Anda di halaman 1dari 13

JURNAL PRAKTIKUM

KESUBURAN TANAH

PENGUKURAN PH TANAH MENGGUNAKAN INDIKATOR KUNYIT

OLEH

NAMA : ADITYA RIZKY ANANDA

NPM : 71200713047

PROGRAM STUDI : AGROTEKNOLOGI

GELOMBANG/KELOMPOK : PERTAMA / TIGA

LABORATURIUM KESUBURAN TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

2022
JURNAL PRAKTIKUM

KESUBURAN TANAH

PENGUKURAN PH TANAH MENGGUNAKAN INDIKATOR KUNYIT

OLEH

NAMA : ADITYA RIZKY ANANDA

NPM : 71200713047

PROGRAM STUDI : AGROTEKNOLOGI

GELOMBANG/KELOMPOK : PERTAMA / TIGA

Jurnal Ini Merupakan Salah Syarat Masuk Untuk Mengikuti Praktikum


Di Laboraturium Kesuburan Tanah Di Fakultas Pertanian
Universitas Islam Sumatera Utara
Medan

ASISTEN NILAI
1. Desman Kurniawan Gulo,S.Agt.
2. darma syaputra
3. M. Zuljuhdi Bakri

KOORDINATOR

(Ir. Ratna Mauli Lubis, MP.)

LABORATURIUM KESUBURAN TANAH

FAKULTAS PERTANIAM

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

2022
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Terdapatnya beberapa hubungan komponen dalam tanah yang mempengaruhi

konsentrasi H tanah, dimana keadaannya dipersulit oleh bahan-bahan yanah yang lain.

Penetapan reaksi tanah tertentu yang terukur pada tanah ditentukan oleh seperangkat

faktor kimia tertentu. Oleh karena itu, penentuan pH tanah adalah salah satu uji yang

paling penting yang dapat digunakan untuk mendiagnosa masalah pertumbuhan

tanaman. Reaksi tanah atau pH tanah menggambarkan kondisi kimia tanah yang

menunjukkan konsentrasi ion H+ dalam larutan. Bila konsentrasi ion H+ bertambah,

maka pH turun, begitupun sebaliknya bila konsentrasi ion H + berkurang dan ion OH-

bertambah, pH akan naik, status kimia tanah mempengaruhi proses biologi seperti

pertumbuhan tanaman (Dalono, 2008).

Kemasaman dikenal ada dua yaitu kemasaman aktif dan kemasaman potensial.

Kemasaman aktif disebabkan oleh H+ dalam larutan, sedangkan kemasaman potensial

disebabkan oleh ion hidrogen terjerap pada permukaan kompleks jerapan. Penilaian

mengenai produktivitas atau kesuburan tanah dapat dilihat pada tiga aspek, yaitu sifat

fisik tanah, sifat kimia, dan biologis tanah. Ketiga aspek ini dapat diketahui sama

penting peranannya dalam menentukan kesuburan tanah. Apabila salah satu dari ketiga

aspek ini rendah, sementara yang lainnya tinggi maka produktivitas tanah yang

maksimum belum dapat tercapai (Hartanto, 2010).

Raksi tanah dapat dikategorikan menjadi tiga kelas yaitu masam, netral, dan

basa. Tanah pertanian yang masam jauh lebih luas masalahnya daripada tanah yang

bersifat alkalinitas. Tanah masam terjadi akibat tingkat pelapukan yang lanjut dan
curah hujan yang tinggi serta akibat bahan induk yang masam pada tanah podsolik yang

banyak terdapat di Indonesia, mempunyai aspek kesuburan keracunan ion-ion terutama

keracunan H+ (Darmono, 2007).

Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk menetahui pH tanah dengan menggunakan

kunyit, rimpang kunyit dapat digunakan sebagai indikator kadar keasaman tanah.

Kegunaan Praktikum

1. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pH tanah melalui rimpang kunyit

2. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui tanah itu asam atau basa

3. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui tanaman sebagai indikator kadar dalam

penetapan pH tanah.
TINJAUAN PUSTAKA

Nilai pH menunjukkan konsentrasi ion H+ dalam larutan tanah, yang dinyatakan

sebagai log[H+]. Peningkatan konsentrasi H+ menaikkan potensial larutan yang diukur

oleh alat dan dikonversi dalam skala pH. Elektrode gelas merupakan elektrode selektif

khusus H+, hingga memungkinkan untuk hanya mengukur potensial yang disebabkan

kenaikan konsentrasi H+. Potensial yang timbul diukur berdasarkan potensial elektrode

pembanding (kalomel atau AgCl). Biasanya digunakan satu elektrode yang sudah

terdiri atas elektrode pembanding dan elektrode gelas (elektrode kombinasi).

Konsentrasi H+ yang diekstrak dengan air menyatakan kemasaman aktif (aktual)

sedangkan pengekstrak KCl 1 N menyatakan kemasaman cadangan (potensial)

(Sulaiman, 2006).

