I. PENDAHULUAN
http://yohanissarmaidiot.blogspot.co.id/2016/01/i_19.html
Kemasaman tanah adalah sifat tanah yang perlu diketahui, sebab menunjukkan
adanya hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara dan juga hubungna antara
pH dengan sifat-sifat tanah. Terdapatnya beberapa hubungan komponen dalam
tanah mempengaruhi konsentrasi H+ dalam tanah, dimana keadaannya dipersulit
oleh bahan-bahan tanah yang lain.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi optimal dari
tanaman adalah pH tanah. Reaksi tanah yang dinyatakan dengan pH menunjukkan
sifat kemasaman atau konsentrasi ion H+ dan ion OH- dalam tanah. pH yang
dibutuhkan oleh tanaman adalah pH yang sesuai dengan keadaan anatomi dan
fisiologis daripada tanaman tersebut, oleh sebab itu pH perlu diubah agar sesuai
kebutuhan tanaman. Namun usaha ini tidak mudah sebab ada penghambat yang
disebut Buffer (sanggahan), yang merupakan suatu sifat umum dari campuran
asam-basa dan garamnya.
Kemasaman dikenal ada dua yaitu kemasaman aktif dan kemasaman potensial.
Kemasaman aktif disebabkan oleh H+ dalam larutan, sedangkan kemasaman
potensial disebabkan oleh ion H+ dan Al yang terjerap pada permukaan kompleks
jerapan.Berdasarkan uraian di atas, maka perlu melakukan percobaan reaksi tanah
(pH) untuk mengetahui jenis reaksi dan nilai pH tanah pada berbagai lapisan tanah.
Praktikum reaksi tanah ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pH yang terkandung
dalam tiap lapisan tanah dan mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi
pH.Kegunaan dari praktikum reaksi tanah ini adalah agar mahasiswa dapat
mengetahui lebih jauh tentang cara mengukur pH tanah dan tingkat pH yang baik
dalam tanah untuk usaha pertanian.
Kemasaman tanah merupakan salah satu sifat yang penting. Sebab terdapat
hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara, juga terdapat beberapa hubungan
antara pH dan semua pembentukan serta sifat-sifat tanah. Pada umumnya pH tanah
ditentukan oleh : 1. Pencampuran satu bagian tanah dengan dua bagian air suling
(bahan lain yang sesuai seperti larutan garam netral), 2. Campurkanlah mereka
untuk mendapatkan tanah dan air sampai mendekati kesetimbangan, dan
kemudian, 3. Ukurlah pH suspensi air tanah. Tedapat beberapa komponen dalam
tanah yang mempengaruhi konsentrasi larutan tanah. Keadaan dipersukar oleh
bahan-bahan tanah besar perubahannya diantaranya interaksi. Bagian ini dimulai
dengan suatu pH tertentu dan faktor faktor yang mengendalikan pH pada
sebagian besar tanah, yang umumnya berkisar 4 10, pH kurang dari 4, biasanya
dikaitkan dengan hadirnya asam kuat seperti asam sulfat (Foth, 1999)
Kemasaman tanah ditentukan oleh dinamika ion di dalam tanah, ion yang terdapat
dalam suspensi tanah berada keseimbangan dengan ion yang terjerap. Akibat dari
proses itu, maka dikenal 2 jenis kemasaman yaitu kemasaman aktif dan
kemasaman potensial. Kemasaman aktif disebabkan oleh ion di dalam larutan
tanah, sedangkan kemasaman potensial disebabkan oleh ion dan Al yang terjerap
pada permukaan kompleks jerapan. (Hardjowigeno, 2003).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah kejenuhan basa, sifat misel, dan
macam kation yang terserap. Didaerah basah pencucian dengan mudah
melenyapkan Na karena daya ikatannya pada tanah pertukaran tidak kuat. Adanya
pengaruh garam-garam terlarut didalam tanah yang mengendap secara alami di
dalam tanah didaerah-daerah yang tanahnya kering, atau sebagai akibat
penambahan irigasi (Hardjowigeno, 2003).
Komponen kimia tanah sangat berperan dalam menentukan sifat dan ciri tanah
pada umumnya dan kesuburan tanah pada khususnya. Uraian kimia tanah banyak
menjelaskan tentang reaksi-reaksi kimia yang menyangkut masalah-masalah
ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Hal-hal yang banyak berkaitan dengan
masalah tersebut di atas adalah penyerapan dan pertukaran kation, sifat dari tanah,
reaksi tanah, dan pengelolaannya (Foth, 1999).
