KESUBURAN TANAH
DOSEN PEMBIMBING
1.Dewi Rezki,..SP.MP,
Disusun Oleh :
No. Bp : 2010243003
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji bagi Allah yang telah menolong saya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-NYA mungkin laporan ini tidak
akan terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta Nabi Muhammad SAW.
Semua ini bisa diselesaikan tidak terlepas dari dukungan dosen yang telah bersedia dan
bersusah payah memberikan pelajaran demi pelajaran pada saya. Oleh karena itu, saya
mengharapkan masukan dari dosen terkait sebagai perbaikan dalam menyelesaikan
makalah ini.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
Ratih Vionica
2010243003
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
2.1. Umum
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Gambar II. 1 – Tanah atau Pedosfer sebagai hasil perpaduan Litosfer, Hidrosfer,
Biosfer dan Atmosfir
Apabila diperhatikan tanah itu dengan seksama, maka akan jelas bahwa tanah itu
bukanlah terdiri dari benda padat yang pejal, tetapi ternyata tersusun dari empat bagian
penyusun tanah. Penyusun tanah tersebut adalah bahan mineral (anorganik), bahan-bahan
organik atau sisa tanaman dan hewan, air tanah dan udara tanah. Adapun susunan dari
bagian-bagian penyusun tanah tersebut dapat dilihat pada gambar II.2 berikut ini.
Susunan rata-rata ini atas dasar volume bagian yang dianggap optimal
bagi pertumbuhan tanaman pada lapisan atas tanah 0 – 30 cm dan bertekstur lempung
berdebu.Susunan rata-rata dari lapisan tanah bawah (sub-soil) tentu saja berbeda
dengan lapisan atas. Pada tanah bawah ini kandungan bahan organik lebih rendah, bahan
mineral lebih tinggi sehingga lebih padat dan pori-pori halus lebih banyak akibatnya daya
pegang air lebih tinggi dan presentase udara jauh lebih rendah. < = dalam Saifuddin, 1979
Gambar II. 2 – Tanah yang terdiri dari empat bagian penyusunan tanah
Keempat bagian penyusun tanah tersebut bergabung satu sama lain
membentuksuatu sistem yang komplek yaitu tanah, yang merupakan media yang baik bagi
perakaran tanaman, sebagai gudang unsur hara dan sanggup menyediakan air serta udara
bagi keperluan tanaman. Jumlah dan macamnya bahan penyusun tanah tadi bias
bervariasi dari satu tempat ke tempat lain di permukaan bumi ini sehingga bisa dibedakan
satu jenis tanah dengan jenis tanah lainnya. Hal ini merupakan dasar dari pada klasifikasi
tanah.
Tanah tidaklah merupakan tumpukan bahan yang padat dan bahan organik sebagai
suatu sistem yang mati atau statis tetapi lebih merupakan suatu sistem yang hidup atau
dinamis yang selalu terjadi perubahan-perubahan dari waktu ke waktu. Bahan organic
tersusun dari bahan-bahan sisa tanaman dan hewan, jasad-jasad hidup baik makro
maupun mikro organisme dan humus. Pori-pori tanah yang berupa ruangan berisi udara
dan air tanah sangat penting peranannya bagi tanaman.
Jasad-jasad hidup tanah setiap saat bekerja menguraikan bahan organik,
sedangkan air tanah yang mengandung senyawa-senyawa asam atau basa menguraikan
dan melarutkan mineral-mineral tanah. Unsur-unsur dan senyawa- senyawa sebagai hasil
penguraian bahan organik dan mineral bergabung kembali dan membentuk senyawa-
senyawa baru yang berbeda dari semula. Komplek liat sebagai bagian dari bahan mineral
dan humus sebagai bagian dari bahan organik
merupakan bagian tanah yang aktif. Baik liat humus mempunyai peranan penting sebagai
gudang penyimpanan dan pengatur pelepasan unsur- unsur hara tanaman.
