1.2 Tujuan:
Praktikum ini bertujuan mengetahui dan melakukan penetapan populasi mikrob
tanah dan fungi tanah dengan metode cawan hitung.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
Tanah merupakan habitat berbagai macam mikroorganisme. Tanah juga
merupakan sumber daya alam yang berfungsi dalam keberlangsungan hidup
mahluk hidup. Bukan hanya fungsinya sebagai tempat berjangkarnya tanaman,
penyedia sumber daya penting dan tempat berpijak tetapi. Selain itu, tanah juga
merupakan ekosistem bagi fauna tanah (Mukrin et al. 2019). Kesuburan tanah
sangat penting untuk proses pertumbuhan tanaman karena asupan nutrisi bagi
tanaman disediakan oleh tanah. Salah satu penentu kesuburan tanah adalah aspek
biologi tanah. Kualitas biologi tanah akan meningkat dengan adanya keberadaan
dari mikroorganisme tanah terutama pada rhizosfer.
Wicaksono et al. (2015) menyatakan, mikroorganisme merupakan
kelompok organisme yang memiliki ukuran mikroskopis atau berukuran kecil.
Umumnya, jumlah mikroorganisme dalam tanah jauh lebih banyak, jika
dibandingkan dengan di udara maupun di dalam air. Mikroorganisme melakukan
berbagai aktivitas yang saling berinteraksi dengan faktor biotik maupun faktor
abiotik. Peran mikroorganisme dalam tanah sangat besar terutama dalam proses
dekomposisi bahan organik menjadi unsur hara dan dalam bentuk gas seperti CO2.
Mikroorganisme tanah merupakan faktor penting dalam ekosistem tanah, karena
berpengaruh pada ketersediaan hara tanaman. Selain itu, mikroorganisme juga
merupakan agen perombak bahan organik yang masuk ke dalam tanah, yang
mengubah ke dalam bentuk senyawa anorganik, sehingga tanaman dapat
menggunakannya lagi. Biomassa mikroorganisme ini memegang peranan penting
dalam memelihara kesuburan tanah dan dalam siklus karbon, nitrogen, fosfor dan
sulfur (Susilawati et al. 2013).
Beberapa organisme tanah mampu meningkatkan kesuburan tanah melalui
hasil organisme pelarut fosfat ataupun penambat N-bebas yang hidup bebas ataupun
yang hidup bersimbiosis secara mutualistis dengan tanaman. Fauna tanah yang
hidup dalam tanah dengan menggali lubang dan mencampur tanah dapat
memperbaiki aerasi dan kesuburan tanah, kesuburan tanah sangat dipengaruhi oleh
adanya bahan organik di dalam tanah tersebut (Nurrahman et al. 2015). Bahan
organik tanah (BOT) berfungsi penting dalam memerbaiki sifat fisik, sifat kimia,
dan biologi tanah-tanah mineral dan kadar BOT mempengaruhi tingkat kesuburan
tanah secara langsung. Aktivitas mikroorganisme tanah merupakan suatu proses
yang terjadi karena adanya kehidupan mikroorganisme yang melakukan aktivitas
hidup dalam suatu massa tanah. Aktivitas mikroorganisme tanah berbanding lurus
dengan jumlah total mikroorganisme di dalam tanah, jika total mikroorganisme
tinggi maka aktivitas mikroorganisme juga semakin tinggi.
Selain total mikroorganisme tanah, ada beberapa faktor lain yang
mempengaruhi tingginya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah, antara lain:
bahan organik tanah, kadar air, reaksi tanah dan pH tanah. Jumlah total
mikroorganisme sangat berguna dalam menentukan tempat mikroorganisme dalam
hubungannya dengan sistem perakaran, sisa bahan organik dan kedalaman profil
tanah (Mukrin et al. 2019). Menurut Arisandi et al. (2017), bakteri merupakan
mikroorganisme bersel tunggal dengan panjang berkisar antara 0,5-10 µ dan lebar
0,5-2,5 µ. Karakteristik bakteri dapat dilihat dari bentuknya yaitu, bulat (cocci),
batang (spirilli), koma (vibrios). Tambahan struktur bakteri yang terpenting
diketahui cambuk (flagella), kapsul (capsule) dan endospora (endospore). Flagella
merupakan struktur tambahan di bagian luar sel yang berbentuk cabuk halus yang
tidak terlihat di bawah miskroskop kecuali menggunakan teknik perwarnaan
khusus. Menurut Sabdaningsih (2013), koloni merupakan suatu kumpulan individu
sejenis yang tumbuh bersama-sama. Populasi koloni bakteri di daerah perakaran
tanaman lebih banyak dibandingkan dengan populasi di daerah tanah tanpa
perakaran tanaman. Hal ini dikarenakan perkembangan mikroba dipengaruhi oleh
aktivitas metabolisme akar tanaman. Jumlah bakteri dalam tanah bervariasi karena
perkembangan mereka sangat bergantung dari kedaan tanah itu sendiri.
