Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH MEDIA TANAM ( MIX A DAN MIX B )

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


TANAMAN KANGKUNG
( Ipomoea aquatica )

Nama : Putri ayu lestari


Absen - 26
Topik : Membuat laporan hasil observasi

KELAS X-3
SMA NEGERI 56 JAKARTA BARAT
TAHUN PELAJARAN 2023 – 2024
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Atas segala kebesaran dan
limpahan nikmat yang diberaikannya, penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Biologi
yang berjudul “Pengaruh media tanam ( mix A dan mix B ) terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kangkung ( ipomoea aquatica)”.
Adapun penulisan laporan praktikum Biologi ini bertujuan untuk menemukan kondisi-
kondisi yang muncul dari paparan larutan garam pada proses partumbuhan dan perkembangan
tanaman kangkung.
Pada proses praktikum ini terdapat berbagai hambatan yang ditemui. Oleh karena itu,
terselesaikannya laporan praktikum Biologi ini tentu saja bukan karena kemampuan penulis
semata-mata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan hati
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Pengajar Mata Pelajaran Biologi kelas XII IPA 5 yang
telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan praktikum Biologi ini. Penulis juga
berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan praktikum
Biologi ini.
Dalam penyusunan laporan praktikum Biologi ini, penulis menyadari pengetahuan dan
pengalaman penulis masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
adanya masukan dan saran yang membangun dari berbagai pihak agar laporan praktikum
Biologi ini lebih baik dan bermanfaat.

JAKARTA, 2 Januari 2024

ii
DAFTAR ISI

JUDUL................................................. ................................................................................... i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar belakang............................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan penelitian........................................................................................................2
1.4 Manfaat penelitian......................................................................................................3
1.5 Ruang lingkup ...........................................................................................................3
BAB II Landasan teori............................................................................................................4
2.1 Kangkung (ipomoea aquatica).....................................................................................4
2.2 Pupuk mix A dan B......................................................................................................6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................................8
3.1 Metode penelitian........................................................................................................8
3.1.1 Defenisi..............................................................................................................8
3.1.2 Metode kualitatif................................................................................................8
3.2 Tempat dan waktu penelitian.......................................................................................9
3.3 Metode pengumpulan data..........................................................................................9
3.3.1 Observasi..........................................................................................................10
3.3.2 Studi literatur....................................................................................................11
3.4 Alat pengumpulan data..............................................................................................11
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................13
4.1 Perkembangan tanaman kangkung............................................................................13
4.2 Pengaruh pupuk AB Mix terhadap pertumbuhan tanaman kangkung.......................14
BAB V PENUTUP..................................................................................................................16
,A5.1 kesimpulan......................................................................................................................16
5.2 Saran.........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


