Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SUMBER DAYA LAHAN DAN TANAH

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Lingkungan

Dosen Pengampu : Dr. Mieke Miarsyah, M.Si

Disusun Oleh :

1. Asri Mutia Pratiwi (1304617070)


2. Ghesang Dwiyanoto (1304617076)
3. Nadila Restu Mutiasari (1304617040)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI B 2017


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat, taufiq, dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sumber Daya Alam
dan Tanah” ini dengan tepat waktu.

            Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini, dan juga kepada sumber-sumber yang digunakan untuk
menunjang penyelesaian makalah ini. Tidak lupa juga ucapan terima kasih kepada seluruh
anggota kelompok yang telah bekerja sama dalam penyelesaian makalah ini.
            Demikianlah makalah yang telah kami selesaikan. Tiada gading yang tak retak, begitu
pula makalah ini yang tak luput dari kekurangan. Kritik dan saran sangat kami harapkan
untuk menunjang keberhasilan dari makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin.

Jakarta, 13 Maret 2019

Kelompok 6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lahan (land) merupakan suatu wilayah di permukaan bumi, mencakup semua komponen biosfer
yang dapat dianggap tetap atau bersifat siklis yang berada di atas dan di bawah wilayah tersebut,
termasuk atmosfer, tanah, batuan induk, relief, hidrologi, tumbuhan dan hewan, serta segala akibat
yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia di masa lalu dan sekarang; yang kesemuanya itu berpengaruh
terhadap penggunaan lahan oleh manusia pada saat sekarang dan di masa akan datang (Brinkman dan
Smyth, 1973; Vink, 1975; dan FAO, 1976). Berdasarkan pengertian di atas, lahan dapat dipandang
sebagai suatu sistem yang tersusun atas berbagai komponen. Komponen-komponen ini dapat
dikategorikan menjadi dua, yaitu (1) komponen struktural yang sering disebut karakteristik lahan; dan
(2) komponen fungsional yang sering disebut kualitas lahan. Kualitas lahan merupakan sekelompok
unsur-unsur lahan yang menentukan tingkat kemampuan dan kesesuaian lahan bagi macam
pemanfaatan tertentu. dua kategori utama sumberdaya lahan, yaitu (1) sumberdaya lahan yang bersifat
alamiah dan (2) sumberdaya lahan yang merupakan hasil aktivitas manusia (budidaya manusia).
Berdasarkan atas konsepsi tersebut maka pengertian sumberdaya lahan mencakup semua karakteristik
lahan dan proses-proses yang terjadi di dalamnya, yang dengan cara-cara tertentu dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

             Tanah adalah lapisan litosfer (kerak bumi) paling atas yang terdiri atas batuan yang
telah lapuk, air, udara, dan sisa-sisa organisme (bahan organik). Jenis tanah dapat dipengaruhi
oleh tenaga diluar bumi, seperti angin, curah hujan, dan suhu udara. Perbedaan  jenis batuan
dan iklim disetiap tempat mengakibatkan adanya perbedaan jenis tanah. Tanah tersusun atas
mineral, sisa-sisa organisme, air dan udara. Selain itu, tanah terdiri atas lapisan-lapisan.
Lapisan tanah dapat dilihat dari penampang atau profil tanah. Sebuah profil tanah merupakan
sampel yang diambil dari permukaan tanah sampai kedalaman tertentu.

Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang muncul secara
alami yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia  pada umumnya. Yang
tergolong di dalamnya tidak hanya komponen biotik, sepertihewan ,tumbuhan  dan
mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik seperti,minyak bumi, gas alam, berbagai jenis,
logam, air dan tanah . Inovasi teknologi, kemajuan peradaban dan populasi manusia, serta 
revolusi industry telah membawa manusia pada era eksploitasi sumber daya alam sehingga
persediaannya terus berkurang secara signifikan  pada satu abad belakangan ini, terutama
sumber daya tanah yang belakangan ini sangat di butuhkan karena populasi manusia yang
semakin meningkat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana permasalahan yang ada pada sumber daya alam dan tanah?
2. Apa solusi atas permasalahan pada sumber daya alam dan tanah?

C. Tujuan
1. Mengetahui konsep sumber daya lahan dan tanah.
2. Mengetahui perbedaan antara lahan dan tanah.
3. Mengetahui permasalahan yang ada pada sumber daya alam dan tanah.
4. Mengetahui solusi atas permasalahan pada sumber daya alam dan tanah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Sumberdaya Lahan


1. Konsep Sumberdaya Lahan

Lahan merupakan suatu wilayah di permukaan bumi yang mempunyai karakteristik


tersendiri yang dipengaruhi oleh kondisi iklim, geologi, tanah, hidrologi, geomorfologi,
vegetasi dan aktivitas manusia.. Istilah lahan umumnya berarti bagian dari permukaan bumi.
Dari sudut pandang hukum, lahan berarti sebagian dari permukaan bumi pada mana hak
pemilikan berlaku. Hak pemilikan di sini tidak hanya berlaku bagi lahan saja tapi juga bagi
yang ada di atasnya, baik yang disediakan oleh alam maupun buatan, dan di bawahnya. Dari
sudut pandang ekonomi, lahan dapat diartikan sebagai keseluruhan sumber daya baik yang
bersifat alami maupun buatan yang terkait dengan sebidang permukaan bumi. Ilmu ekonomi
juga sering merujuk lahan bersama-sama dengan tenaga kerja, modal dan pengelolaan
sebagai empat faktor produksi dasar. Dalam pengertian ini, lahan diartikan sebagai sumber
daya alami yang digunakan dalam proses produksi dalam menghasilkan pangan, serat, bahan
bangunan, bahan tambang atau bahan mentah yang diperlukan dalam kehidupan modern.

Sitorus (2001) mendefinsikan sumberdaya lahan (land resources) sebagai lingkungan


fisik terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya
sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan. Oleh karena itu sumberdaya lahan
dapat dikatakan sebagai ekosistem karena adanya hubungan yang dinamis antara organisme
yang ada di atas lahan tersebut dengan lingkungannya (Mather, 1986).

2. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan (land use) adalah setiap bentuk campur tangan (intervensi) manusia
terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik material maupun spiritual
(Vink, 1975). Secara umum, jenis penggunaan lahan dapat berupa: (1) lahan pemukiman, (2)
lahan komersial dan industri, (3) lahan pertanian, (4) padang penggembalaan, (5) hutan, (6)
lahan tambang, (7) transportasi dan pelayanan public, dan (8) lahan tandus dan tidak
dimanfaatkan. Penggunaan lahan secara umum tergantung pada kualitas lahan dan pada
lokasi lahan, untuk lahan pertanian, kualitas lahan dipandang dari sudut kesuburannya.
Kualitas lahan juga berkaitan dengan faktor lingkungan lainnya seperti kemudahan untuk
memperoleh air irigasi, hujan, suhu, kecepatan angin dan frekuensinya terkena badai. Adapun
factor-faktor yang mempengaruhi penggunaan lahan berupa faktor fisik dan biologis, faktor
pertimbangan ekonomi dan faktor institusi (kelembagaan). Faktor fisik dan biologis
mencakup kesesuaian dari sifat fisik seperti keadaan geologi, tanah, air, iklim, tumbuh-
tumbuhan, hewan dan kependudukan. Faktor pertimbangan ekonomi dicirikan oleh
keuntungan, keadaan pasar dan transportasi. Faktor institusi dicirikan oleh hukum
pertanahan, keadaan politik, keadaan sosial dan secara administrasi dapat dilaksanakan.

3. Kondisi Lahan di Indonesia

Indonesia memiliki potensi ketersediaan lahan yang cukup besar dan belum dimanfaatkan
secara optimal. Luas total wilayah Indonesia adalah 7,81 juta km2 yang terdiri dari 2,01 juta
km2 daratan, 3,25 juta km2 lautan, dan 2,55 juta km2 Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Luas
lahan sawah Indonesia pada 2016 mencapai 8,19 juta hektar (ha), Berdasarkan data
Kementerian Pertanian, jumlah tersebut terdiri 4,78 juta ha merupakan sawah irigasi dan 3,4
juta ha sawah non irigasi. Namun data terbaru menunjukan bahwa luas lahan pertanian kian
menurun. Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan pada 2018 ini, luas lahan tinggal
7,1 juta hektare, turun dibanding 2017 yang masih 7,75 juta hectare. Penurunan kuantitas
lahan ini tak lepas dari banyaknya lahan pertanian yang beralih fungsi jadi lahan non
pertanian, entah untuk industri atau pemukiman. Data BPS mencatat laju konversi lahan
pertanian sawah ke non sawah sebesar 187.720 ha per tahun. Sementara alih fungsi lahan
kering pertanian ke nonpertanian sebesar 9.152 ha per tahun. Di sisi lain, kualitas lahan
pertanian Indonesia juga telah mengalami degradasi yang begitu luar biasa. fakta ini terlihat
dari penurunan produksi komoditi. Alih fungsi lahan pertanian menjadi nonpertanian dinilai
sudah tak terkendali, menyusul pesatnya perkembangan sektor industri dan pemukiman di
Indoneisia. Setiap tahun diperkirakan 80 ribu hektare areal pertanian hilang, berubah fungsi
ke sektor lain atau setara 220 hektare setiap harinya.

B. Konsep Sumberdaya Tanah


1. Konsep Sumberdaya Tanah

Pedosfer atau tanah adalah lapisan kulit bumi yang tipis terletak di bagian paling atas
permukaan bumi. tanah tercipta dari hasil interaksi antara iklim, kegiatan oganisme, bahan
induk dan relief seiring dari berjalannya waktu. Jenis tanah dapat dipengaruhi oleh tenaga
diluar bumi, seperti angin, curah hujan, dan suhu udara. Perbedaan jenis batuan dan iklim
disetiap tempat mengakibatkan adanya perbedaan jenis tanah. Tanah tersusun atas mineral,
sisa-sisa organisme, air dan udara.. KAdapun manfaat tanah bagi kehidupan kita sehari-hari
diantaranya sebagai empat tumbuh dan berkembangnya perakaran, penyedia kebutuhan
primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara),penyedia kebutuhan sekunder tanaman
(zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti
hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara) dan sebagai habitat biota tanah, baik
yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan
kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena
merupakan hama & penyakit tanaman.

Sumberdaya tanah merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk


kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan manusia, seperti untuk
pertanian, daerah industri, daerah pemukiman, jalan untuk transportasi, daerah rekreasi atau
daerah-daerah yang dipelihara kondisi alamnya untuk tujuan ilmiah. Tanah merupakan
sumberdaya serbaguna. Tanah berguna untuk memenuhi kebutuhan kebendaan, kesehatan
dan kejiwaan. Bahkan tanah penting untuk memelihara sumberdaya lain yaitu vegetasi dan
air.

