Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TANAH (PEDOSFER)

MAPEL GEOGRAFI

DISUSUN OLEH :

ASNI TSABITAH LUTHFIYANA P. (06)

ASSELIA NABILA DHEA ANDEWSTA (07)

DEVI KORNIASARI (10)

SEPTIA ERRA FAZIRA (32)

SEVA RISTIKA AMALIA (33)

VITA ARIYANI (35)

VITAU CINTAK (36)

SMA NEGERI 2 KLATEN

TAHUN PELAJARAN 2020/2021


Kata Pengantar

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji syukur atas kehadiratan Allah SWT yang telah membantu saya, selaku penyusun
makalah berjudul ‘Tanah (pedosfer)' dapat melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh Guru
dengan sebaik mungkin. Atas rahmat-Nya lah, penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan
harapan dapat menambah wawasan menjadi lebih luas.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih atas bantuan materi-materi yang telah diberikan oleh
Guru lewat pembelajaran modul dari sekolah, walaupun masih dalam masa pandemi. Di mana
siswa dan guru belajar dalam jarak jauh. Selain itu, penyusun berterima kasih kepada beberapa
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah berjudul ‘Tanah (pedosfer)' ini
dengan tepat waktu.

Dalam makalah ini, tersaji tentang materi Geografi yaitu pada bab tentang Tanah (pedosfer).
Penyusun makalah ini berharap dengan materi yang disajikan dapat menambah pengetahuan
mengenai materi tanah (pedosfer)

Tak luput dari banyaknya kesalahan, penyusun menyadari makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dipersilahkan diutarakan.

Klaten, 13 Februari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................
Daftar Isi......................................................................................................
Pembahasan
1. Pengertian Tanah.....................................................................................
2. Faktor Pembentuk Tanah.........................................................................
3. Pemanfaatan Tanah
4. Tekstur Tanah
5. Karakteristik Tanah
6. Jenis-jenis Tanah (Pedosfer)
7. Konservasi Tanah (Pedosfer)
PEMBAHASAN

1. Pengertian Tanah

Tanah atau biasa juga disebut pedosfer adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari
mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena
tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai
penopang akar. Tanah adalah lapisan kulit terluar dari bumi yang terbentuk karena proses
pelapukan dari bahan induk batuan. Batuan yang menjadi bahan induk akan mengalami proses
pelapukan yang panjang sebelum akhirnya berubah wujud, sifat dan karakteristiknya.

2. Faktor pembentuk tanah


1. Iklim
Pada umumnya iklim memang terbagi menjadi beberapa bagian. Namun, dalam proses
pembentukan tanah ini hanya ada 2 unsur, yaitu unsur suhu dan unsur curah hujan.
a. Suhu

Disini suhu udara akan mempengaruhi pada kecepatan proses pelapukan batuan fisik
dimana apabila suhu semakin tinggi maka pelapukan akan semakin cepat, begitu juga sebaliknya
apabila suhu semakin rendah, maka pelapukan akan melambat.

b. Curah Hujan

Dalam hal ini curah hujan yang tinggi akan mempengaruhi asam tanah (pH tanah),
dimana pH tanah akan semakin meningkat sehingga akan terjadi korosi tanah secara kimia.

2. Organisme

Organisme yang berpengaruh terhadap pembentukan tanah adalah vegetasi dan mikroba
tanah. Keduanya akan mempengaruhi hal-hal seperti berikut :