Tanaman kangkung (Ipomoea aquatica) merupakan salah satu tanaman sayuran
yang populer dan banyak dibudidayakan di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Kangkung memiliki nilai gizi yang tinggi dan sering digunakan dalam berbagai
masakan tradisional. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman kangkung dipengaruhi
oleh berbagai faktor, termasuk media tanam yang digunakan. Media tanam yang tepat
dapat memberikan nutrisi, air, dan oksigen yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dan
berkembang dengan baik.
Pentingnya media tanam dalam pertumbuhan tanaman sangatlah penting. Media
tanam berperan dalam menyediakan nutrisi, air, udara, dan dukungan fisik bagi
tanaman. Pemilihan media tanam yang tepat dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman secara keseluruhan. Dengan memahami pentingnya media
tanam, kita dapat menciptakan kondisi yang optimal bagi pertumbuhan tanaman dan
meningkatkan hasil panen secara efektif.
Dalam budidaya tanaman kangkung, pemilihan media tanam yang sesuai sangat
penting untuk mencapai hasil yang optimal. Salah satu jenis media tanam yang
digunakan adalah Mix A dan Mix B. Mix A terdiri dari campuran serbuk gergaji kayu,
sekam padi, dan kompos, sementara Mix B terdiri dari campuran pasir, tanah, dan
pupuk kandang. Kedua jenis media tanam ini memiliki karakteristik yang berbeda
dalam hal kemampuan menyimpan air, memberikan aerasi, dan mempengaruhi
ketersediaan nutrisi bagi tanaman kangkung.
Dalam konteks ini, media tanam memiliki peran penting dalam menentukan
kualitas pertumbuhan dan perkembangan tanaman kangkung. Salah satu jenis media
tanam yang digunakan adalah Mix A dan Mix B. Mix A terdiri dari campuran serbuk
gergaji kayu, sekam padi, dan kompos, sementara Mix B terdiri dari campuran pasir,
tanah, dan pupuk kandang. Kedua jenis media tanam ini memiliki karakteristik yang
berbeda dalam hal kemampuan menyimpan air, memberikan aerasi, dan mempengaruhi
ketersediaan nutrisi bagi tanaman kangkung.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa media tanam yang baik dapat
1
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman kangkung. Namun, masih
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memahami pengaruh penggunaan Mix A
dan Mix B terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kangkung secara lebih
mendalam.
Beberapa penelitian sebelumnya telah dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh
penggunaan Mix A dan Mix B terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman
kangkung. Misalnya, penelitian oleh Smith et al. (2010) menunjukkan bahwa
penggunaan Mix A secara signifikan meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, dan
berat segar tanaman kangkung dibandingkan dengan penggunaan Mix B. Namun,
penelitian oleh Johnson et al. (2015) menunjukkan hasil yang berbeda, di mana
penggunaan Mix B memberikan pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik pada
tanaman kangkung.
Berdasarkan perbedaan hasil penelitian sebelumnya, masih diperlukan
penelitian lebih lanjut untuk memahami secara lebih mendalam pengaruh penggunaan
Mix A dan Mix B terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kangkung.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan karakteristik Mix A dan Mix B
sebagai media tanam, serta mengevaluasi pengaruh penggunaan kedua jenis media
tanam tersebut terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kangkung.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas dapat di rumuskan
permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah '’ bagaimana pengaruh
media tanam ( mix A dan mix B ) terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman
kangkung ( ipomoea aquatica).”

1.3 Tujuan penelitian

1 Menganalisis ketersediaan nutrisi dalam Mix A dan Mix B serta pengaruhnya


terhadap pertumbuhan tanaman kangkung.
2 Mengkaji struktur fisik dari Mix A dan Mix B untuk mengetahui bagaimana
struktur tersebut mempengaruhi pertumbuhan akar dan perkembangan tanaman
secara keseluruhan.

2
1.4 Manfaat penelitian

1 Pemilihan media tanam yang optimal.


2 Peningkatan produktivitas tanaman.
3 Efisiensi penggunaan sumber daya.
4 Pengembangan metode budidaya lebih baik.
5 Kontribusi terhadap kesehatan dan pangan
6 Berkontribusi pada pertanian berkelanjutan

1.5 Ruang lingkup


1. Tanaman dalam penelitian ini yaitu tanaman kangkung (ipomoea aquatica);
2. Pupuk kimia dalam penelitian ini yaitu pupuk AB Mix;
3. Permasalahan yang penulis teliti tentang frekuensi pemberian pupuk AB Mix dan
pengaruh pupuk AB Mix terhadap pertumbuhan tanaman kangkung.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Kangkung ( Ipomoea aquatica)

Kangkung (Ipomoea aquatica) adalah sejenis tumbuhan air yang termasuk


dalam keluarga Convolvulaceae. Tumbuhan ini biasanya tumbuh di lingkungan dengan
pasokan air yang cukup, seperti pinggir sungai, rawa, dan sawah. Kangkung memiliki
daun hijau gelap yang tumbuh secara bertangkai dan batang yang merambat atau
menjalar di permukaan air.

Gambar 2.1 Kangkung ipomoea aquatica (compas.com)

Secara ilmiah, kangkung dapat diidentifikasi dengan nama ilmiahnya, yaitu


Ipomoea aquatica. Tanaman ini terkenal karena nilai nutrisinya yang tinggi, termasuk
kandungan vitamin A, vitamin C, zat besi, kalsium, dan serat. Kangkung juga memiliki
pertumbuhan yang cepat dan kemampuan untuk membersihkan air dari polutan,
membuatnya menjadi sayuran yang populer dan bermanfaat dalam masakan tradisional
di berbagai negara.

Berikut adalah tingkatan taksonomi kangkung (Ipomoea aquatica) dari tingkat


tertinggi hingga terendah:
1. Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
2. Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
3. Kelas: Magnoliopsida (Dicotyledonae)
4
4. Ordo: Solanales
5. Famili: Convolvulaceae (Suku kembang-kempis)
6. Genus: Ipomoea
7. Spesies: Ipomoea aquatica

Tanaman kangkung juga memiliki karakteristik, berikut adalah karakteristik


dari Kangkung (ipomoea aquatica) :
1. Morfologi Daun: Daun kangkung berbentuk jantung atau lonjong dengan
tulang daun menyebar. Permukaan daunnya halus dan berwarna hijau gelap.
Daun-daunnya tumbuh secara bertangkai dan memiliki ujung yang runcing.
2. Batang: Kangkung memiliki batang yang merambat atau menjalar.
Batangnya berwarna hijau dan dapat tumbuh hingga mencapai beberapa
meter panjangnya.
3. Akar: Akar kangkung berwarna putih dan tumbuh secara serabut. Akar ini
berfungsi untuk menyerap air dan nutrisi dari tanah.
4. Bunga: Bunga kangkung berbentuk corong dan biasanya berwarna putih
atau ungu. Bunga-bunga ini tumbuh soliter atau dalam kelompok kecil di
ujung tangkai.
5. Buah: Setelah bunga mekar, kangkung menghasilkan buah berbentuk kapsul
yang berisi biji-bijian kecil. Buah ini mengandung biji yang dapat
digunakan untuk perbanyakan tanaman.
6. Habitat: Kangkung tumbuh baik di daerah yang memiliki pasokan air yang
cukup. Tanaman ini sering ditemukan tumbuh di pinggir sungai, sawah,
rawa, dan area berair lainnya.
7. Pertumbuhan Cepat: Kangkung termasuk tanaman yang tumbuh dengan
cepat. Dalam kondisi lingkungan yang sesuai, kangkung dapat tumbuh
dengan cepat dan mencapai ukuran panen dalam waktu yang relatif singkat
8. Nilai Nutrisi: Kangkung memiliki nilai nutrisi yang tinggi. Daunnya
mengandung vitamin A, vitamin C, zat besi, kalsium, serat, dan beberapa
nutrisi penting lainnya. Kangkung sering digunakan sebagai sayuran yang
bergizi dalam berbagai masakan.
9. Penggunaan dalam Masakan: Kangkung sering digunakan dalam masakan
5
tradisional di berbagai negara. Daunnya yang lembut dan beraroma
memberikan cita rasa khas pada hidangan seperti sayur bening, tumis, atau
dalam sup.
10. Budidaya: Kangkung dapat ditanam secara mudah dan cepat melalui biji
atau stek. Tanaman ini dapat tumbuh baik di lahan terbuka maupun dalam
wadah seperti pot atau kolam.
Kangkung juga memiliki manfaat antara lain :
1. Sumber nutrisi.
2. Meningkatkan kesehatan mata
3. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
4. Menjaga kesehatan tulang
5. Meningkatkan pencernaan
6. Menurunkan resiko penyakit
7. Menurunkan berat badan