PH tanah dapat mempengaruhi ketersediaan hara tanah dan bisa menjadi faktor

yang berhubungan dengan kualitas tanah. pH sangat penting dalam menentukan

aktivitas dan dominasi mikroorganisme tanah yang berhubungan dengan proses-proses

yang sangat erat kaitannya dengan siklus hara, penyakit tanaman, dekomposisi dan

sintesa senyawa kimia organik dan transpor gas ke atmosfir oleh mikroorganisme,

seperti metan (Sudaryono, 2009).

Kemasaman berpengaruh pada ketersediaanya atau tidak tersedianya hara

tanaman. Dalam hal ini kita mengenal pH tanah. pH tanah adalah suatu ukuran aktifitas

ion hydrogen di dalam larutan aior tanah dan dapat di pakai sebagai ukuran bagi

keasaman tanah. Hara adalah log dari harga kebalikan Cons ion Hidrogen Tanah

masam adalah tanah dengan pH rendah karena kandungan H+ yang tinggi. Pada tanah

masam lahan kering banyak ditemukan ion Al3+ yang bersifat masam karena dengan
air ion tersebut dapat menghasilkan H+. Dalarn keadaan tertentu, yaitu apabila tercapai

kejenuhan ion Al3+ tertentu, terdapat juga ion Al-hidroksida, dengan demikian dapat

menimbulkan variasi kemasaman tanah tersebut dan juga basa pada tanah

(Kartasapoetra, 2004).

Reaksi tanah (pH) merupakan sifat kimia yang penting dari tanah sebagai media

pertumbuhan tanaman. Ketersediaan beberapa unsur hara essensial untuk

pertumbuhan. Tanaman dipengaruhi oleh pH tanah. Reaksi tanah dirumuskan dengan

pH = - Log [H+]. Kemasaman tanah dibedakan atas kemasaman aktif dan kemasaman

cadangan (potensial). Kemasaman aktif disebabkan oleh adanya ion-ion H+ bebas

didalam larutan tanah, sedang kemasaman cadangan disebabkan oleh adanya ion-ion

H+ dan AL3+ yang teradsorpsi pada permukaan kompleks adsorpsi (Sugeng, 2013).

PH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan

tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung berupa ion

hidrogen sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu tersedianya unsur-unsur hara

tertentu dan adanya unsur beracun. Kisaran pH tanah mineral biasanya antara 3,5–10

atau lebih. Sebaliknya untuk tanah gembur, pH tanah dapat kurang dari 3,0. Alkalis

dapat menunjukkan pH lebih dari 3,6. Kebanyakan pH tanah toleran pada yang ekstrim

rendah atau tinggi, asalkan tanah mempunyai persediaan hara yang cukup bagi

pertumbuhan suatu tanaman (Sarwono, 2010).


BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM
Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan Di Laboratorium Kesuburan Tanah Fakultas

Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara, Jalan Karya Wisata , Kelurahan Gedung

Johor, Kecamatan Medan Johor, Kota Madya Medan, Provinsi Sumatera Utara Pada

Ketinggian Tempat ± 25 mdpl dengan topografi datar. Praktikum ini dilaksanakan Pada

hari Selasa Tanggal 22 Februari 2022 Pukul 08.00 Wib sampai dengan selesai.

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan adalah tanah kering udara dan rimpang kunyit.

Alat

Alat yang digunakan adalah gelas ukur 500 ml, batang pengaduk dan tisu

Cara Kerja

1. Siapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Potong kunyit menjadi dua bagian, kemudian ambil sampel tanah.

3. Kemudian sampel tanah dijadikan satu wadah dan diisi dengan air

secukupnya,kemudian diaduk hingga merata.

4. Satu bagian kunyit masukkan ke dalam adonan tanah tersebut.

5. Diamkan selama 30 menit, kemudian angkat.

6. Selanjutnya bandingkan warna kunyit dengan potongan yang satu lagi.

7. Warna kunyit memudar, dan dapat di pastikan tanah tersebut masam.


HASIL

Hasil Pembahasan

Untuk hasil tersebut dapat di pastikan

warna tanah berubah menjadi pudar dan

di pastikan pH tanah ultisol tersebut

masam (pH rendah).


PEMBAHASAN

Tanah masam adalah tanah yang memiliki nilai pH kurang dari 7 baik berupa

lahan kering maupun lahan basah. Kemasaman tanah ditentukan oleh kadar atau

kepekatan ion hidrogen di tanah tersebut. Bila kepekatan ion hidrogen di dalam tanah

terlalu tinggi maka tanah akan bereaksi asam, sebaliknya bila kepekatan hidrogen

terlalu rendah maka tanah akan bereaksi basa. Pada kondisi ini kadar kation OH - lebih

tinggi dari ion H+.

PH tanah begitu berpengaruh semasa pertumbuhan vegetasi tanaman.