Setiap waktu dalam tanah selalu terjadi peristiwa perombakan atau penguraian baik
organik maupun bahan mineral dan juga peristiwa pembentukan kembali (konstruktif)
senyawa-senyawa baru dari hasil penguraian tadi. Unsur-unsur hara yang terlepas sebagai
hasil penguraian itu diikat dan disimpan oleh kelompok liat dan humus dan kemudian akan
dilepaskan kembali pada waktunya bila dibutuhkan oleh tanaman.Untuk menjelaskan
bagaimana tanah dapat dipergunakan sebagai medium tanaman maka terlebih dahulu
perlu dipahami tentang sifat-sifat dari tanah tersebut. Secara spesifik, sifat-sifat tanah dapat
diklasifikasikan menjadi sifat fisik, sifat kimia, serta ketersediaan unsur-unsur hara, serta
adanya air bagi tanaman.
2.4. Sifat Fisik Tanah
Dalam penjelasan mengenai sifat-sifat fisik tanah maka dibagi menjadi beberapa bagian
dari sifat-sifat fisik tanah yang pokok, yang satu dengan lainnya saling berkaitan, yaitu
tekstur tanah, struktur tanah.
2.4.1. Tekstur Tanah
Yang dimaksud dengan tekstur tanah ialah perbandingan kandungan fraksi pasir, debu dan
lempung dalam suatu masa tanah. Fraksi ini berkaitan dengan kisaran ukuran partikel
tanah, yaitu partikel penyusun tanah tertentu.
Tanah dalam kenyataannya, misalnya yang berupa bongkahan tanah terdiri dari bagian-
bagian kecil atau yang disebut partikel-partikel tanah yang dapat dibedakan menjadi tiga
bagian pokok yaitu pasir, debu, lempung dan bahan- bahan organik. Sedangkan batu atau
batuan induk merupakan bahan yang mengalami pelapukan dan akan berubah menjadi
tanah dalam jangka waktu yang lama.
Menurut ketentuan dari USDA (United State Departement of Agriculture) maka
ukuran dari bagian-bagian (partikel) tanah dibedakan dalam ukuran garis tengahnya
menjadi :
Tabel 2.1 – Ukuran dari bagian-bagian (partikel) tanah dibedakan dalam ukuran
garis tengahnya
- geluh
- geluh berdebu
- debu
- Tanah berstruktur halus - geluh berlempung
- geluh lempung berpasir
- geluh lempung berdebu
Tanah - Tanah berstruktur sangat - lempung berpasir
berlempung halus
- lempung berdebu
- lempung
Data dari US. Dept. Agr. Handbook 18 Soil Survey Manual 503 P
(diterjemahkan) Klasifikasi tekstur tanah menurut USDA dapat dilihat pada gambar II-3.
( BpG × Ga
n= 1−
Bp )
x 100 %
Ga
n=( 1− ) x 100 %
G
Berat Jenis Semu Tanah
porositas=n=( 1−
Berat Jenis Butir−butir Tanah )
x 100 %
Porositas tanah berkisar antara 35% untuk tanah-tanah yang mampat dan 65% untuk tanah
yang gembur.
Konsistensi tanah memperlihatkan pengaruh dari gaya kohesi bagian-bagian tanah baik
dalam keadaan kering, lembab maupun basah. Konsistensi tanah diperlukan dalam
menentukan kapan tanah akan diolah, karena akan menentukan besar kecilnya tenaga
untuk mengerjakan tanah tersebut, terutama untuk pengolahan tanah dengan sistem kering
(tidak jenuh air).
