Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH

REAKSI TANAH

NAMA
NIM
KELOMPOK
ASISTEN

: RENI PRATIWI
: G41113303
: IV (EMPAT)
: MUH. ABBAS

JURUSAN ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanah bila ditinjau dari bidang pertanian merupakan media atau tempat tumbuh
dari tanaman darat. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua tanaman dapat
tumbuh dari suatu lahan yang sama atau dengan kata lain suatu tanaman dapat
tumbuh dengan baik pada tanah-tanah tertentu. Hal ini disebabkan karena suatu
tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya reaksi tanah.
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman tanah atau alkalitas tanah
yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi
ion H+ (hidrogen)dalam tanah. Semakin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, maka
semakin masam tanah tersebut. Nilai pH berkisar antara 0-4 dengan pH 7 disebut
netral, sedangkan pH kurang dari 7 disebut masam dan pH lebih dari 7 disebut
basa.
Umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar tanaman pada keadaan pH
netral karena pada pH tersebut kebanyakan unsur hara dapat larut dalam air.
Mengingat besarnya pengaruh pH terhadap pertumbuhan tanaman, maka para ahli
melakukan penyelidikan guna memperoleh pengetahuan tentang pH dan
bagaimana cara yang dapat dilakukan bila mengetahui keadaan suatu pH di
lapangan yang cocok untuk keperluan budidaya tanaman.
Penilaian mengenai produktivitas atau kesuburan tanh dapat dilihat pada
tiga aspek, yaitu sifat fisik tanah, sifat kimia dan biologis tanah. Ketiga aspek ini
dapat diketahui sama penting peranannya dalam menentukan kesuburan tanah.
Apabila dari salah satu dari ketiga aspek ini rendah, sementara yang lainnya tinggi
maka produktivitas tanah yang maksimum belum dapat tercapai.
Berdasarkan uraian di atas, maka praktikum mengenai reaksi tanah perlu
dilaksanakan, mengingat tingkat kesuburan tanah sangat dipengaruhi oleh pH
tanah.

1.2. Tujuan dan Kegunaan


Tujuan diadakannya praktikum reaksi tanah adalah untuk mengetahui nilai pH
tanah.
Kegunaan dari pelaksanaan praktikum reaksi tanah ini adalah sebagai
bahan informasi untuk mengetahui tingkat atau kelas kemasaman pada suatu tanah
sehingga dapat ditentukan cara pengelolaan yang tepat sesuai dengan tingkat pH
tanah tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Reaksi tanah merupakan salah satu sifat kimia dari tanah yang mencakup berbagai
unsur-unsur dan senyawa-senyawa kimia yang lengkap.

Reaksi tanah

menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah dimana status kimia tanah
merupakan suatu faktor yang mempengaruhi proses-proses biologis seperti pada
pertumbuhan tanaman.

Reaksi atau pH yang ekstrim berarti menunjukkan

keadaan kimia tanah yang dapat disebutkan proses biologis terganggu


(Pairunan,1985).
Sumber kemasaman tanah adalah bahan-bahan organik dan anorganik.
Ionisasi asam-asam menghasilkan ion H+ bebas dalam larutan tanah. Sumber lain
kemasaman tanah adalah H+ dan Al3+ dapat ditukar pada misel koloid tanah.
Kemampuan tanah untuk mempertahankan pH dan perubahan karena penambahan
alkalis atau masam yang dinamakan daya sanggah tanah(Hardjowigeno,1987).
Reaksi tanah atau pH tanah penting dalam menentukan mudah tidaknya
unsur-unsur hara diserap tanaman. Menunjukkan kemungkinan adanya unsurunsur beracun dan mempengaruhi perkembangan mikroorganisme seperti bakteri
berkembang dengan baik pada pH 5,5. Jamur dapat berkembang biak pada segala
tingkat kemasaman tanah dan bakteri pengikat nitrogen dengan bakteri nitrifikasi
hanya berkembang dengan baik pada pH lebih dari 5,5(Foth,1994).
Nilai pH tanah dipengaruhi oleh sifat misel dan macam katron yang
komplit antara lain kejenuhan basa, sifat misel dan macam kation yang terserap.
Semakin kecil kejenuhan basa, maka semakin masam tanah tersebut dan pH nya
semakin rendah. Sifat misel yang berbeda dalam mendisosiasikan ion H beda
walau kejenuhan basanya sama dengan koloid yang mengandung Na lebih tinggi
mempunyai pH yang lebih tinggi pula pada kejenuhan basa yang sama
(Pairunan,1985).
Larutan mempunyai pH 7 disebut netral, lebih kecil dari 7 disebut masam,
dan lebih besar dari 7 disebut alkalis. Reaksi tanah ini sangat menunjukkan
tentang keadaan atau status kimia tanah. Status kimia tanah mempengaruhi
proses-proses biologik, (Pairunan, 1997).

