Anda di halaman 1dari 4

KANDUNGAN Ph TANAH PADA TANAMAN PADI DI DESA WOLOREGA KECAMATAN PAGA

KABUPATEN SIKKA

Untuk memenuhi tugas Mata kuliah Kesuburan Tanah

Dosen pengampuh : Yovita Yasintha Bolly,S.P.,M.Si

Oleh :

Kelompok/Agroteknologi 2

Nama Anggota :

1. Antonia Primustin Nona Yuta (042210019)

2. Maria Sri Kartika Nona Mina (042210020)

3. Yohanis Ragi Raja (042210033)

UNIVERSITAS NUSA NIPA INDONESIA

FAKULTAS PERTANIAN

PRODI AGROTEKNOLOGI
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Kemasaman tanah adalah sifat tanah yang perlu diketahui, sebab menunjukkan adanya
hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara dan juga hubungna antara pH dengan sifat-sifat
tanah. Terdapatnya beberapa hubungan komponen dalam tanah mempengaruhi konsentrasi
H+ dalam tanah, dimana keadaannya dipersulit oleh bahan-bahan tanah yang lain.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi optimal dari
tanaman adalah pH tanah. Reaksi tanah yang dinyatakan dengan pH menunjukkan sifat
kemasaman atau konsentrasi ion H+ dan ion OH- dalam tanah. pH yang dibutuhkan oleh
tanaman adalah pH yang sesuai dengan keadaan anatomi dan fisiologis dari pada tanaman
tersebut, oleh sebab itu pH perlu diubah agar sesuai kebutuhan tanaman. Namun usaha ini
tidak mudah sebab ada penghambat yang disebut Buffer (sanggahan), yang merupakan suatu
sifat umum dari campuran asam-basa dan garamnya.

Pentingnya pH adalah untuk menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap


tanaman. Pada tanaman yang sekitar pH netral, disebakan karena pH tersebut kebanyakan
unsur hara larut dalam air. Ditinjau dari berbagai segi, tanah yang mempunyai pH antara 6-7
merupakan pH yang terbaik (netral), pada pH dibawah 7 merupakan tanah yang masam
sehingga unsur P tidak dapat diserap tanaman karena diikat (difiksasi) oleh Al sedangkan
pada tanah alkalis pHnya berkisar antara 8-14 sehingga unsur P juga tidak dapat diserap oleh
tanaman karena difikasi atau diikat oleh Ca. Penanggullangan tanah yang terlalu masam
dapat dinaikkan dengan menambah kapur pada tanah itu, sedangkan tanah yang terlalu alkalis
dapat diturunkan pHnya dengan cara penambahan belerang. 

Kemasaman dikenal ada dua yaitu kemasaman aktif dan kemasaman potensial.
Kemasaman aktif disebabkan oleh H+ dalam larutan, sedangkan kemasaman potensial
disebabkan oleh ion H+ dan Al yang terjerap pada permukaan kompleks jerapan. Berdasarkan
uraian di atas, maka perlu melakukan percobaan reaksi tanah (pH) untuk mengetahui jenis
reaksi dan nilai pH tanah pada berbagai lapisan tanah.

1.2.  Tujuan dan Kegunaan


Praktikum reaksi tanah ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pH yang terkandung dalam
tiap lapisan tanah dan mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi pH. Kegunaan dari
praktikum reaksi tanah ini adalah agar mahasiswa  dapat mengetahui lebih jauh tentang cara
mengukur pH tanah dan tingkat pH yang baik dalam tanah untuk usaha pertanian.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.  Keasaman Tanah
Pentingnya pH tanah adalah menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman,
menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun, dan mempengaruhi perkembangan
mikro organisme. Tanah yang terlalu masam dapat dinaikkan pH-nya dengan menambahkan
zat kapur ke dalam tanah, sedang tanah yang terlalu alkalis atau basa dapat diturunkan pH-
nya dengan penambahan belerang.
Kemasaman tanah merupakan salah satu sifat yang penting. Sebab terdapat hubungan
pH dengan ketersediaan unsur hara, juga terdapat beberapa hubungan antara pH dan semua
pembentukan serta sifat-sifat tanah. Pada umumnya pH tanah ditentukan oleh : 1.
Pencampuran satu bagian tanah dengan dua bagian air suling (bahan lain yang sesuai seperti
larutan garam netral), 2. Campurkanlah mereka untuk mendapatkan tanah dan air sampai
mendekati kesetimbangan, dan kemudian, 3. Ukurlah pH suspensi air tanah. Tedapat
beberapa komponen dalam tanah yang mempengaruhi konsentrasi larutan tanah. Keadaan
dipersukar oleh bahan-bahan tanah besar perubahannya diantaranya interaksi. Bagian ini
dimulai dengan suatu pH tertentu dan faktor – faktor yang mengendalikan pH pada sebagian
besar tanah, yang umumnya berkisar 4 – 10, pH kurang dari 4, biasanya dikaitkan dengan
hadirnya asam kuat seperti asam sulfat.
Kemasaman tanah ditentukan oleh dinamika ion di dalam tanah, ion yang terdapat
dalam suspensi tanah berada keseimbangan dengan ion yang terjerap. Akibat dari proses itu,
maka dikenal 2 jenis kemasaman yaitu kemasaman aktif dan kemasaman potensial.
Kemasaman aktif disebabkan oleh ion di dalam larutan tanah, sedangkan kemasaman
potensial disebabkan oleh ion dan Al yang terjerap pada permukaan kompleks jerapan.