a. Organisme akan membantu proses pelapukan, baik itu pelapukan secara


organik maupun secara kimiawi. Pelapukan organik adalah pelapukan yang terjadi
disebabkan oleh makhluk hidup (hewan dan tumbuhan). Sedangkan pelapukan kimiawi
adalah pelapukan yang terjadi karena proses kimia seperti batu kapur yang terlarut oleh
air.
b. Organisme akan membantu dalam proses pembentukan humus. Contohnya
disini adalah pada tumbuhan yang menghasilkan dan menyisakan daun serta ranting yang
berguguran di atas tanah, kemudian menumpuk dan akan membusuk dengan bantuan
mikroorganisme yang ada di dalam tanah.
c. Organisme dapat mempengaruhi terhadap jenis vegetasi yang berpengaruh
terhadap sifat-sifat tanah seperti vegetasi hutan yang dapat membentuk tanah berwarna
agak kemerahan.
3. Bahan Induk
Bahan induk adalah faktor pembentuk tanah yang akan mempengaruhi terhadap karakteristik
tanah yang akan dihasilkan nantinya. Bahan induk ini diantaranya adalah batuan vulkanik, batuan
beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. Tanah terbentuk karena ada pelapukan dimana setiap
tanah memiliki karakteristik yang memperlihatkan bahan asal dari induk batuannya.
3. Pemanfaatan Tanah
1.Metode vegetatif
Metode ini menggunakan tanaman sebagai sarana konservasi yang ditujukan untuk mencegah
atau mengendalikan erosi sekaligus untuk memperbaiki struktur tanah. Selain itu tanaman juga bisa
menambah unsur organik untuk tanah dan mencegah proses terkikisnya unsur hara. Metode ini bisa
dilakukan dengan cara reforestation (penghutanan kembali) dan agroforestry satunya dengan pola
tanam bergilir.
2.Metode mekanis
Kalau yang satu ini caranya dengan mengubah bentuk fisik tanah dimana salah satu contoh
yang paling populer adalah terasering. Tujuannya untuk memperkecil aliran air di permukaan tanah
sehingga erosi (tanah yang terbawa) juga sedikit.
Untuk mencoba metode ini, Anda bisa mulai dengan membuat teras dimana bagian tanah
yang dibuat agak tinggi dengan memotong lereng. Lalu pembuatan saluran pembuangan air yang
bertujuan untuk menampung air yang mengalir di permukaan tanah. Kalau bisa saluran ini ditanami
rumput sehingga tak mudah terkikis. Terakhir adalah membuat bangunan pengendali yang dapat
menahan atau mengendalikan laju erosi. Bangunan pengendali contohnya bisa dapat berupa sumur
resapan dan dam.
3.Metode kimiawi
Tentunya sudah bisa ditebak ya, bahwa metode satu ini menggunakan bahan kimia yang bisa
memadatkan struktur tanah untuk memperkecil kemungkinan erosi. Selain itu, cara kimiawi ini juga
bisa menyeimbangkan kandungan organik dalam tanah, karena jika kandungan ini kurang dari 2%,
maka tanah berpotensi erosi. Salah satu yang sering digunakan dalam metode ini adalah zat kapur
yang bersifat asam.
Manfaat tanah bagi manusia yang paling banyak dirasakan adalah sebagai media tanam di
bidang pertanian dan perkebunan. Tanah yang potensial bahkan bisa menghasilkan tanaman yang
berkualitas baik serta produksi yang berlimpah. Tapi tentunya ini juga diiringi dengan perawatan
tanaman dengan baik. Faktor yang menentukan potensi tanah untuk pertanian antara lain jenis
batuan, perairan hingga kemiringan lereng dan tentu saja jenis tanah itu sendiri. Ya, manfaat tanah
bisa dirasakan secara maksimal untuk pertanian selama Anda memilih jenis tanah yang cocok untuk
tanaman.
Selain itu, tanah adalah akumulasi unsur unsur alam yang bebas dan menempati sebagian
besar lapisan atas permukaan bumi. Tanah berperan sangat penting bagi kehidupan manusia antara
lain :
a. Tanah digunakan untuk tempat tinggal dan tempat melakukan kegiatan.
b. Tanah sebagai tempat tumbuh vegetasi yang berguna bagi kepentingan manusia.
c. Tanah mengandung mineral dan barang tambang yang berguna bagi manusia.
d. Tanah sebagai tempat berkembangnya hewan yang berguna bagi kepentingan manusia.
4. Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah klasifikasi secara kualitatif mengenai kondisi suatu tanah berdasarkan
tekstur fisiknya. Pengujian dan penerapan tekstur tanah diterapkan di lapangan maupun di