2. Jenis dan Sifat Tanah di Indonesia


 Tanah aluvial = tanah yang terbentuk dari material halus hasil pengendapan aliran
sungai.
 Tanah andosol = tanah yang berasal dari abu gunung api. Persebarannya terdapat
di: Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Halmahera dan Minahasa.
 Tanah regosol = tanah berbutir kasar dan berasal dari material gunung api.
Terdapat di Bengkulu, pantai Barat Sumatra, Jawa, Bali dan NTB.
 Tanah kapur = tanah yang terjadi karena hasil pelapukan batuan kapur dan
sifatnya tidak subur. Terdapat di Jawa Tengah, Aceh, dan Sulawesi Selatan.
 Tanah litosol = tanah yang terbentuk dari batuan keras yang belum mengalami
pelapukan secara sempurna.
 Tanah argosol (tanah gambut) = tanah yang terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan
yang telah mengalami pembusukan. Jenis tanah ini berwarna hitam sampai coklat.
Terdapat di Kalimantan, Sumatra dan Papua.
 Tanah grumusol = tanah yang terbentuk dari material halus berlempung. Terdapat
di Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara.
 Tanah latosol = tanah yang banyak mengandung zat besi dan aluminium. Jens
tanah ini sering disebut tanah merah yang banyak dijumpai di daerah pegunungan.
Tanahnya berwarna merah sampai kuning. Terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur,
Bali, Lampung, Kalimantan Tengah, Sumatra Barat.
3. Pengelolaan Sumberdaya Tanah
Pengelolaan sumber daya tanah dipandang penting dan didasari oleh pertimbangan bahwa
proses-proses pembangunan yang akan terjadi di Indonesia masih akan ditumpukan pada
potensi sumber daya tanah. Oleh karenanya, sumber daya tanah dengan segala komponen
yang ada di dalamnya termasuk air, biota, dan lainnya harus dikelola secara baik. Empat sub-
agenda dirumuskan dalam hal – hal berikut ini : (1) penatagunaan sumberdaya tanah, (2)
pengelolaan hutan, (3) pengembangan pertanian dan pedesaan, dan (4) pengelolaan
sumberdaya air.
Empat hal penting perlu dicatat dalam hal ini. Pertama adalah pemikiran bahwa oleh karena
krisis ekonomi yang berkepanjangan serta runtuhnya unit-unit industri yang mengadalkan
bahan baku impor, proses-proses eksploitasi sumber daya tanah di Indonesia akan semakin
meningkat. Keadaan ini perlu mendapat perhatian yang serius bagi mereka yang akan terlibat
langsung dalam usaha-usaha pengelolaan lingkungan. Catatan kedua yang penting adalah
bahwa berbagai upaya pengelolaan sumberdaya tanah harus dilakukan secara terpadu. Ini
berarti bahwa pengelolaan empat aspek di atas (sumber daya tanah, hutan, pertanian, dan
sumber daya air) tidaklah boleh dilakukan secara parsial oleh karena keterkaitan yang erat di
antaranya.
C. Perbedaan Lahan dengan Tanah

Tanah dianggap sebagai benda fisik yang dapat dipegang dan berwujud nyata. Tanah
merupakan bagian tersendiri dari suatu luasan lahan. Tanah termasuk unsur dari lahan.
Sementara itu, lahan memiliki cakupan yang lebih luas, di dalamnya terdapat beragam unsur
yang menyusunnya termasuk di antaranya adalah tanah. perbedaan tanah dan lahan juga
terletak pada dimensi keduanya. Tanah dapat kita asumsikan sebagai suatu benda 3 dimensi
yang dapat kita ukur volumenya. Sementara lahan dapat kita asumsikan dari perspektif 2
dimensi yang dapat kita ukur luasnya. Unsur-unsur penyusun tanah cenderung lebih simpel.
Tanah tersusun atas bahan organik (5%), bahan mineral (45%), air (25%), dan udara (25%).
Sementara lahan tersusun atas unsur-unsur yang lebih kompleks, selain unsur tanah, lahan
juga mencakup unsur iklim dan cuaca (kondisi atmosfer) yang masih dalam luasan sama.
Beberapa unsur lahan di antaranya tanah, suhu udara, intensitas cahaya, kelembaban udara,
dan lain sebagainya. Tanah memiliki pengertian yang lebih sempit dibandingkan dengan
lahan. Tanah adalah bagian dari kerak bumi yang tersusun atas mineral dan bahan organic,
sedangkan lahan adalah yang mencakup semua sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan
baik dibawah, pada, maupun diatas permukaan bidang geografis.

D. Hubungan Lahan dengan Tanah

Tanah dialam tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan subsistem dari suatu system
yang dinamakan lahan. Subsistem lahan bertindak sebagai factor pembentuk pedosfer,
vegetasi, bentuk lahan, dan atmosfer bersama-sama menciptakan iklim mikro dan iklim
tanah. Tanah dan vegetasi saling mempengaruhi, demikian pula pedosfer dan hidrologinya.

