Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum

Dasar - dasar Ilmu Tanah

KEASAMAN TANAH

NAMA : M. NAUFAL FAHRIZA


NIM : G061221029
KELAS : DASAR-DASAR ILMU TANAH B
KELOMPOK : 48
ASISTEN : ADRIAN PASKAH PUTRA

DEPARTEMEN ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nilai angka untuk reaksi tanah sebagai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya
konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin rendah nilai angkanya
makin tinggi tingkat kemasamannya, makin tinggi nilai angkanya makin tinggi
nilai alkalinitasnya. Kejenuhan basa berhubungan erat dengan pH tanah, dimana
tanah dengan pH rendah umumnya mempunyai kejenuhan basa rendah, banyak
didominasi oleh kation asam seperti Al dan H. jika jumlah kation asam (terutama
terlalu banyak maka dapat menyebabkan racun bagi tanaman (Arabia, 2012).
Kemasaman dan kebiasaan tanah didayai oleh kation yang dijerap pada muka
zarah-zarah koloid. Kation-kation utama yang diserap ialah Al, H, Na, K, Ca, dan
Mg. apabila lebih banyak ion Al dan H yang terjerap maka pH tanah menurun.
Jika ion basa lebih banyak terjerap maka pH akan meningkat (Yunus, 2006).
Tipe kemasaman ada dua yaitu tipe kemasaman aktual (disebabkan adanya ion
H+ dan A13+ tertukarkan yang diadsorpsi oleh koloid tanah), dan tipe kemasaman
potensial diukur dengan menggunakan larutan tanah elektrolit, umumnya KCI
(Sutanto, 2012).
Penambahan bahan organik mampu meningkatkan pH tanah, unsur N dan hara
makro lain yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman schingga tanaman
memperoleh cukup nutrisi untuk pertumbuhannya dibandingkan tanah berpasir.
Tanah pasir pada umumnya mengandung lebih sedikit bahan organik dan nitrogen
karena mempunyai kelengasan rendah, mudah terjadi oksidasi, secara alami
penambahan sisa tanaman sedikit (Nariratih, 2013).
Tingkat kemasaman (pH) tanah penting karena beberapa tanaman tertentu
perlu kondisi tanah dengan berbagai tingkat kemasaman. Tidak semua tanaman
mempu hidup dengan kondisi pH tinggi, begitu pula sebaliknya. Dengan
mengetahui tingkat kemasaman tanah kita dapat dengan mudah mengetahui
tanaman jenis apa saja yang dapat dimanfaatkan pada kondisi tanah tersebut
(Sukarman, 2007).
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan pengamatan kemasaman
tanah dan uuntuk mengetahui lebih jauh tentang cara mengukur pH tanah dan
tingkat pH yang baik dalam tanah.
1.2 Tujuan dan Kegunaan Praktikum
Tujuan dari pengamatan kemasaman tanah adalah untuk memahami bagaimana
pengukuran pH tanah dilakukan, memahami pentingnya pH tanah sebagai
indikator sifat kimia tanah yang berbeda, pentujuk perbedaan horizon pada suatu
tanah, dan sebagai bahan diskusi terkait sifat-sifat tanah yang indikatif.
Kegunaan dari pengamatan kemasaman tanah adalah agar mahasiswa dapat
mengetahui lebih jauh tentang cara mengukur pH tanah dan tingkat pH yang baik
dalam tanah untuk kesuburan tanah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keasaman Tanah


