Anda di halaman 1dari 7

11

LAPORAN PRAKTIKUM
KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN

Disusun Oleh :
Nama : Warih Putradi
NIM : H3516048
Coass : Lidya Zaela W.

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AGRIBISNIS


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukan ini disusun guna
melengkapi nilai akademik mata kuliah Kesuburan Tanah dan Pemupukan dan
telah diketahui serta disahkan oleh Assisten dan Dosen Kesuburan Tanah dan
Pemupukan pada : Oktober 2021
Hari :
Tanggal :

Disusun oleh :
Nama : Warih Putradi
Nim : H3516048
Kelompok :

Mengetahui :

Dosen Koordinator Praktikum


Kesuburan Tanah dan Co Assisten
Pemupukan

Dr. Ir. Jauhari Syamsiyah M.P. Lidya Zaela Wijaya


NIP 195906071983032008 NIM H0219059
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah dalam bidang pertanian merupakan salah satu unsur penting
bagi pertumbuhan tanaman. Usur hara makro maupun mikro yang berada
di dalam tanah dibutuhkan oleh tanaman untuk melakukan proses
metabolisme. Tingkat ketersediaan Unsur hara dalam tanah berbeda-beda
tergantung kondisi geografis, iklim, maupun jumlah bahan organic yang
terkandung didalam tanah. Indonesia merupakan negara yang cukup subur
curah hujan tinggi serta keberadaan material vulkanik yag membawa
mineral menyebabkan tanah menjadi media ideal bagi pertumbuhan
tanaman.
Menurut Utomo (2016) Kesuburan tanah merupakan mutu tanah
untuk bercocok tanam, yang ditentukan oleh sifat fisik, kimia dan biologi
tanah yang menjadi habitat akar tanaman. Keberagaman komposisi kimia
tanah mampu menopang kehidupan komoditas pertanian dengan adanya
ketersediaan hara dalam tanah sehingga ada tanah yang disebut tanah
subur dan sebaliknya. Usaha pertanian bergantung pada kesuburan tanah.
Tanah dengan tingkat kesuburan rendah akan meningkatkan input yang
lebih tinggi sehingga biaya usaha taninya akan lebih mahal oleh karena itu,
karakteristik dan kualitas tanah merupakan faktor penting dalam
pengembangan pertanian (Lie dkk, 2013). Pengelolaan tanah secara tepat
akan mempengaruhi ketersediaan unsur hara serta meningkatkan laju
pertumbuhan dan hasil komoditi tanaman pertanian.
Penilaian status kesuburan tanah penting untuk menilai dan
memantau kesuburan tanah dilakukan agar dapat mengetahui unsur hara
yang menjadi kendala bagi tanaman. Dengan adanya praktikum kesuburan
tanah ini, diharapkan mahasiswa dapat menganalisa dan mengevaluasi
tingkat kesuburan dalam tanah serta mengetahui peranan unsur hara
terhadap pertumbuhan tanaman pertanian. Selain itu agar Mahasiswa
mampu melihat perbedaan kadar unsur hara akibat pemberian pupuk yang
berbeda.

B. Tujuan Praktikum
Tujuan Praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukan antara lain :
1. Mahasiswa dapat menghubungkan antara kondisi dalam tanah dengan
pertumbuhan tanaman.
2. Mahasiswa mampu melihat perbedaan kadar unsur hara akibat
pemberian pupuk yang berbeda.
C. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukan dilaksanakan pada
tanggal Jumat, 8 Oktober 2021 pukul 07.00 WIB di Perum Korpri
Popongan 01 /12, Popongan Karanganyar Jawa Tengah.

