Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENYEHATAN TANAH

“Memahami Pengelolaan Tanah”

Disusun oleh:

Kelompok 5

ADITYAS SEKAR ARIMBI


ATHAYA NADA SALSABILA
FAHRI REZAR
2 D3A

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN

POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengelolaan Tanah” dengan baik tanpa ada
halangan yang berarti. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Penyehatan Tanah.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya. Diluar itu, kami sebagai manusia biasa menyadari
sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata
bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati, kami selaku
penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Demikian apa yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
pembaca pada umumnya.

Jakarta, November 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................1

KATA PENGANTAR..............................................................................................2

DAFTAR ISI ............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................4

1.1 Latar Belakang..................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................5

2.1 Pengertian Pengelolaan Tanah...........................................................................5


2.2 Jenis Pengelolaan Tanah....................................................................................7
2.3 Mekanisme Pengelolaan Tanah...........................................................................9

BAB III PENUTUP.................................................................................................13

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tanah (bahasa Yuyangi: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang
tersusun dari mineral dan bahan organik.

Tanah adalah sumber daya yang perlu dipertahankan kesuburannya agarr tetap menghasilkan
hasil yang maksimal tanpa merusak tanah. Pemakaian tanah untuk pertanian dan perkebuyang
secara terus-menerus dan membagi buta dapat membuat tanah menjadi tidak subur atau tandus.
Beberapa penyebab ketidak kesuburan  tanah ialah pencemaran tanah oleh limbah buangan,
pestisida, tanaman monoton dan lain-lain (Alqamari, 2014)

Kemajuan dibidang teknologi sejak hipotesa Aristoteles, yang menyebutkan bahwa tanaman
mendapat makanan dari tanah. Namun teori-teori pokok dari hara tanaman baru ditemukan pada
abad ke-19. Penemuan teori itu membuka kesempatan untuk memikirkan perayang tanah. Awal
pengerjaan lahan yang merupakan kelanjutan dan penerapan teori pokok tentang hara
mengharuskan pengerjaan lahan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman sehingga diperoleh
produksi yang tinggi. Anggapan dan teori ini didasari oleh konsep bahwa tanaman akan masuk
ke dalam tanah, sehingga dapat menerap tanah lebih banyak. Oleh karena itu tanah perlu
digemburkan (Hasan Basri, 2008).

Pengolahan tanah adalah proses di mana tanah digemburkan dan dilembekkan dengan
menggunakan bajak ataupun garu yang ditarik dengan berbagai sumber tenaga, seperti tenaga
manusia, tenaga hewan, dan mesin pertanian (traktor). Melalui proses ini, kerak tanah teraduk,
sehingga udara dan cahaya matahari menyentuh tanah lebih dalam dan meningkatkan
kesuburannya. Sekalipun demikian, tanah yang sering digarap sering menyebabkan
kesuburannya berkurang.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pengelolaan Tanah

Pengolahan tanah adalah salah satu kegiatan persiapan lahan (Land preparation) yang
bertujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan
tanaman. Pengolahan tanah sangat diperlukan di dalam budidaya tanaman dengan
menggunakan media tanam tanah. Tanah dapat berfungsi sebagai tempat berkembangnya
akar, penyedia unsur hara, dan penyimpan air bagi tanaman. Apabila salah satu
fungsinya hilang maka suatu tanah dapat dinyatakan mengalami degradasi.

Degradasi lahan adalah hilangnya fungsi dari tanah, yaitu sebagai sumber air dan
hara bagi tanaman, sebagai matriks akar tanaman berjangkar, serta sebagai tempat air dan
unsur hara ditambahkan (Arsyad, 2010 dalam Khory, 2014). Menurut Banuwa (2013)
degradasi lahan adalah kondisi lahan yang tidak mampu menjadi tempat tanaman
pertanian berproduksi secara optimal.

Degradasi atau kerusakan lahan yang paling utama dan luas akibatnya adalah erosi.
Erosi dapat menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah yang subur dan baik untuk
pertumbuhan tanaman, berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan
air (Banuwa, 2013).

Mengolah tanah adalah membalik dan menggemburkan struktur tanah agar menjadi


gembur,  sehingga memudahkan perakaran untuk masuk ke dalam tanah dan
memudahkan akar tanaman menyerap unsur hara. Kegiatan pengolahan tanah akan sangat
mempengaruhi proses budidaya selanjutnya. Pengolahan tanah tetap sangat penting
artinya, sehingga wajar bila inovasi dalam kegiatan ini terus dilakukan agar didapatkan
hasil yang lebih baik. Pengolahan tanah dapat dilakukan secara mekanis terutama pada
lahan yang memungkinkan, atau dengan alat konvensional untuk lahan miring yang
memiliki luas teras yang sempit.

