Anda di halaman 1dari 7

POKOK BAHASAN II

SUMBER DAYA LAHAN

A. KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa diharapkan mampu memahami potensi SDL sebagai faktor
produksi pertanian dengan berbagai kondisi ekosistem.

B. INDIKATOR
1. Mahasiswa dapat menjelaskan kondisi tanah pertanian
2. Mahasiswa dapat menjelaskan kesehatan dan kualitas tanah
3. Mahasiswa dapat menguraikan produktivitas dan kesuburan tanah
4. Mahasiswa dapat menjelaskan pertanian berkelanjutan
5. Mahasiswa dapat menguraikan multidisiplin pengelolaan tanah
berkelanjutan
6. Mahasiswa dapat menjelaskan degradasi dan polusi tanah

C. SUB POKOK BAHASAN


1. Tanah Pertanian
2. Kesehatan dan Kualitas Tanah
3. Produktivitas dan Kesuburan Tanah
4. Pertanian Berkelanjutan
5. Multidisiplin Pengelolaan Tanah Berkelanjutan
6. Degradasi dan Polusi Tanah

D. BAHAN BACAAN
1. Adiwilaga, A. 1980. Ilmu Usahatani. Penerbit Alumni. Bandung
2. Aisyah D. Suyono dan Suyono M. 2005. Metode dan Teknik Analisis Tanah
Pertanian. Uvula Press. Bandung
3. Amintakusumah, K. 1985. Pengantar Ilmu Pertanian. Fakultas Pertanian
Universitas Padjajaran
4. Badan Ketahanan Pangan. 2006. Kebijakan Umum Ketahanan Pangan
5. Mosher, A.T.. 1966. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Terjemahan.
Penerbit CV. Yasaguna. Jakarta.
6. Mubyarto, 1976. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit LP3ES. Jakarta
7. Nurmala, T. 2012. Pengantar Ilmu Pertanian. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta

E. RINGKASAN DAN ORIENTASI MATERI


1. Tanah Pertanian
Pertanian adalah sejenis proses produksi khusus yang
didasarkan atas proses pertumbuhan tanaman dan hewan (Satari,
1999). Produksi/hasil pertanian dalam arti luas tergantung dari faktor
genetik/varietas yang ditanam, lingkungan termasuk antara lain
tanah, iklim dan teknologi yang dipakai. Sedangkan dalam arti sempit
terdiri dari varietas tanaman, tanah, iklim, dan faktor-faktor non
teknis seperti keterampilan petani, biaya/sarana produksi pertanian
dan alat-alat yang digunakan.
Tanah dapat dipelajari dari dua segi yaitu :
1. Edapologi
Edapologi adalah ilmu yang mempelajari tanah sebagai bagian
dari alam yang berada dipermukaan bumi yang menekankan
tanah sebagai alat produksi pertanian, dan hubungannya tanah
dengan tanaman yang erat kaitannya dengan ilmu-ilmu Agronomi,
fisiologi, biokimia pertanian dan sebagainya
2. Pedologi
Pedologi adalah ilmu yang mempelajari tanah sebagai suatu
bagian dari alam yang berada dipermukaan bumi yang
menekankan hubungannya antara tanah dengan fator-faktor
pembentuknya, membahas tentang proses pembentukannya
secara kimia, fisika, dan biologi, pengelompokkannya dan
penyebarannya (Aisyah dan Suyono, 2005)
Tanah yaitu transformasi mineral dan bahan organik
dipermukaan bumi sampai ke kedalaman tertentu, dipengaruhi bahan
induk, iklim, organisme hidup (makro maupun mikro), topografi dan
waktu (Brady, 1974). Karena itu, tanah sangat tergantung pada sifat-
sifat fisik, kimia dan biologi tanah serta morfologinya.
Ilmu tanah ialah ilmu yang mempelajari faktor-faktor tanah
untuk mendapatkan hasil tanaman yang sebesar-besarnya melalui
tanaman hijau yang ada diatasnya. Dari segi pertanian tanahnya
sendiri didefinisikan sebagai lapisan atas kulit bumi yang terdiri dari
bahan-bahan padat, air dan udara serta jasad-jasad renik yang
bersama-sama merupakan media tanam bagi tumbuhnya tanaman.
Suatu irisan tegak tanah akan nampak bahwa tanah itu
menampilkan lapisan-lapisan datar. Lapisan-lapisan yang menyusun
tanah disebut horizon tanah. Lapisan teratas sebagai permukaan tanah
terdiri dari lapisan tipis yang merupakan sisa-sisa tumbuhan yang
disebut serasah, dibawahnya ada lapisan yang kaya akan bahan
organik yang disebut lapisan atas atau topsoil, dibawah lapisan ini ada
lapisan yang terdiri atas butir-butir halus yang disebut lapisan bawah
(subsoil). Dibawah lagi ada lapisan batuan yang telah melapuk dalam
bentuk serpihan batu yang besar. Selanjutnya, dibawah lapisan ini
terdapat batuan yang masih belum melapuk disebut batuan induk
(parent material). Keseluruhan lapisan diatas disebut profil dan tiap
lapisan dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 2.1. Profil Tanah