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Pupuk Urea
Nitrogen merupakan unsur hara yang sangat penting bagi tanaman,
jika kekurangan nitrogen menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh
dengan normal. Nitrogen juga merupakan salah satu unsur pupuk yang
diperlukan dalam jumlah paling banyak, namun keberadaannya dalam
tanah sangat mudah berpindah dan mudah hilang dari tanah melalui
pencucian maupun penguapan. Jumlah nitrogen dalam tanah bervariasi,
sekitar 0.02% sampai 2.5% dalam lapisan bawah dan 0.06% sampai 0.5%
pada lapisan atas (Darmono et al., 2009).
Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik
pupuk dengan meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara
tinggi. Misalnya, pupuk urea berkadar nitrogen (N) 45-46% (setiap 100 kg
urea terdapat 45-46 kg hara nitrogen) (Lingga, 2007)
Pupuk ini termasuk salah salah satu jenis pupuk higroskopis
sehingga lebih mudah menguap di udara. Bahkan pada kelembaban 73%,
urea sudah dapat menarik uap air dari udara sehingga mudah larut dalam
air serta mudah diserap oleh tanaman. Untuk dapat diserap oleh tanaman,
nitrogen dalam urea harus dikonversi terlebih dahulu menjadi ammonium
(N-NH4 + ) dengan bantuan enzim urease melalui proses hidrolisis.
Namun bila diberikan ke tanah, proses hidrolisis tersebut akan cepat sekali
terjadi sehingga mudah menguap sebagai ammonia. Pemberian urea
dengan disebar akan cepat terhidrolisis (dalam 2-4 hari) dan ini rentan
terhadap kehilangan melalui volatilisasi (Nainggolan, 2010).
B. Tanah
Tanah adalah suatu benda alam yang terdapat dipermukaan kulit
bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan
batuan, dan bahan-bahan organik sebagai hasil pelapukan sisa-sisa
tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium atau tempat tumbuhnya
tanaman dengan sifat-sifat tertentu,yang terjadi akibat dari pengaruh
kombinasi faktor-faktor iklim, bahan induk,jasad hidup, bentuk wilayah
dan lamanya waktu pembentukan (Yuliprianto, 2010).
Di dalam tanah banyak ditemukan ribuan jenis hewan dan
mikroorganisme, dari yang berukuran sangat kecil (bakteri, fungi dan
protozoa/invisibee mikro-biota) hingga biota yang berukuran sangat besar
seperti cacing tanah, kutu, tikus, kaki seribu dan megafauna. Aktivitas
biologi organisme tanah terkonsentrasi di topsoil. Komponen biologi
menempati tempat yang tipis atau halus (<0.5%) dari total volume tanah
dan membuat kurang dari 10% total bahan organik tanah. Komponen
hidup ini terdiri dari akar tumbuhan dan organisme tanah. (Handayany
2018)
C. Tanaman Sawi
Tanaman sawi merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai
komersial dan prospek yang baik. Selain ditinjau dari segi klimatologis,
teknis dan ekonomis sosialnya juga sangat mendukung, sehingga memiliki
kelayakan untuk diusahakan di Indonesia dan sayuran ini merupakan jenis
sayuran yang digemari oleh semua golongan masyarakat. Permintaan
terhadap tanaman sawi selalu meningkat seiring dengan bertambahnya
jumlah penduduk dan kesadaran kebutuhan gizi. (Sarif.,2015)
Salah satu sayuran yang dapat diproduksi dengan cepat dan sangat
potensial untuk dikomersialkan adalah sawi (Brassica juncea (L.) Czern).
Sawi dapat tumbuh pada pada berbagai jenis tanah dan dapat ditumbuhkan
secara hidroponik. Dengan demikian, sawi cocok untuk dikembangkan di
daerah perkotaan yang areal lahan pertaniannya semakin terbatas dengan
sistem hidroponik.(Setiawan, 2015).
Pertumbuhan sawi juga dipengaruhi oleh penggunaan benih. Benih
yang akan digunakan harus mempunyai kualitas yang baik. Apabila benih
sawi yang digunakan dari hasil penanaman, maka perlu diperhatikan
kualitas benih, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus
berumur lebih dari 70 hari (Anjeliza, 2013).
DAFTAR PUSTAKA
Lingga, P. dan Marsono. 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Edisi Revisi Penebar
Swadaya. Jakarta.
Darmono, N. G., Suwardi, & Darmawan. (2009). Pola Pelepasan Nitrogen dari
Pupuk tersedia Lambat (Slow Release Fertilizer) Urea - Zeolit - Asam
Humat. Journal Zeolit Indonesia, 8(2), 89–96.

Anda mungkin juga menyukai