Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PEMANFAATAN LAHAN DAN TANAH

Di buat oleh : Kelompok 1

Nama-Nama kelompok : - CLARITA STEVANIA

- ASTI BONITA ISHAK IA JAMI


- LIKA AMBU
- MERSI MANDAHA
- YEREMIAS RAMA RANDJA PATI
- ETO HIRA TARA
- KRISTORIUS RUNGA DAMALOLU

DAFTAR ISI
LATAR BELAKANG

a) Tujuan pengolahan tanah


b) Tujuan umum
c) Tujuan khusus
d) Konsep konsep teknologi proses pengolahan tanah
e) Pengolahan tanah secara tradisional
f) Pengolahan tanah secara modern
g) Teori yang mendukung pada proses pengolahan tanah
h) Sistematika pemecahan tanah menggunakan bajak/traktor
i) Dampak yang terjadi dari penggunaan teknologi pengolahan tanah

Halaman

KATA PENGANTAR.

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah.

1.2 Tujuan Penulisan

1.3 Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN.

2.1 Sejarah Pengolahan Tanah di Indonesia

22 Tujuan Pengolahan Tanah.

2.3 Konsep Teknologi Proses Pengolahan Tanah.

2.3.1 Pengolahan Tanah secara Tradisonal


2.3.2 Pengolahan Tanah secara Modern

2.4 Teori yang mendukung pada proses pengolahan tanah.

2.4.1 Sistematika Pemecahan Tanah secara fisika

2.4.2 Sistematika Pemecahan Tanah menggunakan bajak/traktor

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 saran

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Makalah tentang "Masalah Proses
Pengolahan Tanah di Indonesia" yang diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Konsep Teknologi. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat
dari mulai penyusunan sampai terselesaikannya makalah ini yang tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari orang-1orang yang bersangkutan. Tujuan pembuatan makalah ini dimaksudkan
supaya dapat menjadi pegangan bagi para mahasiswa khususnya bagi Mahasiswa. Penyusun
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dalam isi,
susunan maupun dalam penyajian materinya sehingga demi kelengkapan makalah ini, segala
kritik dan saran penyusun harapkan dari para pembaca sekalian.

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting untuk memenuhi segala kebutuhan hidup.
Lahan yang sesuai dengan kemampuannya merupakan lahan yang potensial. Namun apabila
peruntukan lahan tersebut tidak sesuai dengan kemampuannya maka akan menyebabkan lahan
tersebut berubah menjadi lahan kritis. Lahan yang telah mengalami erosi maka tingkat
kesuburannyaterse akan berkurang. Erosi tersebut mengakibatkan lapisan tanah paling atas yang
biasa disebut humus, dimana merupakan lapisan yang paling subur dan paling baik untuk
tanaman akan terkelupas dan akan menyisakan tanah yang tandus. Bahkan tidak jarang juga
dijumpai adanya tanah yang keras/ padas. Pengelolaan lahan yang dilakukan dengan sangat hati-
hati dan sesuai dengan kemampuan lahannya akan membantu dalam menghasilkan produk yang
berkualitas dan tidak mengganggu produktivitas lahan. Di samping itu, pengelolaan lahan
berfungsi untuk menjaga supaya lahan tetap sesuai dengan kemampuannya agar tidak
mengurangi tata guna dan daya guna lahan tersebut. Manusia cenderung memanfaatkan
sumberdaya alam secara berlebihan tanpa memperhatikan pengolahan dan keterbatasan
sumberdaya. itu, sehingga sangat dikhawatirkan dalam waktu dekat akan terjadi kerusakan lahan
sebagai akibat dari adanya tekanan penduduk atas lahan yang melebihi tingkat kemampuannya.
Secara umum, lahan kritis mengindikasikan adanya penurunan kualitas lingkungan sebagai
dampak dari adanya bermacam macam pemanfaatan sumberdaya lahan yang tidak bijaksana dan
tidak sesuai dengan aturan yang ada. Lahan yang sedemikian rupa tersebut pasti tidak dapat
berfungsi maksimal sesuai dengan apa yang menjadi peruntukan lahan tersebut sebagai media
tatanan air maupun sebagai media produksi tanaman. Lahan merupakan salah satu faktor yang
penting bagi kehidupan manusia. Lahan banyak digunakan oleh manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, selain itu lahan juga digunakan sebagai tempat tinggal manusia. Lahan
memiliki sifat atau karakteristik yang spesifik. Secara klasik lahan diartikan sebagai suatu
bentang alam yang memiliki Sifat-sifat biofisk dan atribut atau keadaan unsur-unsur lahan yang
dapat diukur atau diperkirakan, seperti tekstur tanah, struktur tanah, kedalaman tanah, jumlah
curah hujan, distribusi hujan, temperatur, drainase tanah, jenis vegetasi, dan sebagainya. Namun
pengertian lahan tidaklah sesempit itu, secara luas lahan diartikan sebagai suatu kesatuan
lingkungan biofisik bagian dari bentang alam dan mencakup lingkungan sosial budaya dan
ekonomi dari lahan tersebut. Karena peranan lahan yang bersifat multifungi ini.maka dalam
proses pengelolaan lahan ketiga aspek tersebut perlu. dipertimbangkan. Dalam rangka
memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia yang terus berkembang dan untuk memacu
pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi. pengelolaan sumberdaya lahan seringkali kurang
bijaksana dan mempertimbangkan aspek keberlanjutan sehingga kelestariannya semakin
terancam. Akibatnya, kualitas sumberdaya lahan semakin berkurang dan manusia semakin
bergantung pada sumberdaya lahan yang bersifat marginal (kualitas lahan yang rendah). Hal ini
berimplikasi pada semakin berkurangnya daya dukung lahan dalam menyangga kegiatan
produksi di atasnya, rentan terhadap proses degradasi lahan dan kerusakan lingkungan lainnya.
Untuk itu perlu pengelolaan lahan yang efektif, efisien dan optimal sehingga kelestarian lahan
juga dapat terjaga dan kebutuhan manusia akan lahan dapat tercukupi.Pengelolaan lahan
berkelanjutan merupakan sebuah konsep pengelolaan sumberdaya lahan yang bertumpu pada tiga
aspek utama yaitu :

1. Kepedulian Lingkungan (Ecologically Awareness), dimana pengelolaan tidak


boleh menyimpang dari sistem ekologis lahan tersebut. Keseimbangan
lingkungan adalah indikator adanya harmonisasi dari sistem ekologis yang
mekanismenya dikendalikan oleh hukum alam:
2. Bernilai ekonomis (Economic Valueable), pengelolaan harus mengacu pada
pertimbangan untung rugi untuk jangka pada jangka panjang, serta bagi
organisme dalam sistem ekologi maupun diluar sistem ekologi, sumber daya
alam dapat terlanjutkan (tidak tereksploitasi); dan
3. Berwatak sosial (Socially Just), sistem pengelolaan harus selaras dengan norma-
noma sosial dan budaya yang dianut dan di junjung tinggi oleh masyarakat
setempat. Sistem pengelolaan tanah dan lahan yang diterapkan pada setiap daerah
atau lokasi tertentu harus bersifat spesifik dalam arti menyesuaikan dengan
potensi biofisik, sosial budaya, dan nilai ekonomi daerah tersebut. Daerah-daerah
Indonesia memiliki heterogenitas dan budaya yang tinggi. Setiap daerah biasanya
memiliki kekhasan tersendiri dalam sistem pengelolaan lahannya. Penerapan
normanorma lokal seperti hukum adat dan kearifan lokal sebagai bagian dari
sistem pengelolaan lahan masih banyak dijumpai di beberapa daerah di
Indonesia. Oleh karena itu menjadi sangat penting dalam menetapkan
pengelolaan lahan yang sesuai dan mampu mengsinergikan antara potensi-potensi
serta norma yang berlaku di daerah masing-masing.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahui sejarah proses pengolahan tanah.

2. Mengetahui Tujuan pengolahan tanah.


3. Mengetahui Konsep teknologi yang digunakan untuk proses pengolahan tanah.

4 Mengetahui teori yang mendukung terhadap penyelesaian masalah

5 Mengetahui Dampak yang akan terjadi pada penggunaan teknologi pertanian.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah pengolahan tanah di Indonesia?


2. Apa yang menjadi tujuan pengolahan tanah?
3. Konsep Teknologi apa yang mendukung penyelesaian masalah tersebut?
4. Teori apa yang mendukung untuk permasalahan tersebut?
Dampak apa yang akan terjadi dari penggunaan teknologi yang digunakan dalam
permasalahan tersebut?

B. PEMBAHASAN

Mengolah tanah dapat dilakukan dengan menggunakan alat pertanian yang telah tersedia
sehingga diperoleh susunan tanah yang sebaik-baiknya ditinjau dari struktur maupun
porositas tanah. Dalam praktikum pengolahan tanah kali ini dilakukan dengan tenaga
manusia. Alat yang digunakan juga sederhana yaitu cangkul, sabit dan pancong.
Pengolahan tanah dimaksudkan untuk memecahkan gumpalan tanah agar tanah menjadi
gembur dan memperbaiki permukaan supaya baik untuk kegiatan penanaman. Selain
untuk tujuan penggemburan tanah, pengolahan tanah juga dimaksudkan untuk
mensuplai secara baik unsur-unsur hara yang terkandung didalam tanah tersebut untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tujuan pengolahan tanah menurut
Sockardi (1986) adalah sebagai berikut:
1. Pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik karena adanya pengolahan tanah
memungkinkan peredaran air, udara dan suhu didalam tanah menjadi lebih baik.
2. Meningkatkan sifat-sifat fisik tana, menjamin memperbaiki struktur dan porositas
tanah sehingga antara pemasukan air dan pengeluarannya. menjadi seimbang, berarti
cepat basah dan optimal yang berarti akan menjamin aktifitas biologi akan menjadi
optimal pula. Untuk mendapatkan kondisi tanah yang optimal sesuai untuk pertumbuhan
tanaman, perlu mempersiapkan tanah sebagai lahan atau tempat budidadaya dengan
sebaik-baiknya dan melalui tahap memperhatikan beberapa faktor, yaitu kedalaman
tanah, kemiringan lahan atau kelerengan dan tenaga kerja yang digunakan. Pada
praktikum Budidaya Tanaman Semusim pengolahan tanah yang dilakukan adalah
dengan membuat bedengan. Kegiatan pembuatan bedengan dimaksudkan agar tanah
menjadi lebih tinggi, menjadi lebih gembur dan remah dibandingkan dengan tanah yang
belum dilakukan pengolahan. Selain untuk tujuan tersebut pengolahan tanah yang
dilakukan mempunyai tujuan untuk mengurangi populasi gulma yang sebelumnya
banyak terdapat pada tanah yang belum mengalami pengolahan. Pengendalian gulma
dilakukan dengan cara manual yaitu dengan pencabutan gulma dengan tenaga manusia
serta menggunakan pancong atau cangkul. Hal yang sama dilakukan dengan tenaga
manusia untuk pembuatan bedengan. Maksud pembuatan bedengan yaitu:
• Memudahkan pembuangan air hujan melalui jalan antar petakan.
• Mempermudah pemeliharaan karena kita bisa berjalan lewat antara bedengan,
• Mempermudah meresapnya air hujan atau pengairan.
• Menghindari terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat.
Tanah yang diolah maka pada sifat-sifat fisik tanah tersebut akan terjadi perubahan
dimana sebelumnya sifat tersebut berkurang karena sudah digunakan untuk bertanam
ataupun belum digunakan. Tanah yang sudah diolah dan dibersihkan dari herba-herba
serta tanaman lainnya yang akan mengganggu tumbuhnya tanaman, maka akan terlihat
perbedaan sifat-sifatnya dengan tanah sebelum dicangkul atau diolah. Menurut Aak
(1983). secara keseluruhan pengolaan tanah bertujuan:
• Meningkatkan sifat-sifat fisik tanah yaitu menjamin memperbaiki struktur dan
porositas, sehingga antara pemasukan air dan pengeluarannya menjadi seimbang
yang berarti cepat basah dan cepat mengering dalam artian untuk kehidupan
tanaman, begitu pula peredaran udara menjadi optimal yang berarti akan
menjamin aktifitas biologi menjadi optimal pula, Pertumbuhan tanaman menjadi
baik, dan Mempermudah penggunaan pupuk dan obat-obatan di dalam tanah.
Mengurangi kerusakan produksi pertanian menurunkan ongkos produksi menjamin
kenaikan kualitas dan kuantitas produksi meningkatkan taraf hidup petani
memungkinkan pertumbuhan ekonomi subsisten (tipe pertanian kebutuhan (keluarga)
menjadi tipe pertanian komersil (comercial farming). Pengembangan alat dan mesin
pertanian yang juga pengembangan mekanisasi pertanian tidak dapat berdiri sendiri,
karena merupakan suatu sub sistem penunjang (supporting system) dalam proses
budidaya, pengolahan dan penyimpanan. Sebagai teknologi yang bersifat indivisible
(tidak dapat terbagi), peran alat dan mesin pertanian tersebut sebaiknya dapat
didistribusikan pada banyak pemakai, atau petani kecil yang tidak mempunyai cukup
kemampuan untuk memilikinya. Berbagai studi menyebutkan, bahwa alat dan mesin
pertanian memiliki kaitan sangat erat dengan dinamika sosial ekonomi dari sistem
budidaya pertaniannya.

2.2 Tujuan Pengolahan Tanah.

Teknologi Industri Pertanian didefinisikan sebagai disiplin ilmu terapan yang menitik
beratkan pada perencanaan, perancangan, pengembangan, evaluasi suatu sistem terpadu
(meliputi manusia, bahan, informasi, peralatan dan energi) pada kegiatan agroindustri
untuk mencapai kinerja (efisiensi dan efektivitas) yang optimal.

2.2.1 Tujuan Umum

Tujuan utama dari pengolahan tanah adalah menciptakan kondisi tanah yang paling
sesuai untuk pertumbuhan tanaman dengan usaha yang seminimun mungkin. Selama ini
tujuan tersebut seringkali dicapai dengan mengaplikasikan cara cut and try baik dalam
mengembangkan metoda pengolahan tanah maupun mengembangkan atau memperbaiki
desain peralatan pengolahan tanah yang sudah ada. Pada situasi seperti ini maka
diperlukan pengetahuan mengenai proses pengolahan tanah sehingga memungkinkan
untuk memprediksi biaya dan hasil. pengolahan tanah secara jelas dan efisien.
Pengetahuan tersebut tidaklah mudah namun haruslah dimiliki (analisis). Begitu
kompleksnya permasalahan yang dihadapi maka dalam analisis perlu dilibatkan berbagai
cabang ilmu lainnya Telah banyak dipublikasikan artikel penelitian mengenai alat
pengolahan tanah namun pada umumnya artikel tersebut hanya terbatas pada satu atau
beberapa jenis alat dan beroperasi terbatas pada beberapa kondisi tanah saja.

2.2.2 Tujuan Khusus


Adapun Tujuan khusus dari pengolahan tanah adalah sebagai berikut : Menciptakan
struktur tanah yang dibutuhkan untuk persemaian atau tempat tumbuh benih. Peningkatan
kecepatan infiltrasi akan menurunkan run off dan mengurangi bahaya erosi. Menghambat
atau mematikan tumbuhan penggansehi Membenamkan tumbuhan-tumbuhan atau
sampah-sampah yang ada diatas tanah kedalam tanah, sehingga menambah kesuburan
tanah. Membunuh serangga, larva, atau telur-telur serangga perubahan tempat tinggal dan
terik matahari. Pengolahan tanah tidak hanya merupakan kegiatan lapang untuk
memproduksi hasil tanaman, tetapi juga berkaitan dengan kegiatan lainnya seperti
penyebaran benih (penanaman bibit), pemupukan, perlindungan tanaman dan panen.
Keterkaitan ini sangat erat sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam pengolahan tanah
tidak terlepas dari keberhasilan dalam kegiatan lainnya. Pengolahan tanah mempengaruhi
penyebaran dan penanaman benih. Pengolahan tanah dapat juga dilakukan bersamaan
dengan pemupukan serta dianggap pula sebagai suatu metoda pengendalian gulma.