pH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan


tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung berupa
ion Hidrogen sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu tersedianya unsur-unsur
hara tertentu dan adanya unsur beracun. Kisaran pH tanah mineral biasanya
antara 3,5-10 atau lebih. Sebaliknya untuk tanah gembur, pH tanah dapat kurang
dari 3,0. Alkalis dapat menunjukkan pH lebih dari 3,6. Kebanyakan pH tanah
toleran pada yang ekstrim rendah atau tinggi, asalkan tanah mempunyai
persediaan hara yang cukup bagi pertumbuhan suatu tanaman (Hakim dkk, 1986).
Kejenuhan basa adalah perbandingan antara kation basa dengan jumlah
kation yang dapat dipertukarkan pada koloid tanah.

Kejenuhan basa juga

mencerminkan perbandingan kation basa dengan kation hidrogen dan almunium.


Berarti semakin kecil kejenuhan basa, semakin masam pula reaksi tanah tersebut
atau pH-nya semakin rendah. Kejenuhan basa 100% mencerminkan pH tanah
yang netral, kurang dari itu mengarah ke pH tanah masam, sedangkan lebih dari
itu mengarah ke basa.
Sifat Misel yang berbeda-beda dalam mendisosiasikan ion H+ terjerap
menyebabkan pH tanah berbeda pada koloid yang berbeda, walaupun kejenuhan
basanya sama. Koloid organik mudah mendisosiasikan ion H+ ke dalam larutan
( Hakim, 1986 )
Daerah rawa-rawa sering ditemukan tanah-tanah sangat masam dengan pH
kurang dari 3,0 yang disebut tanah sulfat masam (cat clay) karena banyak
mengandung masam sulfat. Di daerah yang sangat kering (arid) kadang-kadang
pH tanah sangat tinggi (pH lebih dari 9,0) karena banyak mengandung garam Na.
Tanah yang terlalu masam dapat dinaikkan pH-nya dengan menambahkan kapur
ke dalam tanah, sedang tanah yang terlalu alkalis dapat diturukan pH-nya dengan
penambahan belerang (Hardjowigeno, 2007).
Kondisi pH tanah mempengaruhi serapan unsur hara dan pertumbuhan
tanaman melalui pengaruhnya terhadap ketersediaan unsur hara dan adanya unsurunsur yang beracun. Beberapa unsur hara fungsional seperti besi, mangan, dan
seng berkurang apabila pH dinaikan dari 5.0 menjadi 7.5 atau 8.0. Molibdenium
berkurang ketersediannya bila pH diturunkan. Pada pH kurang dari 5.0 besi dan

mangan menjadi larut dalam jumlah cukup banyak yang dapat menyebabkan
tanaman keracunan. Pada pH yang sangat tinggi, ion bikarbonat akan dijumpai
dalam jumlah banyak sehingga dapat menggangu serapan normal unsur lain dan
sangat merugikan pertumbuhan tanaman (Hardjowigeno, 2007).
Sifat kemasaman tanah ada dua jenis, yaitu kemasaman aktif dan
memasaman potensial. Reaksi kemasaman aktif ialah yang diukurnya konsentrasi
ion H+ yang terdapat pada pemakaian sehari-hari. Reaksi tanah potensial ialah
banyaknya kadar hidrogen dapat ditukar baik yang terjerap olehn kompleks koloid
tanah maupun yang terdapat dalam larutan. Sejumlah senyawa menyumbang pada
pengembangan reaksi tanah yang asam ataupun basa. Asam-asam organik dan
anorganik, yang dihasilkan oleh penguraian bahan organic tanah. Menentukan
kemasaman tanah ada beberapa alat ukur reaksi tanah yang dapat digunakan. Alat
yang murah ialah kertas lakmus yang bentuknya berupa gulungan kertas kecil
memanjang. Alat lain yang harganya sedikit mahal tetapi dapat dipakai berulangulang dengan hasil pengukuran lebih akurat adalah pH tester dan soil tester
(Hardjowigeno S, 2007).
Kemasaman tanah sangat terdapat pada tanah dengan curah hujan tinggi,
cukup banyak basa yang bisa tertukar dari permukaan tanah. Pengaruhnya sangat
besar terhadap tanaman sehingga kemasaman tanah harus diperhatikan karena
merupakan sifat tanah yang sangat penting (Buckman dan Brady, 1992).
Pentingnya pH tanah :
1. Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman. Pada
umumnya unsur hara mudah diserap akar tanaman pada pH tanah sekitar
netral karena pH tersebut kebanyakan unsur hara mudah larut dalam air.
Pada tanah masam unsur P tidak dapat diserap tanaman karena diikat oleh
Al, sedangkan pada tanah alkalis unsur P juga tidak dapat diserap tanaman
karena difiksasi oleh Ca

2. Menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun . Pada tanahtanah masam banyak ditemukan ion-ion Al didalam tanah, yang kecuali
memfiksasi unsur P juga merupakan racun bagi tanaman. Di samping itu,
pada tanah masam unsur-unsur mikro juga mudah larut sehingga
ditemukan dalam jumlah yang terlalu banyak. jika terlalu banyak dapat
menjadi racun bagi tanaman. Sedangkan pada tanah alkalis sering
mengandung garam yang terlalu tinggi yang juga dapat menjadi racun.
3. Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme. Mikroorganisme seperti
bakteri berkembang baik pada pH 5,5 atau lebih dan akan terhambat pada
pH kurang dari 5,5. Jamur dapat berkembang baik pada segala tingkat
kemasaman tanah tetapi pada pH lebih dari 5,5 jamur harus bersaing
dengan bakteri. Bakteri pengikat nitrogen dari udara dan bakteri nitrifikasi
berkembang baik pada pH lebih dari 5,5 ( Hardjowigeno, 2007 )
Reaksi tanah atau yang disebut dengan pH tanah dipengaruhi oleh beberapa
faktor, terutama di daerah industry, disebabkan sulfur yang merupakan hasil
sampingan dari industrigas, yang jika bereaksi dengan air akan menghasilkan
asam sulfur, dan asam nitrit yang secara alami merupakan komponen renik dari air
hujan. Hujan asam juga terjadi sebagai akibat meningkatnya penggunaan dan
pembakaran fosil-fosil padat yang menimbulkan gas-gas sulfur dan nitrogen, yang
kemudian bereaksi dengan air hujan. Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi
tanah yaitu kejenuhan basa, macam kation terjerap, curah hujan, pemupukan,
perbandingan air dengan tanah, kandungan garam-garam dalam larutan tanah, dan
keseimbangan CO2 udara dan CO2 tanah(Hanafiah, 2004).
Factor yang mempengaruhi kemasaman tanah adalah sebagai berikut
kejenuhan basa, sifat misel, dll.

Kejenuhan basa adalah perbandingan antara

kation basa dengan jumlah kation yang dapat dipertukarkan pada koloid
tanah.Kejenuhan basa juga mencerminkan perbandingan kation basa dengan
kation hidrogen dan almunium.Berarti semakin kecil kejenuhan basa, semakin
masam pula reaksi tanah tersebut atau pH-nya semakin rendah.Kejenuhan basa

100% mencerminkan pH tanah yang netral, kurang dari itu mengarah ke pH tanah
masam, sedangkan lebih dari itu mengarah ke basa.
Sifat Misel yang berbeda-beda dalam mendisosiasikan ion H + terjerap
menyebabkan pH tanah berbeda pada koloid yang berbeda, walaupun kejenuhan
basanya sama. Koloid organik mudah mendisosiasikan ion H +

ke dalam

larutan.Sumber kemasaman tanah adalah bahan-bahan organik dan anorganik.


Faktor-faktor lain yang mempengaruhi

tingkat kemasaman tanah yaitu

pencucian basa, mineralisasi atau dekomposisi bahan organik, respirasi akar yang
menghasilkan CO2 dan pemberian pupuk yang bereaksi masam dalam tanah

III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 25 Oktober 2014 pukul 10.00 WITA
di Exfam Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum Reaksi Tanah adalah pH meter,
tempat roll film, dan Stopwatch.
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum Reaksi Tanah
adalah sampel tanah dan air aqua.
3.3 Prosedur Kerja
Adapun metode percobaan pada Reaksi Tanah (pH Tanah) adalah:
1. Memasukkan contoh tanah halus kedalam tempat rol film.
2. Menambahkan 2 ml air (rasio 2:1), kocok selama 15 menit, kemudian
diamkan selama 5 menit sampai bahan tanah mengendap dan bagian
supernatan diatasnya.
3. Memindahkan bagian supernatant

ke wadah lain, kemudian celupkan

kertas pH selama 1 menit.