2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keasaman Tanah


Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah kejenuhan basa, sifat misel, dan macam
kation yang terserap. Didaerah basah pencucian dengan mudah melenyapkan Na karena daya
ikatannya pada tanah pertukaran tidak kuat. Adanya pengaruh garam-garam terlarut didalam
tanah yang mengendap secara alami di dalam tanah didaerah-daerah yang tanahnya kering,
atau sebagai akibat penambahan irigasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur-unsur yang terkandung


dalam tanah, konsentrasi ion dan ion mineral tanah, air hujan dan bahan induk, bahwa bahan
induk tanah mempunyai pH yang bervariasi sesuai dengan mineral penyusunnya dan asam
nitrit yang secara alami merupakan komponen renik dari air hujan juga merupakan faktor
yang mempengaruhi pH tanah, selain itu bahan organik dan tekstur. Bahan organik
mempengaruhi besar kecilnya daya serap tanah akan air. Semakin banyak air dalam tanah
maka semakin banyak reaksi pelepasan ion H+ sehingga tanah menjadi masam. Tekstur tanah
liat mempunyai koloid tanah yang dapat yang dapat melakukan kapasitas tukar kation yang
tinggi. tanah yang banyak mengandung kation dapat berdisiosiasi menimbulkan reaksi
masam.Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi kemasaman tanah, yaitu kejenuhan basa,
sifat misel, bahan organik tanah, bahan induk tanah, vegetasi, pertumbuhan tanaman, dan
curah hujan.

Faktor-faktor lain yang kadangkala mempengaruhi pH tanah terutama didaerah


industri, antara lain adalah sulfur yang merupakan hasil sampingan dari industri gas, yang
jika bereaksi dengan air akan menghasilkan asam sulfur, dan asam nitrit yang secara alami
merupakan komponen renik dari air hujan. Hujan asam juga terjadi sebagai akibat
meningkatnya penggunaan dan pembakaran fosil-fosil padat yang menimbulkan gas-gas
sulfur dan nitrogen, yang kemudian bereaksi dengan air hujan.

2.3. Hubungan Keasaman Tanah dengan Kesuburan Tanah


Pentingnya pH tanah adalah menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman,
menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun, dan mempengaruhi perkembangan
mikro organisme. Tanah yang terlalu masam dapat dinaikkan pH-nya dengan menambahkan
zat kapur ke dalam tanah, sedang tanah yang terlalu alkalis dapat diturunkan pH-nya dengan
penambahan belerang.

Komponen kimia tanah sangat berperan dalam menentukan sifat dan ciri tanah pada
umumnya dan kesuburan tanah pada khususnya. Uraian kimia tanah banyak menjelaskan
tentang reaksi-reaksi kimia yang menyangkut masalah-masalah ketersediaan unsur hara bagi
tanaman. Hal-hal yang banyak berkaitan dengan masalah tersebut di atas adalah penyerapan
dan pertukaran kation, sifat dari tanah, reaksi tanah, dan pengelolaannya. 

Reaksi tanah atau pH tanah dapat memberikan petunjuk beberapa sifat tanah. Makin
tinggi pH makin banyak basa-basa terdapat dalam tanah. Tanah-tanah yang terus menerus
tercuci oleh air hujan cenderung mempunyai pH yang rendah dan miskin basa-basa. Pada
tanah masam, aktivitas (kelarutan) Al mungkin tinggi dan dapat meracuni tanaman,
sedangkan pada tanah-tanah yang mempunyai pH tinggi unsur-unsur tertentu mungkin
kurang tersedia untuk tanaman karena mengendap.

Anda mungkin juga menyukai