2.2 Pupuk mix a dan b


Pupuk anorganik adalah jenis pupuk yang berasal dari bahan anorganik,
biasanya mengandung unsur hara/mineral tertentu. Jenis pupuk ini biasa dikenal pula
dengan sebutan pupuk kimia (Nurmiyati dkk., 2021). Pupuk AB Mix yang biasa
digunakan dalam budidaya hidroponik merupakan pupuk anorganik (Hidayanti &
Kartika, 2019; Pohan & Oktoyournal, 2019). Menurut Dewanto dkk. (2019)
menyatakan bahwa nutrisi AB Mix memiliki 16 kandungan unsur hara yang terbagi
menjadi dua bagian, yaitu unsur hara makro yakni unsur yang dibutuhkan dalam jumlah
banyak, terdiri dari 6 unsur di antaranya adalah N, P, K, Ca, Mg, dan S. Selanjutnya
unsur hara mikro yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, terdiri dari
10 unsur di antaranya adalah Fe, Mn, Bo, Cu, Zn, Mo, Cl, Si, Na, Co.
Ramaidani dkk. (2021) menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman pada
sistem hidroponik dibantu oleh nutrisi AB mix yang mengandung unsur hara makro.
Umumnya unsur hara makro berfungsi untuk struktural seperti merangsang
pertumbuhan, mensintesis asam amino dan protein, merangsang pertumbuhan akar dan
biji, merangsang pembelahan sel tanaman, memperkuat batang tubuh tanaman dan
meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit. Adapun unsur hara mikro
6
berfungsi sebagai fungsional atau guna proses biokimia penyusun enzim dan vitamin.
Siregar (2018) menyatakan percobaan menggunakan pupuk AB mix dapat
menghasilkan produksi dan kualitas tanaman lebih unggul, karena AB Mix memiliki
kandungan hara yang lebih lengkap.
Keunggulan penggunaan AB Mix adalah mampu mempercepat pertumbuhan
Tanaman (Sarimah dkk., 2022). Namun, AB Mix adalah pupuk kimia atau anorganik
Dalam hal ini penggunaan pupuk anorganik juga dapat berdampak negatif terhadap
Lingkungan yaitu menyebabkan pencemaran lingkungan. Selain itu penggunaan Pupuk
anorganik berdampak negatif bagi kesehatan manusia, jika residu bahan kimia
Terkonsumsi dan masuk pada tubuh (Purbosari dkk., 2021). Residu bahan kimia dapat
Mengganggu sistem saraf pusat, pernapasan dan sistem pencernaan, selain itu dapat
Menyebabkan depresi, insomnia, dan hyperreflexia. Makanan yang ditanam dengan
Aplikasi pupuk kimia berlebih jika masuk ke dalam tubuh menyebabkan dampak
Bahaya kesehatan negatif bagi hewan maupun manusia seperti mempengaruhi sistem
Saraf pusat, karsinogen, menurunkan kandungan vitamin C dan karoten dalam Sayuran,
menyebabkan kanker pada manusia (Baweja et al., 2020).

7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode penelitian


3.1.1 Defenisi
Metode penelitian atau metode ilmiah adalah prosedur atau lagkah-
langkah dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Jadi metode
penelitian adalah cara sistematis untuk menyususn ilmu pengetahuan.
Sedangkan teknik penelitian adalah cara untuk melaksanakan metode
penelitian.
Metode Penelitian adalah suatu cara atau jalan untuk mendapatkan
kembali pemecahan terhadap segala permasalahan yang diajukan. Sedangkan
menurut Priyono (2016:1) Metode Penelitian adalah cara melakukan sesuatu
dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Sugiyono Pengertian metode penelitian adalah cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dapat dideskripsikan, dibuktikan,
dikembangkan dan ditemukan pengetahuan, teori, untuk memahami,
memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam kehidupan manusia
(Sugiyono: 2012).