Pengukuran dan pendeteksi pH sangat penting karena dapat membantu kita untuk

mengelola tanah dengan baik sehingga tanaman bisa tumbuh dengan subur dan

sempurna. Jika tanah terlalu masam maka akan menyebabkan kerusakan pada akar

sehingga menurunkan kualitas dan hasil panen. Sedangkan jika pH tanah terlalu basa

akan menyebabkan tingginya kandungan alkali pada tanah sehingga menghambat laju

pertumbuhan tanaman. Hal ini juga ditunjukkan dengan terdapatnya vegetasi alang-

alang dan komba-komba di sekitar tempat pengambilan keempat sampel tanah

Kisaran pH tanah mineral biasanya antara 3,5-10 atau lebih. Sebaliknya untuk

tanah gembur, pH tanah dapat kurang dari 3,0. Alkalis dapat menunjukkan pH lebih

dari 3,6. Kebanyakan pH tanah toleran pada yang ekstrim rendah atau tinggi, asalkan

tanah mempunyai persediaan hara yang cukup bagi pertumbuhan suatu tanaman.

Tanah entisol mencakup kelompok tanah alluvial, tanah regosol dan tanah

litosol. Ditemukan pada beragam kondisi lingkungan. Entisol meliputi sekitar 16%

permukaan lahan di bumi yang bebas es. Entisol mempunyai kadar lempung dan bahan

organik rendah, sehingga daya menahan airnya rendah, struktur remah sampai berbutir
dan sangat sarang, hal ini menyebabkan tanah tersebut mudah melewatkan air dan air

mudah hilang karena perkolasi. Banyak entisol teksturnya berpasir dan sangat dangkal

(tipis).

Ciri umum Entisol adalah tidak adanya perkembangan profil yang nyata. Jenis

jenis tanah pada Entisol memiliki kejenuhan basa bervariasi dari asam, netral sampai

alkalin, kapasitas tukar kation < 20, tekstur kasar berkadar bahan organik dan N lebih

rendah dibandingkan dengan tanah yang bertekstur halus, hal ini disebabkan oleh

karena kadar air yang rendah dan kemungkinan oksidasi yang lebih baik dalam tanah

yang bertekstur kasar juga penambahan alamiah dari sisa bahan organik dari pada tanah

yang lebih halus.


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Tanah masam adalah tanah yang memiliki nilai pH kurang dari 7 baik berupa

lahan kering maupun lahan basah.

2. PH tanah begitu berpengaruh semasa pertumbuhan vegetasi tanaman.

3. Kisaran pH tanah mineral biasanya antara 3,5-10 atau lebih. Sebaliknya untuk

tanah gembur, pH tanah dapat kurang dari 3,0. Alkalis dapat menunjukkan pH

lebih dari 3,6.

4. Tanah entisol mencakup kelompok tanah alluvial, tanah regosol dan tanah litosol.

5. Ciri umum Entisol adalah tidak adanya perkembangan profil yang nyata.

Saran

1. Semoga praktikum dapat dilakukan secara kondusif

2. Apabila ada kekurangan dan salah kata saya selaku penulis memohon maaf.
DAFTAR PUSTAKA

Dalono, 2013. Cara Menanggulangi Tanah Masam.


http://bppkedungwaru.blogspot.com.br/2013/02/cara-menanggulangi-tanah-
masam.html. Diakses tanggal 22 Februari 2022. Pada pukul19.00 WIB
Darmono. 2014. Laporan Reaksi Tanah.
http://rimud.blogspot.com.br/2014/10/laporan-reaksi-tanah.html. Diakses
tanggal 22 Februari 2022. Pada pukul 19.20 WIB
Hartanto, O. 2012. Pendugaan Korelasi antara Karakteristik Tanah terhadap Cadangan
Karbon (Carbon Stock) pada Hutan Sekunder. Departemen Silvikultur,
Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
Kartasapoetra, 2004, Kemasaman berpengaruh pada ketersediaanya atau tidak
tersedianya hara tanaman. https://distan.bulelengkap.go.id. Diakses tanggal 22
Februari 2022. Pada pukul 19.40 WIB
Sarwono, 2010, PH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan
pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung.
http://cybex.pertanian.go.id. Diakses pada tanggal 22 Februari 2022. Pada
pukul 19.55 WIB.
Sudaryono. 2009. Tingkat Kesuburan Tanah Ultisol Pada Lahan Pertambangan
Batubara Sangatta. Peneliti Pusat Teknologi Lingkungan. Kalimantan Timur.
Sugeng, P. 2013. Pengukuran pH, Bahan Organik, Ktk dan Kb. Jurusan Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.
Sulaiman. 2006. Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Balai Penelitian
Tanah. Bogor.
LAMPIRAN
Kunyit yang sudah di larutkan dengan

tanah entisol dan larutan nya itu air atau

H2O.

Hasil dari larutan tanah entisol dengan

menggunakan larutan H2O atau air.Dan

hasil nya memudar dan dapat dipastikan

tanah tersebut masam atau ber pH

rendah.

Anda mungkin juga menyukai