DAFTAR ISI
LATAR BELAKANG
Halaman
KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN.
3.1 Kesimpulan
3.2 saran
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Makalah tentang "Masalah Proses
Pengolahan Tanah di Indonesia" yang diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Konsep Teknologi. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat
dari mulai penyusunan sampai terselesaikannya makalah ini yang tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari orang-1orang yang bersangkutan. Tujuan pembuatan makalah ini dimaksudkan
supaya dapat menjadi pegangan bagi para mahasiswa khususnya bagi Mahasiswa. Penyusun
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dalam isi,
susunan maupun dalam penyajian materinya sehingga demi kelengkapan makalah ini, segala
kritik dan saran penyusun harapkan dari para pembaca sekalian.
BAB 1 PENDAHULUAN
Lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting untuk memenuhi segala kebutuhan hidup.
Lahan yang sesuai dengan kemampuannya merupakan lahan yang potensial. Namun apabila
peruntukan lahan tersebut tidak sesuai dengan kemampuannya maka akan menyebabkan lahan
tersebut berubah menjadi lahan kritis. Lahan yang telah mengalami erosi maka tingkat
kesuburannyaterse akan berkurang. Erosi tersebut mengakibatkan lapisan tanah paling atas yang
biasa disebut humus, dimana merupakan lapisan yang paling subur dan paling baik untuk
tanaman akan terkelupas dan akan menyisakan tanah yang tandus. Bahkan tidak jarang juga
dijumpai adanya tanah yang keras/ padas. Pengelolaan lahan yang dilakukan dengan sangat hati-
hati dan sesuai dengan kemampuan lahannya akan membantu dalam menghasilkan produk yang
berkualitas dan tidak mengganggu produktivitas lahan. Di samping itu, pengelolaan lahan
berfungsi untuk menjaga supaya lahan tetap sesuai dengan kemampuannya agar tidak
mengurangi tata guna dan daya guna lahan tersebut. Manusia cenderung memanfaatkan
sumberdaya alam secara berlebihan tanpa memperhatikan pengolahan dan keterbatasan
sumberdaya. itu, sehingga sangat dikhawatirkan dalam waktu dekat akan terjadi kerusakan lahan
sebagai akibat dari adanya tekanan penduduk atas lahan yang melebihi tingkat kemampuannya.
Secara umum, lahan kritis mengindikasikan adanya penurunan kualitas lingkungan sebagai
dampak dari adanya bermacam macam pemanfaatan sumberdaya lahan yang tidak bijaksana dan
tidak sesuai dengan aturan yang ada. Lahan yang sedemikian rupa tersebut pasti tidak dapat
berfungsi maksimal sesuai dengan apa yang menjadi peruntukan lahan tersebut sebagai media
tatanan air maupun sebagai media produksi tanaman. Lahan merupakan salah satu faktor yang
penting bagi kehidupan manusia. Lahan banyak digunakan oleh manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, selain itu lahan juga digunakan sebagai tempat tinggal manusia. Lahan
memiliki sifat atau karakteristik yang spesifik. Secara klasik lahan diartikan sebagai suatu
bentang alam yang memiliki Sifat-sifat biofisk dan atribut atau keadaan unsur-unsur lahan yang
dapat diukur atau diperkirakan, seperti tekstur tanah, struktur tanah, kedalaman tanah, jumlah
curah hujan, distribusi hujan, temperatur, drainase tanah, jenis vegetasi, dan sebagainya. Namun
pengertian lahan tidaklah sesempit itu, secara luas lahan diartikan sebagai suatu kesatuan
lingkungan biofisik bagian dari bentang alam dan mencakup lingkungan sosial budaya dan
ekonomi dari lahan tersebut. Karena peranan lahan yang bersifat multifungi ini.maka dalam
proses pengelolaan lahan ketiga aspek tersebut perlu. dipertimbangkan. Dalam rangka
memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia yang terus berkembang dan untuk memacu
pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi. pengelolaan sumberdaya lahan seringkali kurang
bijaksana dan mempertimbangkan aspek keberlanjutan sehingga kelestariannya semakin
terancam. Akibatnya, kualitas sumberdaya lahan semakin berkurang dan manusia semakin
bergantung pada sumberdaya lahan yang bersifat marginal (kualitas lahan yang rendah). Hal ini
berimplikasi pada semakin berkurangnya daya dukung lahan dalam menyangga kegiatan
produksi di atasnya, rentan terhadap proses degradasi lahan dan kerusakan lingkungan lainnya.
Untuk itu perlu pengelolaan lahan yang efektif, efisien dan optimal sehingga kelestarian lahan
juga dapat terjaga dan kebutuhan manusia akan lahan dapat tercukupi.Pengelolaan lahan
berkelanjutan merupakan sebuah konsep pengelolaan sumberdaya lahan yang bertumpu pada tiga
aspek utama yaitu :
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
B. PEMBAHASAN
Mengolah tanah dapat dilakukan dengan menggunakan alat pertanian yang telah tersedia
sehingga diperoleh susunan tanah yang sebaik-baiknya ditinjau dari struktur maupun
porositas tanah. Dalam praktikum pengolahan tanah kali ini dilakukan dengan tenaga
manusia. Alat yang digunakan juga sederhana yaitu cangkul, sabit dan pancong.
Pengolahan tanah dimaksudkan untuk memecahkan gumpalan tanah agar tanah menjadi
gembur dan memperbaiki permukaan supaya baik untuk kegiatan penanaman. Selain
untuk tujuan penggemburan tanah, pengolahan tanah juga dimaksudkan untuk
mensuplai secara baik unsur-unsur hara yang terkandung didalam tanah tersebut untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tujuan pengolahan tanah menurut
Sockardi (1986) adalah sebagai berikut:
1. Pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik karena adanya pengolahan tanah
memungkinkan peredaran air, udara dan suhu didalam tanah menjadi lebih baik.
2. Meningkatkan sifat-sifat fisik tana, menjamin memperbaiki struktur dan porositas
tanah sehingga antara pemasukan air dan pengeluarannya. menjadi seimbang, berarti
cepat basah dan optimal yang berarti akan menjamin aktifitas biologi akan menjadi
optimal pula. Untuk mendapatkan kondisi tanah yang optimal sesuai untuk pertumbuhan
tanaman, perlu mempersiapkan tanah sebagai lahan atau tempat budidadaya dengan
sebaik-baiknya dan melalui tahap memperhatikan beberapa faktor, yaitu kedalaman
tanah, kemiringan lahan atau kelerengan dan tenaga kerja yang digunakan. Pada
praktikum Budidaya Tanaman Semusim pengolahan tanah yang dilakukan adalah
dengan membuat bedengan. Kegiatan pembuatan bedengan dimaksudkan agar tanah
menjadi lebih tinggi, menjadi lebih gembur dan remah dibandingkan dengan tanah yang
belum dilakukan pengolahan. Selain untuk tujuan tersebut pengolahan tanah yang
dilakukan mempunyai tujuan untuk mengurangi populasi gulma yang sebelumnya
banyak terdapat pada tanah yang belum mengalami pengolahan. Pengendalian gulma
dilakukan dengan cara manual yaitu dengan pencabutan gulma dengan tenaga manusia
serta menggunakan pancong atau cangkul. Hal yang sama dilakukan dengan tenaga
manusia untuk pembuatan bedengan. Maksud pembuatan bedengan yaitu:
• Memudahkan pembuangan air hujan melalui jalan antar petakan.
• Mempermudah pemeliharaan karena kita bisa berjalan lewat antara bedengan,
• Mempermudah meresapnya air hujan atau pengairan.
• Menghindari terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat.
