PENGOLAHAN LAHAN
OLEH :
Latar Belakang
komponen biosfer yang dapat dianggap tetap atau bersifat siklis yang berada di
atas dan di bawah wilayah tersebut, termasuk atmosfer, tahan, batuan induk,
relief, hidrologi, tumbuhan dan hewan, serta segala akibat yang ditimbulkan oleh
penggunaan lahan oleh manusia pada saat sekarang dan di masa yang akan datang.
dilaksanakan untuk usaha perkebunan, HTI, pertanian lahan kering, sonor dan
rawa/gambut.
sampai siap untuk digunakan. Kegiatan pengolahan lahan yang dilakukan petani
kemenyan dahulu dan petani kemenyan sekarang memiliki kearifan lokal dalam
setiap ketentuan. Para petani dulu apabila memulai kegiatan pengolahan lahan,
yang pertama harus meminta izin kepada penunggu hutan (Siloan Na Bolon).
Tujuan dan Kegunaan
yang diamati pada saat praktikum untuk mengetahui cara pengolahan lahan yang
baik.
agar mengetahui tekstur, kelembaban, suhu, dan pH diamati pada saat praktikum
semua komponen biosfer yang dapat dianggap tetap atau bersifat siklis yang
oleh aktivitas manusia di masa lalu dan sekarang; yang kesemuanya itu
berpengaruh terhadap penggunaan lahan oleh manusia pada saat sekarang dan di
Penggunaan lahan merupakan hasil akhir dari setiap bentuk campur tangan
dinamis dan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup baik material maupun
dari suatu proses yang lama dari adanya interaksi yang tetap, adanya
syakur, 2010 ).
Sumberdaya lahan merupakan salah satu input utama bagi setiap aktivitas
Pada jenis permintaan ini harga diasumsikan konstan dan permintaan akan lahan
Jenis Tanah
dikelompokkan atas tanah organik, tanah tanpa diferensiasi horizon, tanah merah,
tanah andosol, tanah grumusol, tanah hidrosol, tanah garam, tanah podsol (Yani
yaitu tanal Aluvial, tanah Mediteran, tanah Regosol, tanah Grumosol dan tanah
Andosol. Nilai Indeks Erodibilitas Tanah (K) diperoleh dari Klasifikasi Nilai K
Menurut Wibowo (2006) dalam peta tanah tinjau propinsi Jawa Barat, dari
lembaga penelitian tanah bogor, tahun 1966, tanah dikawasan taman nasional
1) Jenis tanah regosol dan litosol pada lereng pegunungan yang tinggi. Jenis
tanah ini umumnya berwarna gelap; mempunyai prositas tinggi, struktur lepas
2) Jenis tanah asosiasi Andosol dan Regosol pada lereng lereng pegunungan
yang lebih rendah dimana tanahnya telah mengalami pelapukan yang lebih
lanjut.
3) Jenis tanah latosol coklat pada lereng paling bawah. Jenis tanah ini
mengandung liat dan tidak lekat, serta lapisan tanah bawahnya gembur, mudah
dan distribusi pori serta sifat biologi tanah melalui perubahan kondisi lingkungan
Ada beberapa teknik pengolahan tanah yang telah diterapkan oleh petani
dalam usaha budidaya tanaman, yaitu pengolahan tanah secara minimum yang
seperti ini biasanya dilakukan oleh petani dalam budidaya tanaman untuk
produksi skala kecil. Pengolahan tanah konservasi juga telah lama diterapkan oleh
kaidah konservasi tanah dan air untuk tujuan ketahanan tanah dan air dalam
singkal atau alat bajak yang di tarik hewan. Pengolahan tahap kedua yaitu
Pengolahan tanah tahap ketiga adalah penggemburan tanah tanah kembali, dengan
memanfaatkan bahan organik dari limbah tebu yang telah digiling yaitu blotong
dan abu ketel. Pengolahan tanah akan memperbaiki kualitas sifat fisik tanah
pemanfaatan bahan organik blotong dan abu ketel mampu memperbaiki sifat fisik
tanah dalam jangka waktu yang lama. Dari kedua kombinasi ini diharapkan dapat
yang terajadi dalam dimensi ruang dan waktu pada saat yang bersamaan
2011).
METODOLOGI PRAKTIKUM
pada hari Minggu 23 September 2018, pukul 08.00 wita sampai selesai dan
Materi Praktikum
Pengolahan Lahan yaitu adalah parang atau sabit yang digunakan sebagai
tanah atau lahan yang akan ditanami rumput, dan meteran digunakan untuk
mengukur panjang bedengan, jarak antar bedengan, tinggi bedengan, dan dan
Pengolahan Lahan adalah tali rapiah yang digunakan sebagai pembatas antar area
Prosedur Kerja
selebar 3 x 3 m dan memberikan tali sebagai batasan. Setelah itu, membagi tanah
Tekstur
berdiameter kurang dari 2 mm yang ada di dalam tanah. Partikel tersebut yaitu,
pasir, debu, dan liat. Tekstur tanah terbagi dalam beberapa klas. Tiap klas
memiliki pengaruh berbeda terhadap daya menahan air, menyimpan zat hara, dan
daya tembus akar. Pembagian klas tekstur dapat ditentukan dari hasil survey tanah
(Siagian, 2015).
Bentuk
menjadi tanah, tanah itu berbentuk batu batuan atau lumpur sebelum menjadi
tanah
Warna
yang tersusun dari horizon-horizon yang terdiri dari campuran mineral, bahan
organik, air, udara, dan media tumbuh tanaman. Pengolohan tanah pada
kandungan air yang dapat meningkatkan volume pori total air tanah atau dapat
Bau
jika tanah tersebut tercemari olrh lingkungan pasti baunya akan berubah.
Kelembaban
yang cukup, tetapi air yang dapat ditanahnya tergantung dari jenis tumbuhan pada
pucat, dan tumbuhan cukup tua. Hal ini menyebabkan tanaman menjadi lemah dan
rentan terhadap serangan pathogen. Tetapi tanah yang lembab dapat mempermuah
Ph
indicator (larutan, kertas pH) yang menunjukkan warna tertentu pada pH yang
berbeda. Saat ini sudah banyak dibuat pH-meter jinjing yang dapat di bawa ke
lapangan. Disamping itu, ada beberapa tipe pH-meter yang dilengkapi dengan
elektroda yang secara langsung dapat digunakan untuk mengukur pH tanah, tetapi
dengan syarat kandungan lengas pada saat pengukuran cukup tinggi (Sutanto,
2005.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tekstur
Lahan memiliki tekstur yang berpasir, padat, keras dan berbatu sehingga sulit
diolah. Hal ini sesuai dengan pendapat Wibowo, (2006) yang menyatakan bahwa
jenis tanah latosol coklat pada lereng paling bawah. Jenis tanah ini mengandung
liat dan tidak lekat, serta lapisan tanah bawahnya gembur, mudah ditembus akar,
Bentuk
Bentuk atau struktur tanah pada Praktikum Ilmu Tanaman Pakan mengenai
Pengolahan Lahan yaitu kumpulan butir-butir pasir yang berasal dari terkikisnya
batuan karena tanah yang diolah adalah tanah jenis litosol yang berasal dari
batuan endapan. Hal ini sesuai dengan pendapat Wibowo, (2006) yang
menyatakan bahwa jenis tanah latosol coklat pada lereng paling bawah. Jenis
tanah ini mengandung liat dan tidak lekat, serta lapisan tanah bawahnya gembur,
Warna
Lahan yaitu berwarna coklat agak kemerahan yang berasal dari warna kandungan
batu yang terlah terkikis. Tanah yang diolah adalah jenis tanah litosol dan yang
seperti kita ketahui bahwa tanah litosol berasal dari batuan endapan dan warna
tanah litosol berasal dari warna kandungan batu. Hal ini sesuai dengan pendapat
Wibowo, (2006) yang menyatakan bahwa jenis tanah latosol coklat pada lereng
paling bawah. Jenis tanah ini mengandung liat dan tidak lekat, serta lapisan tanah
bawahnya gembur, mudah ditembus akar, dan lapisan bawahnya telah lapuk.
Bau
Bau yang muncul pada tanah litosol yang diolah di lahan adalah bau
batuan yang telah mengalami pelapukan. Dimana bau tanah akan akan bertambah
saat hujan. Hal ini sesuai dengan pendapat Wibowo, (2006) yang menyatakan
bahwa jenis tanah latosol coklat pada lereng paling bawah. Jenis tanah ini
mengandung liat dan tidak lekat, serta lapisan tanah bawahnya gembur, mudah
pH
Lahan memiliki pH 6,5 yang di ukur dengan indikator ph. Hal ini sesuai dengan
Suhu
tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Margarettha, (2014) yang menyatakan
bahan organik, aktivitas dan populasi mikroorganisme tanah, kisaran suhu tanah,
pertumbuhan tanaman.
Kelembaban
dibuthkan oleh tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Chatri, (2016) yang
air yang dapat ditanahnya tergantung dari jenis tumbuhan pada umumnya,
Kesimpulan
penggaruan. Jenis tanah yang ada di lahan adalah jenis tanah litosol yang memilik
struktur yang padat, keras, berbatu, serta mempunyai sifat berpasir. Warna tanah
yang diolah yaitu warna kandungan batuan yang berwarna coklat agak kemerahan
dan bau pada tanah yang diolaha berasal dari bau batuan yang sudah terkikis atau
lapuk.
Saran
lahan sebaiknya dilakukan dengan benar dan hati-hati. Karena sangat banyak
Fuady, Z dan Mustaqim. 2015. Pengaruh olah tanah terhadap sifat fisika tanah
pada lahan kering berpasir. Lentera. 15 (15).
Juarti. 2016. Analisis indeks kualitas tanah andisol pada berbagai penggunaan
lahan di desa sumber brantas kota batu. 21 (2) : 58-71.