I. PENDAHULUAN
pengertian dari fisik termasuk iklim, topografi (relief), hidrologi dan keadaan
lahan yang potensial. Namun apabila peruntukan lahan tersebut tidak sesuai
lahan kritis. Lahan yang telah mengalami erosi maka tingkat kesuburannya juga
akan berkurang. Erosi tersebut mengakibatkan lapisan tanah paling atas yang
biasa disebut humus, dimana merupakan lapisan yang paling subur dan paling
baik untuk tanaman akan terkelupas dan akan menyisakan tanah yang tandus.
Bahkan tidak jarang juga dijumpai adanya tanah yang keras/ padas.
1976 ; Sanchez, 1993). Lahan kritis adalah lahan/tanah yang saat ini tidak
Pengelolaan lahan yang dilakukan dengan sangat hati – hati dan sesuai
pengelolaan lahan berfungsi untuk menjaga supaya lahan tetap sesuai dengan
kemampuannya agar tidak mengurangi tata guna dan daya guna lahan tersebut.
pemerintah, akan tetapi pada realisasinya jumlah lahan kritis semakin hari
semakin bertambah yang diakibatkan oleh proses pengelolaan lahan yang kurang
baik yang dilakukan oleh petani dan masyarakat. Berdasarkan data Dinas
berkisar 104.445 hektar. Lahan kritis ini telah menyebar di antaranya ke hutan
konservasi, hutan produksi, hutan lindung, dan lahan milik masyarakat. Menurut
Wahono (2002:3)
Meluasnya lahan kritis disebabkan oleh beberapa hal antara lain : (a)
Tekanan penduduk, (b) Perluasan areal pertanian yang tidak sesuai, (c)
Pengelolaan hutan yang tidak baik dan (f) Pembakaran yang tidak terkendali.
Fujisaka dan Carrity (1989) mengemukakan bahwa masalah utama yang dihadapi
di lahan kritis antara lain adalah lahan mudah tererosi, tanah bereaksi masam dan
merupakan suatu upaya yang dimaksudkan agar lahan dapat berfungsi optimal
sebagai media pengatur tata air dan produksi. Bentuk pengelolaan lahan yang baik
adalah dapat menciptakan suatu keadaan yang mirip dengan keadaan alamiahnya
(Arsyad, 2000).
3
II. PEMBAHASAN
lahan kritis adalah lahan yang sudah tidak berfungsi lagi sebagai pengatur
media, pengatur tata air, unsur produksi pertanian, maupun unsur perlindungan
alam dan lingkungannya. Lahan kritis merupakan satu lahan yang kondisi
tanahnya telah mengalami atau dalam proses kerusakan fisik, kimia, atau biologi
Lahan keritis yang dibiarkan lama akan sulit dikembalikan seperti semula
sehingga dapat mengancam kehidupan makhluk hidup . salah satu upaya untuk
Lereng merupakan suatu bagian dari sebuah bentang alam yang memiliki
perbedaan tinggi dan memiliki sudut miring pada tempat tertentu dibandingkan
dengan daerah yang relatif lebih datar atau rata. Kemiringan lereng atau bisa juga
disebut dengan istilah Slope merupakan salah satu unsur topografi, dimana
memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap terjadinya erosi maupun lahan
kritis.
panjang lereng. Lahan dengan kemiringan lereng yang curam (30-45%) memiliki
pengaruh gaya berat (gravity) yang lebih besar dibandingkan lahan dengan
kemiringan lereng agak curam (15-30%) dan landai (8-15%). Hal ini disebabkan
gaya berat semakin besar sejalan dengan semakin miringnya permukaan tanah
4
dari bidang horizontal. Gaya berat ini merupakan persyaratan mutlak terjadinya
besar pula. Jika proses tersebut terjadi pada kemiringan lereng lebih dari 8%,
maka aliran permukaan akan semakin meningkat dalam jumlah dan kecepatan
penurunan sifat fisik tanah akan lebih besar terjadi pada lereng 30-45%. Hal ini
disebabkan pada daerah yang berlereng curam (30-45%) terjadi erosi terus
rendah, tingkat kepadatan tanah yang tinggi, serta porositas tanah yang rendah
tanah oleh penyebab air (Ellison, 1994 dalam Hardjomidjojo, 2008:7). Erosi
untuk menahan air. Tanah yang telah terangkut bersama aliran permukaan akan
diendapkan ditempat yang lebih rendah dan disebut sebagai sendimen. Sendimen
atau endapan ini dapat mendangkalkan sumber mata air, seperti danau, waduk,
bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami (air atau angin).
5
Pada peristiwa erosi, tanah atau bagian – bagian tanah dari suatu tempat terkikis
dan terangkut yang kemudian diendapkan pada suatu tempat lain. Di daerah
beriklim basah, erosi air lah yang penting, sedangkan erosi oleh angin tidak begitu
berarti. Erosi menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah yang subur dan baik
menyerap dan menahan air. Tanah yang terangkut tersebut akan diendapkan di
tempat lain (di dalam sungai, waduk, danau, saluran irigasi, di atas tanah
oleh peristiwa erosi terjadi di dua tempat, yaitu (1) pada tanah tempat erosi terjadi
dan (2) pada tempat tujuan akhir tanah yang terangkut tersebut diendapkan
(Arsyad, 1989).
datang, maka butiran – butiran yang membentur tanah akan merusak agregat dan
menutupi lubang/ pori- pori tanah. Ketika pori – pori tanah tersumbat maka
drainase dan saya infiltrasi tanah akan berkurang, sehinga jumlah air yang dapat
diserap oleh tanah berkurang. Air yang tidak dapat diserap oleh tanah akan
menjadi aliran permukaan (Run Off), aliran permukaan yang mempunyai daya
Lahan keritis dapat di sebabkan oleh dua faktor yaitu, faktor alam berupa iklim
1. Faktor alam
a. Kekeringan
intensitas hujan .lahan di daerah ini cendrung keritis karena karena tanah
kering dan kurang adanya air yang bermanfaat untuk kehidupan tumbuhan jika
Humus tanah serta mineral tanah yang terdapat di lapisan bagian atas
lahan dapat tergerus jika tanah terus-menerus tergenang air.tanah akan menjadi
jenuh terhadap air sehingga mineral dan humus tanah akan larut dalam air dan
c. Erosi tanah
tidak diolah secara tepat, maka akan terjadi erosi tanah, di mana tanah akan
terus bergerak menuruni ketinggian gunung dapat mengikis lapisan tanah subur
d. Pembekuan air
Biasanya hal ini terjadi pada daerah kutub dan pegunungan tinggi yang
2. Faktor non-alam
lahan dan lahan menjadi kritis yaitu adanya alih fungsi lahan, terutama terkait
dengan Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS seharusnya memiliki fungsi untuk
menampung, menyimpan, dan mengalirkan air hujan secara alami. Jika DAS
maka dapat mempercepat kelangkaan air dan menyebabkan lahan pada DAS
Mengelola lahan ada peraturan yang harus ditaati. Sehingga lahan tetap
pada 6 bulan awal lahan ditanami dengan padi. Setelah masa panen, tanah perlu
lain yang tidak terlalu membutuhkan air dan pestisida. Selain pemilihan jenis
dapat bertahan dalam tanah hingga bertahun-tahun. Tentu hal ini dapat
mencemari lahan melalui aliran sungai yang membawa bahan kimia tersebut,
8
menjadi kritis.
Limbah seperti plastik, steroform, atau material lain yang tidak dapat
terurai dalam tanah hingga puluhan tahun. Jika limbah-limbah semacam ini
masuk ke dalam lahan potensial dengan jumlah yang terus meningkat, lama
kelamaan lahan potensial akan menjadi kritis karena pencemaran material jenis
ini. Pengolahan sampah plastik dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar jika
pembuatan terassering
Terassering adalah bangunan konservasi tanah dan air yang secara mekanis
lereng(sukartaatmadja 2004). Defenisi lain dari terassering adalah suatu pola atau
pencegahan erosi.
resiko pengikisan oleh air( erosi, dan tergerusnya mineral tanah maupun bahan
yaitu:
Teras bangku atau teras tangga adalah lahan pertanian yang berada di daerah
perbukitan di bentuk dengan cara memotong panjang lereng dan meratakan tanah
tangga, teras tangga ini merupakan suatu tindakan konservasi tanah yang sangat
penanaman dengan ruang tanam yang banyak dan padat juga efisien pada parit
tempat berpijak yang di jadikan sebagai saluran air untuk lahan tersebut, dan juga
sebagai pengolahan lereng yang bagus untuk menangani terjadinya erosi di daerah
lereng, karena air yang mengalir di lereng tidak langsung meluncur membawa
tersebut mengalir mengikuti paret yang telah di buat memotong lereng, dengan
begitu aliran air lambat mengalir ke bawah lereng dan merembes pada perbukaan
Gambar 2
10
b. Teras gulud
Teras tipe ini hampir sama dengan teras tangga di atas tetapi pada teras ini
gulud dan paritnya di buat lebih jelas sebagai tempat saluran air berfungsi untuk
perembesan air masuk ke dalam tanah sedangkan guludan nya di Tanami tanaman
penguat teras seperti cabe, kacang-kacangan, dll. Pada table di bawah ini akan di
Gambar 3
c. Teras kredit
Teras kredit merupakan teras yang memiliki proses pembentukan yang cukup
lama, Karena berdasarkan defenisinya teras kredit ini merupakan teras yang
pembentukannya karena tanaman yang hidup di lereng menahan erosi yang terjadi
permuaan yang datar. Pembuatan teras ini pada tanah yang landai dengan
kemiringan 3-10% ,(Agus dan widianto, 2004) menyebutkan teras lereng ini rata-
Gambar 4
d. Teras individu
Teras ini merupakan teras yang di bentuk hanya untuk satu batang tanaman
saja, biasanya teras ini di buat untuk tanaman yang besar dan berumur panjang
Gambar 5
12
.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
lahan keritis yang terjadi di daerah lereng disebabkan karena erosi, yaitu
disaat hujan turun tanah tak sanggup menahan debit air sehingga permukaan tanah
tergerus air dan di bawa ke dasar lereng mengakibatkan tidak mengandung bahan
organic dan mineral tanah . penangan lahan keritis yang tepat mampu mengurangi
lereng karena mampu memperkecil debit air dan memeper banyak jumlah resapan
B. Saran
dengan banyak sumber yang dapat di pertanggung jawabkan, maka dari diri
Daftar isi
Kartasapoetra. 2000. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. PT. Rineka Cipta,
Jakarta
Prameswari,septi.31 maret 2018.8 faktor penyebab lahan keritis oleh manusia dan
alam. diunduh darihttps://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/faktor-penyebab-
lahan-kritis, diakses pada 11 oktober 2019
Citra.16 november 2016.pengertian terasering dan fungsinya. Diunduh dari
http://www.google.com/amp/s/ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/pengertian-
terssering/amp diakses pada 12 oktober 2019