Ekamaida (2017) menyatakan, proses pengisolasian bakteri dilakukan
dengan metode pengenceran (dillution method). Sampel tanah ditimbang sebanyak
1 gram kemudian dilarutkan dalam 9 mL akuades steril, lalu dihomogenisasi
menggunakan vortex, selanjutnya diambil 1 mL larutan dari tabung reaksi dan
dimasukkan ke dalam 9 mL akuades steril pada tabung reaksi lain sehingga
diperoleh tingkat pengenceran 10-1. Menurut Anggakara (2013), faktor
pengenceran (FP) merupakan angka yang menunjukkan waktu suatu larutan harus
diencerkan untuk mendapatkan konsentrasi yang lebih rendah. Metode yang
digunakan untuk menghitung jumlah koloni adalah metode cawan hitung. Cawan
yang dipilih dan dihitung adalah cawan petri yang mengandung koloni antara 30-
300, jumlah ini didapat jika melakukan pengenceran dengan tepat. Jika tidak ada,
maka dipilih yang mendekati 300. Prinsip dari metode ini adalah jika sel mikroba
yang masih hidup ditumbuhkan dalam media, maka mikroba tersebut akan
berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan kemudian
dihitung tanpa menggunakan mikroskop. Rumus menghitung jumlah koloni adalah
sebagai berikut (Omar et al. 1996 dalam Ekamaida 2017) :
1
∑ 𝑠𝑒𝑙 (CFU) = Jumlah koloni yang diamati 𝑥
𝐹𝑃
Kadri et al. (2015) menyatakan, prinsip isolasi adalah memisahkan suatu
jenis mikrob dan lainnya yang berasal daricampuran bermacam-macam mikrob
tanah. Isolasi fungi dan bakteri tanah dilakukan dengan metode pipet dan cawan
petri dengan pengenceran 10-6. Dengan perhitungan koloni mikroba dengan
menggunakan Colony Counter pada jumlah bekteri dan fungi yang dapat tumbuh
pada media yang sebelumnya di inkubasikan. Satuan yang digunakan dalam
perhitungan ini adalah CFU atau dikenal dengan colony forming unit. Prinsip dari
metode ini adalah perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan pada
anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi suatu koloni
yang merupakan satu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terdapat
pada sampel (Mukrin et al. 2019)
Metode tuang adalah salah satu metode yang dilakukan dengan cara
memasukkan sampel yang telah diencerkan terlebih dahulu ke dalam cawan petri
dish yang dituangi dengan medium (Almundy 2011). Metode cawan hitung
menggunakan prinsip menumbuhkan sel- sel mikroba yang masih hidup pada suatu
media sehingga membentuk koloni yang dapat dilihat secara langsung
menggunakan bantuan colony counter (Yunita et al. 2015). Metode Most Probable
Number (MPN) merupakan metode perhitungan sel terutama untuk perhitungan
bakteri coliform berdasarkan jumlah perkiraan terdekat. Metode MPN digunakan
medium cair di dalam tabung reaksi, perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah
tabung positif. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati
timbulnya kekeruhan, atau terbentuknya gas di dalam tabung (Jiwintarum et al.
2017).
III METODE
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini terbagi menjadi dua
bagian dalam penetapan total mikrob tanah dan fungi tanah.
A. Total mikrob tanah
Ada dua media pertumbuhan total mikrob tanah yaitu :
• Agar Ekstrak Tanah (per liter media)
Bahan Alat
Agar 20 gram Autoklaf
K2HpO4 0.5 gram Corong buchner
Dextrose 0.1 gram Labu erlmeyer
Ekstrak tanah 1 liter Timbangan
Kapas
• Agar Nutrient (Nutrient Agar)
Bahan Alat
Agar 15 gram Autoklaf
Peptone 2 gram Timbangan
NaCl 5 gram Labu erlmeyer
Ekstrak tanah 1 liter Kapas
Yeast extract 2 gram
Beef extract 1 gram
Bahan
K2HPO4 1 gram
MgSO4 . 7H2O 0.05 gram
Peptone 5 gram
Dextrose 10 gram
Agar 5 gram
Aquadest 1000 mL
3.2 Prosedur
3.2.1. Prosedur Total Mikrob Tanah
Tuangkan media NA
sekitar 10-15 mL ke
dalam cawan petri
Cawan petri
diletakkan terbalik
dalam inkubator, agar Pengamatan dapat
uap air tidak dilakukan setelah 3-7
menempel hari inkubasi
3.2.2. Prosedur Total Fungi Tanah (Pembuatan Agar Martin)
Tambahkan sebanyak 1 mL
Streptomycin ke dalam 100
mL media yang telah cukup
Media yang telah steril,
dingin
selanjutnya disimpan
dalam kulkas sebelum
digunakan
5.2 Saran
Saran untuk praktikum ini semoga kita dapat memahami atau mengerti
mengenai pengetahuan mendalam tentang biologi tanah. Sehingga kita
mendapatkan pengetahuan yang luas. Harapan saya dapat terjun langsung untuk
melakukan praktikum ke lapangan, namun jika tidak memungkinkan dapat
melaksanakannya secara offline video tutorial untuk menunjang perkuliahan serta
mewakili informasi yang seharusnya didapatkan saat praktikum langsung ke
lapang. Jika melakukan praktikum secara langsung yaitu dalam melakukan
prosedur praktikum alangkah baiknya untuk mempertimbangkan hal-hal kecil yang
mungkin akan menimbulkan ketidakpastian dan ketidakakuratan dalam proses
perhitungan. Selain itu, dalam proses penuangan media dalam cawan, pemindahan
isi larutan, menutup cawan petri dish, dan proses inkubasi alangkah baiknya
dilakukan secara hati-hati dan steril agar tidak ada zat kontaminan yang nantinya
dapat mengganggu bahkan merusak hasil percobaan dan pengamatan yang
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
1 1
= 30 𝑥 10−5 = 43 𝑥 10−6
c. CFU/BKM CFU/BKM
𝐶𝐹𝑈 𝐶𝐹𝑈
CFU/BKM = 𝐵𝐾𝑀 CFU/BKM = 𝐵𝐾𝑀
36,5 𝑥 105 12 𝑥 106
= =
5,34 5,34
5
= 6,84 x 10 spk/g = 2,25 x 106 spk/g
1 1
= 13 𝑥 10−5 = 12 𝑥
10−5
c. CFU/BKM CFU/BKM
𝐶𝐹𝑈 𝐶𝐹𝑈
CFU/BKM = 𝐵𝐾𝑀 CFU/BKM = 𝐵𝐾𝑀
12,5 𝑥 105 11,5 𝑥 106
= =
5,34 5,34
5
= 2,34 x 10 spk/g = 2,15 x 106 spk/g
1 1
= 15 𝑥 = 19 𝑥
10−5 10−5
c. CFU/BKM CFU/BKM
𝐶𝐹𝑈 𝐶𝐹𝑈
CFU/BKM = 𝐵𝐾𝑀 CFU/BKM = 𝐵𝐾𝑀
17 𝑥 105 14,5 𝑥 106
= =
5,34 5,34
= 3,18 x 105 spk/g = 2,72 x 106 spk/g
1 1
= 2 𝑥 10−4 = 31 𝑥 10−4
e. Rata-rata sel jumlah sel (CFU) Rata-rata sel jumlah sel (CFU)
𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 1+𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 2 1 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 1+𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 2 1
𝑥̅ = 𝑥 𝐹𝑃 𝑥̅ = 𝑥 𝐹𝑃
2 2
2+31 1 16+2 1
𝑥̅ = 𝑥 10−4 𝑥̅ = 𝑥 10−5
2 2
33 1 18 1
𝑥̅ = 𝑥 10−4 𝑥̅ = 𝑥 10−5
2 2
f. CFU/BKM CFU/BKM
𝐶𝐹𝑈 𝐶𝐹𝑈
CFU/BKM = 𝐵𝐾𝑀 CFU/BKM = 𝐵𝐾𝑀
16,5 𝑥 104 9 𝑥 105
= =
5,34 5,34
= 3,09 x 104 spk/g = 1,69 x 105 spk/g
1 1
= 26 𝑥 10−4 = 16 𝑥 10−4
b. Rata-rata sel jumlah sel (CFU) Rata-rata sel jumlah sel (CFU)
𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 1+𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 2 1 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 1+𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 2 1
𝑥̅ = 𝑥 𝐹𝑃 𝑥̅ = 𝑥 𝐹𝑃
2 2
26+16 1 9+13 1
𝑥̅ = 𝑥 10−4 𝑥̅ = 𝑥 10−5
2 2
42 1 22 1
𝑥̅ = 𝑥 10−4 𝑥̅ = 𝑥 10−5
2 2
c. CFU/BKM CFU/BKM
𝐶𝐹𝑈 𝐶𝐹𝑈
CFU/BKM = 𝐵𝐾𝑀 CFU/BKM = 𝐵𝐾𝑀
21 𝑥 104 11 𝑥 105
= =
5,34 5,34
4
= 3,93 x 10 spk/g = 2,06 x 105 spk/g
b. Rata-rata sel jumlah sel (CFU) Rata-rata sel jumlah sel (CFU)
𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 1+𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 2 1 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 1+𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 2 1
𝑥̅ = 𝑥 𝐹𝑃 𝑥̅ = 𝑥 𝐹𝑃
2 2
46+52 1 18+23 1
𝑥̅ = 𝑥 10−4 𝑥̅ = 𝑥 10−5
2 2
98 1 41 1
𝑥̅ = 𝑥 𝑥̅ = 𝑥 10−5
2 10−4 2
c. CFU/BKM CFU/BKM
𝐶𝐹𝑈 𝐶𝐹𝑈
CFU/BKM = 𝐵𝐾𝑀 CFU/BKM = 𝐵𝐾𝑀
49 𝑥 104 20 𝑥 105
= =
5,34 5,34
4
= 9,18 x 10 spk/g = 3,84 x 105 spk/g