedua.
Untuk mengambil tabung yang pertama, tanah harus digali sampai kedalaman tanah
lebih pada tabung pertama sehingga contoh tanah dapat utuh. Penggalian tanah
menggunakan linggis dan setelah terangkat tabung kedua dipisahkan dan dibersihkan.
Sedangkan pada tabung pertama, kelebihan sisa-sisa tanah dipotong dengan
menggunakan kater. Dan dipotong sampai rata dan utuh di dalam tabung. Kemudian
ditutup dengan plastik agar kelembaban tanah terjaga. Kegiatan ini diulang sebanyak
dua kali sehingga dapat dibedakan antara contoh tanah yang satu dengan yang lain.
Pengambilan contoh tanah ini dilakukan dilokasi kebun raya kampus.
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengambilan


contoh tanah utuh sangat diperlukan untuk menentukan sifat-sifat dari contoh tanah
tersebut. Jika melakukan pengambilan sampel tanah dengan cara yang benar dan
memenuhi syarat pengambilan, Maka sampel tanah yang didapat akan baik.

Pengambilan contoh tanah terganggu juga diperlukan karena untuk menentukan sifat –
sifat dari contoh tanah tersebut yaitu seperti tekstur, reaksi tanah dan bahan organik
contoh tanah itu. Dalam pengambilan contoh tanah itu harus hati–hati karena guncangan–
guncangan dapat merusak struktur tanah itu. Dianjurkan untuk menggunakan peti khusus
yang besarnya disesuaikan dengan jumlah tabung serta waktu penyimpanan perlu
diperhatikan karena contoh tanah yang terlalu lama dalam ruangan yang panas akan
mengalami perubahan.

5.2. saran

Praktikum yang dilakukan sudah bagus dimana setiap mahasiswa dibentuk beberapa kelompok
dan didampingi oleh asisten dosen. Jadi perhatian asisten dosen pada mahasiswa lebih banyak
dan lebih terfokus, selain itu mahasiswa pun juga lebih mudah dalam melakukan praktikum.
Untuk saran, waktu dalam praktikum lebih diperhitungkan lagi sehingga berjalannya praktikum
dapat dilakukan dengan baik tanpa terdengar keluhan mahasiswa lagi.

“jangan biarkan otak anda kosong, jangan pernah berhenti berfikir”


DAFTAR PUSTAKA

Hardjowigeno, sarwono. 2010. Ilmu tanah. Jakarta; akademika pressindo, Jakarta.

Mega, I Made, dkk. 2010. Klasifikasi tanah dan kesesuaian lahan. Universitas Udayana.
Denpasar.

Lugito. 2012. Dasar-dasar Ilmu Tanah.Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Saridevi.2013.pengaruh bahan organik terhadap pencucian hara tanah Ultisol


rangkasibitung, jawa barat. Pemberitaan penelitian tanah dan pupuk 9:12-31.

Maryenti.2012.perbedaan sifat-sifat tanah vertisol dari berbagai bahan induk. 9:20-31.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai