Anda di halaman 1dari 10

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Tanah merupakan suatu benda alami yang ada dipermukaan kulit bumi yang
tersusun dari empat bahan utama yaitu air, udara, bahan organik dan bahan mineral.
Tanah mempunyai sifat sangat kompleks, terdiri atas komponen padatan yang
berinteraksi dengan cairan dan udara. Komponen pembentuk tanah yang berupa
padatan, cair dan udara jarang berada dalam kondisi kesetimbangan, selalu berubah
mengikuti perubahan yang terjadi diatas permukaan tanah yang dipengaruhi oleh
suhu udara, angin dan sinar matahari.
Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan penting untuk penetapan sifat-
sifat fisik tanah dilaboratorium. Pengambilan contoh tanah untuk penetapan sifat-
sifat fisik tanah dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah pada satu titik
pengamatan, misalnya pada lokasi kebun percobaan atau penetapan sifat fisik tanah
yang menggambarkan suatu hamparan berdasarkan poligon atau jenis tanah tertentu
dalam suatu peta tanah. Ada beberapa cara pengambilan contoh tanah untuk
menentukan sifat fisik tanah yaitu contoh tanah utuh (undisturbed soil sampel),
contoh tanah terusik (disturbed soil sampel) dan contoh tanah agregat utuh
(undisturbed soil agregat).
Contoh tanah utuh adalah contoh tanah yang strukturnya belum berubah sesuai
dengan bentuk aslinya. Contoh tanah ini digunakan untuk keperluan berbagai
analisis sifat fisik tanah seperti : bobot tanah (bulk density), total porositas tanah,
permeabilitas, penentuan nilai pF, penentuan distribusi pori tanah, kadar air %
tanah. Contoh tanah terusik adalah contoh tanah yang strukturnya telah
berubah/hancur dan contoh tanah ini diambil dari beberapa titik contoh tanah
individu kemudian dicampurkan sampai merata.
Oleh karena itu, pengambilan contoh tanah sangat penting didalam program uji
tanah guna mengetahui macam-macam contoh tanah dan menentukan cara
pengambilan contoh tanah sesuai dengan macam analisis tanah.
1.2.Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu :
1. Untuk mengetahui macam-macam contoh tanah.
2. Menentukan cara pengambilan contoh tanah sesuai dengan macam analisis
tanah yang akan dilakukan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Contoh tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu
bagian tubuh tanah (horizon/lapisan/solum) dengan sifat-sifat yang akan
diteliti. Sifat-sifat fisika tanah, dapat kita analisis meaui dua aspek, yaitu
fraksinasi. Mencari atau mengetahui sifat fisik tanah, kita dapat menggunakan
pengambilan contoh tanah dengan 3 cara yaitu : pengambilan dalam keadaan
agregat atau tanah utuh, pengambilan tanah tidak utuh atau terganggu (Husein
Suganda, 2012).
Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan penting untuk penetapan
sifat-sifat fisik tanah di laboratorium. Prinsipnya, hasil analisis sifat-sifat fisik tanah
di laboratorium harus dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya sifat fisik
tanah di lapangan. Keuntungan penetapan sifat-sifat fisik tanah yang dilakukan di
laboratorium dapat dikerjakan lebih cepat, dan dalam jumlah contoh tanah relatif
lebih banyak. Kerugiannya adalah contoh tanah yang diambil di lapangan bersifat
destruktif, karena dapat merusak permukaan tanah, seperti terjadinya lubang bekas
pengambilan contoh tanah, cenderung menyederhanakan kompleksitas sistem yang
ada di dalam tanah, dan sebagainya (Hanafiah, 2010)
Contoh tanah biasa atau contoh tanah-tanah terganggu untuk penetapan-
penetapan kadar air, tekstur dan konsistensi. Pengangkutan contoh tanah terutama
untuk penetapan kerapatan, pH, dan permeabilitas harus hati-hati. Guncangan-
guncangan yang dapat merusak struktur tanah harus dihindarkan. Dianjurkan untuk
menggunakan peti khusus yang besarnya disesuaikan dengan jumlah tabung. Waktu
penyimpanan perlu diperhatikan. Contoh tanah yang terlalu lama dalam ruangan
yang panas akan mengalami perubahan, karena terjadi pengerutan dan aktivitas
jasad mikro (Hakim, 1986).
Peralatan yang digunakan untuk mengambil contoh tanah berbeda sesuai
dengan macam contoh tanah yang akan diambil. Contoh tanah utuh diambil dengan
tabung logam kuningan atau tembaga (ring sample). Contoh tanah dengan agregat
tanah utuh diambil menggunakan cangkul, kotak cangkul. Sedangkan contoh tanah
terganggu diambl meggunakan cangkul dan bor tanah (Kurnia, et al, 2006).
Semua makhluk hidup sangat tergantung dengan tanah, sebaliknya suatu
tanah pertanian yang baik ditentukan juga oleh sejauh mana manusia itu cukup
terampil mengolahnya. Tanah merupakan sumber daya alam yang dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan dan kesejahteraan manusia. Tanah dapat
digunakan untuk medium tumbuh tanaman yang mampu menghasilkan berbagai
macam makanan dan keperluan lainnya. Maka dari berbagai macam tanah beserta
macam-macam tujuan penggunaannya itu perlu dilakukan suatu pembelajaran lebih
lanjut mengenai tanah agar kita benar-benar memahami tanah itu sendiri (Novita
Evarnas, 2014).
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 8 Desember 2018 pukul 14.00 –
15.45 WITA yang bertempat di Laboratorium Fisika Tanah dan Konservasi
Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram.