Tanah yang diolah maka pada sifat-sifat fisik tanah tersebut akan terjadi perubahan
dimana sebelumnya sifat tersebut berkurang karena sudah digunakan untuk bertanam
ataupun belum digunakan. Tanah yang sudah diolah dan dibersihkan dari herba-herba
serta tanaman lainnya yang akan mengganggu tumbuhnya tanaman, maka akan terlihat
perbedaan sifat-sifatnya dengan tanah sebelum dicangkul atau diolah. Menurut Aak
(1983). secara keseluruhan pengolaan tanah bertujuan:
• Meningkatkan sifat-sifat fisik tanah yaitu menjamin memperbaiki struktur dan
porositas, sehingga antara pemasukan air dan pengeluarannya menjadi seimbang
yang berarti cepat basah dan cepat mengering dalam artian untuk kehidupan
tanaman, begitu pula peredaran udara menjadi optimal yang berarti akan
menjamin aktifitas biologi menjadi optimal pula, Pertumbuhan tanaman menjadi
baik, dan Mempermudah penggunaan pupuk dan obat-obatan di dalam tanah.
Mengurangi kerusakan produksi pertanian menurunkan ongkos produksi menjamin
kenaikan kualitas dan kuantitas produksi meningkatkan taraf hidup petani
memungkinkan pertumbuhan ekonomi subsisten (tipe pertanian kebutuhan (keluarga)
menjadi tipe pertanian komersil (comercial farming). Pengembangan alat dan mesin
pertanian yang juga pengembangan mekanisasi pertanian tidak dapat berdiri sendiri,
karena merupakan suatu sub sistem penunjang (supporting system) dalam proses
budidaya, pengolahan dan penyimpanan. Sebagai teknologi yang bersifat indivisible
(tidak dapat terbagi), peran alat dan mesin pertanian tersebut sebaiknya dapat
didistribusikan pada banyak pemakai, atau petani kecil yang tidak mempunyai cukup
kemampuan untuk memilikinya. Berbagai studi menyebutkan, bahwa alat dan mesin
pertanian memiliki kaitan sangat erat dengan dinamika sosial ekonomi dari sistem
budidaya pertaniannya.
Teknologi Industri Pertanian didefinisikan sebagai disiplin ilmu terapan yang menitik
beratkan pada perencanaan, perancangan, pengembangan, evaluasi suatu sistem terpadu
(meliputi manusia, bahan, informasi, peralatan dan energi) pada kegiatan agroindustri
untuk mencapai kinerja (efisiensi dan efektivitas) yang optimal.
Tujuan utama dari pengolahan tanah adalah menciptakan kondisi tanah yang paling
sesuai untuk pertumbuhan tanaman dengan usaha yang seminimun mungkin. Selama ini
tujuan tersebut seringkali dicapai dengan mengaplikasikan cara cut and try baik dalam
mengembangkan metoda pengolahan tanah maupun mengembangkan atau memperbaiki
desain peralatan pengolahan tanah yang sudah ada. Pada situasi seperti ini maka
diperlukan pengetahuan mengenai proses pengolahan tanah sehingga memungkinkan
untuk memprediksi biaya dan hasil. pengolahan tanah secara jelas dan efisien.
Pengetahuan tersebut tidaklah mudah namun haruslah dimiliki (analisis). Begitu
kompleksnya permasalahan yang dihadapi maka dalam analisis perlu dilibatkan berbagai
cabang ilmu lainnya Telah banyak dipublikasikan artikel penelitian mengenai alat
pengolahan tanah namun pada umumnya artikel tersebut hanya terbatas pada satu atau
beberapa jenis alat dan beroperasi terbatas pada beberapa kondisi tanah saja.
• Cangkul
Cangkul merupakan sebuah alat yang digunakan oleh para petani. untuk
pengolahan tanah yang masih digunakan sampai sekarang. cara kerja cangkul
yaitu dengan cara diayunkan hingga mengenai tanah sampai kedalam tanah 45-55
cm, tanah dari hasil pencangkulan berbentuk bongkahan.