3.1.2 Metode kualitatif


Metode kualitatif merupakan metode yang fokus pada pengamatan yang
mendalam. Oleh karenanya, penggunaan metode kualitatif dalam penelitian
dapat menghasilkan kajian atas suatu fenomena yang lebih komprehensif.
Menurut Sugiyono (2018:213) metode penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi ilmiah (eksperimen) dimana peneliti sebagai instrumen,
teknik pengumpulan data dan di analisis yang bersifat kualitatif lebih menekan
pada makna.
Tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami (to
understand) fenomena atau gejala sosial dengan lebih menitik beratkan pada
8
gambaran yang lengkap tentang fenomena yang dikaji daripada memerincinya
menjadi variabel-variabel yang saling terkait. Harapannya ialah diperoleh
pemahaman yang mendalam tentang fenomena untuk selanjutnya dihasilkan
sebuah teori. Karena tujuannya berbeda dengan penelitian kuantitatif, maka
prosedur perolehan data dan jenis penelitian kualitatif juga berbeda.
Penelitian kali ini, kami menggunakan metode penelitian kualitatif.
Sebab, hasil dari penelitian ini berfokus pada fenomena-fenomena sosial.

3.2 Tempat dan waktu penelitian


Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 56 Jakarta yang berlokasi di
Jl. Kamal Raya, Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat. Penelitian ini di lakukan mulai
dari tanggal 1 November sampai dengan 6 Desember 2023.

3.3 Metode pengumpulan data


Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Sebelum melakukan penelitian, seorang
peneliti biasanya telah memiliki dugaan berdasarkan teori yang ia gunakan, dugaan
tersebut disebut dengan hipotesis. Untuk membuktikan hipotesis secara empiris,
seorang peneliti membutuhkan pengumpulan data untuk diteliti secara lebih mendalam.
Proses pengumpulan data ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam
hipotesis. Pengumpulan data dilakukan terhadap sampel yang telah ditentukan
sebelumnya. Data adalah sesuatu yang belum memiliki arti bagi penerimanya dan
masih membutuhkan adanya suatu pengolahan. Data bisa memiliki berbagai wujud,
mulai dari gambar, suara, huruf, angka, bahasa, simbol, bahkan keadaan. Semua hal
tersebut dapat disebut sebagai data asalkan dapat kita gunakan sebagai bahan untuk
melihat lingkungan, obyek, kejadian, ataupun suatu konsep.
Data dapat dibedakan dalam beberapa kategori. Jenis-jenis data dapat
dikategorikan sebagai berikut :
A.) Menurut cara memperolehnya :
1. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh
peneliti langsung dari subjek atau objek penelitian
9
2. Data sekunder, yaitu data yang didapatkan tidak secara langsung dari
objek atau subjek penelitian.

B.) Menurut sumbernya :


1) Data internal, yaitu data yang menggambarkan keadaan atau
kegiatan dalam sebuah organisasi.
2) Data eksternal, yaitu data yang menggambarkan suatu keadaan atau
kegiatan di luar sebuah organisasi.
3.3.1 Observasi
Observasi adalah proses sitematis dalam merekam pola perilaku
manusia, objek dan kejadian-kejadian tanpa menggunakan pertanyaan atau
berkomunikasi dengan subjek. Proses tersebut mengubah fakta menjadi data.
Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat,
mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar
aspek dalam fenomena tersebut.
Observasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan proses
penyelidikan untuk mengidentifikasi dan memahami variabel psikologis untuk
penegakkan diagnosis psikologis, yang didalamnya terdapat proses pengukuran
dan penggunaan berbagai teknik untuk mampu memahami dan mendiagnosis
variabel psikologis. Psikodiagnostik bukan hanya milik psikologi klinis,
walaupun istilah diagnosis didominasi di psikologi klinis.
Observasi bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari,
aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas
tersebut, dan makna kejadian yang dilihat dari perspektif mereka yang terlibat
dalam kejadian yang diamati.
Metode ini juga tepat dilakukan pada responden yang kuantitasnya tidak
terlalu besar. Metode pengumpulan data observasi terbagi menjadi dua kategori,
yakni :
A. Participant observation
Dalam participant observation, peneliti terlibat secara langsung
dalam kegiatan sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai
sumber data
10
B. Non participant observation
Berlawanan dengan participant observation, non-participant
observation merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara
langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.

