Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas
mineral dan bahan organik. Tanah merupakan salah satu penunjang yang
membantu kehidupan semua mahluk hidup yang ada di bumi. Tanah sangat
mendukung terhadap kehidupan tanaman yang menyediakan hara dan air di
bumi. selain itu, Tanah juga merupakan tempat hidup berbagai mikroorganisme
yang ada di bumi dan juga merupakan tempat berpijak bagi sebagian mahluk
hidup yang ada di darat. Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan
penting sebagai penyimpan air dan mencegah terjadinya erosi. Meskipun tanah
sendiri juga bisa tererosi (Muzakki, 2019).
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai
tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya
tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi
sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan
anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu,
Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota
(organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-
zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara
integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass
dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan,
maupun kehutanan (Sasmita & Haryanto, 2021).
Untuk bidang pertanian, tanah merupakan media tumbuh tanaman. Media
yang baik bagi pertumbuhan tanaman harus mampu menyediakan
kebutuhantanaman seperti air, udara, unsur hara, dan terbebas dari bahan-bahan
beracundengan konsentrasi yang berlebihan. Dengan demikian sifat-sifat fisik
tanahsangat penting untuk dipelajari agar dapat memberikan media tumbuh
yang ideal bagi tanaman (Sasmita & Haryanto, 2021).

2. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah mahasiswa mampu memahami arti tanah.
Susunan utama. Sejarah perkembangan ruangan lingkup ilmu tanah, macam-
macam sampel tanah untuk kebutuhan sifat fisik, sifat biologi, kimia tanah,
menentukan macam pemilikan lokasi sampel sesuai kebutuhan, mengenali
alat dan bahan yang digunakan dalam pengambilam sampel dan
mempraktikan pengambilan sampel tanah dengan benar

3. Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi dan Manfaat Tanah


A. Definisi Tanah
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi
sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran sebagai
penopang tumbuh tegaknya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan
hara ke akar tanaman; secara kimiawi berfungsi sebagai Gudang dna
penyuplai hara atau nutrisi (baik serupa senyawa organic maupun
anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial: seperti
N,P,K,Ca,Mg,S,Cu, Zn, Fe, Mn, B,Cl); dan secara biologi berfungsi
sebagai habitat dari organisme yang turut berpartisipasi dalam
penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif bagi tanaman; yang
ketiganya (fisik, kimiawi, dan biologi) secara integral mampu
menunjang produkfitivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan
produksi baik tanaman pangan, tanaman sayur-sayuran, tanaman
hortikultura, tanaman obat-obatan, tanaman perkebunan dan tanaman
kehutanan (Mus’af et al., 2019).

B. Macam sampel tanah


Menurut Oktavia (2017) sampel tanah dapat dibedakan menjadi
beberapa macam, yaitu:
1. Sampel tanah utuh ialah contoh yang berada pada lapisan tertentu
dengan pengambilan keadaan tidak terganggu. Dengan demikian
kondisi sampel tanah utuh sesuai dengan keadaan di lapangan
2. Sampel tanah agregat di mana pada macam sampel ini yang secara
alami berbentuk gumpalan kokoh dan tidak mudah pecah
3. Sampel tanah terganggu atau bisa disebut denagn sampel tanah tidak
utuh merupakan contoh tanah dengan kondisi yang telah berbeda
dari bentuk di lapangan

