Anda di halaman 1dari 5

PERCOBAAN OLAH TANAH DAN POLA TANAM

(Pengolahan Tanah)

Kelompok P2K8:
1. Yukio Zion Hadar (J0416221044)
2. M. Rafi Wijaya (J0416221047)
3. Nur Ihsan S. (X1004321180)

TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PRODUKSI PERKEBUNAN


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2023
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan manusia tidak akan terlepas dari sumber daya alam yang
tersedia. Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi
kehidupan. Penggunaan tanah secara baik merupaka hal yang perlu diperhatikan.
Dalam pemanfaatan suatu lahan untuk pertanian ataupun non pertanian tanpa
adanya usaha pengelolaan yang baik dapat menimbulkan kerusakan lahan dan
penurunan produktivitas lahan. Pengelolaan tanah yang salah dapat menimbulkan
sebuah masalah salah satunya yaitu Erosi.

Erosi Merupakan peristiwa perpindahan atau terangkutnya sebagian


material tanah dari suatu tempat ke tempat lain. Perpindahan material tanah tersebut
dapat dipengaruhi oleh air ataupun angin. Erosi menyebabkan hilangnya tanah
lapisan atas yang subur dan mempunyai unsur hara yang banyak. Erosi sering
terjadi pada lereng yang memiliki kemiringan serta tinggi dalam artian lahan
berbukit.

Upaya dalam menanggulangi permasalahan erosi yaitu dengan cara


konservasi tanah yang memadai seperti pembuatan terasan, olah tanah secara
konvensional, dan countour farming.

TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum pengolahan tanah konservasi adalah agar mahasiswa
memahami cara pengolahan tanah konservasi, manfaatnya, dan dapat
membandingkan kelebihannya dengan olah tanah konvensional.

TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu penyebab terjadinya kerusakan tanah adalah proses erosi (Arsyad,2010;
Murtilaksono,2013; Lopez-Garcia et al.,2020).
Erosi tanah juga memengaruhi siklus hidrologi, degradasi tutupan lahan, dan
kehilangan biodiversitas (Lopez-Garcia et al.,2020).
Erosi menyebabkan hilangnya lapisan tanah yang subur dan baik untuk
pertumbuhan tanaman serta berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan
udara. Tanah yang terangkut tersebut akan terbawa masuk sumber udara yang diberi nama
sedimen, akan diendapkan di tempat yang aliran airnya melambat; di dalam sungai, waduk,
danau, saluran irigasi, di atas tanah pertanian dan sebagainya. Dengan demikian, maka
kerusakan yang ditimbulkan oleh peristiwa erosi yang terjadi di dua tempat, yaitu (1) pada
tanah tempat terjadinya erosi, dan (2) pada tempat tujuan akhir tanah yang terangkut
tersebut diendapkan (Arsyad, 2010).
Menurut Schwab et al.(1981) erosi terdiri dari dua tipe yaitu erosi geologi
(geological erosion) dan erosi dipercepat (accelerated erosion). Erosi geologi adalah
proses ketika tanah yang terbentuk dan tanah yang tererosi beradadalam keadaan
seimbang, serta sangat sesuai untuk mendukung banyak pertumbuhan tanaman.Sedangkan
erosi dipercepat adalah erosi yang terjadi oleh pengaruh manusia yaitu hancurnya
agregat-agregat tanah dan mempercepat perpindahan bahan organik sertapertikel-
partikel mineral sebagai akibat dari pengolahan tanah yang tidak sesuai dan hilangnya
vegetasi alami.
BAHAN DAN ALAT

Alat dan Bahan:


1. Cangkul 5. Tali rafia 9. Dolomit (5,28 Kg)
2. Kored 6. Gunting 10. Pupuk Kandang
(7 Kg)
3. Meteran 7. Ajir 11. Air
4. Gembor 8. Traktor

PROSEDUR
METODE:
Konservasi Tanah:
Olah tanah petak percobaan
- Tanpa olah tanah (O0)
- Olah tanah alur (O1)
- Olah tanah konvensional (O2)

-Prosedur Olah Tanah Konvensional.


1. Melakukan penggempuran tanah pada lahan dengan alat traktor.
2. Mengukur lahan dengan ukuran 5,2 meter x 5,6 meter.
3. Patok lahan dengan ajir dan tali rafia.
4. Membuat parit pada sekeliling lahan dengan lebar 40 cm dan gemburkan.
5. Mencampur pupuk kandang dan pupuk dolomit sampai rata, setelah itu
menaburkan pada lahan dengan rata.
6. Aduk pupuk yang telah ditabur dengan tanah di lahan hingga rata.
7. Setelah tercampur rata, siram lahan dengan air sampai basah sempurna.

- Prosedur Tanpa Olah Tanah:


1. Mengukur lahan dengan ukuran 5,2 m x 5,6 m
2. Patok lahan dengan ajir dan tali rafia.
3. Melakukan sanitasi pada lahan.
4. Membuat parit pada sekeliling lahan dengan lebar 40 cm dan gemburkan.
5. Mencampur pupuk kandang dan pupuk dolomit sampai rata, setelah itu
menaburkan pada lahan dengan rata.
6. Setelah tertabur dengan rata, siram lahan dengan air sampai basah sempurna.

- Prosedur Olah Tanah Alur:


1. Mengukur lahan dengan ukuran 5m x 7m
2. Patok lahan dengan ajir dan tali rafia.
3. Membuat alur selebar mata cangkul dengan kedalaman +- 5cm.
4. Membuat parit pada sekeliling lahan dengan lebar 40 cm dan gemburkan.
5. Mencampur pupuk kandang dan pupuk dolomit sampai rata, setelah itu
menaburkan pada alur dengan rata.
6. Setelah tertabur dengan rata, siram alur dengan air sampai basah sempurna.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tanpa olah tanah: Pembukaan lahan pertanian dengan cara tanah pada lahan tidak
diolah seperti dikeruk, digali, atau dibajak. Sistem seperti ini bertujuan mengurangi
gangguan pada struktur tanah dan ekosistem mikroba didalamnya
Olah tanah konvensional: pembukaan lahan dengan cara pengolahan tanah pada
lahan tersebut seperti dibajak dengan tujuan meningkatkan kesuburan tanah dan
melestarikan tanah dalam jangka panjang.
Olah tanah alur: Pembukaan lahan pertanian dengan cara mengeruk/menggali
sebagian kecil tanah berbentuk alur untuk ditanam tanaman dengan tujuan
mengoptimalkan pemberian pupuk pada tanaman.

KESIMPULAN.
Dari kegiataan praktikum yang telah kita lakukan, kita dapat menarik kesimpulan
dari secara pengolahan lahan, lahan konvensional lebih unggul karena sudah diolah
dengan cara dikeruk, dibajak, digali. Sehingga menciptakan lahan yang lebih banyak
menyediakan unsur hara, memiliki drainase yang sangat baik, tahan terhadap erosi
dibanding dengan tipe tanpa olah lahan ataupun lahan alur.

Lampiran
DAFTAR PUSTAKA
Hartono, R. 2016. Identifikasi bentuk erosi tanah melalui interpretasi citra google earth di
wilayah Sumber Brantas Kota Batu. Jurnal Pendidikan Geografi: Kajian, Teori,
dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi, 21(1), 30-43.
Osok, R. M., Talakua, S. M., & Gaspersz, E. J. 2018. Analisis faktor-faktor erosi tanah,
dan tingkat bahaya erosi dengan metode Rusle di DAS Wai Batu Merah Kota
Ambon Provinsi Maluku. Jurnal Budidaya Pertanian, 14(2), 89-96.
Yusuf, S. M., Murtilaksono, K., & Lawaswati, D. M. 2020. Pemetaan sebaran erosi tanah
prediksi melalui integrasi model USLE ke dalam Sistem Informasi
Geografis. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan (Journal of
Natural Resources and Environmental Management), 10(4), 594-606.
Munzir, T., Akbar, H., & Rafli, M. 2019. Kajian erosi tanah dan teknik konservasi tanah
di Sub DAS Krueng Pirak Kabupaten Aceh Utara. Jurnal Agrium, 16(2), 126-
134.
Dinata, A. 2020. Identifikasi Kerentanan Erosi Tanah Berdasarkan Parameter Morfometri
DI SUB DAS Kikim. JURNAL ILMIAH BERING'S, 7(02), 36-41.
Rumbiak, H., Muslimin, A. M., & Afkril, B. 2023. Analisis Potensi Erosi Tanah Daerah
Aliran Sungai Wosi, Manokwari, Papua Barat Menggunakan Teknologi
Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis. Jurnal Natural, 19(1), 31-
41.
Wahyudie, T. (2020). Penguasaan Lahan Dan Konservasi Tanah. Ahlimedia Book.

Anda mungkin juga menyukai