4. Membandingkan dengan warna pH baku.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada tanah lapisan I, II,dan III,
maka diperoleh hasil sebagai berikut,
Tabel: Hasil Pengamatan Nilai pH Tanah dalam lapisan I , II, III
Lapisan
I

Ph
5,5

Kriteria
Agak Masam

II

Agak Masam

III

5,5

Aagak Masam

Sumber : Data primer dasar-dasar ilmu tanah 2014


4.2 Pembahasan
Berdasarkan tabel pengamatan di atas dapat dilihat bahwa kandungan pHnya
adalah 5,5 , 5 , dan 5,5 hal ini menunjukan bahwa lapisan I, II, dan III memiliki
sifat agak masam,. Tanah tersebut termasuk tanah yang berkriteria tanah agak
masam hal ini berdasarkan pendapat. Hardjowigeno (2003), yang mengemukakan
bahwa tanah dikatakan masam jika pH-nya lebih kecil dari 7 dan dikatakan basa
jika nilai pH-nya lebih besar dari 7. Hal tersebut juga dapat dipengaruhi oleh
banyaknya kandungan air didalan tanah tersebut sehingga kandungan basa dalam
tanah tercuci dan mengakibatkan tanah tersebut menjadi masam. Tanah yang
terlalu masam, dapat dinaikkan pH-nya dengan menambahkan kapur ke dalam
tanah.

Pada tanah masam, aktivitas (kelarutan) Al mungkin tinggi dan dapat


meracun tanaman, sedangkan pada tanah-tanah yang mempunyai pH tinggi unsurunsur

tertentu

mungkin

kurang

tersedia

untuk

tanaman

karena

mengendap,sedangkan pH tanah yang terlalu alkalis atau mempunyai nilai pH


yang tinggi dapat diturunkan dengan cara menambahkan belerang atau dengan
cara pemupukan pada tanah (Hardjowigeno, 2003). Berdasarkan tabel pengamatan
di atas dapat dilihat bahwa pada umunya pH atau tingkat kemasaman tanahnya
rata-rata dibawah dari angka 7. Hal ini dikarenakan adanya sumber-sumber
kemasaman pada tanah gambut antara lain yaitu hasil respirasi akar berupa H+.
Tanah gambut telah diketahui merupakan hasil asimilasi dari bahan organik yang
telah melapuk maupun yang masih mentah atau yang belum melapuk sepurna
dalam kurun waktu yang sangat lama. Bahan organik yang belum melapuk dengan
sempurna ini melakukan respirasi setiap waktunya dengan mengeluarkan ion H+
kedalam tanah sehingga tanah menjadi masam.. Tanah gambut telah diketahui
memiliki jumlah KTK yang sangat tinggi, akan tetapi kation-kation yang
dipertukarkan merupakan asam-asam organik.
Sumber kemasaman pada tanah gambut tidak hanya berasal dari asamasam organik melainkan adanya ion-ioh hidroksil pada tanah gambut seperti Al,
Fe dan Si. Unsur-unsur ini jika berikatan dalam senyawa membentuk reaksi kimia
maka akan membentuk ion H+. yang akan menyebabkan tanah gambut menjadi
semakin masam. Tanah gambut yang masam menyebabkan berkurangnya
ketersediaan hara didalam tanah dan organisme didalam tanah mejadi sulit hidup.
Ketersediaan unsur beracun yang melimpah seperti Al, Fe dan Si pada tanah
gambut

dikarenakan

tanah

yang

masam

menyebabkan

dibudidayakan di atas lahan gambut tidak dapat hidup.

tanaman

yang

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan praktikum, maka dapat diperoleh kesimpulan
bahwa :
1. Nilai pH yang terkandung dalam tanah tersebut adalah 5,5 (lapisan I), 5
(lapisan II) dan 5,5 (lapisan III).
2. Reaksi tanah (pH) keasamaan tanah disebabkan oleh bahan organik.
Kemasaman tanah sangat dipengaruhi oleh bahan organik yang terdapat
dalam tanah.

DAFTAR PUSTAKA
Buckman.H. dan N.C. Brandy, 1982. Ilmu Tanah. Brata Karya Aksara, Jakarta.
Foth, H.D., 1984. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.. Edisi VI. Erlangga, Jakarta.
Hakim, N.M.Y. Nyakpa, A.M.Lubis, S.Ghani, Nugroho, M.R.Soul, M.A.Diha,
G.B.Hong, N.H.Balley., 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas
Lampung, Lampung.
Hanafiah, Ali Kemas. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Hardjowigeno, S. 2003 . Ilmu Tanah. Akademik Persindo : Jakarta.
Pairunan ,A.K., JL.Nanere, Arifin. S.R.Samosir, R.Tangkai Sari, J.R.Lalopouo,
B.Ibrahim, H.Asmadi., 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan
Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur, Ujung Pandang.

Anda mungkin juga menyukai