laboratorium. Kategori utama dari tekstur tanah yaitu tanah berpasir, liat atau lempung, dan geluh
atau lanau, berdasarkan distribusi ukuran partikel tanah yang didapatkan dengan pengayakan.
Kualitas tekstur tanah yang didapatkan bisa digunakan untuk berbagai penerapan, misal komoditas
pertanian yang cocok untuk ditanam hingga kondisi dan perubahan lingkungan.
1.Tanah Muda
Tanah muda adalah tanah yang mengandung unsur hara dan zat makanan yang masih sedikit,
sehingga kesuburan tanah tersebut masih kurang terlihat.
2.Tanah Dewasa
Jika Anda mencari lahan pertanian, maka pilihlah jenis tanah dewasa yang telah memiliki
unsur hara atau zat makanan yang sangat banyak. Sebab, kandungan tersebut penting untuk
perkembangan tumbuhan.
3.Tanah Tua
Serupa dengan manusia, setelah fase dewasa tanah memasuki fase tua. Sayangnya, fase tua
tanah ini membuat unsur hara dan zat makanan di dalamnya berkurang, sehingga kurang pas untuk
pertanian.
4.Tanah Sangat Tua
Jenis tanah keempat adalah jenis tanah yang sangat tua, atau bisa disebut sebagai tanah mati.
Tanah ini disebut mati karena hanya menyisakan unsur hara dan zat makanan yang sangat sedikit di
dalamnya.
Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah. Dalam keadaan
tanah yang memiliki tekstur yang dominan pasir, maka daya ikat tanah terhadap air serta bahan
organik lainnya kecil. Tanaman akan sulit mendapatkan unsur hara, dan pertumbuhan tanaman akan
terganggu.
Tekstur tanah, biasa juga disebut besar butir tanah, termasuk salah satu sifat tanah yang
paling sering ditetapkan. Hal ini disebabkan karena tekstur tanah berhubungan erat dengan
pergerakan air dan zatterlarut, udara, pergerakan panas, berat volume tanah, luas permukaan spesifik
(specific surface), kemudahan tanah memadat (compressibility),dan lain-lain.
Tekstur adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu dan liat, yaitu partikel tanah
yang diameter efektifnya 2 mm. Di dalam analisis tekstur, fraksi bahan organik tidak diperhitungkan.
Bahan organik terlebih dahulu didestruksi dengan hidrogen peroksida (H2O2). Tekstur tanah dapat
dinilai secara kualitatif dan kuantitatif. Cara kualitatif biasa digunakan surveyor tanah dalam
menetapkan kelas tekstur tanah di lapangan.
Berbagai lembaga penelitian atau institusi mempunyai kriteria sendiri untuk pembagian
fraksi partikel tanah. Sebagai contoh, pada Tabel 1 diperlihatkan sistem klasifikasi fraksi partikel
menurut International Soil Science Society (ISSS), United States Departement ofAgriculture
(USDA) dan United States Public Roads Administration(USPRA).
5. Karakteristik Tanah
Tanah yang baik dan bisa menjadi habitat tumbuh – tumbuhan memiliki perbandingan
komponen sebagai berikut : mineral 45%, bahan organik 5%, air 20-30% dan udara 20-30%
Lahan atau tanah di permukaan bumi mempunyai kemampuan yang berbeda beda. Perbedaan
tersebut disebabkan oleh :
a. Tekstur tanah
b. Permeabilitas tanah.
c. Ketebalan solum tanah.
d. Kemiringan lereng.
e. Tingkat erosi.
f. Penyaluran air.
Tekstur tanah didefinisikan sebagai perbandingan relatif berbagai golongan besar partikel
tanah dalam suatu masa tanah. Tekstur tanah menunjukkan proporsi relatif dari ukuran ukuran
partikel tanah. Struktur tanah adalah susunan butir butir tanah. Pada umumnya, komposisi tanah
terdiri atas 90% bahan mineral, 1-5% bahan organik, serta 0,9 % udara dan air.
Berdasarkan ukuran diameter butirnya, partikel tanah dikelompokkan menjadi tiga fraksi,
yaitu fraksi pasir, debu, dan lempung. Butir butir tanah atau batuan yang berdiameter di atas 2 mm
disebut gravel dan tidak termasuk fraksi tanah.
Permeabilitas tanah adalah suatu kesatuan yang melipui infiltrasi tanah dan bermanfaat
sebagai permudahan dalam pengolahan tanah. (Dede rohmat, 2009). Permeabilitas tanah
memiliki lapisan atas dan bawah. Lapisan atas berkisar antara lambat sampai agak cepat (0,20 – 9,46
cm jam-1), sedangkan di lapisan bawah tergolong agak lambat sampai sedang (1,10 -3,62 cm jam-1).
( N.Suharta dan B. H Prasetyo.2008)

