Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU TANAH HUTAN


ACARA III
REAKSI TANAH

Oleh:
Nama : Fajar Muhammad Sidiq
NIM : 19/440776/KT/08942
Co-Ass : Adilla Febra
Shift : Selasa, 13.00-15.00 WIB

LABORATORIUM FISIOLOGI DAN TANAH HUTAN


DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
ACARA III
REAKSI TANAH
I. TUJUAN
Tujuan diadakannya praktikum ini adalah agar:
1. Mahasiswa dapat membandingkan masing-masing metode penentuan pH tanah.
2. Mahasiswa dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian penentuan pH tanah pada
masing-masing metode.
3. Mahasiswa dapat membandingkan nilai pH masing-masing contoh tanah.
4. Mahasiswa dapat menentukan faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan nilai pH
tanah pada 6 contoh tanah yang digunakan.
5. Mahasiswa dapat meramalkan pengaruh yang mungkin terjadi pada nilai pH 6 contoh
tanah yang digunakan.
6. Mahasiswa dapat mengetahui upaya yang mungkin dilaksanakan untuk mencapai pH
netral dan optimal bagi pertumbuhan tanaman.
II. DASAR TEORI
Reaksi tanah menunjukkan reaksi asam dan basa/alkali di dalam reaksi tanah.
Reaksi tanah tersebut akan mempengaruhi proses-proses dalam tanah seperti laju
dekomposisi bahan organik, mineral, pembentukan mineral lempung dan secara
tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman lewat pengaruhnya
terhadap ketersediaan unsur hara. Suatu tanah dapat bereaksi asam atau katalis
tergantung pada konsentrasi ion H+ dan ion OH-. Sorensen (1990) dan Tan (1982)
mengatakan bahwa pH ditakrifkan sebagai nilai logaritma negatif dari konsentrasi
ion H+ (Agus. 2012).
pH merupakan ukuran aktivitas ion hydrogen dalam larutan encer. Aktivitas
hydrogen pada hakekatnya = konsentrasi ion H+. Dalam hal ini setara dengan –
log [H+]. Skala pH berkisar 0 (konsentrasi ion H+ = 1M) sampai 14 (konsentrasi
H+ = 10-14). Secara umum mikrobia tanah tumbuh pada pH 1-11 (Mansur.2003).
Kesuburan tanah hutan dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah
bagian-bagian tanaman yang jatuh ke tanah, mati, dan diuraikan oleh organisme.
Daun, ranting, cabang, buah, maupun batang merupakan bahan yang apabila
terdekomposisi akan tereleminasi menjadi unsur yang siap digunakan oleh
tanaman. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju dekomposisi tanah antara lain
adalah lingkungan organisme pengurai, kelembaban, aerasi, pH tanah, dan juga
temperatur atau suhu (Agus, 2003).
Horison O adalah lapisan seresah bahan tumbuhan, terdiri atas bagian-bagian
yang tampak masih utuh, sebagian terdekomposisi, dan lengkap terdekomposisi.
Horison ini menumpang di permukaan tubuh tanah mineral (Simon, 1988). Dalam
horisan O terdapat seresah, yaitu sisa jaringan tumbuhan baik berupa daun, ranting,
cabang, maupun batang. Seresah merupakan bahan organik yang mencirikan sifat
tanah dan berperan penting dalam menjaga kesuburan tanah dan menyusun bahan
material tanah. Seresah dapat digunakan setelah terjadi proses dekomposisi
(perombakan). Sedangkan proses dekomposisi ini hanya merupakan mekanisme awal
yang selanjutnya menetukan fungsi dan peran seresah dalam tanah (Agus, 2003).
Seresah di lantai hutan memegang peranan penting dalam menjaga
produktivitas dan kelestarian hutan selain dapat mengendalikan erosi, mempengaruhi
daur hidrologi dan unsur hara juga berfungsi sebagai penyimpan karbon. Akumulasi
seresah bergantung pada tingkat penambahan seresah dan tingkat yang
terdekomposisi. Bahan organik memainkan peranan penting di tanah. Sebab bahan
organik berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi semua unsur-unsur hara yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Bahan organik mempengaruhi struktur
tanah dan cenderung untuk menjaga serta menaikkan kondisi fisik yang diinginkan
dengan mencampur tanah membentuk alur-alur (Thompson & Throeh, 1978).

III. ALAT DAN BAHAN


Pada praktikum ini alat yang digunakan adalah:
1. pH stick
2. pH meter
3. Aquadest (H20)
4. KCL
5. Gelas ukur
6. Ayakan
7. Loyang
8. Sendok pengaduk
9. Timbangan
Pada praktikum ini bahan yang digunakan adalah:

IV. CARA KERJA


Cara kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah:
1. Kawat kuadatik ukuran 50 cm x 50 cm dilemparkan secara acak pada lantai
hutan yang masih utuh
1. Batas-batas sampel yang ada di dalam kawat kuadratik diiris dengan hati-hati
menggunakan cethok
2. Diambil seresah lapisan L pada bagian atas lantai hutan tanpa merusak
keadaan dibawahnya, yang mempunyai ciri-ciri: seresah yang baru jatuh,
kandungan airnya masih tinggi, bentuk masih utuh, warna kehijauan atau
kecoklatan dan masih agak segar
3. Lapisan L dipisahkan antara bagian daun, tangkai, buah dan bunga
4. Diambil seresah lapisan F, yang mempunyai ciri-ciri: bentuk tidak utuh dan
mulai terdekomposisi
5. Lapisan F dipisahkan antara bagian daun, tangkai, buah dan bunga
6. Diambil seresah lapisan H yang mempunyai ciri-ciri: bentuk seperti kompos,
warna kehitaman, strukturnya remah dan gembur
7. Ditimbang serasah yang telah diambil dan dipisahkan pada tiap lapisan
tersebut
8. Dimasukkan seresah lapisan L, F, dan H ke oven
9.Dihitung kadar air dan biomassa

Anda mungkin juga menyukai