Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

KESUBURAN TANAH

Disusun Oleh :
Nama : Tiara Delia Henandita
NIM : H0720166
Coass : Zenita Ayu Permatasari

PROGRAM STUDI ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan praktikum Kesuburan Tanah ini disusun guna melengkapi tugas


mata kuliah Kesuburan Tanah yang telah diketahui dan disahkan oleh Co-Asisten
dan Dosen Kesuburan Tanah
Hari :
Tanggal :

Disusun oleh :
Nama : Tiara Delia Henandita
NIM : H0720166
Kelompok : 67
Program Studi : Agroteknologi

Mengetahui,

Dosen Co-Assisten

Dr. Ir. Jauhari Syamsiyah, M.P. Zenita Ayu Permatasari


NIP. 19590607198032008 NIM H0218072

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik
serta hidayah-Nya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan
laporan praktikum ini tepat waktu. Laporan praktikum ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Kesuburan Tanah. Adapun tujuan dari penulisan laporan ini juga
bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang bagian-bagian dan struktur tanah
yang ada di lingkungan sekitar bagi pembaca serta bagi penulis.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
3. Dosen Pengampu Mata Kuliah Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah Mengkoordinir jalannya
Praktikum ini.
4. Kedua orang tua yang telah memberikan semangat dan doa.
5. Co-Asisten Kesuburan Tanah yang telah membimbing, memberi
pengarahan dan membantu dalam penyusunan laporan ini.
6. Orang tua yang memberi semangat dan doa.
7. Teman-teman yang telah memberikan bantuan dan semangat.
Penulis menyadari bahwa laporan praktikum ini masih banyak kekurangan
dan kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
diharapkan. Akhir kata, penulis berharap semoga Laporan Praktikum Kesuburan
Tanah ini bermanfaat bagi pembaca.

Kediri, Mei 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Kegiatan Praktikum ............................................ 1
B. Tujuan Praktikum......................................................................... 1
C. Manfaat dan Tempat Praktikum................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 3
A. Kesuburan Tanah ......................................................................... 3
B. Pupuk Kandang, Pupuk NPK, Pupuk Urea .................................. 4
C. Tanaman Jagung Manis ............................................................... 5
III. HASIL DAN ANALISIS HASIL PRAKTIKUM .......................... 6
IV. PEMBAHASAN ............................................................................... 8
V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 11
A. Kesimpulan ................................................................................ 11
B. Saran .......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Tinggi Tanaman Jagung (Zea mays) ................... 6
Tabel 3.2 Dinamika Biomassa Tanaman Jagung (Zea mays) ........................... 7

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Grafik Dinamika Tinggi Tanaman Jagung (Zea mays)..................... 6


Gambar 3.2 Grafik Dinamika Biomassa Tanaman Jagung (Zea mays) ................ 7

vi
I. PENDAHULAUAN

A. Latar Belakang
Kesuburan tanah merupakan suatu mutu tanah yang digunakan untuk
bercocoktanam yang ditentukan oleh interaksi dari sejumlah sifat biologi, fisika
dan juga kimia tanah yang menjadi habitat atau tempat hidup akar-akar aktif
tanaman. Kesuburan tanah sendiri tidak dapat diukur ataupun hanya diamati
saja, tetapi ditaksir. Penaksiran yang dilakukan atas dasar dari sifat dan
kelakuan fisik, kimia serta biologi tanah. Kesuburan tanah adalah mutu dari
suatu tanah yang berasal dari bagian tanah atau merupakan pengaruh keadaan
lain seperti lahan, musim atau iklim. Ketersediaan unsur hara dalam tanah yang
dapat mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman yang tinggi juga.
Kebutuhan unsur hara yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhan serta
produksinya ditentukan oleh kemampuan tanah dalam menyediakan unsur hara
bagi tanaman dan tidak selalu terpenuhi (Wijanaeko et al., 2012).
Perlu dilakukannya praktikum kesuburan tanah adalah untuk mengetahui
serta menganalisis lebih jauh tentang kesuburan tanah dari sifat fisik, kimia
ataupun sifat biologinya serta mengetahui pengaruh dari masing-masing
perlakuan pupuk yang dilakukan terhadap kesuburan tanah. Mahasiswa
diharapkan dapat menghubungkan antara kondisi dalam tanah dengan
pertumbuhan tanaman dan mampu melihat perbedaan kadar unsur hara akibat
pemberian pupuk yang berbeda. Pupuk memegang peranan penting dalam
meningkatkan hasil tanaman. Pengelolaan tanah secara tepat merupakan faktor
penting dalam menentukan pertumbuhan dan hasil tanaman yang akan
diusahakan (Pinatih et al., 2015).
B. Tujuan Praktikum
Tujuan diadakannya praktikum kesuburan tanah ini adalah
1. Diharapkan mahasiwa dapat menghubungkan antara kondisi dalam tanah
dengan pertumbuhan tanaman.
2. Mahasiswa diharapkan mampu melihat perbedaan kadar unsur hara akibat
pemberian pupuk yang berbeda.