3.2. Alat dan Bahan


Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung
kuningan (cupper ring), pisau tajam yang tipis, sekop, cangkul, papan kayu, batu
(palu), bungkus plastik, label dan alat tulis menulis. Sedangkan bahan-bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah contoh tanah.

3.3. Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah :
3.3.1. Pengambilan contoh tanah utuh (Undisturbed Soil Sample)
a. Diratakan dan dibersihkan lapisan tanah yang akan diambil, diletakkan
tabung pengambil contoh tanah pada posisi tegak pada permukaan lapisan
tanah.
b. Ditekan tabung sampai lebih dari separuh tabung masuk ke dalam tanah,
kemudian diletakkan tabung kosong yang lain diatas tabung pertama,
tekan sampai bagian bawah tabung kedua masuk kedalah tanah ± 1 cm.
c. Digali tanah dan tabung dengan sekop.
d. Dipisahkan tabung pertama dengan kedua secara hati-hati, kemudian
diratakan kedua permukaan tanah pada tabung pertama.
e. Ditutup kedua ujung tabung dengan tutup plastik mencegah penguapan.
3.3.2. Pengambilan contoh tanah terusik/biasa (disturbed soil sample)
a. Digali tanah sampai kedalaman lapisan yang diinginkan (sesuai tujuan).
b. Diambil contoh tanah, kemudian dimasukkan kedalam kantong plastik.
c. Dicatat lokasi dan jeluk (kedalaman) pengambilan serta dituliskan label
pada kantong plastik guna menghindari tertukarnya contoh tanah dari
masing-masing lapisan.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan


(Terlampir)

4.2. Pembahasan
Pada praktikum pengambilan contoh tanah kali ini digunakan dua cotoh
tanah, yaitu contoh tanah utuh dan contoh tanah terusik. Contoh tanah utuh
merupakan contoh tanah yang diambil dari lapisan tanah tertentu dalam keadaan
tidak terganggu, sehingga kondisinya hampir menyamai kondisi dilingkungan.
Contoh tanah ini digunakan untuk penetapan berat jenis tanah, berat jenis partikel,
porositas tanah, kurva pF dan permeabilitas tanah. Sedangkan contoh tanah terusik
atau contoh tanah biasa merupakan contoh tanah yang diambil dengan
menggunakan sekop dari kedalaman tertentu sebanyak ± 1 kg. Contoh tanah ini
digunakan untuk penetapan kadar air tanah, tekstur tanah, konsistensi, warna dan
analisis kimia tanah.
Manfaat dari pengambilan contoh tanah adalah agar kita mengetahui cara
pengambilan contoh tanah dengan metode yang disesuaikan dengan sifat-sifat tanah
yang akan kita amati. Pengambilan sampel tanah digunakan untuk suatu metode
analisis tanah. Analisis tanah dilakukan terhadap suatu sampel. Tanah yang diambil
dilapangan dengan metode tertentu sesuai tujuan yang diharapkan. Pengambilan
contoh tanah untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah dimaksudkan untuk mengetahui
sifat-sifat fisik tanah pada satu titik pengamatan. Penetapan tekstur tanah dan
stabilitas agregat tanah dilakukan menggunakan contoh tanah komposit tidak
terganggu (undisturbed soil sample), dengan harapan dapat memberikan gambaran
sifat-sifat fisik tanah suatu bidang lahan dengan luasan tertentu yang relatif
homogen.
Manfaat lain dari pengambilan contoh tanah untuh dan terusik adalah untuk
mengetahui serta membedakan tekstur dan struktur tanah yang baik atau tidak
dengan ketahan tanah terhadap erosi dan tanah yang memiliki drainase dan aerasi
yang baik atau buruk untuk pertumbuhan tanaman. Contoh tanah utuh/tidak terusik
yaitu tanah yang belum pernah digunakankegiatan budidaya tanaman atau kegiatan
lainnya seperti pertambangan atau yang lainnya. Sedangkan contoh tanah terusik
yakni tanah tersebut telah terganggu baik itu terganggu oleh kegiatan pertanian
maupun kegiatan lainnya seperti pertambangan atau perminyakan.
Dalam pertanian pentingnya bagi kita untuk mengetahui ukuran pori,
permeabilitas, penetapan kadar lengas tanah dan banyak hal lainnya agar kita tahu
bagaimana pengolahan tanah lebih lanjut dan varietas tanaman apa saja yang dapat
ditanam pada tanah tersebut.
BAB V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Ada 3 macam pengambilan contoh tanah yaitu : contoh tanah utuh, contoh
tanah dengan agregat utuh dan contoh tanah terusik. Dalam praraktikum ini
hanya dilakukan 2 macam pengambilan contoh tanah yaitu contoh tanah
utuh dan contoh tanah terusik.
2. Contoh tanah utuh digunakan untuk keperluan analisis seperti berat volume,
permesbilitas, kurva pF dan porositas tanah. Sedangkan contoh tanah terusik
digunakan untuk keperluan analisis seperti kadar lengas, tekstur, konsistensi
dan lain sebagainnya.

5.2. Saran
Dalam melakukan praktikum agar dilakukan dengan sungguh-sungguh karena
pengambilan contoh tanah sangat penting untuk menentukan jenis tanaman apa
yang cocok ditanam ditanah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Hakim, N, dkk. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Bandar


Lampung.

Hanafiah, Kemas Ali. 2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.

Husein Suganda. 2012. Petunjuk Pengambilan Contoh Tanah. Halaman 13. Diakses
dari http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya
/Nomor%2002.pdf. Tanggal 12 Desember 2018 pukul 16.00 WITA.

Kurnia, Undang, Fahmuddin Agus, Abdurachman Adimihardja, Ai Dariah. 2006.


Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian.

Novita Evarnas. 2014. Sifat Fisik Tanah di Bawah Tegakan Eboni pada Kawasan
Cagar Alam Padi Binangga Kabupaten Parigi Mautung. Volume 2. Halaman
111.

Anda mungkin juga menyukai