Reaksi tanah atau pH tanah dapat memberikan petunjuk beberapa sifat tanah.
Makin tinggi pH makin banyak basa-basa terdapat dalam tanah. Tanah-tanah yang
terus menerus tercuci oleh air hujan cenderung mempunyai pH yang rendah dan
miskin basa-basa. Pada tanah masam, aktivitas (kelarutan) Al mungkin tinggi dan
dapat meracuni tanaman, sedangkan pada tanah-tanah yang mempunyai pH tinggi
unsur-unsur tertentu mungkin kurang tersedia untuk tanaman karena
mengendap(Harjowigeno,2003).
.
III. METODOLOGI
Bahan-bahan yang diperlukan terdiri dari sampel tanah terombak dari beberapa
jenis tanah yang berbeda pH-nya dan air suling. Adapun peralatan yang diperlukan
adalah pH meter, pH indikator, timbangan, gelas silinder, dan silinder pengukur
volume.
5. Membilas probe (elektroda) dari pH meter yang tersedia dengan air suling.
2. Memasukkan 5 gram tanah tersebut ke dalam roll film dan diberi label.
5. Mencelupkan sebagian dari ujung bawah dari pH indikator ke dalam roll film.
4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 5. Pengamatan keasaman tanah lapisan I, lapisan II, dan lapisan III.
4.2. Pembahasan
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada lapisan satu diukur dengan
menggunakan pH meter hasil yang didapatkan adalah 6,02 dan dengan
menggunakan pH indikator hasil yang didapatkan adalah 5 dengan kriteria agak
masam. Pada lapisan dua dengan menggunakan pH meter hasil yang didapatkan
adalah 7 dan dengan menggunakan pH indikator hasil yang didapatkan adalah 4
dengan kriteria agak masam. Pada lapisan tiga dengan menggunakan pH meter
hasil yang didapatkan adalah 5,68 dan dengan menggunakan pH indikator hasil
yang didapatkan adalah 5 dengan kriteria agak masam.
Jika diperhatikan pada tabel diatas nilai pH yang diukur mengunakan pH
meter pada lapisan kedua lebih banyak (netral) dibanding lapisan pertama (agak
masam), hal ini desebabkan oleh dua kemungkinan yaitu yang pertama adalah
terjadi kekeliruan dalam praktikum misalnya pada saat pengocokan roll film yang
seharusnya dilakukan selam 15 menit dan hanya dilakukan selama 2 menit.
Kemungkinan kedua adalah terjadinya pengendapan yang menyebabkan pH tanah
tercuci karena menurut Hanafiah (2014) Jika air berasal dari air hujan melewati
tanah, kation-kation basa seperti Ca dan Mg akan tercuci.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat diperoleh data yaitu pada
lapisan satu diukur menggunakan pH meter dengan hasil 6,02 dan dengan
menggunakan pH indikator dengan hasil 5 dengan kriteria agak masam. Pada
lapisan dua dengan menggunakan pH meter dengan hasil 7 dan dengan
menggunakan pH indikator dengan hasil 4 dengan kriteria agak masam. Pada
lapisan tiga dengan menggunakan pH meter dengan hasil 5,68 dan dengan
menggunakan pH indikator dengan hasil 5 dengan kriteria agak masam.