Distribusi jenis tanah disuatu wilayah ditentukan oleh bentuk lahan dan geologi. Hasil
hubungan terpenting antara bentuk lahan dan tanah adalah asosiasi tanah yang dinamakan
katena. Katena menjadi konsep yang penting sekali untuk mengkaji tanah baik sebagai gejala
alam maupun sebagai sumberdaya. Secara regional distribusi tanah memenuhi distribusi
iklim dan vegetasi.

E. Permasalahan Pada Sumber Daya Lahan dan Tanah


a. Pada Sumber Daya Alam

Sebagai salah satu sumber penting pembiayaan pembangunan, sumber daya alam
yang ada dewasa ini masih belum dirasakan manfaatnya secara nyata oleh sebagian besar
masyarakat. Pengelolaan sumber daya alam tersebut belum memenuhi prinsip-prinsip
keadilan dan keberlanjutan. Selain itu lingkungan hidup juga menerima beban pencemaran
yang tinggi akibat pemanfaatan sumber daya alam dan aktivitas manusia lainnya yang tidak
memperhatikan pelestarian lingkungan.

Beberapa permasalahan pokok dihadapi dalam pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup, pertama adalah keterbatasan data dan informasi dalam kuantitas maupun
kualitasnya. Keterbatasan data dan informasi yang akurat berpengaruh pada kegiatan
pengelolaan dan pengendalian sumber daya alam dan lingkungan hidup yang belum dapat
berjalan dengan baik. Sementara itu, sistem pengelolaan informasi yang transparan juga
belum melembaga dengan baik sehingga masyarakat belum mendapat akses terhadap data
dan informasi secara memadai.

Selanjutnya, permasalahan pokok lainnya adalah kurang efektifnya pengawasan dan


pengendalian dalam pengelolaan sumber daya alam yang ada, yang menyebabkan kerusakan
sumber daya alam. Kondisi ini ditandai dengan maraknya pengambilan terumbu karang dan
pemboman ikan, perambahan hutan, kebakaran hutan dan lahan, serta pertambangan tanpa
izin. Permasalahan lain adalah belum jelasnya pengaturan pemanfaatan sumber daya genetik
(transgenik) yang mengancam keanekaragaman hayati dan kesehatan manusia, serta
permasalahan ketergantungan yang tinggi pada sumber daya fosil.

Disamping itu, tingkat kualitas lingkungan hidup di darat, air, dan udara secara
keseluruhan masih rendah, seperti tingginya tingkat pencemaran lingkungan dari limbah
industri baik di perkotaan maupun di perdesaan, serta kegiatan transportasi dan rumah tangga
baik berupa bahan berbahaya dan beracun (B3) maupun non-B3. Tingginya ketergantungan
energi pada sumber daya fosil, merupakan permasalahan penting yang mengakibatkan
peningkatan emisi gas rumah kaca yang berdampak pada kenaikan permukaan laut,
perubahan iklim lokal dan pola curah hujan, serta terjadinya hujan asam; belum
tergantikannya bahan perusak lapisan ozon (BPO) seperti chloro fluoro carbon (CFC), halon,
dan metil bromida; serta kurangnya pemahaman dan penerapan Agenda 21 di tingkat nasional
dan lokal.

Selanjutnya, prinsip keberlanjutan yang mengintegrasikan tiga aspek yaitu ekologi,


ekonomi dan sosial budaya belum diterapkan di berbagai sektor pembangunan baik di pusat
maupun di daerah. Biaya lingkungan belum dihitung secara komprehensif ke dalam biaya
produksi, di lain pihak tidak diterapkannya sistem insentif bagi pemasaran produk yang akrab
lingkungan (produk hijau). Hal ini mengakibatkan produk hijau tidak dapat bersaing,
sementara di dalam negeri konsumen Indonesia dengan tingkat kemiskinan masih tinggi,
tidak mempunyai pilihan untuk mengkonsumsi produk-produk hijau tersebut. Program
sukarela yang ditawarkan seperti ISO 14000 dan ekolabeling juga masih belum banyak
diterapkan, bahkan dirasakan oleh industri bukan sebagai peningkatan efisiensi perusahaan.

Permasalahan-permasalahan tersebut diatas timbul antara lain karena rendahnya


kapasitas kelembagaan, belum mantapnya peraturan perundangan, serta lemahnya penataan
dan penegakan hukum dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan
hidup. Kewenangan dan tanggung jawab pemerintah daerah dalam pengelolaan sumber daya
alam dan lingkungan hidup, sejalan dengan otonomi daerah, masih belum sepenuhnya jelas,
karena peraturan pelaksanaan yang merinci fungsi dan kewenangan Pemerintah Daerah
belum lengkap. Selain itu, terdapat permasalahan dalam hal kualitas sumber daya manusia
untuk pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Sementara itu, masih rendahnya akses masyarakat terhadap data dan informasi
sumber daya alam berakibat pula pada terbatasnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan
sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup. Lemahnya kontrol dan keterlibatan
masyarakat, serta penegakan hukum dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian
lingkungan hidup, juga merupakan masalah penting lain yang menyebabkan hak-hak
masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam menjadi terbatas dan sering
menimbulkan konflik antar pelaku. Peranan wanita sebagai salah satu kelompok yang rentan
terhadap pencemaran lingkungan belum banyak diberdayakan. Selain itu kearifan tradisional
dalam pelestarian lingkungan hidup perlu terus dipertahankan. Demikian pula sosialisasi
kepada masyarakat mengenai prinsip-prinsip pencegahan dan pengendalian pencemaran
lingkungan hidup harus terus ditingkatkan.

Permasalahan pada sumber daya alam yang paling menonjol adalah


pencemaran lingkungan. Pencemaran terjadi karena ulah manusia sendiri yang menyebabkan
berubahnya keadaan alam karena adanya unsur-unsur baru atau meningkatnya sejumlah unsur
baru sehingga menyebabkan berbagai jenis pencemaran seperti :

 Pencemaran udara : hasil limbah industri, limbah pertambangan, asap rokok, asap
kendaraan bermotor karena mengeluarkan karbon monoksida, karbon dioksida,
belerang dioksida yang menyebabkan udara tercemar dan susah bernafas.
 Pencemaran suara-suara dapat ditimbulkan dari bisingnya suara mobil, kereta api,
pesawat udara dan jet.
 Pencemaran air dari pembuangan sisa-sisa industri secara sembarangan bisa
mencemarkan sungai dan laut. Pencemaran tanah.
b. Pada Sumber Daya Tanah
Sumber daya tanah merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dalam arti
dapat diperbaharui kesuburannya. Kerusakan sumber daya tanah terutama disebabkan oleh
terjadinya erosi tanah, sehingga pemanfaatannya yang bijaksana perlu mempertimbangkan
usaha-usaha konservasi untuk mencegah terjadinya erosi tanah yang menurunkan
kemampuan kesuburan tanah. Ada beberapa kegiatan manusia yang dapat mengakibatkan
menurunnya kualitas tanah terutama di pertanian antara lain :
1. Penyalahgunaan tanah pertanian
2. Kehilangan tanah pertanian
3. Pencurian tanah pertanian
4. Pencemaran tanah pertanian
Permasalahan yang terjadi pada sumber daya tanah yang paling menonjol adalah erosi
dan pencemaran tanah. Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali,
namun di kebanyakan tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna
lahan yang buruk, penggundulan hutan,
kegiatan pertambangan, perkebunan danperladangan, kegiatan konstruksi / pembangunan
yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan. Tanah yang digunakan untuk
menghasilkan tanaman pertanian biasanya mengalami erosi yang jauh lebih besar dari tanah
dengan vegetasi alaminya. Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi,
karena struktur akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur akar
tanaman pertanian yang lebih lemah. Erosi tanah membawa dampak terhadap kelangsungan
hidup makhluk hidup. Rusaknya tanah akibat erosi menimbulkan dampak antara lain :

1. Hilangnya lapisan tanah atas (top soil) sebagai media pertumbuhan dan resapan air

2. Tidak tersedianya air tanah untuk pertumbuhan

3. Tanah menjadi tidak subur.

4. Produktivitas tanah pertanian menurun karena hilangnya lapisan atas permukaan


tanah

5. enimbunan tanah hasil erosi pada badan sungai sehingga menjadi dangkal.

6. Berkurangnya air tanah

7. Hilangnya unsur hara yang sangat diperlukan tanaman.

8. Kualitas tanaman menurun.

9. Kemampuan tanah menahan air dan laju infiltarsi (peresapan) menurun.

10. Stuktur tanah menjadi rusak.

11. Pendapatan petani menurun

12. Longsor pada tebing (gully erosion) menyebabkan lahan menjadi terbagi-bagi dan
mengurangi luas lahan yang dapat ditanami.
13. Terjadi pemindahan tanah beserta senyawa-senyawa kimia yang ada di dalamnya
seperti unsur-unsur hara, bahan-bahan organik serta sisa-sisa pestisida.

F. Solusi Atas Permasalahan Pada Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Tanah

Dari permasalahan pada sumber daya alam dan sumber daya tanah yang sudah dijelaskan, ada
beberapa upaya atau solusi yang dapat dilakukan guna mencegah atau mengurangi dampak
dari permasalahan tersebut, yaitu sebagai berikut :

1. Pemerintah harus lebih giat dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai


pentingnya peranan lingkungan hidup dalam kehidupan manusia melalui pendidikan
dalam dan luar sekolah.
2. Perlunya inventarisasi dan Evaluasi potensi SDA dan lingkungan hidup
3. Meningkatkan penelitian dan pengembangan potensi manfaat hutan terutama untuk
pengembangan pertanian, industri dan kesehatan.
4. Penyediaan Infra Struktur dan Spasial SDA dan Lingkungan Hidup baik di darat, laut
maupun udara.
5. Perlunya persyaratan Analisi Mengenai Dampak Lingkungan terhadap usaha-usaha
yang mengarah pada keseimbangan hidup.
6. Mengatasi pencemaran dengan mengadakan :
 penghijauan dan reboisasi, usaha penghijauan dan reboisasi hutan dapat
mencegah rusaknya lingkungan yang berhubungan dengan air, tanah dan udara.
 Dengan membuat sengkedan pada lahan yang miring untuk mencegah erosi dan
menjaga kesuburan tanah yang berbukit-bukit dan miring.
 Pengembangan daerah aliran sungai merupakan daerah peta terhadap kerusakan
dan pencemaran karena sering terjadi pengikisan lapisan tanah oleh aliran sungai.
 Pengelolaan air limbah dengan pengaturan lokasi industri agar jauh dari
pemukiman penduduk, mencegah agar saluran air limbah jangan sampai bocor,
industri yang menimbulkan air limbah, diwajibkan memasang peralatan
pengendali pencemaran air. Penertiban pembuangan sampah dengan cara sebagai
berikut : Dibakar untuk makan ternak, untuk biogas, untuk bahan pupuk dan
mengadakan daur ulang terhadap bahan-bahan bekas dan sampah organik
 Pengolahan tanah, dengan pengolahan tanah, tanah menjadi longgar dan lebih
cepat menyerap air hujan sehingga mengurangi aliran permukaan (Musgrave and
Free, 1936). Tujuan pokok pengolahan tanah adalah untuk menyiapkan tempat
tumbuh bagi bibit, menciptakan daerah perakaran yang baik, membenamkan sisa-
sisa tanaman dan memberantas gulma(Tanaman yang tidak diinginkan). Manfaat
pengolahan tanah, baik di tegalan(Lahan kering yang ditanami tanaman musiman)
maupun di sawah, tidak boleh terlalu dibesar-besarkan mengingat waktu, tenaga
dan biaya yang diperlukan untuk mengolah tanah tidak selalu sebanding dengan
tambahan hasil yang didapat.
 Menjaga tanah tetap subur dengan memberikan bahan organic berupa kompos
atau bokashi hal mutlak perlu dilakukan untuk menyuburkan tanaman, menjaga
ekosistem kehidupan didalam tanah membuat tumbuhan tumbuh secara optimum
dan mengatur tata udara dan air untuk membantuk menyuburkan tanah
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Lahan dan tanah merupakan sumber daya alam yang sangat penting dalam menunjang
kehidupan manusia, karena di atas lahan inilah segala aktivitas manusia berlangsung dalam
rangka pemenuhan kebutuhan dan kelangsungan hidupnya. Negara Indonesia memiliki
ketersediaan lahan dan tanah yang cukup besar. Namun dalam pemanfaatannya masih belum
maksimal. Selain digunakan sebagai tanah garapan bidang pertanian, lahan di Indonesia juga
dimanfaatkan sebagai tempat tinggal, beribadah, sekolah, dan segala aktivitas yang dilakukan
oleh masyarakat Indonesia. Lahan di Indonesia yang digunakan sebagai lahan pertanian
mengalami penurunan kualitas dan kuantitas. Penurunan kualitas lahan pertanian disebabkan
karena petani di Indonesia pada umumnya tidak memiliki keahlian khusus untuk menggarap
lahannya sehingga tidak memberikan pupuk yang sesuai dengan kebutuhan lahan. Sedangkan
penurunan kuantitas lahan disebabkan alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian yang
semakin marak di Indonesia. Pada umumnya, lahan pertanian berubah fungsi menjadi industri
dan pemukiman.