2.3 Konsep Teknologi Proses Pengolahan Tanah

Berkaitan dengan sejarah pengolahan tanah maka perkembangan tujuan serta


metoda pengolahan tanahnya diikuti pula dengan perkembangan dalam desain
peralatan baik dari segi bahan maupun bentuk alat 2.3.1 Pengolahan Tanah secara
Tradisonal

• Cangkul

Cangkul merupakan sebuah alat yang digunakan oleh para petani. untuk
pengolahan tanah yang masih digunakan sampai sekarang. cara kerja cangkul
yaitu dengan cara diayunkan hingga mengenai tanah sampai kedalam tanah 45-55
cm, tanah dari hasil pencangkulan berbentuk bongkahan.

• Tenaga hewan (kerbau)

Cara kerja pengolahan sawah dengan menggunakan tenaga hewan yaitu hal
pertama yang harus dilakukan adalah memasang komponen-komponen rakkala
pada hewan penarik. Setelah itu petani mulai menggiring kerbau untuk memulai
pembajak. alat yang biasa digunakan petani untuk mengolah tanah mereka
sebelum di tanami dengan cara membalik tanahnya. Hal ini di maksudkan agar
kesuburan tanah sawah tetap terjaga walaupun sudah di tanami tanaman beberapa
kali.

2.3.2 Pengelolahan tana secara moderen.

Ketika perkembangan IPTEK meluas memasuki dunia pertanian, para petani


berpindah mengikuti alur perkembangan IPTEK itu. Para petani Indonesia mulai
menggunakan Mesin traktor yang sederhana, hingga sampai sekarang dengan
traktor yang canggih. Alat yang digunakan untuk mengolah tanah secara modern
yaitu menggunakan traktor. Traktor berfungsi untuk mengbongkar dan memotong
tanah pada pengolahan areal persawahan yang dibudidayakan dan lemparan tanah
mengarah kekanan. Adapun cara kerja traktor adalah Pengolahan pertama
menggunakan bajak singkal dengan cara tanah dipotong, diangkat, dibalik agar
sisa-sisa tanaman yang ada dipermukaan dapat terbenam dalam tanah dengan
kedalaman pemotongan lebih kurang 15 cm.

2.4 Teori yang mendukung pada proses pengolahan tanah

2.4.1 Sistematika Pemecahan Tanah secara fisika Adapun proses yang terjadi
pada pemecahan tanah yaitu dalam hal ini tanah dianggap terdiri dari elemen-
elemen (massa tanah berbentuk kubus). Ukuran dari elemen-elemen ini haruslah
sekecil mungkin sehingga tekanan pada setiap sisi dari elemen tersebut akan
tersebar merata. Pada proses pengolahan tanah banyak diantara elemen tersebut
pecah. Pemecahan tanah melibatkan fenomena fisika-mekanika sebagai
berikut.yaitu pada satu elemen dan pada suatu skala mikro, pembebanan akan
menyebabkan tekanan pada tanah dan dalam keadaan tertentu tegangan yang
timbul tidak tersebar secara merata tetapi terkonsentrasi pada beberapa lokasi
pada kumpulan elemen tersebut. Tekanan ini akan menyebabkan pecahnya ikatan
antara partikel-partikel tanah pada lokasi-lokasi tersebut. Pada umumnya
konsentrasi dari tekanan tinggi akan diikuti dengan konsentrasi tegangan basar
yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya peruntuhan (failure). Deformasi
tanah terjadi sebagai akibat dari konsentrasi tekanan. Pemecahan elemen terjadi
akibat penetrasi kerucut (cone) kedalam. blok tanah yang berkelanjutan sampai
terjadi pemecahan clod oleh beban vertikal tersebut. Meningkatnya tekanan
menghasilkan deformasi dalam bentuk pemadatan (compaction) terutama apabila
tanah dalam kondisi lemah. Untuk keperluan tertentu pemadatan diperlukan untuk
memperkuat bagian tanah yang lemah. Bila tekanan terus ditingkatkan maka
proses pemadatan akan terjadi pada seluruh bagian/elemen tanah. Oleh karena
tanah pada mulanya memang sudah dalam keadaan padat maka pergerakan relatif
tersebut akan menimbulkan sedikit penggemburan pada kemasan. Penggemburan
ini terjadi khususnya pada bagian yang paling lemah dari elemen yang bahkan
juga menyebabkan bagian tersebut semakin lemah. Pada pembebanan lebih lanjut,
deformasi dan penggemburan akan lebih terkonsentrasi pada bagian tersebut yang
pada akhirnya terjadi keruntuhan lokal. Deformasi yang terjadi apakah stabil atau
tidak akan sangat tergantung pada bentuk tegangan (stress state) dan karakteristik
dari tanah.