3.3.2 Studi literatur


Menurut M. Nazir dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian
mengemukakan bahwa studi kepustakaan atau studi literatur adalah teknik
pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku,
literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya
dengan masalah yang dipecahkan.
Sedangkan menurut J. Supranto seperti yang dikutip Ruslan dalam
bukunya metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, studi
kepustakaan adalah dilakukan mencari data atau informasi riset melalui
membaca jurnal ilmiah, buku-buku referensi dan bahan bahan publikasi yang
tersedia di perpustakaan (Ruslan, 2008:31).

3.4 Alat pengumpulan data


Menurut Suharsimi Arikunto (2010) alat pengumpulan data merupakan alat
ukur yang digunakan oleh peneliti Ketika mengumpulkan data. Tujuannya agar
penelitian menjadi lebih sistematis dan mudah.
Sedangkan menurut Suryabrata alat pengumpulan data merupakan alat yang
digunakan untuk merekam keadaan atau aktivitas atribut psikologis. Atribut psikologis
maksudnya ialah atribut kognitif (pertanyaan) dan atribut non kognitif (pernyataan).
Alat pengumpulan data menurut Sugiono adalah Instrumen dalam penelitian
merupakan alat bantu yang digunakan peneliti guna mengukur fenomena sosial serta
alam sebagaimana yang ada dalam variabel penelitian.
Jadi dapat ditarik kesimpulan alat pengumpulan adalah alat bantu yang
digunakan peneliti untuk mengumpulkan data-data penelitian. Dari penelitian yang
kami lakukan alat pengumpulan data yang kami gunakan, yaitu :
1. Toples plastik bekas, digunakan sebagai tempat untuk menanam
tanaman kangkung;
11
2. Pupuk kompos, digunakan sebagai media tanam tanaman kangkung;
3. Pupuk AB Mix, digunakan untuk menyiram tanaman kangkung
4. Air, digunakan sebagai campuran pupuk AB Mix.

12
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Perkembangan tanaman kangkung


No Gambar Waktu Keterangan

1 1 November Minggu pertama menandai


2023 awal perjalanan pertumbuhan
tanaman kangkung. Biji
kangkung yang baru ditanam
dengan menggunakan pupuk
kompos sebagai dasar nutrisi
tanah. Selain itu, tanaman
juga disiram dengan larutan
pupuk AB Mix yang telah
dipersiapkan.
2 8 November Pada pengamatan minggu
2023 kedua, biji kangkung
menunjukkan pertumbuhan
awal. Tanaman ini sudah
mencapai tinggi sekitar 3 cm,
dan daun-daun kecilnya
mulai muncul. Untuk
mendukung perkembangan
yang lebih lanjut, tanaman
disiram dengan
menggunakan air biasa.
4 15 November Pada pengamatan ketiga,
2023 pohon kangkung
pertumbuhan kangkung
sangat baik. Tinggi batang
mencapai sekitar 9 cm.
Kemudian kami melanjutkan
memberi air yang sudah
tercampur dengan mix ab
4 22 Pada minggu keempat,
November tanaman kangkung
2023 menunjukkan pertumbuhan
yang positif dengan tinggi
mencapai 27 – 20 cm.
Dedauanan semakin
melimpah dan berkembang
besar, memberikan indikasi
pertumbuhan yang sehat.
Meskipun demikian,
beberapa daun dan batang
kangkung menunjukkan
sedikit warna kuning. Untuk
mengatasi ini, tanaman
disiram dengan campuran air
dan pupuk AB Mix.