1
2

C. Waktu dan Tempat Praktikum


Waktu dan tempat pelaksanaan praktikum kesuburan tanah ini dilakukan
pada hari Jumat, 14 Mei 2021 pukul 10.00 WIB, yang bertempat di rumah
praktikan Sukorejo Indah KK-9 Kediri, Jawa Timur.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesuburan Tanah
Kesuburan tanah pada setiap lahan tergolong berbeda-beda, biasanya
tegantung dari bahan organik yang terkandung di dalam setiap lapisan tanah,
tekstur, topografi, solum, struktur dan aktivitas mikroorganisme dalam tanah.
Kesuburan tanah merupakan suatu potensi pada tanah untuk menyediakan atau
memberikan unsur hara dalam jumlah yang cukup dengan bentuk yang tersedia
dan seimbang demi menjamin pertumbuhan serta produksi tanaman yang
optimal. Pengolahan serta pengelolaan tanah yang tepat adalah salah satu faktor
penting penentu pertumbuhan dan hasil tanaman yang sedang diusahakan.
Tidak adanya pergiliran tanaman saat penggunaan lahan, menyebabkan
hilangnya unsur hara esensial dalam tanah saat panen, juga kesuburan tanah
hilang secara terus menerus (Sulakhudin et al., 2016)
Faktor utama yang berpengaruh terhadap produktivitas tanah adalah
menurunnya kesuburan tanah tersebut. Penambahan unsur hara sangat penting
untuk dilakukan supaya menghasilkan hasil produksi yang menguntungkan, hal
tersebut bisa lakukan dengan proses pemupukan. Tingkat kesuburan tanah yang
rendah biasanya dikarekan rendahnya kandungan hara nitrogen dan bahan
organik. Penggunaan pupuk anorganik yang tinggi juga berdampak pada
kesuburan tanah dan berakibat menurunnya hasil produksi. Hal tersebut
menggambarkan penurunan efisien penggunaan pupuk dan gangguan
ketersediaan hara serta biota tanah (Firdaus et al., 2018).
Kesuburan tanah bisa ditingkatkan dengan memberikan bahan organik
berupa pupuk kompos, jerami padi ataupun pupuk kandang tetapi dalam jumlah
yang cukup dan sesuai. Bahan organik berperan penting untuk memperbaiki
sifat fisik, biologi serta kimia pada tanah dan secara langsung akan berpengaruh
pada tingkat kesuburan tanah. Kandungan bahan organik juga sebagai salah satu
indikator tingkat kesuburan tanah. Selain itu juga dapat memperbaiki aktivitas
dan jumlah mikroba, unsur hara yang dapat meningkatkan kualitas tanah
(Gunawan et al., 2019).