2.4.2 Sistematika Pemecahan Tanah menggunakan bajak/traktor

Proses yang terjadi pada pengolahan tanah dengan bajak dapat diasumsikan terdiri
dari beberapa bagian proses. Untuk alat ini, proses yang terjadi terdiri dari proses
intake, main flow dan output. Proses intake merupakan proses dimana suatu bagian
lapisan tanah dipisahkan dari bagian utamanya. Proses main flow adalah proses
yang terjadi selama tanah bergerak sepanjang bagian alat. Proses output mencakup
perubahan yang terjadi setelah irisan tanah terlepas dari alat. Sebagai contoh ada
beberapa karakteristik bajak dengan batasan masing-masing proses. Dalam hal ini
proses tidak bervariasi sepanjang arah horisontal yang tegak lurus dengan arah
kerja, bila efek keragaman tanah tidak diperhitungkan. Karakteristik yang penting
adalah bentuk permukaan. sudut potong, dan kedalaman pengolahan yang berkaitan
dengan ukuran seperti ketinggian alat. Adapun bentuk-bentuk proses intake
dikatagorikan sebagai berikut :

• Intake dengan keruntuhan bidang potong keruntuhan permukaan terjadi dan


tegangan normal bekerja pada hampir seluruh bagian permukaan.
• Intake dengan pemotongan tetap keruntuhan permukaan tanah tidak atau jarang
terjadi.
• Intake dengan retak terbuka: keretakan terjadi mulai dari ujung pisau bajak
sampai pada batas penetrasi, wedge
Pada katagori pertama, mata pisau bhajak mencoba mendorong tanah ke arah
atas yang menyebabkan meningkatnya tegangan pada bagian tersebut, Segera
setelah tegangan ini menjadi sama besar dengan kekuatan tanah yang
merupakan penjumlahan gaya kohesi tanah dan gaya gesekan dalam, maka
bidang keruntuhan mulai terbentuk dan merembet secara cepat ke permukaan
tanah. Bidang keruntuhan memisahkan bongkahan tanah dimana bongkahan
tanah tersebut selanjutnya bergerak ke atas sepanjang alat, tetapi masih dalam
kondisi padat. Setelah proses pemisahan selesai yaitu setelah tegangan
melampaui kohesi dan gesekan dalam maka tahanan pemotongan akan turun
sampai akhirnya naik kembali akibat gaya dorong/kerja alat. Proses ini berulang
kembali sampai terbentuk bongkahan berikutnya. Pada katagori kedua, setiap
elemen volume tanah mengalami deformasi yang memungkinkan irisan tanah
tersebut mengikuti perubahan sesuai dengan arah kerja alat tanpa mengalami
pecah. Pada katagori ketiga, mata bajak masuk ke dalam tanah dan
menyebabkan timbulnya tegangan di dalam tanah, yang pada waktu tertentu
akan mulai timbul retakan. Kejadian tersebut akan berlanjut ke arah horisontal
yang sekaligus membuka lintasan bagi pisau bajak. Ketika Pisau menembus
masuk ke dalam retakan seperti wedge, sehingga retakan terus terjadi. Arah
penyebaran retakan tidak tetap. Pada keadaan tertentu arah retakan lebih banyak
ke bawah dan ke atas, sehingga mata pisau tidak dapat lagi beroperasi menurut
lintasan retakan tetapi harus menenembus bagian tanah padat seperti semula.
Pada waktu itu kecepatan pembentukan retakan menurun dan seringkali pada
waktu tertentu kecepatan ini menjadi nol. Dengan dimulainya kembali penetrasi
pisau bajak pada tanah padat (utuh) maka periode baru dari proses intake
dimulai kembali. Jadi pada proses intake, ada masanya dimana mata pisau
menembus atau memotong tanah baru (utuh) dan adakalanya berkerja sebagai
wedge sebagaimana retak yang biasanya berlanjut secara kontinyu dengan arah
yang berubah-ubah. Batas gerakan dan gerak pembentukan retakan dapat saling
mempengaruhi sehingga memungkinkan timbulnya fenomena berikut, yaitu
terbentuknya lubang atau saluran di bagian dasar furrow dan irisan yang
tertinggal di bawah furrow serta irisan yang tertinggal pada proses main flow.
Proses Main Flow adalah bentuk dasar yang ditentukan oleh variasi cekungan
pisau bajak. Adapun yang terjadi ada proses ini adalah.
• Pisau bajak dengan sudut cekungan yang makin membesar pada bagian tepi.
• Pisau bajak dengan sudut cekungan yang makin mengecil pada bagian tepi.
• Pisau bajak dengan sudut cekungan konstan.
Pada bajak dengan sudut cekungan makin membesar pada bagian tepi, proses
main flow yang berlangsung adalah sebagai berikut. Tanah yang berasal dari
proses intake dipindahkan ke proses output melalui proses main flow. Selama
proses main flow, tanah dapat juga mengalami perubahan. Bentuk dari irisan
yang dihasilkan oleh proses main flow ditentukan oleh proses intake. Apabila
proses intake termasuk katagori pemotongan tetap, maka irisan tanah akan
bersifat kontinyu. Suatu proses intake yang disertai dengan garis keruntuhan
akan menghasilkan irisan tanah yang terdiri dari potongan-potongan tanah,
bergerak dengan dipisahkan oleh garis-garis keruntuhan yang paralel satu sama
lain. Apabila terbentuk retakan terbuka selama proses intake maka biasanya
main flow akan menerima irisan tanah yang mengalami retakan pada bagian
bawah.Bagian atas irisan tanah yang menghubungkan bagian irisan tanah yang.
mengalami retakan disebut sebagai "hinges".

2.5 Dampak yang terjadi dari penggunaan teknologi pengolahan tanah

Pertanian merupakan sumber pendapat mayoritas masyarakat Indonesia. Negara


Indonesia adalah negara agraris yang mayoritas penduduknya bekerja di sektor pertanian.
Sektor pertanian harus benar-benar di perhatikan oleh pemerintah untuk bisa
memakmurkan rakyatnya. Kemajuan teknologi pertanian menjadi hal terpenting dalam
meningkatkan hasil panen para petani. Kemajuan teknologi bidang pertanian mempunyai
dua sisi yang berdampak pada bidang pertanian, yang pertama dampak positif dan
dampak negative.
2.5.1 Positif

Pengolahan lahan yang luas membuat para petani memerlukan waktu yang lama tanpa
adanya teknologi. Orang dapat menghabiskan waktu 1 hari dalam mengolah lahan
pertanian seluas 3 hektar. Namun dengan adanya teknologi petani akan lebih mudah dan
cepat dalam mengolah lahan mereka. Contohnya saja dengan mengunakan mesin traktor.
Dulu belum ada mesin traktor yang ada.hanyalah mereka menggunakan bantuan hewan
seperti kerbau dan sapi untuk menarik garu atau yang lebih sederhana lagi hanya
menggunakan cangkul. Itulah yang membuat mereka lama dalam mengolah lahan
mereka.Selain dari segi waktu yang pastinya lebih hemat penggunaan teknologi juga hasil
yang diperoleh oleh petani lebih beragam produk dan lebih melimpah Dulu petani biasa
menanam jagung biasa, sekarang dengan cara pengawinan tanaman (jagung) dapat
menghasilkan jagung hibrida yang lebih banyak hasil dan lebih menarik bentuk fisik dari
jagung tersebut. Dan masih banyak lagi tentunya keuntungankeuntugan dari penggunaan
tekologi.