Cara kerja pengolahan sawah dengan menggunakan tenaga hewan yaitu hal
pertama yang harus dilakukan adalah memasang komponen-komponen rakkala
pada hewan penarik. Setelah itu petani mulai menggiring kerbau untuk memulai
pembajak. alat yang biasa digunakan petani untuk mengolah tanah mereka
sebelum di tanami dengan cara membalik tanahnya. Hal ini di maksudkan agar
kesuburan tanah sawah tetap terjaga walaupun sudah di tanami tanaman beberapa
kali.
2.4.1 Sistematika Pemecahan Tanah secara fisika Adapun proses yang terjadi
pada pemecahan tanah yaitu dalam hal ini tanah dianggap terdiri dari elemen-
elemen (massa tanah berbentuk kubus). Ukuran dari elemen-elemen ini haruslah
sekecil mungkin sehingga tekanan pada setiap sisi dari elemen tersebut akan
tersebar merata. Pada proses pengolahan tanah banyak diantara elemen tersebut
pecah. Pemecahan tanah melibatkan fenomena fisika-mekanika sebagai
berikut.yaitu pada satu elemen dan pada suatu skala mikro, pembebanan akan
menyebabkan tekanan pada tanah dan dalam keadaan tertentu tegangan yang
timbul tidak tersebar secara merata tetapi terkonsentrasi pada beberapa lokasi
pada kumpulan elemen tersebut. Tekanan ini akan menyebabkan pecahnya ikatan
antara partikel-partikel tanah pada lokasi-lokasi tersebut. Pada umumnya
konsentrasi dari tekanan tinggi akan diikuti dengan konsentrasi tegangan basar
yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya peruntuhan (failure). Deformasi
tanah terjadi sebagai akibat dari konsentrasi tekanan. Pemecahan elemen terjadi
akibat penetrasi kerucut (cone) kedalam. blok tanah yang berkelanjutan sampai
terjadi pemecahan clod oleh beban vertikal tersebut. Meningkatnya tekanan
menghasilkan deformasi dalam bentuk pemadatan (compaction) terutama apabila
tanah dalam kondisi lemah. Untuk keperluan tertentu pemadatan diperlukan untuk
memperkuat bagian tanah yang lemah. Bila tekanan terus ditingkatkan maka
proses pemadatan akan terjadi pada seluruh bagian/elemen tanah. Oleh karena
tanah pada mulanya memang sudah dalam keadaan padat maka pergerakan relatif
tersebut akan menimbulkan sedikit penggemburan pada kemasan. Penggemburan
ini terjadi khususnya pada bagian yang paling lemah dari elemen yang bahkan
juga menyebabkan bagian tersebut semakin lemah. Pada pembebanan lebih lanjut,
deformasi dan penggemburan akan lebih terkonsentrasi pada bagian tersebut yang
pada akhirnya terjadi keruntuhan lokal. Deformasi yang terjadi apakah stabil atau
tidak akan sangat tergantung pada bentuk tegangan (stress state) dan karakteristik
dari tanah.
Proses yang terjadi pada pengolahan tanah dengan bajak dapat diasumsikan terdiri
dari beberapa bagian proses. Untuk alat ini, proses yang terjadi terdiri dari proses
intake, main flow dan output. Proses intake merupakan proses dimana suatu bagian
lapisan tanah dipisahkan dari bagian utamanya. Proses main flow adalah proses
yang terjadi selama tanah bergerak sepanjang bagian alat. Proses output mencakup
perubahan yang terjadi setelah irisan tanah terlepas dari alat. Sebagai contoh ada
beberapa karakteristik bajak dengan batasan masing-masing proses. Dalam hal ini
proses tidak bervariasi sepanjang arah horisontal yang tegak lurus dengan arah
kerja, bila efek keragaman tanah tidak diperhitungkan. Karakteristik yang penting
adalah bentuk permukaan. sudut potong, dan kedalaman pengolahan yang berkaitan
dengan ukuran seperti ketinggian alat. Adapun bentuk-bentuk proses intake
dikatagorikan sebagai berikut :
Pengolahan lahan yang luas membuat para petani memerlukan waktu yang lama tanpa
adanya teknologi. Orang dapat menghabiskan waktu 1 hari dalam mengolah lahan
pertanian seluas 3 hektar. Namun dengan adanya teknologi petani akan lebih mudah dan
cepat dalam mengolah lahan mereka. Contohnya saja dengan mengunakan mesin traktor.
Dulu belum ada mesin traktor yang ada.hanyalah mereka menggunakan bantuan hewan
seperti kerbau dan sapi untuk menarik garu atau yang lebih sederhana lagi hanya
menggunakan cangkul. Itulah yang membuat mereka lama dalam mengolah lahan
mereka.Selain dari segi waktu yang pastinya lebih hemat penggunaan teknologi juga hasil
yang diperoleh oleh petani lebih beragam produk dan lebih melimpah Dulu petani biasa
menanam jagung biasa, sekarang dengan cara pengawinan tanaman (jagung) dapat
menghasilkan jagung hibrida yang lebih banyak hasil dan lebih menarik bentuk fisik dari
jagung tersebut. Dan masih banyak lagi tentunya keuntungankeuntugan dari penggunaan
tekologi.
Adapun dampak negatif yang akan dirasakan, terutama jika menggunakan pengolahan tanah
secara modern yaitu pemadatan tanah akan mempengaruhi sifat kimia, fisik dan biologi tanah,
sehingga menjadi penyebab utama degradasi tanah pertanian Terpengaruhnya faktor-faktor
tersebut akan berdampak negatif seperti terjadinya perubahan porositas tanah, ketersediaan air,
laju infiltrasi serta ketersediaan unsur hara dan nutrisi bagi tumbuhan. Akibat yang dapat
dirasakan secara langsung adalah menurunnya pertumbuhan vegetatif tanaman. menghambat
penetrasi akar tanaman, membatasi pergerakan air dan udara dalam tanah sehingga akan
menurunkan produksi tanaman. Selain itu, pengolahan tanah secara modern mengakibatkan
pencemaran lingkungan karena bahan bakar yang digunakan traktor mengeluarkan asap yang
mencemari lingkungan dan bisa berbahaya bagi kesehatan. Adapun kelebihan :
• Tradisional
Pengolahan lahan dilakukan oleh beberapa orang yang bekerja sesuai tugasnya, seperti
orang yang bertugas mengendalikan hewan yang menarik bajak, orang yang mencangkul,
dll Secara fisik kondisi tanah hasil pekerjaan bajak dengan kerbau tekstumnya lebih
halus, hal itu dikarenakan pijakan terhadap tanah lebih intensif, serta kaya akan pupuk
organik yang berasal dari kotoran kerbau. Pekerjaan pengolahan lahan sawah dengan
bajak kerbau terbatas karena tenaga hewan maupun tenaga manusia itu terbatas.
• Modern
Tidak membutuhkan beberapa orang. dengan kata lain mampu dikerjakan sendiri.
secara fisik kondisi tanah hasil pekerjaan traktor tangan teksturnya lebih kasar dan padat,
serta dimungkinkan terjadinya pencemarana tanah akibat dari kebocoran bahan bakar
bensin maupun pelumas (oli) dari mesin traktor dimaksud. Pekerjaan pengolahan lahan
sawah dengan traktor tangan tidak mengenal waktu, dapat dilakukan pada pagi maupun
sore hari.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Penggunaan teknologi pengolahan tanah secara modern memang sangat
membantu petani dalam proses pengolahan tanah. Maka dari itu, tentu ada dampak yang
akan dirasakan baik dapak positif maupun dampak negatifnya. Dari dampak negatif yang
dirasakan, maka kita harus segera menemukan solusi agar dampak negatif tersebut dapat
diminimalisir seoptimal mungkin.
DAFTAR PUSTAKA