Pentingnya pH tanah adalah menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara
diseraptanaman, dan dapat menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur
beracun, dan mempengaruhi perkembangan mikro organisme. Tanah yang terlalu
masam dapatdinaikkan pH-nya dengan menambahkan sebuah zat kapur ke dalam
sebuah tanah,sedang tanah yang terlalu alkalis atau basa dapat diturunkan pH-nya
dengan penambahan sebuah belerang (Hardjowigeno, 2010).
Kemasaman tanah merupakan salah satu sifat yang penting. Sebab terdapat
hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara, juga terdapat beberapa
hubunganantara pH dan semua pembentukan serta sifat-sifat tanah. Pada
umumnya pH tanahditentukan oleh : 1. Pencampuran satu bagian tanah dengan
dua bagian air suling (bahan lain yang sesuai seperti larutan garam netral), 2.
Campurkanlah mereka untuk mendapatkan tanah dan air sampai mendekati
kesetimbangan, dan kemudian, 3.Ukurlah pH suspensi air tanah.
Tedapat beberapa komponen dalam tanah yangmempengaruhi konsentrasi
larutan tanah. Keadaan dipersukar oleh bahan-bahan tanah besar perubahannya
diantaranya interaksi. Bagian ini dimulai dengan suatu pH tertentu dan factor-
faktor yang mengendalikan pH pada sebagian besar tanah, yang umumnya
berkisar 4-10, pH kurang dari 4, biasanya dikaitkan dengan hadirnya asam kuat
seperti asam sulfat (Sutanto, 2007).
Kemasaman tanah ditentukan oleh dinamika ion di dalam tanah, ion
yangterdapat dalam suspensi tanah berada keseimbangan dengan ion yang
terjerap. Akibatdari proses itu, maka dikenal 2 jenis kemasaman yaitu kemasaman
aktif dankemasaman potensial. Kemasaman aktif disebabkan oleh ion di dalam
larutan tanah, sedangkan kemasaman potensial disebabkan oleh ion dan Al yang
terjerap pada permukaan kompleks jerapan (Hardjowigeno, 2010).
2.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keasaman Tanah
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah kejenuhan basa, sifat misel,
dan macam kation yang terserap. Didaerah basah pencucian dengan mudah akan
melenyapkan Na karena daya ikatannya pada tanah pertukaran tidak terlalu
kuat.Adanya pengaruh garam-garam terlarut didalam tanah yang mengendap
secara alamidi dalam tanah didaerah-daerah yang tanahnya kering, atau sebagai
akibat penambahan sebuah irigasi (Hardjowigeno, 2010).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur-unsur yang
terkandung dalam tanah, konsentrasi ion dan ion mineral tanah, air hujan & bahan
induk, bahwa bahan induk tanah mempunyai pH yang bervariasi sesuai dengan
mineral penyusunnya dan asam nitrit yang secara alami merupakan komponen
renik dari air hujan juga merupakan faktor yang mempengaruhi pH tanah, selain
itu bahan organik dan tekstur. Bahan organik mempengaruhi besar kecilnya dava
serap tanah akan air. Semakin banyak air dalam tanah maka semakin banyak
reaksi pelepasan ion H+ sehingga tanah menjadi masam. Tekstur tanah liat
mempunyai koloid tanah yang dapat melakukan kapasitas tukar kation yang
tinggi, tanah yang banyak mengandung kation dapat berdisiosiasi menimbulkan
reaksi masam. Selain faktor lain yang sangat berpengaruh adalah kejenuhan basa,
sifat misel, bahan organik tanah, bahan induk tanah (Asmaud, 2008).
Faktor-faktor lain yang kadangkala mempengaruhi pH tanah terutama
didaerah industri adalah, antara lain adalah sulfur yang merupakan hasil
sampingan dariindustri gas, yang jika bereaksi dengan air akan menghasilkan
asam sulfur, dan asam nitrit yang secara alami merupakan komponen renik dari air
hujan. Hujan asam juga terjadi sebagai akibat meningkatnya sebuah penggunaan
dan pembakaran fosil-fosil padat yang menimbulkan gas-gas sulfur dan nitrogen,
yang kemudian akan bereaksi dengan air hujan (Hanafiah, 2014).
2.3 Hubungan Keasaman Tanah dengan Kesuburan Tanah
Pentingnya pH tanah adalah dapat menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara
diserap tanaman, selain itu dapat menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur
beracun, dan mempengaruhi perkembangan mikro organisme. Tanah yang terlalu
masam dapat dinaikkan pH-nya dengan menambahkan zat kapur ke dalam tanah,
sedangkan tanah tanah yang terlalu alkalis dapat diturunkan pH-nya dengan
penambahan sebuah belerang (Hardjowigeno, 2010).
Komponen kimia tanah sangat berperan dalam menentukan sifat dan ciri tanah
pada umumnya dan kesuburan tanah pada khususnya. Uraian kimia tanah
banyakmenjelaskan tentang reaksi-reaksi kimia yang menyangkut masalah-
masalahketersediaan unsur hara bagi tanaman. Hal-hal yang banyak berkaitan
denganmasalah tersebut di atas adalah penyerapan dan pertukaran kation, sifat
dari tanah, reaksi tanah, pengelolaannya (Sudirjo, 2009).
Reaksi tanah atau pH tanah dapat memberikan petunjuk beberapa sifat tanah.
Makin tinggi pH makin banyak basa-basa terdapat dalam sebuah tanah. Tanah-
tanah yang terus menerus tercuci oleh air hujan cenderung mempunyai pH yang
lebih rendah dan miskin basa-basa. Pada tanah masam, aktivitas (kelarutan) Al
mungkin tinggi dan dapat meracuni sebuah tanaman, sedangkan pada tanah-tanah
yang mempunyai pH terlalu tinggi unsur-unsur tertentu mungkin kurang tersedia
untuk tanaman karena mengendap (Harjowigeno, 2010).
BAB III

METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum keasaman tanah ini dilaksanakan di Laboratorium Fisika Tanah,
Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin. Praktikum
keasaman tanah ini dilaksakan pada Selasa, 18 Oktober 2022, pukul 10.00 -
selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini meliputi, pH meter, pH indikator,
timbangan, gelas silinder, dan silinder pengukur volume.
Bahan yang diperlukan terdiri dari sampel tanah terombak dari beberapa jenis
tanah yang berbeda pH nya dan air suling (air terdemineralisasi).
3.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum keasaman tanah yaitu sebagai berikut:
3.3.1 Pengukuran Menggunakan pH Meter
1. Menyiapkan tanah kering udara sebanyak 10 g (ditimbang dengan timbahan
digital).
2. Memasukkan 10 gram contoh ini ke dalam gelas vial yang telah disediakan
dan diberi label.
3. Menambahkan 25 ml air suling (pH 7) ke dalam gelas vial.
4. Mengocok tanah yang bersangkutan selama 2 menit.
5. Membilas probe (elektroda) dari pH meter yang tersedia dengan air suling
6. Memasukkannya ke dalam suspense tanah yang ada dalam gelas vial.
7. Melakukan pembacaan pH meter.
3.3.2 Pengukuran Menggunakan pH Indikator
1. Menyiapkan tanah kering udara sebanyak 10 g.
2. Memasukkan 10 g tanah tersebut ke dalam roll film dan diberi label.
3. Menambahkan air suling (pH 7) ke dalam gelas vial.
4. Mengocok roll film yang berisi tanah selama 2 menit sampai tanah hancur.
5. Menyelupkan sebagian dari ujung bawah dari pH indikator ke dalam roll
film.
6. Melihat perubahan warnanya.
7. Mencatat berapa nilai pH yang terbaca.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Warna Tanah
No. Lapisan Munsell Soil Color
Langsung
Chart

4.2 Pembahasan

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Arabia, Teti., Zainabu., Rayani, Ida. 2012. Karakteristik Tanah Salin Kruemg

Raya. Fakultas Pertanian Unsyiah. Banda Aceh.

Yunus, Y. 2006. Tanah dan Pengolahan. Alfabeta Press. Bandung.

Sutanto, Ranchman. 2012. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Rajawali Press. Jakarta

Nariratih, Intan., Damanik., Sitanggang, Gantar. 2013. Ketersediaan Nitrogen

Pada Tiga Jenis Tanah Akibat Pemberian Tiga Bahan Organik dan

Serapannya Pada Tanaman Jagung. Fakultas Pertanian USU. Medan.

Sukarman. 2007. Ilmu Tanah. Universitas Gadjah Mada Press. Yogyakarta.

Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.

Sutanto, R. 2007. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT Kanisius.

Asmaud, K.A. 2008. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Hanafiah, Kemas Ali. 2014. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Sudirjo, et el. 2009. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Medan.


LAMPIRAN

Note:
1. Menggunakan font TNR (12)
2. Space antar bab ke sub bab 2,0 sedangkan sub bab ke isi 1,15
3. Menggunakan margin: 4433
4. Literatur diambil dari buku, jurnal (10 tahun terakhir) dan wajib minimal
menggunakan 1 literatur dari ecosolum.

Anda mungkin juga menyukai