Dari Gambar 2.1 tampak bahwa tanah merupakan sumber


utama penyedia zat bagi kehidupan tanaman, terutama terjadinya bentuk
zat didalam daur makanan. Butir-butir halus yang termasuk bahan
anorganik yang terbentuk dari pelapukan dan penghancuran batuan,
disusul pembentukan mineral berbentuk kristal, digolongkan secara fraksi
dengan ukuran tertentu.
Butir-butir terhalus disebut fraksi liat, butir-butir yang lebih besar dari liat
disebut fraksi debu dan fraksi yang lebih besar disebut kerikil.
Bergantung pada liat, debu dan pasir, tanah dapat digolongkan menjadi
golongan kelas tekstur yang terdiri dari 12 kelas tekstur yaitu liat, liat
berpasir, lempung, debu, debu berpasir, liat berdebu, lempung berpasir,
pasir berlempung, lempung liat berpasir, lempung berliat, lempung liat
berdebu, dan liat berdebu.

1. Kesehatan dan Kualitas Tanah


Kualitas tanah didefinisikan sebagai kemampuan tanah untuk
menampilkan fungsi-fungsinya dalam penggunaan lahan untuk
menompang produktivitas biologi, mempertahankan kualitas lingkungan,
dan meningkatkan kesehatan tanaman, binatang dan manusia. Dalam
perkembangannya, sebagian masyarakat lebih suka menggunakan istilah
kesehatan tanah dibandingkan dengan kualitas tanah, karena kesehatan
tanah lebih menggambarkan kehidupan dan dinamika kehidupan.
Sedangkan kualitas tanah lebih menggambarkan sifat-sifat fisik, kimia dan
biologi tanah.
Kesehatan tanah akan mempengaruhi kesehatan tanaman, hewan dan
manusia. Tanah sehat akan mempengaruhi tanaman yang ada diatasnya
yang pada gilirannya akan mempengaruhi hewan dan manusia yang
memakannya. Fungsi kesehatan tanah ini akan optimal jika interaksi
antarkomponen biologis (akar-akar tanaman, insekta dan mikroorganisme)
dengan komponen fisikokimia (agregat tanah, pori-pori permukaan aktif
dan senyawa organik maupun anorganik) dan mineral tanah (partikel liat,
debu dan pasir) berada dalam keseimbangan.
Winarso (2005) menyatakan bahwa untuk menilai kualitas tanah dapat
dilakukan dengan dua acara yaitu :
1. Menilai kualitas tanah berdasarkan kecenderungan dan perkembangan
parameter-parameter tanah oleh penggunaannya.
2. Membandingkan parameter-parameter dengan tanah-tanah yang
sudah diketahui termasuk ideal (berkualitas).
Tanah sehat adalah tanah yang tidak mengalami degradasi dan tidak
mengalami polusi sehingga akan terjadi keuntungan yang berkelanjutan.
Degradasi tanah dapat disebabkan oleh peristiwa erosi, pencucian,
pemadatan, akibat pengelolaan dengan menggunakan alat berat,
penurunan kesuburan tanah karena pengelolaan yang tidak cocok,
kehilangan bahan organik dan sebagainya.