Tujuan pengolahan tanah untuk :

5
1. Menciptakan kondisi fisik, khemis dan biologis tanah menjadi lebih baik
2. Menyiapkan tempat pertumbuhan benih yang serasi
3. Menghindarkan persaingan terhadap tumbuhan pengganggu
4. Memperbaiki sifat-sifat fisis dan kimia serta biologis tanah
5. Membunuh gulma dan tanaman yang tidak diinginkan
6. Menempatkan sisa-sisa tanaman (seresah) pada tempat yang sesuai agar dekomposisi
berjalan dengan baik.
7. Menurunkan laju erosi
8. Meratakan tanah untuk memudahkan pekerjaan di lapangan
9. Mencampur dan meratakan pupuk dengan tanah
10. Mempersiapkan pengaturan irigasi dan drainase

Di samping itu, pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki kondisi tanah


menjadi gembur sehingga pertumbuhan akar tanaman maksimal, juga dapat memperbaiki
tekstur tanah, sirkulasi udara dalam tanah sehingga unsur hara dapat diambil oleh akar.
Mengolah tanah merupakan salah satu kompetensi yang harus dilakukan dalam
pembelajaran kegiatan usaha budidaya pertanian. Kegiatan pengolahan tanah merupakan
salah satu faktor penentu keberhasilan dalam suatu budidaya tanaman yang bertujuan
untuk menciptakan keadaan tanah olah yang siap tanam, baik secara fisis, kemis dan
biologis, sehingga tanaman yang dibudidayakan akan tumbuh dengan baik. Pengolahan
tanah terutama akan memperbaiki fisis, perbaikan kemis secara langsung dan biologis
terjadi secara tidak langsung.

Pengolahan tanah adalah proses di mana tanah digemburkan dan dilembekkan


dengan menggunakan bajak ataupun garu yang ditarik dengan berbagai sumber tenaga,
seperti tenaga manusia, tenaga hewan, dan mesin pertanian (traktor). Melalui proses ini,
kerak tanah teraduk, sehingga udara dan cahaya mataharimenyentuh tanah lebih dalam
dan meningkatkan kesuburannya. Sekalipun demikian, tanah yang sering digarap sering
menyebabkan kesuburannya berkurang.

6
2.2. Jenis Paengelolaan Tanah

Pengolahan tanah  dapat dibedakan menjadi  tiga macam, yaitu:

a.  No tillage (Tanpa Olah Tanah / TOT)


Pengolahan lahan no tillage atau TOT merupakan sistem pengolahan tanah yang
merupakan adopsi sistem perladangan dengan memasukkan konsep pertanian modern. Tanah
dibiarkan tidak terganggu, kecuali alur kecil atau lubang untuk penempatan benih atau bibit.
Sebelum tanam sisa tanaman atau gulma dikendalikan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu penempatan benih atau bibit tersebut. Seresah tanaman yang mati dan
dihamparkan dipermukaan tanah ini dapat berperan sebagai mulsa dan menekan
pertumbuhan gulma baru dan pada akhirnya dapat memperbaiki sifat dan tata air tanah.

Pada sistem tanpa olah tanah (TOT), erosi tanah dapat diperkecil dari 17.2ton/ha/tahun
menjadi 1 ton/ha/tahun dan aliran permukaan ditekan 30 – 45%. Keuntungan  lain yang di
dapat pada sistim tanpa olah tanah yaitu adanya kepadatan perakaran yang lebih banyak,
penguapan lebih sedikit, air tersedia bagi tanaman makin banyak.

Lahan Pertanian

https://www.daquagrotechno.org/pengolahan-tanah-
untuk-pertanaman-cabai/

b.  Minimum tillage (pengolahan lahan secara minimal)


Pengolahan minimum (minimum tillage) merupakan suatu pengolahan lahan yang
dilakukan seperlunya saja (seminim mungkin), disesuaikan dengan kebutuhan pertanaman
dan kondisi tanah. Pengolahan minimum bertujuan agar tanah tidak mengalami kejenuhan
yang dapat menyebabkan tanah sakit (sick soil) dan menjaga struktur tanah. Selain  itu,
dengan pengolahan minimum dapat menghemat biaya produksi.

7
Dalam sistem pengolahan minimum, tanah yang diolah hanya pada spot-spot tertentu
dimana tanaman yang akan dibudidayakan tersebut ditanam. Pengolahan tanah biasanya
dilakukan pada bagian perakaran tanaman saja (sesuai kebutuhan tanaman), sehingga bagian
tanah yang tidak diolah akan terjaga struktur tanahnya karena agregat tanah tidak rusak dan
mikroorganisme tanah berkembang dengan baik.

Pada pengolahan minimum, tidak semua lahan tidak diolah sehingga ada spot-spot dari
lahan tersebut yang diistirahatkan. Hal tersebut dapat memperbaiki struktur tanah karena
dalam lahan yang diistirahatkan, mikroorganisme tanah akan melakukan dekomposisi bahan-
bahan organik. Selain itu, mikroorganisme akan mengimmobilisasi logam-logam berat sisa
pemupukan yang ada dalam tanah sperti Al, Fe dan Mn.

c. Maximum tillage (pengolahan lahan secara maksimal)


Pengolahan lahan secara maksimal merupakan pengolahan lahan secara intensif yaang
dilakukan pada seluruh lahan yang akan ditanami. Ciri utama pengolahan lahan maksimal ini
antara lain adalah membabat bersih, membakar atau menyingkirkan sisa tanaman atau gulma
serta perakarannya dari areal penanaman serta melalukan pengolahan tanah lebih dari satu
kali baru ditanamai.

Pengolahan lahan maksimum mengakibatkan permukaan tanah menjadi bersih, rata dan
bongkahan tanah menjadi halus. Hal tersebut dapat mengakibatkan rusaknya struktur tanah
karena tanah mengalami kejenuhan, biologi tanah yang tidak berkembang serta
meningkatkan biaya produksi.

2.3. Mekanisme Pengelolaan Tanah


2.3.1. Land Clearing (Membersihkan Areal)

Pembersihan areal ialah pembersihan galengan sawah dari semua hal yang
mengganggu. Pembersihan dilakukan terhadap pepohoyang, semak-semak, alang-alang
atau tumbuhan lainnya yang berpotensi menganggu tumbuhnya tanaman yang akan
dibudidayakan. Agar lebih bermanfaat rerumputan yang sudah dibersihkan tadi bisa
dimanfaatkan lebih lanjut. Rerumputan dan residu jerami bisa dimanfaatkan sebagai

8
pakan ternak , kompos, atau bahan bakar. Galengan sawah pada tanah pertanian memiliki
fungsi yang penting. Galengan sawah berfungsi buat menahan air selama mengolah tanah
agar tak mengalir keluar petakan. Fungsi lainnya berhubungan dengan pengaturan
kebutuhan air selama ada tanaman padi.

Setelah dibersihkan dari rerumputan dan tanaman, tanah diperbaiki dan dibuat lebih
tinggi. Selain memperbaiki tanah, pembersihan juga bertujuan memperlancar arus air dan
menekan jumlah biji gulma yang terbawa masuk ke petak sawah. Pembersihan tanah
pertanian bisa dilakukan dengan tangan , cangkul, atau linggis.

2.3.2. Pembajakan

Pembajakan merupakan proses pengolahan tanah pada masa tanam. Pembajakan


tanah berfungsi mengembalikan kesuburan tanah setelah masa panen. Membajak
dilakukan dengan memecah lapisan tanah menjadi bongkahan-bongkahan sehingga tanah
bisa digemburkan.

Membajak juga melakukan pembalikan tanah dengan cangkul, garu, waluku, atau
traktor. Pembalikan dilakukan dengan kedalaman 30-50 cm bergantung dari jenis tanah.
Setelah dibalik tanah diratakan sampai halus agar bisa ditanami dengan baik. Dari proses
ini diharapkan terjadi proses mineralisasi bahan-bahan organik sehingga tanah menjadi
gembur kembali. Membajak tanah pertanian sebenarnya memiliki arti krusial bagi petani.
Membajak membuat petani mengerti bagaimana menghasilkan produksi yang baik. Hasil
produksi yang baik seharusnya didapatkan oleh petani setelah proses pembajakan.
Pembajakan tanah ialah fase yang paling menghabiskan tenaga petani. Hampir empat
puluh persen biaya produksi terserap pada fase ini.

Kondisi tanah pertanian Indonesia dengan tiga kali panen tiap tahunnya membuat
tanah pertanian kehilangan unsur-unsur organiknya. Akhirnya tanah menjadi tandus dan
bisa memengaruhi hasil produksi pertanian. Maka sebenarnya tanah sebagai media tanam
harus disiapkan dengan baik, dari sinilah sebenarnya peran kita sangat dibutuhkan untuk
terus meningkatkan produksi petani dengan berbagai ilmu yang telah didapat dalam
belajar.

2.3.3. Penggaruan

9
Penggaruan dan pembajakan tanah sebenarnya dua kegiatan yang memiliki kaitan
erat. Penggaruan atau penggemburan dilakukan dua tahap. Termin pertama dengan cara
menghancurkan gumpalan tanah menjadi struktur remah. Dari bentuk remah struktur
tanah akan menjadi halus dan merata. Jarak antara pembajakan dan penggaruan termin 1
berkisar 1 atau 2 minggu . Penggaruan termin dua bertujuan buat melumatkan tanah,
sehingga semua tanah melumpur dan tanah menjadi halus. Tanah bisa dikatakan halus
ketika menginjakkan kaki ke dalam lumpur terdapat kubangan bekas kaki dan lumpur
akan saling mengisi.

Tips krusial dalam penggaruan sebaiknya dilakukan pemupukan terlebih dahulu


sebelum proses ini dilakukan. Pemberian pupuk organik atau anorganik saat
penggemburan membuat pupuk teraduk secara rata pada lapisan olah. Pemupukan yang
diberikan lebih awal bisa merangsang perkembangan akar lebih dalam. Semua tahapan
pengolahan buat tanah pertanian ini, mulai dari pembersihan lahan, pembajakan, dan
penggaruan biasanya membutuhkan waktu 16-18 hari tergantung pada lahan yang akan
dikelola.

Semakin berkembangnya teknologi , pengolahan tanah pertanian pun bisa


dilakukan secara mekanis. Penggunaan hewan ternak berkurang dan mesin pertanian
menjadi wahana baru bagi petani. Pengolahan tanah secara mekanis semakin dilirik sebab
memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan tersebut di antaranya :

1. Laba Teknis

Peralatan mekanis yang digunakan buat mengolah tanah bisa mempermudah


pekerjaan yang berat. Selain itu hasil yang diperoleh dengan tenaga kerja yang minim
bisa lebih dalam sebab sudah dibantu dengan peralatan mekanis.

2. Laba Ekonomis

Biaya yang dikorbankan lebih rendah sehingga bisa meningkatkan laba petani.
Penelitian di Pulau Jawa menyebutkan bahwa biaya pengolahan per hektar dengan traktor
lebih murah dibanding menggunakan tenaga manusia dan hewan.

3. Laba Waktu

10
Dengan donasi mesin tentunya pengolahan tanah akan lebih cepat. Dari sini proses
budidaya tanaman tentu akan lebih cepat . Untuk tanaman yang berumur pendek, residu
waktu bisa digunakan buat melakukan budidaya lagi.

Pengolahan tanah pertanian harus dilakukan dengan seksama, agar hasil pertanian pun
maksimal.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengolahan tanah adalah salah satu kegiatan persiapan lahan (Land preparation) yang
bertujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman.
Pengolahan tanah sangat diperlukan di dalam budidaya tanaman dengan menggunakan media
tanam tanah. Tanah dapat berfungsi sebagai tempat berkembangnya akar, penyedia unsur hara,
dan penyimpan air bagi tanaman.

Pengolahan tanah  dapat dibedakan menjadi  tiga macam, yaitu

1. No tillage (Tanpa Olah Tanah / TOT)


2. Minimum tillage (pengolahan lahan secara minimal)
3. Maximum tillage (pengolahan lahan secara maksimal)

Mekanisme Pengelolaan Tanah

1. Land Clearing (Membersihkan Areal)


2. Pembajakan
3. Penggaruan

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://digilib.unila.ac.id/20868/12/BAB
%2520I.pdf&ved=2ahUKEwjnl-
Spnc_eAhUKgI8KHS3DAR4QFjAHegQIAxAB&usg=AOvVaw0vV4Tzr1-WJ84Ie5cFp7H-

https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/3-jenis-pengolahan-tanah-dan-lahan-pertanian-25

https://digital-meter-indonesia.com/cara-pengolahan-tanah/

http://mellanykazuki.blogspot.com/2015/11/makalah-pengolahan-lahan.html?m=1

13

Anda mungkin juga menyukai