B. Saran

Dengan melihat betapa pentingnya sumberdaya lahan dan tanah bagi kehidupan
manusia, khususnya dalam bidang pembangunan pertanian di Indonesia. Maka sepatutnya
kita menjaga dan melindungi kualitas lahan. Sehingga dapat terhindar dari kerusakan. Lebih
jauh lagi, kondisi lahan pertanian yang semakin sempit seharusnya menjadi perhatian utama
kita sebagai akademisi dan pemerintah sebagai penentu kebijakan, serta masyarakat sebagai
pelaku utama penggunaan lahan untuk bersama-sama menjaga luas lahan pertanian sehingga
dapat menekan angka alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian di Indonesia.
Permasalahan sumberdaya lahan yang timbul diharapkan dapat terselesaikan dengan solusi
solutif.
DAFTAR PUSTAKA

Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, 2007. “Petunjuk Teknis Teknologi
Konservasi Tanah Dan Air”. Jakarta : Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan
Pertanian.

[BBSDLP] Balai Besar Sumber Daya Lahan dan Pengembangan Pertanian. 2011. Petunjuk
Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Bogor: Kementerian Pertanian.

Djauhari Noor,2009. Pengantar Geologi. Jakarta.

Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta: PT. Mediyatama Sarana Perkasa.

Inon Beydha,2002. Konservasi Tanah Dan Air Di Indonesia Kenyataan Dan Harapan.
Sumatera utara: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi
Universitas Sumatera Utara.

Kartasapoetra, A. G. 2000. Kerusakan Tanah Pertanian dan Usaha untuk Merehabilitasinya.


Jakarta: Bina Aksara.

Ritohatdoyo, S. (2009). Perencanaan Penggunaan Lahan. Yogyakarta: Fakultas Geografi

Sugeng Utaya. 2008. Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Sifat Biofisik
Tanah Dan Kapasitas Infiltrasi Di Kota Malang. Forum Geografi, Vol. 22, No. 2, Hal:
99-112

Susanto R. 2005. Dasar - dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Kanisus.

Taryono, 1997. Erosi dan Konservasi Tanah. Buku Kuliah. Surakarta : Fakultas Geografi

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Tim Dosen FP UB. 2013. Modul Bahan Ajar UB Distance Learning Ilmu Usahatani.Program
Studi Agribisnis. Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya.

Utomo. Muhajir.at.al. 1992. Pembangunan dan Pengendalian Alih Fungsi Lahan. Bandar


Lampung : Universitas Lampung.

Anda mungkin juga menyukai