2. Produktivitas dan Kesuburan Tanah


Produktivitas dan kesuburan tanah menunjukkan kemampuan tanah
untuk memproduksi tanaman yang tumbuh diatas tanah tersebut.
Produktivitas adalah kemampuan tanah untuk menghasilkan produksi
tanaman tertentu dalam keadaan pengolahan tanah tertentu. Tanah
produktif ialah tanah yang dapat menghasilkan produksi tanaman dengan
baik dan menguntungkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tanah ialah masukan
(sistem pengelolaan); keluaran (hasil tanaman); dan tanah. Jadi tanah
produktif harus subur dan menguntungkan. Tanah subur akan produktif
jika dikelola dengan baik, menggunakan teknik pengelolaan dan jenis
tanah yang sesuai.
Kesuburan tanah ialah kemampuan tanah yang menyediakan unsur hara
tanaman dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan tanaman dan
perbandingan yang sesuai untuk pertumbuhannya sehingga dapat
menghasilkan produksi yang tinggi (Tisdale, Nelson dan Beaton, 1995).
Unsur hara yang sangat penting dikenal dengan tiga unsur utama ( three
major element) yaitu unsur hara N, P dan K. Manfaat pupuk NPK secara
umum adalah membantu pertumbuhan tanaman agar berkembang secara
maksimal. Setiap unsur hara didalam pupuk NPK memiliki peran yang
berbeda dalam membantu pertumbuhan tanaman. Ketiganya merupakan
unsur hara makro primer karena paling banyak dibutuhkan oleh tanaman.
1. Unsur N (Nitrogen). Unsur hara N berfungsi sebagai penyusun asam
amino (protein), asam nukleat, nukleotida serta klorofil. Hal ini akan
menjadikan tanaman lebih hijau, pertumbuhan tanaman secara
keseluruhan menjadi lebih cepat serta meningkatkan kandungan
protein pada hasil panen.
2. Unsur P (Phosphor). Unsur hara P berfungsi sebagai penyimpan dan
menyalurkan energi untuk semua aktivitas metabolisme tanaman.
Dampak positifnya adalah terpacunya pertumbuhan akar, memacu
perkembangan jaringan, merangsang pembentukan bunga dan
pematangan buah, meningkatkan daya tahan terhadap penyakit.
3. Unsur K (Kalium). Unsur hara K pada tanaman salah satunya adalah
sebagai aktivator enzim yang berpartisipasi dalam proses
metabolisme tanaman. Selain itu juga membantu proses penyerapan
air dan hara dalam tanah. Unsur hara K juga membantu menyalurkan
hasil asimilasi dari daun ke seluruh jaringan tanaman.

3. Pertanian Berkelanjutan
Pertanian modern akan menghasilkan produksi meningkat tetapi tidak
menguntungkan petani, karena akan terjadi antara lain erosi, tercemarnya
badan air dan air tanah. Untuk menghindarkan hal ini, para ahli berpikir
tentang sistem pertanian terintegrasi yaitu pertanian berkelanjutan yang
tidak tergantung terhadap bahan-bahan kimia sintetis. Cara pertanian
berkelanjutan akan menghasilkan keuntungan dalam jangka waktu lama
serta tetap memelihara kesehatan dan kualitas lingkungan.
Menurut Winarso (2005) menyatakan bahwa sistem ini lebih menjamin
hasil yang terpelihara biasanya masukan lebih murah, keuntungan
meningkat, dan masalah lingkungan dapat teratasi. Selanjutnya Dumenski
(1994), dalam Winarso (2005) menyatakan bahwa pengelolaan
berkelanjutan akan memperhatikan dan memadukan teknologi yang
mencakup empat pilar utama, yaitu :
a. Melindungi lingkungan
b. Secara ekonomis sangat produktif dan layak
c. Secara sosial diterima
d. Mengurangi resiko
Pertanian berkelanjutan didefinisikan sebagai pertanian yang dapat
mengarahkan pemanfaatan oleh manusia lebih besar, efisiensi
penggunaan sumberdaya lahan lebih besar dan seimbang dengan
lingkungan, baik dengan manusia maupun dengan hewan.

4. Multidisiplin Pengelolaan Tanah Berkelanjutan


Pengelolaan tanah berkelanjutan atau sustainable soil management
(SSM) harus menggunakan pendekatan multidisiplin tidak terbatas pada
ilmu tanah saja. Menurut Steiner (1996) dalam Winarso (2005) ada tiga
aspek sistem pengelolaan tanah berkelanjutan yaitu :
a. Aspek bio fisik yaitu pengelolaan tanah berkelanjutan harus
memelihara dan meningkatkan kondisi fisik dan biologi tanah untuk
produksi tanaman dan keanekaragaman hayati (biodiversity)
b. Aspek sosial budaya yaitu pengelolaan tanah berkelanjutan harus
cocok atau sesuai dengan kebutuhan manusia baik secara sosial dan
budaya pada tingkatan nasional dan regional
c. Aspek ekonomi yaitu pengelolaan tanah berkelanjutan harus mencakup
semua penggunaan lahan.

5. Degradasi dan Polusi Tanah


Tanah yang digunakan untuk pertanian mengalami penurunan
kesuburannya karena berbagai penyebab antara lain erosi, terpolusi, tidak
seimbang unsur hara dalam tanah, adanya ketergantungan tanah terhadap
masukan aspek pupuk, peptisida dan produksi tanaman lebih rendah.
Degradasi berdasarkan penyebabnya dikenal :
1. Degradasi fisik
Degradasi fisik disebabkan adanya pemadatan tanah yaitu adanya
pembentukan lapisan keras yang merupakan penyebab utama pada
degradasi fisik tanah.
Cara mengurangi degradasi fisik dapat dilakukan antara lain melalui
pengolahan tanah hingga lapisan dalam diikuti pemberian bahan organik
2. Degradasi kimia, terutama pada tanah tropika mempunyai cadangan unsur
hara rendah, terutama pada tanah tropika mempunyai cadangan unsur
hara rendah, pemasaman tanah akan meningkat sehingga kadar
aluminium dan besi oksida meningkat.
Cara mengurangi degradasi kimia antara lain dengan ditambahkan bahan
organik, pengapuran dan lain sebagainya.
3. Degradasi biologi disebabkan makin berkurangnya tanaman penutup
tanah dan kadar bahan organik tanah. Hal ini akan menyebabkan
penurunan organisme dan fauna tanah yang menguntungkan.
Cara mengurangi degradasi biologi dapat dilakukan antara lain dengan
melakukan penanaman penutup tanah dan pemupukan bahan organik.
Selain ketiga jenis degradasi diatas dikenal penyebab degradasi disebabkan
adanya faktor sosial ekonomi yaitu adanya penambahan penduduk yang
menyebabkan kebutuhan terhadap SDA khususnya air dan tanah akan
meningkat, demikian juga kebutuhan makanan akan meningkat pula. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut biasanya dilakukan pertanian intensif yang
memungkinkan penurunan fungsi tanah (degradasi tanah).

F. TUGAS DAN LATIHAN


1. Produksi pertanian sekarang mengalami penurunan, walaupun dengan
adanya penambahan input pupuk yang terus meningkat. Coba diskusikan
dalam kelompok, masalah apa yang terjadi dan bagaimana solusinya
2. Sekarang ini banyak lahan sawah yang berubah menjadi pemukiman atau
daerah industry. Apa komentar anda dengan kejadian ini? Coba diskusikan
pada kelompok anda
3. Bayangkan anda di daerah pertanian. Apakah usaha tani di daerah
tersebut sudah termasuk pada pertanian berkelanjutan?buat laporan
kelompok yang merupakan hasil diskusi dari kelompok anda
4. Anda berada pada daerah yang mengalami degradasi tanah yang berat.
Coba diskusikan mengapa terjadi hal tersebut, bagaimana penanganan
yang baik. Hasil diskusi kelompok dapat dipresentasekan untuk dibahas
lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai