Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN

Disusun oleh:

M.Rafi Al-Furqa’an P.S (1903016037

AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesuburan tanah adalah kemampuan tanah menyediakan unsur hara yang

dibutuhkan oleh tanaman guna mendukung pertumbuhan dan reproduksinya.

Unsur hara dalam bentuk nutrisi dapat diserap oleh tanaman melalui akar. Nutrisi

dapat diartikan sebagai proses untuk memperoleh nutrien, sedangkan nutrien

diartikan sebagai zat-zat yang diperlukan guna kelangsungan hidup tanaman

berupa mineral dan air (Hardjowigeno, S. 2007)

Pupuk organik adalah pupuk yang asal bahannya berasal dari makhluk

hidup, sebagian besar pupuk organik berbentuk padatan seperti pupuk kandang

dan kompos. Penggunaan pupuk organik dapat mengurangi penggunaan pupuk

anorganik, hal ini disebabkan karena pupuk organik memiliki C/N tinggi

sehingga berpengaruh besar terhadap perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi

tanah. Pupuk organik sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas lahan

secara berkelanjutan (Simanungkalit, 2006).

B. Rumusan Masalah
Bagaimana petani mempertahankan kesuburan tanah pada lahan
pertaniannya?

C. Tujuan Penelitian
Mengetahui bagaimana petani mengolah dan mempertahankan kesuburan
lahannya.

D. Manfaat Penelitian
Menambah wawasan mahasiswa melalui sudut pandang petani
II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah bersama air dan udara merupakan sumber daya alam utama yang
sangat mempengaruhi kehidupan. Tanah mempunyai fungsi utama sebagai tempat
tumbuh dan berproduksi tanaman. Kemampuan tanah sebagai media tumbuh akan
dapat optimal jika didukung oleh kondisi fisika, kimia dan biologi tanah yang baik
yang biasanya menunjukkan tingkat kesuburan tanah (Arifin, 2011).

Kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan


produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada.
Produk tanaman tersebut dapat berupa: buah, biji, daun, bunga, umbi, getah,
eksudat, akar, trubus, batang, biomassa, naungan atau penampilan. Tanah
memiliki kesuburan yang berbeda-beda tergantung faktor pembentuk tanah (bahan
induk, relief, organisme dan waktu) yang mendominasi di lokasi tersebut. Tanah
merupakan fokus utama dalam pembahasan kesuburan tanah,sedangkan tanaman
merupakan indikator utama mutu kesuburan tanah (Yuwono, 2007).

Tanah produktif mempuyai kesuburan yang menguntungkan bagi


pertumbuhan tanaman, akan tetapi tanah subur tidak selalu berarti produktif.
Tanah subur akan produktif jika dikelola dengan tepat, menggunakan jenis
tanaman dan teknik pengelolaan yang sesuai. Kesuburan tanah adalah kemampuan
atau kualitas suatu tanah menyediakan unsur hara tanaman dalam jumlah yang
mencukupi kebutuhan tanaman, dalam bentuk senyawa-senyawa yang dapat
dimanfaatkan tanaman dan dalam perimbangan yang sesuai untuk pertumbuhan
tanaman tertentu dengan didukung oleh faktor pertumbuhan lainnya (Rosmarkam
dan Yuwono, 2002).

Tingkat kesuburan tanah yang tinggi menunjukkan kualitas tanah yang


tinggi pula. Kualitas tanah menunjukkan kemampuan tanah untuk menampilkan
fungsi-fungsinya dalam penggunaan lahan atau ekosistem, untuk menopang
produktivitas biologi, mempertahankan kualitas lingkungan, dan meningkatkan
kesehatan tanaman, binatang, dan manusia (Winarso, 2005).
III. HASIL PENGAMATAN
Lahan garapan: Bapak Saleh

Pola tanam: Polikultur

Tanaman: Sawi, Seledri, Kangkung, Selada

Pengolahan Tanah: Digembur

Pembuatan Petak tanam: Bedengan

Waktu Pengolahan: Sebelum tanam

Alat pengolah tanah: Cangkul

Cara tanam: Tabur

Sistem budidaya: Konvensional

Jarak tanam: 25-30 cm

Sumber air: Air hujan

Penyiangan: Tidak menentu

Waktu panen: Sawi (1 bulan), Kangkung ( 2minggu)


IV. PEMBAHASAN

Tanah dapat dikatakan subur jika tanaman yang ditanam di atasnya dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik dan produksinya tinggi sepanjang tahun.
Jadi kesuburan tanah adalah istilah yang menunjukkan tingkat subur atau tidaknya
tanah untuk pertanian.

Kesuburan tanah terkait dengan kandungan semua unsur hara di dalam


tanah yang diperlukan oleh tanaman, sehingga tanaman dapat tumbuh dan
berkembang dengan balk. Tanah dikatakan mempunyai tingkat kesuburan
tinggi/baik jika tanah tersebut mampu menyediakan semua unsur hara yang
diperlukan tanaman, sedangkan tanah dikatakan kurang subur jika tanah tersebut
tidak mampu menyediakan semua unsur hara yang diperlukan tanaman.

Lahan milik pak saleh untuk beberapa tanaman dipupuk dengan baik dan
penyakit seperti ulat juga dikendalikan dengan baik. Sehingga hasil produksi yang
dihasilkan. Tetapi untuk selada yang tidak dipupuk tidak memiliki hasil produksi
seperti tanaman lainnya. Jadi sangat terlihat perbedaan tanaman yang dipupuk dan
tidak dipupuk.
V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Pemupukan dan pengendalian penyakit pada tanaman sangat penting jika


ingin mendapatkan hasil produksi yang tinggi

B. Rekomendasi

Seharusnya praktikum ini bisa lebih maksimal jika dilakukan secara


berkelompok.
DAFTAR PUSTAKA

Afandie Rosmarkam dan Nasih Widya Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah.
Kanisius. Yogyakarta.

Arifin, Z. 2011. Analisis Nilai Indeks Kualitas Tanah Entisol Pada Penggunaan
Lahan Yang Berbeda. Agroteksos.21(1).

Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo. 296 Halaman

Simanungkalit. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Bogor: Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian.

N.W. Yuwono. 2007. Pengaruh Dosis dan Frekuensi Pemberian Pupuk Organik
Cair terhadap Pertumbuhan dan Hasil Buncis (Phaseolus vulgaris L.)
Dataran Rendah. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol. 7 No.1, 2007

Winarso, S.2005. Kesuburan Tanah:Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava


media. Jogjakarta. 269 hal.

Anda mungkin juga menyukai