Anda di halaman 1dari 13

BAHAN ORGANIK TANAH

(Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah)

Oleh

Nuki Aisah
1954181002

Jurusan Ilmu Tanah


Fakultas Pertanian
Universitas Lampung
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Bahan Organik Tanah

Tempat : Laboratorium Tanah

Nama : Nuki Aisah

NPM : 1954181002

Jurusan : Ilmu Tanah

Fakultas : Pertanian

Bandar Lampung, 27 Desember 2020


Mengetahui
Asisten dosen

Nugraha Putra Pratama Sinurat

NPM. 1814181012
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan organik tanah adalah semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam
tanah, termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa mikroorganisme,
bahan organik terlarut di dalam air, dan bahan organik yang stabil atau humus.
Komponen organik tanah berasal dari biomassa yang mencirikan suatu tanah aktif.
Komponen organik tak hidup terbentuk dari melalui pelapukan kimia dan biologi,
yang dipisahkan ke dalam bahan-bahan yang anatomi bahan aslinya masih tampak
dan bahan-bahan yang telah terlapuk sempurna (Hardjowigeno, 2003).

Bahan organic tanah menjadi salah satu indikator kesehatan tanah karena
memiliki beberapa peranan kunci di tanah. Disamping itu bahan organic tanah
memiliki fungsi-fungsi yang saling berkaitan, sebagai contoh bahan organic tanah
menyediakan nutrisi untuk aktivitas mikroba yang juga dapat meningkatkan
dekomposisi bahan organic, meningkatkan stabilitas agregat tanah, dan
meningkatkan daya pulih tanah (Sutanto, 2005).

Keberadaan bahan organik tanah dalam tanah terhadap tanaman dapat memacu
pertumbuhan tumbuhan karena mengandung auksin dan hormone pertumbuhan,
meningkatkan retensi air yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman, menyuplai
energy bagi organisme tanah, dan meningkatkan organisme saprofit dan menekan
organisme parasite bagi tanaman (Madjid, 2010).
1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum bahan organik tanah adalah untuk mengetahui persentase
kandungan bahan organik di dalam tanah.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Proses penting yang berkaitan dengan pembentukan tanah adalah penimbunan


bahan organik yang cenderung mencapai suatu tingkat keseimbangan dalam
tanah. Bahan organik tanah adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organic
kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa
humus hasil humufikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi
(Hanafiah, 2014).

Bahan organik tanah adalah semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam
tanah, termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa mikroorganisme,
bahan organik terlarut di dalam air, dan bahan organik yang stabil atau humus.
Komponen organik tanah berasal dari biomassa yang mencirikan suatu tanah aktif.
Komponen organik tak hidup terbentuk dari melalui pelapukan kimia dan biologi,
yang dipisahkan ke dalam bahan-bahan yang anatomi bahan aslinya masih tampak
dan bahan-bahan yang telah terlapuk sempurna (Hardjowigeno, 2003).

Bahan organic tanah menjadi salah satu indikator kesehatan tanah karena
memiliki beberapa peranan kunci di tanah. Disamping itu bahan organic tanah
memiliki fungsi-fungsi yang saling berkaitan, sebagai contoh bahan organic tanah
menyediakan nutrisi untuk aktivitas mikroba yang juga dapat meningkatkan
dekomposisi bahan organic, meningkatkan stabilitas agregat tanah, dan
meningkatkan daya pulih tanah (Sutanto, 2005).
Keberadaan bahan organik tanah dalam tanah terhadap tanaman dapat memacu
pertumbuhan tumbuhan karena mengandung auksin dan hormone pertumbuhan,
meningkatkan retensi air yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman, menyuplai
energy bagi organisme tanah, dan meningkatkan organisme saprofit dan menekan
organisme parasite bagi tanaman (Madjid, 2010).