3
4

B. Pupuk Kandang, Pupuk NPK, Pupuk Urea


Pupuk merupakan material yang perlu diberikan atau ditambahkan pada
tanah guna mencukupi kebutuhan hara yang pada tanaman, sehingga dapat
tumbuh dengan baik. Pemberian pupuk dengan dosis tepat akan memberikan
hasil yang baik juga. Pemupukan dapat dikatakan efektif apabila diketahui
kondisi kesuburan lahan dan jenis tanaman yang ditanam (Prasetyo, 2014).
Pupuk kandang adalah jenis pupuk yang dibuat dari kotoran hewan ternak
yang dapat dimanfaatkan untuk menambah unsur hara, memperbaiki sifat fisik,
dan biologi tanah. Pupuk kandang terbagi menjadi 2, yaitu pupuk kandang padat
dan pupuk kandang cair. Pupuk kandang padat merupakan kotoran ternak
berbentuk padat dan belum diolah atau dikomposkan sebagai sumber hara N,
sedangkan pupuk kandang cair merupakan kotoran hewan ternak yang sudah
tercampur dengan urin yang kemudian dilarutkan ke dalam air pada
perbandingan dan perhitungan tertentu. Berdasarkan kedua jenis pupuk
kandang, pupuk kandang cair memiliki kandungan hara yang lebih baik
daripada pupuk kandang padat (Fitrah & Amir, 2015).
Pupuk NPK merupakan pupuk buatan berbentuk padat atau cair yang
mengandung unsur hara utama yaitu nitrogen, fosfor dan kalium. NPK padat
berbentuk granul atau bubuk. Pupuk NPK adalah jenis pupuk majemuk yang
mengandung lebih dari satu unsur hara yang digunakan untuk menambah
kesuburan tanah. Kadar unsur hara dalam pupuk dinyatakan dengan komposisi
angka tertentu, contohnya pupuk NPK 16-16-16 berarti dalam pupuk terdapat
16% nitrogen, 16% fosfor dan 16% kalium(Hartatik & Widowati, 2015).
Pupuk Urea adalah pupuk yang dibuat dari hasil persenyawaan ammonia
(NH4) dengan CO2. Pupuk ini merupakan jenis pupuk kimia yang mengandung
Nitrogen berkadar tinggi. Biasanya, terbuat dari bahan dasar berupa gas alam
dan ikatan hasil tambang dari minyak bumi. Kandungan N yang tinggi membuat
pupuk dibutuhkan di awal pertumbuhan tanaman. Manfaat Nitrogen bagi
tanaman yaitu membuat daun lebih banyak mengandung klorofil, mempercepat
pertumbuhan, menambah kandungan protein, dan bisa digunakan semua jenis
tanaman, tanaman pangan, holtikultura, perkebunan (Muhfandi, 2011).
5

C. Tanaman Jagung Manis


Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu komoditas yang
strategis dan bernilai ekonomi serta memiliki peluang untuk dikembangkan.
Jagung merupakan sumber utama karbohidrat dan protein setelah padi. Jagung
termasuk dalam tanaman semusim, dimana dalam satu siklus hidupnya mampu
diselesaikan dalam waktu 80-150 hati. Jagung tergolong dalam tanaman C4 dan
mampu beradaptasi pada lingkungannya dengan baik. Salah satu sifat tanaman
jagung sebagai golongan tanaman C4 yaitu laju fotosintesis yang lebih tinggi
daripada tanaman C3, lebih efisien dalam penggunaan air, serta fotorespirasi
dan transpirasi yang rendah. Jagung merupakan tanaman dengan tingkat
penggunaan air sedang, berkisar pada ukuran antara 400-500mm(Wahyudin et
al., 2016).
Tanaman jagung dalam tata nama atau taksonomi tumbuh-tumbuhan
diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Graminae
Famili : Graminaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L. (Latuharhary & Saputro, n.d.)
Tanaman jagung memiliki banyak manfaat dan kegunaan dalam kehidupan.
Jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah padi di
negara Indonesia. Berdasarkan urutan bahan makanan pokok Dunia, komoditas
jagung berada di urutan ketiga setelah gandum dan padi (Bakhri, 2013).
Tanaman jagung semakin meningkat di setiap tahunnya, baik permintaan pasar
domestik maupun internasional yang digunakan untuk kebutuhan pangan dan
juga pakan. Tanaman jagung juga memiliki banyak kegunaan, karena hampir
seluruh bagian tanaman bisa digunakan dan dimanfaatkan guna berbagai
macam keperluan (Suleman et al., 2019).
III. HASIL DAN ANALISIS HASIL PRAKTIKUM

A. Dinamika Tinggi Tanaman


Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Tinggi Tanaman Jagung Manis (Zea mays)

Tinggi Tanaman
Perlakuan
(cm)
Minggu Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke-
ke-1 2 3 4
Kontrol 11 30 50 57
Kandang 13,5 29 50 68
Urea 14 28 34 45
NPK 35 50 73 86
Sumber : Data Rekapan

Gambar 3.1 Grafik Dinamika Tinggi Tanaman Jagung Manis (Zea mays)

6
7

B. Dinamika Biomassa Tanaman


Tabel 3.2 Dinamika Biomassa Tanaman Jagung Manis (Zea mays)

Biomassa Tanaman Jagung


Perlakuan Rata-rata Berat Brangkasan
Kontrol 20
Kandang 31,3
Urea 28
NPK 25

Sumber : Data Rekapan

Gambar 3.2 Grafik Dinamika Biomassa Tanaman Jagung Manis (Zea mays)
IV. PEMBAHASAN

Pada pengamatan yang telah dilakukan pada tanaman jagung manis,


menggunakan empat perlakuan yang berbeda. Perlakuan pertama yaitu perlakuan
tanpa pupuk atau kontrol, pupuk kandang dengan dosis 10 ton/Ha atau yang
digunakan saat praktikum 22,72 gram, pupuk NPK dengan dosis 250 kg/Ha atau
yang digunakan saat praktikum 0,57 gram dan yang terakhir menggunakan pupuk
urea dengan dosis 300 kg/Ha atau yang digunakan saat praktikum 0,68 gram.
Berdasarkan keempat perlakuan tersebut, menghasilkan pertumbuhan pemanjangan
tumbuhan dan berat brangkasan tanaman jagung yang berbeda-beda. Tanaman akan
dapat tumbuh dengan baik jika unsur hara yang diberikan dapat diserap dalam
keadaan yang cukup. Unsur hara dalam tanah sangat terbatas ketersediaannya.
Pemupukan adalah salah satu cara untuk menyediakan hara yang dibutuhkan
tanaman. Selain itu, juga dapat meningkatkan hasil panen jagung, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif. Menurut (Khairiyah et al., 2017), pemupukan dapat
meningkatkan ketersediaan hara, menjaga kesehatan tanaman dan menekan adanya
perkembangan penyakit.
Pada perlakuan kontrol atau perlakuan tanpa pupuk, pada minggu pertama
menghasilkan rata-rata tinggi tanaman 11 cm, minggu kedua 30 cm, minggu ketiga
50 cm, dan minggu keempat 57 cm, dengan rata-rata biomassa tanaman jagung
sebesar 20 gram. Pada perlakuan dengan pupuk kandang, pada minggu pertama
menghasilkan rata-rata tinggi tanaman 19 cm, minggu kedua 31 cm, minggu ketiga
52 cm, dan minggu keempat 74 cm, dengan rata-rata biomassa tanaman jagungnya
sebesar 31,1 gram. Pada perlakuan dengan pupuk NPK, pada minggu pertama
menghasilkan rata-rata tinggi tanaman 35 cm, minggu kedua 50 cm, minggu ketiga
73 cm, dan minggu keempat 86 cm, dengan rata-rata biomassa tanaman jagungnya
sebesar 25 gram. Pada perlakuan dengan pupuk urea, pada minggu pertama
menghasilkan rata-rata tinggi tanaman 14 cm, minggu kedua 28 cm, minggu ketiga
34 cm, dan minggu keempat 45 cm, dengan rata-rata biomassa tanaman jagungnya
sebesar 28 gram.

8
9

Berdasarkan data hasil pengamatan tersebut perlakuan yang menghasilkan


pertumbuhan tinggi tanaman paling cepat adalah perlakuan pupuk NPK. Hal ini
dikarenakan karena pupuk NPK mengandung unsur hara utama bagi pertumbuhan
tanaman. Ketersediaan hara akibat pemberian pupuk NPK memberikan dampak
yang signifikan terhadap pertumbuhan tanaman jagung, kesesuaian pemberian
dosis juga perlu diperhatikan untuk meningkatkan laju pertumbuhan dan
meningkatkan produksi tanaman. Unsur hara makro N, P, dan K diperlukan
tanaman sebagai penyusun protein utuk pertumbuhan pucuk tanaman dan
menyuburkan pertumbuhan vegetatif, membantu dalam pembentukan bunga, buah
dan biji, merangsang pertumbuhan akar menjadi lebih panjang dan kuat, dan
berperan dalam fotosintesis dan respirasi. Perlakuan yang menghasilkan
pertumbuhan tinggi tanaman paling lambat adalah pupuk urea. Hal ini dikarenakan
pupuk urea hanya mengandung sedikit unsur hara. Biomassa tanaman jagung
terberat merupakan hasil dari perlakuan pupuk kandang. Hal ini dikarenakan pupuk
kandang mengandung unsur hara yang mudah diserap dan diolah oleh tanaman
untuk perkembangan tanamannya sehingga tanaman jagung berkembang lebih
cepat. Biomassa tanaman terkecil atau paling ringan adalah hasil dari perlakuan
tanpa pupuk atau kontrol. Hal ini dikarenakan dengan perlakuan tanpa pupuk,
tanaman tersebut kekurangan unsur hara. Sehingga, pertumbuhan dan
perkembangannya menjadi kurang baik. Perlakuan dengan pupuk kandang
menghasilkan pertumbuhan tinggi tanaman yang cukup pesat setelah perlakuan
pupuk. Didukung dengan pendapat (Pasta et al., 2015) yaitu masalah-masalah yang
dapat menyebabkan rata-rata tinggi tanaman tidak dapat maksimal adalah
dikarenakannya jika salah satu tanaman terdapat kerobohan pada saat melakukan
praktikum, pada tanaman di polybag tersebut harus diberi tanah tambahan untuk
mencegah semakin robohnya tanaman atau bahkan hingga menyebabkan tanaman
mati.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan selain pemupukan
adalah pencahayaan, penyiraman, jarak tanam, kualitas benih dan intensitas cahaya.
Selain itu pemberian dosis yang tepat juga memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan, perkembangan dan hasil produksinya. Pada perlakuan kontrol hanya
10