Mudah tidaknya tanah hancur dibedakan menurut sifat-sifatnya : lepas-lepas, sangat mudah
hancur, teguh, sangat teguh. Daya lekat tanah biasanya terjadi pada tanah basah yang
banyak mengandung lempung. Tanah ini mempunyai harga batas kandungan air tertentu,
apabila kandungan air kurang dari harga batas tersebut tanah menjadi keras dan sukar
diolah. Dan sebaiknya bila kandungan air tersebut sudah melebihi harga batas, maka tanah
akan menjadi lekat. Harga batas tersebut disebut jangka olah, jangka olah biasanya pada
kapasitas lapang. Besarnya jangka olah untuk tanah yang mengandung lempung berbeda-
beda tergantung banyaknya kandungan lempung yang ada pada tanah tersebut. Sedangkan
tanah-tanah yang mengandung lempung kurang dari 15 s/d 20% pada umumnya tidak
begitu lekat.
Untuk beberapa jenis tanah kandungan lengas tanah dalam keadaan kapasitas lapang
adalah sebagai berikut :
Tanah pasir ± 10%
Tanah geluh berpasir ± 20%
Tanah geluh 37,9%
Tanah lempung 34,5%
1. Silisium Si O2 44 – 98
2. Aluminium Al2 O3 1 – 28
Beberapa sifat kimia antara lain sifat koloid lempung misalnya pertukaran koloid humus dan
sebagainya namun dalam uraian ini hanya menjelaskan suatu kimia yang sangat penting
yaitu kemasaman tanah dan kesuburan tanah yang sangat berpengaruh langsung terhadap
pemupukan dan pertumbuhan tanaman.
2.5.1. Kemasaman Tanah
Tanah dapat bereaksi masam, netral atau basa (alkabis), pengetahuan
mengenai kemasaman tanah ini sangat penting dalam hubungannya dengan pemupukan,
pengapuran perbaikan keadaan fisika dan kimia tanah. Kemasaman tanah mempengaruhi
terhadap penyediaan unsur hara tanah dan langsung berpengaruh atas pertumbuhan
tanaman.
Derajat kemasaman maupun kebasaan tanah dinyatakan dengan PH
Tanah, yaitu logaritma negatif konsentrasi ion-ion H bebas dalam larutan tanah.
Dalam larutan tanah sebagian dari molekul air mengurai atau mengionisasi menjadi
+ -
hydrogen (H ) dan hidroksil (OH ).
+ -
H2O H - OH
Air
+ - +
Jumlah ion H dan ion OH tidak sama, apabila lebih banyak ion H maka tanah bersifat
-
masam, dan apabila lebih banyak ion OH tanah akan bersifat basa. Tanah dalam
keadaan ion H dan ion OH hampir sama tanah tersebut bereaksi netral.
Besarnya konsentrasi ion H maupun ion OH dipengaruhi adanya koloid-koloid
tanah, Koloid yang jenuh ion hidrogen akan menambah reaksi tanah menjadi asam
dan sebaliknya koloid-koloid yang jenuh ion hidroksil akan menambah reaksi tanah
menjadi basa. Koloid-koloid yang berasal dari bahan-bahan organik (humus) cenderung
membuat tanah menjadi asam misalnya: asam okselat, asam sitrat, asam sulfat. Demikian
juga penambahan pupuk Za dan pupuk Natrium (NaNO3) akan menambah sifat asam
tanah, sedang pemberian kapur akan menambah basa. Klasifikasi kemasaman tanah
dapat dilihat pada daftar sbb :
Daftar Skala Reaksi Tanah
Reaksi Tanah P.H
-2 -
kalsium fosfat diambil akar dalam bentuk ion HPO4 dan H2PO4 . Peranan
fosfor untuk merangsang pertumbuhan dari benih atau tanaman muda,
mempercepat pembungaan dan pemasakan buah. Fosfor sebagai penyusun
inti lemak dan protein. Gejala-gejala yang timbul bila kekurangan P pada tepi-
tepi daun, cabang dan batang terdapat warna merah agak ungu selanjutnya
tanaman menjadi kuning. Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, pemasakan
buah lambat, produktivitas buah biji merosot.
c) Unsur Kalium (K)
Sumber dalam tanah berasal dari mineral-mineral Ortoklas, leusit, muskovit dan
+
biotit diambil oleh akar dalam bentuk ion K . Peranan K :
++
diambil oleh akar dalam bentuk ion Ca . Peranan Ca untuk merangsang
pembentukan bulu- bulu akar, mengeraskan jerami dan bagian kayu tanaman
dan merangsang pembentukan biji-bijian. Peranan yang penting pula dari
unsur Ca untuk perbaikan struktur tanah dan mengurangi keasaman tanah.
Gejala-gejala yang timbul bila kekurangan Ca pada daun-daun muda dan
kuncup berkeriput dan akhirnya mengering.
e) Unsur magnesium (Mg) Unsur Hara Sekunder
Sumber dalam tanah adalah mineral biotit, chlorit dan dlomit; diambil akar
dalam bentuk ion Mg. Peranannya sebagai penyusun utama hijau daun,
pembentukan karbohidrat, lemak dan sebagai pembawa unsur hara fosfor.
Gejala yang timbul bila kekurangan Mg :
1) Menghilangkan warna hijau tua pada daun mula dari daun bagian bawah
terus ke atas.
2) Batang menjadi kurus.
3) Permukaan daun terdapat garis-garis hijau kekuningan, kering muda,
putih.
f) Unsur belerang (S) Unsur Hara Sekunder
Sumber dalam tanah mineral gips, basit pirit. Diambil akar dalam bentuk ion
sulfat (SO4-2). Peranan (S) membantu dalam pembentukkan bintil-bintil akar
(kedelai, kacang tanah), merangsang hasil tanaman biji-bijian dan
mempercepat pertumbuhan. Gejala kekurangan S pertumbuhan menjadi
lambat dan kerdil, batang pendek, kurus dan berwarna kuning.
2.6.2. Unsur Hara Mikro
a) Chlor (Cl)
Sumber: mineral holit (NaCl), Silvit (KCl)
Peranan: meninggikan hasil dan mutu tanaman tembakau sayur-sayuran.
Gejala kekurangan Cl: pertumbuhan tidak normal.
b) Besi (Fe)
Sumber: mineral hematit, magnetit. Peranan: dalam pembentukan hijau daun
Gejala kekurangan Fe : daun berwarna kekuning-kuningan.
c) Mangan (Mn)
Sumber : mineral peralusit (MnO2), mangamit MnO (OH) dan braumit
(MO7SiO12)
Peranan : pembentukan hijau daun, proses asimilasi merangsang
perkecambahan biji dan pemasukan buah.
Gejala kekurangan Cu : pertumbuhan kerdil, terdapat warna kuning/ merah
pada daun.
d) Tembaga (Cu)
Sumber : mineral-mineral sekunder
Peranan : membantu proses-proses enzim
Gejala kekurangan Cu : pertumbuhan tidak normal
e) Seng (Zn)
Sumber: mineral-mineral sekunder
Peranan: Pembentukan hijau daun.
Gejala kekurangan Zn: pertumbuhan tidak normal. Timbul warna abnormal
pada daun seperti warna kekuningan coklat kemerahan dan akhirnya daun
berlubang-lubang. Unsur Cu dan Zn biasanya diperlukan pada tanah
bereaksi alkalir (basa) dan tanah-tanah organik.
f) Borium (BO)
Sumber : mineral termalin dan borat diambil akar dalam bentuk CO3-2
Peranan : menaikkan hasil dan mutu tanaman sayur-sayuran.
Gejala kekurangan BO : gangguan pada proses fisiologi tanaman
menyebabkan tongkol jagung berbiji jarang.
g) Molibdin (MO)
Sumber: mineral granit, diambil oleh akar dalam bentuk MO O4-2
Peranan: membantu proses penyerapan Nitrogen
Gejala kekurangan MO: perubahan warna daun menjadi keriput.
Pada umumnya kekurangan unsur mikro terdapat pada tanah-tanah organik
(gambut) tanah-tanah alkalis atau tanah kapur.
Tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan pada umumnya sensitif/peka terhadap
kekurangan unsur mikro dan berakibat produksi merosot
DAFTAR PUSTAKA