 Faktor yang mempengaruhi permeabilitas, di anataranya adalah:

a. Tekstur

Tekstur sangat mempengaruhi permeabilitas tanah. Hal ini dikarenakan permeabilitas itu
adalah melewati tekstur tanah. Misalnya tanah yang bertekstur pasir akan mudah melewatkan air
dalam tanah.

b. Struktur

Struktur juga mempengaruhi permebilitas. Semakin banyak ruang antar struktur, maka
semakin cepat juga permeabilitas dalam tanah tersebut. Misalnya tanah yang berstruktur lempeng
akan sulit di tembus oleh air daru pada berstruktur remah.

c. Porositas

Porositas atau ruang pori adalah rongga antar tanah yang biasanya diisi air atau udara. Pori
sangat menentukan sekali dalam permeabilitas tanah, semakin besar pori dalam tanah tersebut, maka
semakin cepat pula permeabilitas tanah tersebut.

d. Viskositas

Viskositas sama juga dengan kekentalan air, semakin kental air tersebut, maka semakin sulit
juga air untuk menembuas tanah tersebut.

e. Gravitasi

Gaya gravitasi atau gaya tarik bumi juga sangat menentukan permeabilitas tanah, karena
permeabilitas adalah gaya yang masuk ke tanah menrut gaya gravitasi.
- Faktor yang dipengaruhi permeabilitas, yaitu :
•> Drainase
Apabila permeabilitas tanah baik, maka waktu dalam pergerakan air akan semakin cepat,
begitu pula sebaliknya.

•> Infiltrasi

Penyerapan yang dilakukan tanah akan semakin cepat apabila drainase tanah itu baik.
•> Pengolahan

Apa bila drainase dalam tanah tersebut baik, maka pengolahan dalam tanah akan semakin
mudah.

•> Perkolasi

Pergerakan air dalam tanah akan baik bila drainase dalam tanah juga baik.

•> Erosi

Pengikisan juga dipengaruhi oleh permebilitas, semakin baik permeabilitas dalam tanah,
maka erosi akan minimum.

•> Evaporasi

Evaporasi akan semakin maksimal jika permeabilitas tanah tersebut baik


Diamater tekstur tanah

Permeabilitas tanah ditunjukkan oleh kecepatan air meresap ke dalam tanah melalui pori
pori tanah baik secara horizontal maupun vertikal. Cepat lambatnya perembesan air sangat
ditentukan oleh tekstur tanah. Semakin kasar tekstur tanah, semakin cepat perembesan air.
Ketebalan solum tanah menunjukkan ketebalan tanah dari permukaan sampai ke batuan
induk. Erosi berhubungan dengan banyaknya partikel partikel tanah yang terpindahkan. Drainase
adalah pengeringan air berlebih pada tanah, yang mencakup proses pengatusan dan pengaliran
air yang berada dalam tanah atau pada permukaan tanah yang tergenang.