5.2 Saran
\
DAFTAR PUSTAKA
Foth, Henry D. 1999. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
http://dokumen.tips/documents/hubungan-unsur-hara-terhadap-ph-tana.html
13asam, dan pH > 7 disebut basa. Perlu diingat bahwa pada pH = 6 ada 10x lebih
banyak ion H+ dibanding pada pH 7, sehingga antara pH 5 dan pH 7 ada perbedaan
100x ion H+. pH tanah merupakan faktor terpenting dalam menetukan sifat kimia
tanah (seperti halnya tekstur tanah dalam sifat fisika tanah). Dengan mengetahui
pH tanah maka kita dapat segera mengetahui apakah tanah tersebut cocok
untuk pertumbuhan tanaman dan unsur apa saja yang paling terbatas
ketersediaanya. pH tanah tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara
langsung, tetapi mempengaruhi kelarutan unsur-unsur hara sehingga menentukan
ketersediaan hara bagi tanaman. Gambar 1 menunjukkan ketersediaan unsur
hara pada bebagai kisaran pH tanah. Nilai pH antara 3 7 disebut masam,
sedangkan antara 7-11 disebut alkalin (basa). Pada tanah masam, kandungan ion
H+ nya tinggi, sedangkan tanah alkalin banyak mengandung ion OH-. Tanah
mineral pada daerah yang banyak hujan (lembab) umumnya memiliki kisaran nilai
pH antara 4 7, sedangkan tanah mineral pada daerah kering (arid) antara 6,5
9.5. Pada Gambar 2-1 nampak bahwa ketersediaan unsur makro (N, P, K, S, Ca,
dan Mg) berada pada kisaran maksimum antara pH 6 8, sedangkan unsur
hara mikro (kecuali Mo) banyak tersedia pada pH rendah. Nilai pH yang
ekstrim dapat meracuni tanaman sebagai akibat adanya kombinasi antara
kelebihan dan defisiensi, misalnya tanah masam (i.e. podsolik merah kuning yang
banyak dijumpai di Lampung) dapat memiliki kandungan Al dan Mn yang tinggi
sementara defisien unsur lain seperti Ca, Mg, P, K, dan Mo. Pemahaman bahwa pH
tanah mengatur ketersediaan unsur hara bagi tanaman adalah penting dalam
manajemen pemupukan. Oleh karena itu, agar pemupukan menjadi lebih efisien
maka pH tanah harus dipertahankan seoptimum mungkin. Nitrogen Meskipun pH
tanah tidak secara langsung mengontrol ketersediaan N, namun mempengaruhi
aktivitas mikroba tanah. Kondisi masam dapat menghambat aktivitas mikroba
dan memperlambat mineralisasi N (dari bahan organik) serta
http://jokowarino.id/pengertian-unsur-hara-dan-pengaruhnya-terhadap-tanaman/
Pengertian Unsur Hara dan Pengaruhnya Terhadap Tanaman Sebagai makhluk
hidup yang tumbuh dan berkembang, setiap tanaman tentu membutuhkan
makanan. Makanan tersebut bisa didapat dari unsur hara. Yaitu suatu zat yang
dapat memberi pengaruh terhadap pertumbuhan dan juga perkembangan fisik pada
tanaman. Unsur hara tak bisa digantikan dengan unsur lainnya karena termasuk
unsur esensial yang harus ada dalam jumlah tertentu dengan takaran yang pas bagi
masing-masing tanaman. Unsur hara terdiri dari beberapa jenis unsur yang dapat
diperoleh dari udara melalui stomata dan juga lentisel pada tanaman dan bisa
diperoleh dari tanah melalui akar.
Unsur hara secara garis besar dibagi menjadi dua bagian, yakni unsur hara makro,
yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak dan ada pula unsur hara
mikro, yaitu unsur hara yang diperlukan dalam jumlah sedikit. Berikut ini
pembagian beberapa unsur hara yang diperlukan oleh tanaman, yaitu:
Unsur hara mikro meliputiBesi, mangan, Tembaga, Boron, Seng dan Klor.
Unsur hara memiliki pengaruh yang amat penting bagi tanaman khususnya dalam
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. Berikut ini
manfaat dan pengaruh unsur hara terhadap tanaman, yaitu:
Memaksimalkan pertumbuhan akar dan pemasakan buah, biji atau gabah pada
tanaman.
Mengoptimalkan kualitas buah dan bunga yang dihasilkan tanaman dari segi warna,
rasa dan juga bobotnya.
Semua tanaman harus mampu memenuhi kebutuhan seluruh unsur hara dalam
jumlah yang tepat demi menyempurnakan pertumbuhan dan beberapa manfaat
tersebut demi perkembangan hidupnya. Sebab, unsur hara yang tidak terpenuhi
secara menyeluruh dapat membuat pertumbuhan dan perkembangan tanaman
menjadi terganggu sehingga proses pertumbuhan tak dapat berjalan normal dan
maksimal. Tapi bukan berarti unsur hara yang melebihi batas kebutuhan tanaman
akan lebih maksimal dalam memberikan pengaruhnya bagi tanaman tersebut.
Justru hal itu akan berdampak buruk bagi perkembangan tanaman untuk
kedepannya.
http://vhelast.blogspot.co.id/2012/04/ph-tanah-dan-ketersediaa-hara.html?m=1