2.5.2 Dampak Negatif

Adapun dampak negatif yang akan dirasakan, terutama jika menggunakan pengolahan tanah
secara modern yaitu pemadatan tanah akan mempengaruhi sifat kimia, fisik dan biologi tanah,
sehingga menjadi penyebab utama degradasi tanah pertanian Terpengaruhnya faktor-faktor
tersebut akan berdampak negatif seperti terjadinya perubahan porositas tanah, ketersediaan air,
laju infiltrasi serta ketersediaan unsur hara dan nutrisi bagi tumbuhan. Akibat yang dapat
dirasakan secara langsung adalah menurunnya pertumbuhan vegetatif tanaman. menghambat
penetrasi akar tanaman, membatasi pergerakan air dan udara dalam tanah sehingga akan
menurunkan produksi tanaman. Selain itu, pengolahan tanah secara modern mengakibatkan
pencemaran lingkungan karena bahan bakar yang digunakan traktor mengeluarkan asap yang
mencemari lingkungan dan bisa berbahaya bagi kesehatan. Adapun kelebihan :

• Tradisional

Pengolahan lahan dilakukan oleh beberapa orang yang bekerja sesuai tugasnya, seperti
orang yang bertugas mengendalikan hewan yang menarik bajak, orang yang mencangkul,
dll Secara fisik kondisi tanah hasil pekerjaan bajak dengan kerbau tekstumnya lebih
halus, hal itu dikarenakan pijakan terhadap tanah lebih intensif, serta kaya akan pupuk
organik yang berasal dari kotoran kerbau. Pekerjaan pengolahan lahan sawah dengan
bajak kerbau terbatas karena tenaga hewan maupun tenaga manusia itu terbatas.

• Modern

Tidak membutuhkan beberapa orang. dengan kata lain mampu dikerjakan sendiri.
secara fisik kondisi tanah hasil pekerjaan traktor tangan teksturnya lebih kasar dan padat,
serta dimungkinkan terjadinya pencemarana tanah akibat dari kebocoran bahan bakar
bensin maupun pelumas (oli) dari mesin traktor dimaksud. Pekerjaan pengolahan lahan
sawah dengan traktor tangan tidak mengenal waktu, dapat dilakukan pada pagi maupun
sore hari.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pemahaman tentang metoda-metoda pengolahan tanah, berbagai jenis peralatan


yang digunakan untuk pengolahan tanah baik untuk lahan kering maupun lahan basah,
kinerja dari peralatan pengolahan tanah dan uraian prisip mekanika pada alat pengolahan
tanah, sehingga sangat dibutuhkan bagi lulusan dalam pekerjaannya baik sebagai
perencana maupun sebagai pelaksana dalam usaha manufaktur alat/mesin pengolahan
tanah atau usaha pertanian yang memerlukan dukungan mekanisasi pertanian. Kemajuan
teknologi pertanian yang semakin pesat dan serba canggih saat ini tidak serta-merta
mempengaruhi para petani untuk beralih teknologi dari alat-alat pertanian tradisional ke
alatalat pertanian yang bertenaga mesin seperti traktor dalam mengolah tanah pertanian.
Meski demikian, penggunaan bajak tradisional masih banyak dijumpai di beberapa
daerah, khususnya di daerah-daerah pedalaman. Berdasarkan data yang telah ditulis dapat
disimpulkan bahwa pngolahan lahan merupakan salah satu faktor penting dalam
pertanian, karena pengolahan lahan merupakan proses awal sebelum kegiatan
penanaman.

3.2 Saran
Penggunaan teknologi pengolahan tanah secara modern memang sangat
membantu petani dalam proses pengolahan tanah. Maka dari itu, tentu ada dampak yang
akan dirasakan baik dapak positif maupun dampak negatifnya. Dari dampak negatif yang
dirasakan, maka kita harus segera menemukan solusi agar dampak negatif tersebut dapat
diminimalisir seoptimal mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

Suguyanto 2012. http://sugiyanto-blogku.blogspot.com/2012/01/peran-teknologi


dalampertanian.html. (Diakes Tanggal 07 Januari 2016 Pukul 15.34 WIB) Hendri 2011,
http://blog. ub.ac.id/hendrirosein/2011/12/04/artikel-dmt/ Tanggal 07 Januari 2016 Pukul
15.45 WIB) Fathurrahman, Nurdin. 2014. https://blogpenemu
blogspot.co.id/2014/02/penemu traktor-benjamin-holt.html. (Diakes Tanggal 05 Februari
2016 Pukul 7.07 WIB) Yulistiani, Sarah. 2013. http://sarahyustiani.blogspot.co.id/p/bab-
ipendahuluan 1.html. (Diakes Tanggal 05 Februari 2016 Pukul 7.10

Anda mungkin juga menyukai