Anda di halaman 1dari 9

KONSERVASI TANAH DAN AIR

Tricahyono NH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FKIP – UHAMKA
2021

Referensi
Sitanala Arsyad, 2010, Konservasi Tanah dan Air, Bogor :
Penerbit IPB
G. Kartasaputra, 2003, Teknik Konservasi tanah dan Air,
Bandung : Alfabeta
Suripin, 2004, Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air,
Yogyakarta : Penerbit Andi
Gatot Irianto, 2006, Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Air,
Jakarta: Penerbit Papas Sinar Sinanti
Ananto Kusuma Seta, 1991, Konservasi Sumberdaya Tanah dan
Air, Jakarta : KaLam Mulia Jakarta
Sitanala Arsyad dan Ernan Rustiadi. 2012. Penyelamatan Tanah,
Air, dan Lingkungan. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
UNDANG-UNDANG RI Nomor 37 Tahun 2014 tentang
KONSERVASI TANAH DAN AIR
dll

1
Tanah dan Air adalah lapisan permukaan bumi yang
terdiri atas zat padat berupa mineral dan bahan
organik, zat cair berupa air yang berada dalam
pori-pori tanah dan yang terikat pada butiran
tanah, serta udara sebagai satu kesatuan yang
berfungsi sebagai penyangga kehidupan dan media
pengatur tata air. (UU No. 37 Tahun 2014)
Konservasi Tanah dan Air adalah upaya pelindungan,
pemulihan, peningkatan, dan pemeliharaan Fungsi
Tanah pada Lahan sesuai dengan kemampuan dan
peruntukan Lahan untuk mendukung pem-
bangunan yang berkelanjutan dan kehidupan yang
lestari. (UU No. 37 Tahun 2014)

Konservasi tanah (dalam arti luas) adalah penempatan setiap


bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan
kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai
dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi
kerusakan tanah. (Sitanala Arsyad, 2010)
Dalam arti yang sempit konservasi tanah diartikan sebagai
upaya mencegah kerusakan tanah oleh erosi dan
memperbaiki tanah yang rusak oleh erosi
Konservasi air adalah upaya penyimpanan air secara maksimal
pada musim penghujan dan pemanfaatannya secara efisien
pada musim kemarau (Deptan, 2006).
Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air hujan yang
jatuh ke permukaan bumi untuk kehidupan seefisien
mungkin, dan mengatur waktu aliran agar tidak terjadi
banjir yang merusak dan terdapat cukup air pada waktu
musim kemarau

2
Konservasi tanah dan konservasi air selalu berjalan beriringan
dimana saat melakukan tindakan konservasi tanah juga
dilakukan tindakan konservasi air.
Tujuan konservasi tanah dan air (secara umum) adalah untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah dan
ketersediaan air sehingga dapat dimanfaatkan secara
optimal bagi kehidupan (manusia, hewan dan tumbuhan)

Gambar Hutan Konservasi

Lahan adalah bagian daratan dari permukaan bumi sebagai suatu


lingkungan fisik yang meliputi tanah
beserta segenap faktor yang mempengaruhi
penggunaannya seperti iklim, relief, aspek geologi, dan
hidrologi yang terbentuk secara alami maupun akibat
pengaruh manusia (UU No. 37 Tahun 2014)

Lahan Prima adalah Lahan yang berfungsi secara baik untuk


menumbuhkan tanaman yang dibudidayakan atau yang
tidak dibudidayakan.
Lahan Kritis adalah Lahan yang fungsinya kurang baik sebagai
media produksi untuk menumbuhkan tanaman yang
dibudidayakan atau yang tidak dibudidayakan.
Lahan Rusak adalah Lahan yang tidak dapat berfungsi lagi
sebagai media produksi untuk menumbuhkan tanaman
yang dibudidayakan atau yang tidak dibudidayakan.

3
Penyelenggaraan Konservasi Tanah dan Air berda-
sarkan pada asas:
a. partisipatif;
b. keterpaduan;
c. keseimbangan;
d. keadilan;
e. kemanfaatan;
f. kearifan lokal; dan
g. kelestarian
(Pasal 2. UU No. 37, 2014)

asas "partisipatif” adalah bahwa setiap anggota masyarakat


didorong untuk berperan aktif dalam proses pengambilan
keputusan dan pelaksanaan pelindungan dan pengelolaan
Tanah dan Air, baik secara langsung maupun tidak langsung

asas "keterpaduan" adalah pelindungan dan pengelolaan


lingkungan hidup dilakukan dengan memadukan berbagai
unsur atau menyinergikan berbagai komponen terkait.
asas "keseimbangan" adalah bahwa pemanfaatan tanah dan air
harus memperhatikan berbagai aspek seperti kepentingan
ekonomi, sosial, budaya, dan pelindungan serta
pelestarian ekosistem.
asas "keadilan" adalah bahwa pelindungan dan pengelolaan
Lahan harus mencerminkan keadilan secara proporsional
bagi setiap warga negara, baik lintas daerah, lintas generasi,
maupun lintas gender.

4
asas "kemanfaatan" adalah bahwa segala usaha dan/ atau
kegiatan pembangunan yang dilaksanakan disesuaikan
dengan potensi sumber daya alam tanah dan air untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan harkat
manusia selaras dengan lingkungannya.

asas "kearifan lokal" adalah bahwa dalam pelindungan dan


pengelolaan Lahan harus memperhatikan nilai-nilai luhur
yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat.

asas "kelestarian" adalah bahwa Setiap Orang memikul


kewajiban dan tanggung jawab terhadap generasi
mendatang dan terhadap sesamanya dalam satu generasi
dengan melakukan upaya pelestarian daya dukung
ekosistem dan memperbaiki kualitas Tanah dan Air.

Penyelenggaraan Konservasi Tanah dan Air bertujuan:


a. melindungi permukaan tanah dari pukulan air hujan yang
jatuh, meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah,
dan mencegah terjadinya konsentrasi aliran permukaan;
b. menjamin Fungsi Tanah pada Lahan agar mendukung
kehidupan masyarakat;
c. mengoptimalkan Fungsi Tanah pada Lahan untuk
mewujudkan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan
hidup secara seimbang dan lestari;
d. meningkatkan daya dukung DAS;
e. meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan
kapasitas dan memberdayakan keikutsertaan masyarakat
secara partisipatif; dan
f. menjamin kemanfaatan Konservasi Tanah dan Air secara
adil dan merata untuk kepentingan masyarakat.

5
Konservasi tanah dan air penting bagi sustainable agriculture
Tujuan Konservasi tanah :
 Mencegah terjadinya kerusakan tanah terutama oleh erosi
 Memperbaiki tanah yang rusak
 Meningkatkan produktifitas tanah, misalnya Tanah rawa,
pasang surut, reklamasi tanah salin dsb.
 Pengendalian banjir
Erosi:
 fenomena kerusakan tanah terjelek di dunia
 Bisa menghilangkan air, hara, dan tanah itu sendiri
 Mencemari/mematikan sungai, waduk , danau
 Menurunkan produktifitas lahan, meningkatkan lahan kritis
 Terjadi pada semua iklim:
• Kering: erosi angin
• Basah: erosi air

6
Pengertian dan Proses Erosi
Erosi: proses hilangnya tanah oleh tenaga/kekuatan yang
mengangkutnya (angin, air, gletser)
Erosi terjadi bila runoff mampu menghanyutkan tanah, yaitu laju
Curah Hujan > laju infiltrasi
Proses terjadinya erosi:
Energi Kinetik Butir Hujan:
1. Melonggarkan ikatan aggregat (detachment)
2. Menghancurkan aggregat (destruction)
3. Memindahkan granul (splash)
Aggregat terdispersi memblok pori → Infiltrasi <<< → tergenang
→ tanah tersuspensi → runoff → erosi
Kerusakan bisa diperkecil denga cara:
1. pengikat aggregat tanah diperbesar  BO
2. Ek CH diperkecil  canopy tanaman & mulsa

Diagram Faktor-faktor Penyebab Erosi

Erosivitas Iklim

Sifat Fisik
Erosi Batuan
Tanah

Erodibilitas Topografi
Pengelolaan
Tanah dan Vegetasi
Tanaman

Manusia
(Hudson, 1971)

7
Faktor-faktor Penyebab Erosi
1. Faktor Iklim menentukan nilai indeks erosivitas hujan.
2. Faktor tanah dengan sifat-sifatnya itu dapat menentukan besar
kecilnya laju pengikisan (erosi) dan dinyatakan sebagai faktor
erodibilitas tanah (kepekaan tanah terhadap erosi atau mudah dan
tidaknya tanah tersebut tererosi).
3. Faktor bentuk kewilayahan (topografi) menentukan kecepatan lajunya
air di permukaan yang mampu mengangkut atau menghanyutkan
partikel-partikel tanah.
4. Faktor kegiatan manusia selain dapat mempercepat terjadinya erosi
karena perlakuan-perlakuannya yang negatif, dapat pula memegang
peranan yang penting dalam usaha pencegahan erosi yaitu dengan
perbuatan atau perlakuan-perlakuannya yang positif.
5. Faktor Penutup tanah/vegetasi memiliki sifat melindungi tanah dari
timpaan-timpaan keras titik-titik curah hujan ke permukaannya, selain
itu dapat memperbaiki susunan tanah dengan bantuan akar-akarnya
yang menyebar.

Tabel. Klasifikasi Tingkat Bahaya Erosi


Apabila Dilihat dari jumlah Kehilangan Tanah
(ton/ha/th)

Jumlah Kehilangan Tanah Tingkat Bahaya


Kelas
(ton/ha/th) Erosi
1 0 - 14,6 Sangat ringan (SR)
2 14,7 - 36,6 Ringan (R)
3 36,7 - 58,6 Sedang (S)
4 58,7 - 80,6 Berat (B)
5 > 80,7 Sangat berat (SB)
Sumber : Dangler (dalam Greenland dan Lal, 1977 dalam Sitanala Arsyad, 1989)

8
Tipe erosi
Tipe Erosi Keterangan
E. Geologi kehilangan tanah ≈ pembentukan tanah
E. Splash terjadi pemindahan partikel tanah tidak jauh dari
Dipercepat (Percikan) asalnya akibat tumbukan butir hujan pada tanah
Sheet - tanah permukaan hilang secara uniform, Warna tanah
(lembar) jadi lebih terang, Akar tanaman sudah kelihatan
- Batuan induk muncul dipermukaan tanah
Rill (alur) terbentuk alur dangkal yang tersebar tidak merata di
permukaan tanah, bisa hilang dgn pengolahan tanah
Gully (parit) terbentuk parit atau alur yang dalam, biasanya mencapai
subsoil. Volume air terkonsentrasi dalam parit tsb
Tebing sungai Terjadi biasanya pada sungai yang berbelok, apalagi bila
tak ada vegetasi.
Bawah tanah Biasanya terjadi pada tanah kedap air yang diatasnya ada
tanah loess misal : Di China dan jerman
Longsor Terjadi pada daerah berlereng curam yang pada lapisan
bawah perm tanah terdapat lapisan kedap air.

Anda mungkin juga menyukai