 Asal dari warna tanah :

a. Kuning, berasal dari mineral limonit (2Fe2 O3 3H2O)

b. Cokelat, berasal dari bahan bahan organik bersifat asam yang lapuk sebagian.

c. Putih, berasal dari mineral mineral silikat (SiO2), kapur (CaCO3), kaolin, bauksit,
alumunium, dan silikat, gipsum, (CaSO4 2H2O) nitrat, garam garam terlarut serta koloid organik
tertentu

d. Hitam, berasal dari bahan bahan organik yang telah terurai hebat, dan umumnya
berhubungan dengan unsur unsur karbon (C), magnesium (Mg), serta belerang (S)

e. Merah, berasal dari mineral hematit (Fe2O3) atau turgit (2FeO3 H2O)

f. Hijau, berasal dari oksida besi.

g. Biru, berasal dari mineral lilianit (Pb Bi2 S6)

6. Jenis-jenis Tanah (Pedosfer)

1. Tanah Gambut atau Tanah Organosol

Tanah Organosol yaitu jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam, tanah ini
merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa.

2. Tanah Endapan atau Tanah Alluvial


Tanah Alluvial ialah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran
rendah yang memiliki sifat tanah yang subur,sangat lambat meresapkan air mudah erosi,cocok
untuk lahan pertanian.Terdapat di pantai utara Pulau Jawa yang di aliri oleh sungai-sungai,
lembah, dan cekungan.

3. Tanah Laterit

Tanah Laterit yakni tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara
namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi.Tanah ini
banyak mengandung zat besi dan aluminum. Sifatnya tidak subur, berwarna merah muda dan
sering disebut tanah merah.

4. Litosol

Tanah litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak begitu
tebal. Bahannya berasal dari jenis batuan beku yang belum mengalami proses pelapukan secara
sempurna. Jenis tanah ini banyak ditemukan di lereng gunung dan pegunungan di seluruh
Indonesia.

5. Regosol

Tanah ini merupakan endapan abu vulkanik baru yang memiliki butir kasar. Penyebaran
terutama pada daerah lereng gunung api. Tanah ini banyak terdapat di daerah Sumatra bagian
timur dan barat, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

6. Latosol

Latosol tersebar di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 mm/tahun, dan
ketinggian tempat berkisar 300–1.000 meter. Tanah ini terbentuk dari batuan gunung api
kemudian mengalami proses pelapukan lanjut.

7. Grumosol

Tanah ini merupakan tanah mineral yang memiliki perkembangan profil, agak tebal,
tekstur lempung berat, struktur granular di lapisan atas dan gumpal sampai pejal di lapisan
bawah, konsistensi jika basah sangat lekat dan plastis.Namun, jika kering sangat keras dan tanah
retak-retak, kejenuhan basa, permeabilitas lambat, dan peka erosi. Penyebarannya di daerah
iklim subhumid, dengan curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun.

8. Podsol

Jenis tanah ini berasal dari batuan induk pasir. Penyebaran di daerah beriklim basah,
topografi pegunungan, misalnya di daerah Kalimantan Tengah, Sumatra Utara, dan Papua Barat.
Kesuburan tanah rendah.

9. Andosol

Jenis tanah ini merupakan jenis tanah dengan kandungan mineral yang telah mengalami
perkembangan profil, solum agak tebal, warna agak cokelat kekelabuan sampai hitam,
kandungan organik tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur remah, konsistensi gembur dan bersifat
licin berminyak agak asam, kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi sedang, kelembapan tinggi,
permeabilitas sedang, serta peka terhadap erosi.

7. Konservasi Tanah (Pedosfer)

Konservasi tanah adalah serangkaian strategi pengaturan untuk mencegah erosi tanah dari
permukaan bumi atau terjadi perubahan secara kimiawi atau biologi akibat penggunaan yang
berlebihan, salinisasi, pengasaman, atau akibat kontaminasi lainnya.

Konservasi tanah adalah usaha untuk memanfaatkan sebidang tanah dengan cara
penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai
dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah.

•> Latar Belakang Konservasi

Konservasi tanah penting untuk dilakukan agar tanah tetap terpelihara dan tetap tersedia.
Jika konservasi tidak dilakukan, dikhawatirkan akan muncul masalah, sebagai berikut:

 Unsur hara yang seharusnya terkandung dalam tanah dan bahan organik akan hilang
 Terjadi proses salinisasi atau terkumpulnya garam / racun dalam tanah
 Air tawar pada akar dan batang akan jenuh
 Erosi tanah
 Strategi yang biasanya dipakai, yaitu:
 Pemilihan vegetasi penutup lahan
 Pencegahan erosi
 Pengaturan kadar garam
 Pengendalian keasaman
 Meningkatkan kelestarian organisme tanah yang menguntungkan
 Pencegahan dan remediasi tanah dari kontaminasi mineralisasi
 Strategi lainnya yang biasa dipergunakan dalam bidang pertanian yaitu:
 Pertanian tanpa pengolahan tanah
 Pengolahan tanah berkontur
 Alur penahan angin (windbreak)
 Rotasi tanaman
 Penggunaan pupuk alami
 Mengistirahatkan lahan

1.Metode Vegetatif

Metode vegetatif yaitu metode yang menggunakan tanaman atau bagian tanaman untuk
mengurangi daya tumbuk air hujan dengan tanah. Tujuannya adalah agar air hujan tidak
langsung bertabrakan dengan tanah, mengurangi laju dan jumlah air di permukaan sehingga
mengurangi erosi tanah.

•> Teknik vegetatif meliputi beberapa sistem berikut:

a. Pertanian Lorong

Pertanaman Lorong atau (alley cropping) adalah melakukan penanaman tanaman perdu
leguminosa yang ditanam berbaris dan rapat (10 cm – 25 cm) mengikuti kontur tanah atau
sebagai pagar. Umumnya cara ini dilakukan pada lahan dengan kondisi miring untuk menahan
erosi.Teknik ini terbukti efektif dalam menghambat erosi. Melalui pembuatan tanaman lorong,
maka secara alami 3-4 tahun kemudian akan tercipta teras dengan sendirinya. Oleh sebab itu,
metode ini juga populer dikeanal dengan teras kredit.

b. Sistem Silvopastura

Sistem Silvopastura adalah salah satu dari sistem tumpangsari, yaitu menanam tanaman
pakan dibawah tegakan pohon, seperti rumput gajah dan setaria. Sehingga tanaman pakan
tersebut juga dapat digunakan untuk konsumsi hewan ternak.Beberapa penerapan teknik
silvoapstura di Indonesia antara lain :

 Tanaman pakan di hutan tanaman industri


 Tanaman pakan di hutan sekundar
 Tanaman pohon sebagai penghasil pakan ternak
 Tanaman pak sebagai pagar hidup

c. Pemberian Mulsa

Pemberian Mulsa adalah menutupi tanah dengan mulsa agar permukaan tanah tidak
terkena air hujan secara langsung. Mulsa tersebut berupa sisa tanaman, hasil pangkasan tanaman,
dan lain sebagainya.Penggunaan mulsa cukup efektif untuk mencegah erosi, terutama akibat
erosi percik. Selain itu, mulsa akan memberikan bahan-bahan organik pada tanah melalui proses
dekomposisi.

2.Metode Mekanik

Metode Mekanik, yaitu perlakuan fisik yang diberikan kepada tanah dengan membuat
bangunan untuk mengurangi aliran permukaan air, sehingga tidak terjadi erosi dan dapat
meningkatkan penggunaan tanah.

•> Berikut ini adalah beberapa metode mekanik yang umumnya diterapkan:

 Pengolahan tanah
 Teras
 Guludan (pembuatan pematang tanah secara sejajar dengan garis kontur)
 Penghambat
 Waduk
 Rorak / parit (saluran air buntu untuk sedimentasi)
 Pembuatan drainase
 Irigasi
 Lubang resapan (biopori)
 Sumur resapan
2. Metode Kimia

Metode Kimia, selain metode vegetatif dan mekanik terdapat pula metode kimia untuk
mecegah erosi. Tanah akan diberikan soil conditioner untuk memperbaiki struktur tanah.

Anda mungkin juga menyukai