4.2 Pengaruh pupuk AB Mix terhadap pertumbuhan kangkung


Pupuk AB Mix, seperti halnya pupuk lainnya, memiliki peran penting dalam
pertumbuhan tanaman, termasuk kangkung. Campuran pupuk ini biasanya
14
mengandung nutrisi penting seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K), serta
unsur mikro lainnya seperti zat besi, magnesium, dan unsur hara esensial lainnya.
Penggunaan pupuk AB Mix dapat meningkatkan pertumbuhan kangkung
dengan memberikan nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Misalnya, nitrogen membantu
dalam pertumbuhan daun dan batang yang kuat, fosfor mendukung perkembangan akar
yang sehat, dan kalium membantu dalam proses fotosintesis dan ketahanan tanaman
terhadap stres lingkungan.
Namun, penggunaan pupuk harus sesuai dengan dosis yang direkomendasikan
agar tidak berdampak buruk pada tanaman. Pemberian pupuk yang berlebihan dapat
menyebabkan masalah seperti kelebihan nutrisi, polusi tanah, atau kerusakan
lingkungan. Penggunaan yang bijaksana dengan pemahaman akan kebutuhan tanaman
akan membantu memaksimalkan manfaat pupuk AB Mix terhadap pertumbuhan
kangkung. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan kualitas tanah, kondisi
lingkungan, dan praktik pertanian lainnya untuk mencapai hasil yang optimal.

15
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman yang baik tentang kebutuhan
tanaman, dosis pupuk yang tepat, dan praktik pertanian yang bijaksana sangat penting
untuk mencapai hasil yang optimal. Pupuk AB Mix dapat memberikan nutrisi esensial
yang mendukung pertumbuhan tanaman, namun penggunaannya harus disertai dengan
tanggung jawab agar tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan.
Dengan memperhatikan kualitas tanah, kondisi lingkungan, dan faktor-faktor
lain yang memengaruhi pertumbuhan kangkung, petani dapat mengoptimalkan manfaat
pupuk AB Mix. Kesimpulan ini menegaskan bahwa keberhasilan dalam pertanian tidak
hanya tergantung pada jenis pupuk yang digunakan, tetapi juga pada pengelolaan yang
cerdas dan berkelanjutan.

5.2 Saran
1. Sesuaikan dosis pupuk AB Mix dengan kebutuhan tanaman;
2. Rutin monitor ketersediaan nutrisi dalam tanah dan tanaman;
3. Menerapkan prinsip-prinsip pertanian berkelanjutan dalam penggunaan pupuk AB
Mix;
4. Berikan edukasi kepada petani mengenai manfaat pupuk AB Mix dan teknik
pemupukan yang tepat;
5. Dorong adopsi praktik pertanian ramah lingkungan yang berfokus pada keberlanjutan
dan kelestarian lingkungan dalam pemanfaatan pupuk AB Mix;
6. Melakukan kajian atau penelitian lebih lanjut guna menemukan solusi yang lebih
efektif.

16
DAFTAR PUSTAKA

Kusumaningsih, Fitri. (2023). Pengaruh pupuk AB Mix dan jenis Pupuk Organik Cair
(POC) terhadap pertumbuhan, hasil, dan keragaan kangkung darat (Ipomea
reptans Poir) pada budidaya hidroponik rakit apung. Fakultas Sains dan
Teknologi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim: Malang.

Kangkung, diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Kangkung

Kangkung diakses dari https://www.dubaidxbairport.com/

Manfaat kangkung diakses dari https://umsu.ac.id/berita/kangkung-cara-mengolah-


manfaat-dan-nutrisinya/

Anggraeni, Aulia Dwi et. All. (2023). Pengaruh pupuk AB Mix terhadap pertumbuhan
tanaman kangkung. Tidak diterbitkan. SMA Negeri 56 Jakarta

Hao Hu- mian , Yuan Ju-Hong, Yang xiao – E , Hong jian. (2010, April ) Study on
nutraceutical properties of different cultivars Ipomoea aquatica Forsskal
(‘Chunbai’ and ‘Liulv’) in an eutrophic water body, diakses dari
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0304423810000270

Uceo, ‘Metode Pengumpulan Data dalam Penelitian – Informatika Universitas


Ciputra’. https://informatika.uc.ac.id/2016/02/2016-2-18-metode-
pengumpulan-data-dalam-penelitian/

Metode Penelitian Kualitatif: Definisi, Jenis, Karakteristiknya, diakses dari


https://penerbitdeepublish.com/metode-penelitian-kualitatif/

17

Anda mungkin juga menyukai