Pengaruh bahan organic tidak dapat disangkal terhadap kesuburan tanah. Bahan
organic mempunyai daya serap kation yang lebih besar daripada keloid tanah
yang liat. Berarti semakin tinggi kandungan bahan organic suatu tanah, maka
semakin tinggi pula kapasitas tukar kationnya. Bahan organic tanah merupakan
penimbunan dari sisa tumbuhan dan binatang yang sebagian telah mengalami
pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan yang demikian berada dalam proses
pelapukan aktif dan menjadi mangsa jasad mikro. Sebagai akibat, bahan itu
berubah terus dan selalu diperbaharui melalu penambahan sisa-sisa tanaman atau
binatang (Soepardi, 2005).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah timbangan, Erlenmeyer 500 ml,
pipet, dan buret

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu contoh tanah kering yang lolos
saringan 0,5 mm, K2Cr2O7 1N, H2SO4 pekat, indikator ferroin (pp) 0,025 M, dan
larutan FeSO4 0,5 N.

3.2 Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Ditimbang 0,5 g tanah kering udara kemudian ditempatkan dalam Erlenmeyer


500 ml.
2. Ditambahkan 5 ml K2Cr2O7 1N dengan pipet sambal digoyangkan Erlenmeyer
perlahan-lahan agar berlangsung pencampuran dengan tanah.
3. Ditambahkan 10 ml H2SO4 pekat dengan gelas ukur di ruang asap sambal
digoyang cepat hingga tercampur rata. Usahakan tidak ada partikel tanah yang
terlempar ke dinding Erlenmeyer sebelah atas hingga tidak tercampur merata.
4. Dibiarkan campuran tersebut di ruang asap selama 30 menit hingga dingin.
5. Diencerkan dengan 100 ml air aquades.
6. Ditambahkan 5 ml asam fosfat pekat, 2,5 ml larutan NaF 4% dan 5 tetes
indikator difenil amin.
7. Dititrasi dengan larutan amoniumferosulfat 0,5 N hingga warna larutan
berubah dari coklat kehijauan menjadi biru keruh. Lalu dititrasi hingga
mencapai titik akhir, yaitu saat warna berubah menjadi hijau terang.
8. Penetapan blanko dilakukan sama seperti cara kerja di atas, tetapi tanpa
menggunakan contoh tanah.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berikut adalah hasil dari praktikum Bahan Organik Tanah :

Tabel Pengamatan Praktikum.


No. Jenis Ulangan Volume Titrasi C-Organik Bahan Oranik
Tanah NH4FeSO4 0,5 N (%) (%)
VB VS
1. Tanah 1 11 ml 7.6 ml 1,1658% 2,48%
Ultisol
2. Tanah 1 11 ml 4 ml 2,009% 4,27%
Andisol

4.2 Pembahasan

Dari tabel hasil pengamatan bahan organic tanah diatas, didapatkan hasil pada
tanah ultisol yang memiliki tingkat kadar C-Organik sebesar 1,1658% dengan
kandungan bahan organik sebesar 2,48%. Sedangkan pada tanah andisol memiliki
tingkat kadar C-Organik sebesar 2,009% dengan kandungan bahan organik
sebesar 4,27%. Dari data yang didapatkan bahwa pada tanah yang memiliki
jumlah bahan organik yang rendah atau kurang adalah tanah ultisol. Rendahnya
kandungan bahan organik pada tanah ultisol ini disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara peran bahan dan hilangnya bahan organik dari tanah
utamanya melalui proses oksidasi biologis dalam tanah (Watoni, 2000).
Bahan organik tanah adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organic
kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa
humus hasil humufikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi
(Hanafiah, 2014).

Bahan organik tanah adalah semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam
tanah, termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa mikroorganisme,
bahan organik terlarut di dalam air, dan bahan organik yang stabil atau humus.
Komponen organik tanah berasal dari biomassa yang mencirikan suatu tanah aktif.
Komponen organik tak hidup terbentuk dari melalui pelapukan kimia dan biologi,
yang dipisahkan ke dalam bahan-bahan yang anatomi bahan aslinya masih tampak
dan bahan-bahan yang telah terlapuk sempurna (Hardjowigeno, 2003).

Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa tumbuhan dan binatang
yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan yang
demikian berada dalam proses pelapukan aktif dan menjadi mangsa jasad mikro.
Sebagai akibat, bahan itu berubah terus dan selalu diperbaharui melalu
penambahan sisa-sisa tanaman atau binatang (Soepardi, 2005).

Penentuan bahan organik tanah ada berbagai macam antara lain dengan metode
pembakaran,’'Walkey and Black'', destruksi basah, dan lain-lain. Metode
pembakaran menggunakan pendekatan gravimetris yaitu selisih berat bahan
sebelum dan sesudah pembakaran, cara ini murah dan mudah serta biasa
dilakukan di lapangan. Metode Walkey and Black menggunakan tahapan antara,
artinya kandungan bahan organik ditentukan oleh besarnya C-organik hasil titrasi
kemudian dikalikan dengan konstanta tertentu (Sulaeman dkk, 2005).

Bahan organic memegang peranan penting dalam meningkatkan dan


mempertahankan kesuburan kimia, fisika, dan fisika-kimia, maupun biologi tanah
yang akan menentukan tingkat produktivitas tanaman dan keberlanjutan
penggunaan lahan untuk pertanian (Lengkong, 2008).
Faktor kesalahan yang mungkin terjadi pada praktikum bahan organik tanah yaitu
jika sampel tanah yang didapatkan sebelum titrasi berwarna hijau pekat yang
dimana akan mengakibatkan kegagalan dalam proses titrasi.
V. KESIMPULAN

Kesimpulan pada praktikum bahan organic tanah adalah tanah ultisol yang
memiliki tingkat kadar C-Organik sebesar 1,1658% dengan kandungan bahan
organik sebesar 2,48%. Sedangkan pada tanah andisol memiliki tingkat kadar C-
Organik sebesar 2,009% dengan kandungan bahan organik sebesar 4,27%.
DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, K.A. 2014. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Rajawali Pers. Jakarta.

Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. PT. Medityatama Sarana Perkasa. Jakarta

Lengkong, J.E., dan Kawulusan R.I. 2008. Pengelolaan Bahan Organik Untuk
Memelihara Kesuburan Tanah. Soil Environment, Vol. 6, No. 2, Hal : 91-
97.

Madjid. 2010. Sifat dan Ciri Tanah. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Bogor.

Sulaeman, Suparto, & Eviati, 2005, Petunjuk teknis analisis kimia tanah,
tanaman, air, dan pupuk, Balai Penelitian Tanah, Departemen Pertanian,
Bogor.

Soepardi. 2005. Masalah Kesuburan Tanah di Indonesia. Departemen Ilmu


Tanah.

Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Kanisius. Yogyakarta.

Watoni, A.H., dan Buchari. 2000. Studi Aplikasi Metode Potensiometri Pada
Penentuan Kandungan Karbon Organik Total Tanah. JMS Vol. 5 No. 1,
hal. 23-40.
LAMPIRAN

Perhitungan
 Perhitungan Tanah Ultisol
ml K2Cr2O7 × (1−VS/VB)
% C-Organik = × 0.3886
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ
5 × (1−7.6/11)
= × 0.3886
0.5

= 10 × (1-0.69) × 0.3886
= 10 × 0.31 × 0.3886
= 1.20466%
% bahan organik = % C-Organik × 1.724
= 1.20466 × 1.724
= 2.077%
 Perhitungan Tanah Andisol
ml K2Cr2O7 × (1−VS/VB)
% C-Organik = × 0.3886
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ
5 × (1−4/11)
= × 0.3886
0.5

= 10 × (1-0.36) × 0.3886
= 10 × 0.64 × 0.3886
= 2.48704 %
% bahan organik = % C-Organik × 1.724
= 2.48704 × 1.724
= 4.29%

Anda mungkin juga menyukai