dipengaruhi oleh penyiraman, penyinaran dan bergantung pada bahan organik


tanah. Pada perlakuan pupuk kandang, NPK dan Urea dipengaruhi oleh dosis
pemberian pupuk, penyiraman, penyinaran dan bahan organik tanah. Selain itu
faktor lain seperti penyakit yang menyerang dan juga hama tidak bisa terhindarkan.
Terbukti dengan data dari hasil pengamatan, faktor unsur hara yang lengkap
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman jagung. Hal tersebut dibuktikan
dengan tinggi tanaman tertinggi ada pada perlakuan pupuk NPK. Hal ini dapat
terjadi karena, dengan perlakuan pupuk NPK kebutuhan unsur hara terpenuhi
dengan baik. Selain itu faktor-faktor lain juga mempengaruhi pertumbuhan
tanaman, seperti dosis pupuk yang tepat, dan juga jenis pupuk yang dibutuhkan
tanaman, serta kesesuaian waktu pemberian pupuk seperti saat awal tanam atau
beberapa hari setelah tanam biasanya setelah berumur 7 atau 14 HST. Didukung
dengan pendapat (Akmalia & Suharyanto, 2017), melalui faktor-faktor yang
berbeda itulah dapat diketahui penggunaan dan jumlah yang tepat untuk
pertumbuhan jagung yang optimal, sehingga dapat meningkatkan hasil
produktivitas
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan Praktikum Kesuburan Tanah
yang telah dilakukan adalah:
1. Perlakuan yang menghasilkan pertumbuhan paling tinggi adalah dengan
perlakuan pupuk NPK dosis 0,57 gram, dan perlakuan yang menghasilkan
pertumbuhan paling lambat adalah dengan perlakuan pupuk urea dosis 0,68
gram.
2. Biomassa tanaman jagung yang menghasilkan biomassa terberat adalah
dengan perlakuan pupuk kandang dosis 22,72 gram, dan yang menghasilkan
biomassa terkecil adalah dengan perlakuan tanpa pupuk atau kontrol.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum ini adalah:
1. Pada setiap perlakuan pupuk alangkah baiknya jika langsung dibagi dari
coass agar tidak saling berebut dan terjadi kesalahpahaman
2. Pemberian pupuk sebaiknya dilakukan dengan dosis yang tepat sesuai
dengan kebutuhan agar tanaman dapat tumbuh secara maksimal
3. Pemupukan tanaman jagung manis disarankan menggunakan pupuk
kandang dengan pupuk NPK agar mendapat hasil yang baik dan maksimal.
4. Pada praktikum ini masih terkendala karena dilakukan secara online, tidak
bertatap muka secara langsung. Akan tetapi prosedur kegiatan praktikum
saat ini sudah baik dan mudah untuk dilakukan praktikan meskipun dengan
segala keterbatasannya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Akmalia, H. A., & Suharyanto, E. (2017). Pengaruh Perbedaan Intensitas Cahaya


dan Penyiraman Pada Pertumbuhan Jagung (Zea mays L.). J. Sains Dasar,
6(1), 8–16.
Bakhri, S. (2013). Budidaya Jagung dengan Konsep Pengelolaan Tanaman
Terpadu. Sulawesi Tengah: Balai Pengkaji Teknologi Pertanian.
Firdaus, E., Edial, H., & Wilis, R. (2018). Analisis Kesuburan Tanah Lahan
Pertanian Tanaman Padi di Nagari Talang Babungo Kecamatan Hiliran
Gumanti Kabupaten Solok. J. Buana, 2(1), 142–153.
Fitrah, A., & Amir, N. (2015). Pengaruh Jenis Pupuk Organik Padat dan Cair
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Seledri (Apium graveolens
L.) di Polybag. J. Klorofil, 10(1), 43–48.
Gunawan, Wijayanto, N., & Wilarso Budi R, S. (2019). Karakteristik Sifat Kimia
Tanah dan Status Kesuburan Tanah Pada Agroforestri Tanaman Sayuran
Berbasis Eucalyptus Sp. J. Silvikultur Tropika, 10(2), 63–69.
Hartatik, W., & Widowati, L. R. (2015). Pengaruh Pupuk Majemuk NPKS dan NPK
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah pada Inceptisol. J. Penelitian
Pertanian Tanaman Pangan, 34(3), 175–186.
Khairiyah, Khadijah, S., Iqbal, M., Erwan, S., Norlian, & Mahdiannoor. (2017).
Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Jagung Manis (Zea mays saccharata
Sturt) terhadap Berbagai Dosis Pupuk Organik Hayati Pada Lahan Rawa
Lebak. J. Ziraa’ah, 42(3), 230–240.
Latuharhary, R. A., & Saputro, T. B. (n.d.). (2020). Respon Morfologi Tanaman
Jagung (Zea mays) Verietas Bisma dan Srikandi Kuning pada Kondisi
Cekaman Salinitas Tinggi. J. Sains Dan Seni ITS, 6(2), 27–31.
Muhfandi. (2011). Tanah-tanah Utama Indonesia. Jakarta: Dunia Pustaka.
Pasta, I., Ette, A., & Barus, H. N. (2015). Tanggap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Jagung Manis (Zea Mays L. Saccharata) Pada Aplikasi Berbagai Pupuk
Organik. J. Agrtekbis, 3(2), 168–177.
Pinatih, I. D. A. S. P., Kusmiyarti, T. B., & Susila, K. D. (2015). Evaluasi Status
Kesuburan Tanah Pada Lahan Pertanian di Kecamatan Denpasar Selatan. J.
Agroekoteknologi Tropika, 4(4), 282–292.
Prasetyo, R. (2014). Pemanfaatan Berbagai Sumber Pupuk Kandang sebagai
Sumber N dalam Budidaya Cabai Merah (Capsicum annum L.) di Tanah
Berpasir. Planta Tropika: Journal of Agro Science, 2(2), 125–132.
https://doi.org/10.18196/pt.2014.032.125-132
Sulakhudin, Suswati, D., & Gafur, S. (2016). Kajian Status Kesuburan Tanah Pada
Lahan Sawah di kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Menpawah. J Pedon
Tropika, 1(3), 106–114.
Suleman, R., Kandowangko, N. Y., & Abdul, A. (2019). Karakterisasi Morfologi
dan Analisis Proksimat Jagung (Zea mays, L.) Variestas Momala Gorontalo.
J. Jambura Edu Biosfer, 1(2), 72–81.
Wahyudin, A., Ruminta, & S. A, N. (2016). Pertumbuhan Hasil Tanaman Jagung
(Zea mays L.) Toleran Herbisida Akibat Pemberian Berbagai Dosis
Herbisida Kalium Glifosat. J. Kultivasi, 15(2), 86–91.
Wijanaeko, A., Purwanto, B. H., Shiddieq, D., & Indradewa, D. (2012). Pengaruh
Kualitas Bahan Organik dan Kesuburan Tanah Terhadap Mineralisasi
Nitrogen dan Serapan N Oleh Tanaman Ubikayu di Ultisol. J. Perkebunan
& Lahan Tropika, 2(2), 1–14.
LAMPIRAN
1. Data Tinggi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

Tinggi Tanaman (cm)


Perlakuan UlanganMinggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke-
1 2 3 4
1 12,5 39,75 54,2 58,6
Kontrol 2 7,3 18,5 44 45
3 13,8 35,7 48,9 61,75
1 13 27,5 49 69
Kandang 2 19 37,5 54,5 73
3 9 22,5 34 61,5
1 3,5 16 36 46,2
Urea 2 4 26,6 38,5 52
3 3,5 19,5 29 36
1 35 50 73 84
NPK 2 36 54 74 85
3 34 46 72 83
Sumber : Data Rekapan
2. Data Biomassa Tanaman Jagung (Zea mays L.)

Berat Brangkasan (gr)


Perlakuan Ulangan Berat
1 25
Kontrol 2 15
3 20
1 30
Kandang 2 31
3 33
1 27
Urea 2 29
3 28
1 25
NPK 2 27
3 23
Sumber : Data Rekapan
3. Dokumentasi kegiatan

Persiapan penanaman

Penanaman benih

Pengukuran
Pengukuran

Pemanenan

Screenshot Video Praktikum

Anda mungkin juga menyukai