C. Manfaat Tanah

2.2. Komposisi dalam Tanah


Tanah sebagai media pertumbuhan tanaman berada dalam kondisi
yang optimum jika komposisinya terdiri dari: 25% udara, 25% air, 45%
mineral dan 5% bahan organik. Atas dasar perbandingan ini, nampak
kebutuhan tanah terhadap bahan organik adalah paling kecil. Namun
demikian kehadiran bahan organik dalam tanah mutlak dibutuhkan karena
bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan
tanah, baik secara fisika, kimia maupun dari segi biologi tanah (Sari &
Yusmah, 2023).
Setiap komponen penyusun tanah memiliki perannya masing – masing.
1. Partikel mineral: sebagai penopang tegaknya tanaman, sumber unsur
hara.
2. Udara: untuk pernafasan akar dan organisme tanah.
3. Air: untuk melarutkan pupuk dan membawa pupuk sampai ke akar
4. Bahan organic: sumber makanan organisme tanah, menghasilkan hara
dan hormone pertumbuhan tanaman, rumah bagi organisme tanah.
Keseimbangan dari komposisi komponen penyusun tanah ini berpengaruh
nyata pada kondisi tanaman.
1. Tanah berpasir.
Pada tanah berpasir, ruang bagi kompenen penyusun tanah – udara
terlalu besar. Bisa mencapai 45%, sehingga menekan komponen lain
yaitu air (+/- 10%) dan bahan organic (<1% ).
Komposisi tanah berpasir = partikel mineral (45%), udara (45%), air
(+/- 10%) dan bahan organic (<1%).
Apa efeknya bagi tanaman?
Tanaman menjadi kekurangan air dan kekurangan bahan organic.
Pertumbuhan tanaman menjadi terhambat dan sedikit organisme tanah
yang hidup diseputaran areal perakaran.
2. Tanah kandungan liat tinggi (>60% liat)
Pada kondisi tanah ini maka partikel mineralnya meningkat (misalkan
70%). Keberadaan partikel mineral liat mengisi ruang dari udara dan
ruang dari air. Adanya desakan dari partikel mineral ini membuat
komposisi tidak seimbang dan menekan pertumbuhan tanaman.
Komposisi tanah kandungan liat tinggi = partikel mineral
(70%), udara 14%, air (14%) dan bahan organic (2%).
Apa efeknya bagi tanaman?
Ruang untuk perkembangan akar menjadi sempit, sehingga akar tidak
berkembang sempurna. Pengamatan sederhananya bisa dilihat dari
pertumbuhan tajuk (luasan lingkar daun) yang lambat.
3. Tanah gambut dengan kandungan bahan organic tinggi.
Kondisi ini sering menjadi pertanyaan dikalangan Planter, kan bahan
organic sangat bermanfaat bagi tanaman. Sekarang kandungan bahan
organiknya sudah diatas 20% dengan ketebalan minimal 40 cm, kenapa
tanaman tidak tumbuh dengan baik?
Penjelasan dengan komposisi penyusun tanah ini lebih mudah untuk
dipahami.
Bahan orgnaik mampu memegang air 13x berat keringnya, artinya
keberadaan bahan organic akan meningkatkan ruang komponen
penyusun tanah – air.
Dengan tingginya kandungan bahan organic (mencapai 20%), maka
kandungan air ditanah gambut juga meningkat dratis (misalnya
mencapai 50%).
Komposisi tanah gambut = partikel mineral (5%), udara 20%, air
(50%), bahan organic (25%).

2.3. Macam-macam Metode Pengambilan Sampel Tanah


Sampel tanah dapat diambil setiap saat, tidak perlu menunggu saat
sebelum tanam namun tidak boleh dilakukan beberapa hari setelah pemupukan.
Keadaan tanah saat pengambilan sampel tanah pada lahan kering sebaiknya
pada kondisi kapasitas lapang (kelembaban tanah sedang yaitu keadaan tanah
kira-kira cukup untuk pengolahan tanah). Cara Pengambilan contoh Sampel
Tanah yaitu (Nangaro et al., 2021):
a. Sampel Sesaat (Grab Sample): Sampel yang diambil secara langsung dari
badan tanah yang sedang dipantau. Sampel ini hanya menggambarkan
karakteristik tanah pada saat pengambilan sampel.
b. Sampel komposit (Compsite sample): Sampel campuran dari beberapa
waktu pengambilan. Pengambilan sampel komposit dapat dilakukan secara
manual ataupun secara otomatis dengan menggunakan peralatan yang
dapat mengambil air pada waktu-waktu tertentu. Pengambilan sampel
secara otomatis hanya dilakukan jika ingi mengetahui gambaran tentang
karakteristik kualitas tanah secara terus-menerus
c. Sampel gabungan tempat (Integrated sample): sampel gabungan yang
diambil secara terpisah dari beberpa tempat, dengan volume yang sama.
d. Automatic Sampling (Pengambilan Contoh Otomatis): Cara ini
dikembangkan untuk memenuhi program pengamatan kualias sampel
secara penyeluruh. Peralatan memerlukan bangunan khusus dengan
penampungan dan pemeliharaan yang baik alat mengambil contoh
otomatis biasanya bekerja dalam 24 jam
Mus’af, Umar, H., & Yusran. (2019). Kondisi Kimia Tanah Pada Dua Level
Ketinggian Tempat Di Kawasan Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi
Tengah. Jurnal Warta Rimba, 7(4), 200–206.
Muzakki, A. (2019). Menjaga Kelestarian Tanah: (Respon Fiqh Terhadap
Penggunaan Bahan-Bahan Kimia Dan Pupuk Kandang Dalam Pertanian).
Jurnal Pendidikan&Keislaman, 6(2), 138–154.
Nangaro, R. A., Zetly, & Titah, T. (2021). Analisis Kandungan Bahan Organik
Tanah Di Kebun Tradisional Desa Sereh Kabupaten Kepulauan Talaud.
Jurnal Cocos, 3(1), 1–17.
Sari, R., & Yusmah, R. (2023). Penentuan C-Organik Pada Tanah untuk
meningkatkan Produktivitas Tanaman dan keberlanjutan Umur Tanaman
dengan Metode Spektrofotometri UV VIS. Jurnal Teknologi Pertanian,
12(1), 11–19. https://doi.org/https://doi.org/10.32520/jtp.v12i1.2598
Sasmita, E. R., & Haryanto, D. (2021). Ragam Media Tanam Tanah dan non
Tanah. In Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952. (1st
ed., Issue Mi). LPPM UPN “Veteran” Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai