(Pengolahan Tanah)
Kelompok P2K8:
1. Yukio Zion Hadar (J0416221044)
2. M. Rafi Wijaya (J0416221047)
3. Nur Ihsan S. (X1004321180)
TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum pengolahan tanah konservasi adalah agar mahasiswa
memahami cara pengolahan tanah konservasi, manfaatnya, dan dapat
membandingkan kelebihannya dengan olah tanah konvensional.
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu penyebab terjadinya kerusakan tanah adalah proses erosi (Arsyad,2010;
Murtilaksono,2013; Lopez-Garcia et al.,2020).
Erosi tanah juga memengaruhi siklus hidrologi, degradasi tutupan lahan, dan
kehilangan biodiversitas (Lopez-Garcia et al.,2020).
Erosi menyebabkan hilangnya lapisan tanah yang subur dan baik untuk
pertumbuhan tanaman serta berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan
udara. Tanah yang terangkut tersebut akan terbawa masuk sumber udara yang diberi nama
sedimen, akan diendapkan di tempat yang aliran airnya melambat; di dalam sungai, waduk,
danau, saluran irigasi, di atas tanah pertanian dan sebagainya. Dengan demikian, maka
kerusakan yang ditimbulkan oleh peristiwa erosi yang terjadi di dua tempat, yaitu (1) pada
tanah tempat terjadinya erosi, dan (2) pada tempat tujuan akhir tanah yang terangkut
tersebut diendapkan (Arsyad, 2010).
Menurut Schwab et al.(1981) erosi terdiri dari dua tipe yaitu erosi geologi
(geological erosion) dan erosi dipercepat (accelerated erosion). Erosi geologi adalah
proses ketika tanah yang terbentuk dan tanah yang tererosi beradadalam keadaan
seimbang, serta sangat sesuai untuk mendukung banyak pertumbuhan tanaman.Sedangkan
erosi dipercepat adalah erosi yang terjadi oleh pengaruh manusia yaitu hancurnya
agregat-agregat tanah dan mempercepat perpindahan bahan organik sertapertikel-
partikel mineral sebagai akibat dari pengolahan tanah yang tidak sesuai dan hilangnya
vegetasi alami.
BAHAN DAN ALAT
PROSEDUR
METODE:
Konservasi Tanah:
Olah tanah petak percobaan
- Tanpa olah tanah (O0)
- Olah tanah alur (O1)
- Olah tanah konvensional (O2)
KESIMPULAN.
Dari kegiataan praktikum yang telah kita lakukan, kita dapat menarik kesimpulan
dari secara pengolahan lahan, lahan konvensional lebih unggul karena sudah diolah
dengan cara dikeruk, dibajak, digali. Sehingga menciptakan lahan yang lebih banyak
menyediakan unsur hara, memiliki drainase yang sangat baik, tahan terhadap erosi
dibanding dengan tipe tanpa olah lahan ataupun lahan alur.
Lampiran
DAFTAR PUSTAKA
Hartono, R. 2016. Identifikasi bentuk erosi tanah melalui interpretasi citra google earth di
wilayah Sumber Brantas Kota Batu. Jurnal Pendidikan Geografi: Kajian, Teori,
dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi, 21(1), 30-43.
Osok, R. M., Talakua, S. M., & Gaspersz, E. J. 2018. Analisis faktor-faktor erosi tanah,
dan tingkat bahaya erosi dengan metode Rusle di DAS Wai Batu Merah Kota
Ambon Provinsi Maluku. Jurnal Budidaya Pertanian, 14(2), 89-96.
Yusuf, S. M., Murtilaksono, K., & Lawaswati, D. M. 2020. Pemetaan sebaran erosi tanah
prediksi melalui integrasi model USLE ke dalam Sistem Informasi
Geografis. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan (Journal of
Natural Resources and Environmental Management), 10(4), 594-606.
Munzir, T., Akbar, H., & Rafli, M. 2019. Kajian erosi tanah dan teknik konservasi tanah
di Sub DAS Krueng Pirak Kabupaten Aceh Utara. Jurnal Agrium, 16(2), 126-
134.
Dinata, A. 2020. Identifikasi Kerentanan Erosi Tanah Berdasarkan Parameter Morfometri
DI SUB DAS Kikim. JURNAL ILMIAH BERING'S, 7(02), 36-41.
Rumbiak, H., Muslimin, A. M., & Afkril, B. 2023. Analisis Potensi Erosi Tanah Daerah
Aliran Sungai Wosi, Manokwari, Papua Barat Menggunakan Teknologi
Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis. Jurnal Natural, 19(1), 31-
41.
Wahyudie, T. (2020). Penguasaan Lahan Dan Konservasi Tanah. Ahlimedia Book.