Anda di halaman 1dari 21

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK

TERHADAP TINGGI BATANG


PADA TANAMAN BAYAM (Amaranthus sp.)

DISUSUN OLEH:

ARDHANI CHANDRA
EZA YULIANTO SAPUTRO
MIFTACH SYIFFA AULIA SUGUN
NURUL NAURA NADHIRA

KELAS: XII MIPA 4

SMA NEGERI 1 SUNGAILIAT


TAHUN AJARAN 2016 - 2017
ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK TERHADAP TINGGI BATANG


PADA TANAMAN BAYAM (Amaranthus sp.)

Disusun oleh:

Ardhani C., Eza Yulianto S., Miftach Syiffa., Nurul N. N.

Tumbuhan adalah makhluk hidup yang mempunyai ciri sebagaimana makhluk


hidup lainnya. Salah satu ciri tumbuhan adalah mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan
pada tanaman dapat dilihat dari makin besarnya suatu tanaman yang disebabkan oleh
jumlah sel yang bertambah banyak dan bertambah besar. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi pengaruh pertumbuhan tinggi batang pada tanaman bayam jika diberi
pupuk kompos, pupuk urea, dan tanpa pupuk. Pada hari ketujuh tanaman bayam yang
diberi pupuk kompos menunjukan hasil paling bagus karena sudah mencapai tinggi
4 cm dengan rata-rata pertumbuhan 2 cm/hari. Sedangkan, pada pupuk urea hasil yang
didapatkan adalah nol atau tidak mengalami pertumbuhan apapun. Terakhir, pada
tanaman bayam yang tidak diberi pupuk pada hari ketujuh tingginya sudah mencapai
3,8 cm dengan rata-rata pertumbuhan 1,7 cm.hari.

Kata kunci: Tanaman Bayam, pupuk, tinggi batang

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini tanpa
mengalami kendala yang berarti hingga terselesaikannya penelitian ini yang ditujukan
untuk memenuhi tugas pelajaran Biologi materi Pertumbuhan dan Perkembangan
dengan judul “PENGARUH PEMBERIAN PUPUK TERHADAP TINGGI
BATANG PADA TANAMAN BAYAM (Amaranthus sp.)”.

Pada penelitian ini, penulis mendapat dukungan dari berbagai pihak dan oleh
karena itu penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ayah dan Ibu penulis yang selalu memberi dukungan baik moral maupun
material.
2. Ibu Dra. Ritha Darlis selaku guru mata pelajaran Biologi di SMAN 1 Sungailiat.
3. Teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT. senantiasa memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya


kepada semua pihak yang terlibat dalam proses pembuatan karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran terhadap penelitian ini.

Sungailiat, Agustus 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
DAFTAR DIAGRAM ................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan masalah ............................................................................................. 1
1.3 Hipotesis ........................................................................................................... 2
1.4 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 2
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Morfologi tanaman bayam ............................................................................... 3
2.2 Syarat tumbuh tanaman bayam ........................................................................ 4
2.3 Pertumbuhan ..................................................................................................... 5
2.4 Faktor Internal .................................................................................................. 5
2.5 Faktor Eksternal ............................................................................................... 6
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Sampel Penelitian ............................................................................................. 7
3.2 Lokasi Penelitian .............................................................................................. 7
3.3 Waktu Penelitian .............................................................................................. 7
3.4 Deskripsi Variabel Penelitian ........................................................................... 7
3.5 Alat dan Bahan ................................................................................................. 8
3.6 Cara Kerja......................................................................................................... 8
3.7 Tabel Pengamatan ............................................................................................ 9
BAB IV ANALISIS DATA ......................................................................................... 10
BAB V PENUTUP
3.1 Simpulan .......................................................................................................... 13
3.2 Saran ................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 14
LAMPIRAN ................................................................................................................. 15

iii
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Tinggi Batang Pada Hari ke - 7 ............................................................... 11


Diagram 4.2 Rata-rata tinggi batang per hari ............................................................... 11

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kekayaan alam yang kita miliki sangat beragam. Seluruhnya diciptakan Tuhan
dengan bermacam tujuan. Aneka kekayaan tersebut salah satu jenisnya adalah
dalam jenis tumbuhan. Tumbuhan adalah makhluk hidup yang mempunyai ciri
sebagaimana makhluk hidup lainnya. Salah satu ciri tumbuhan adalah mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan pada tanaman dapat dilihat dari
makin besarnya suatu tanaman yang disebabkan oleh jumlah sel yang bertambah
banyak dan bertambah besar. Selain tumbuh, tanaman juga mengalami
perkembangan, yaitu proses menuju kedewasaan secara seksual di mana tanaman
sudah siap untuk menghasilkan keturunan.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi antara faktor-faktor
dalam (internal) dan luar (eksternal). Faktor yang terdapat dalam tubuh organisme,
antara lain sifat genetik yang ada di dalam gen dan zat pengatur tumbuh yang
merangsang pertumbuhan. Adapun faktor lingkungan merupakan faktor dari luar
yang memengaruhi pertumbuhan. Kemudian, potensi genetik hanya akan
berkembang apabila ditunjang oleh lingkungan yang cocok.
Tanaman bayam salah satu tanaman sayuran yang dapat di budidayakan di
dataran rendah dan dataran tinggi. Selain cepat tumbuh, perawatannya yang relatif
mudah juga mebuat kita tidak perlu memberi tambahan vitamin atau penyubur
tanaman kembali karena sifatnya yang cepat tumbuh ini.
Pada penelitian ini penulis akan melakukan penelitian mengenai pengaruh
pemberian beberapa jenis pupuk (pupuk kompos daun, pupuk urea, dan tanpa
pupuk) terhadap tinggi batang pada tanaman bayam.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis (peneliti) maka permasalahan
yang timbul dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh pemberian pupuk
terhadap tinggi batang tanaman bayam?”.

1
1.3 Hipotesis
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi seberapa besar pengaruh
pemberian variasi pupuk pada tanaman Bayam. Oleh karena itu, kami beranggapan
bahwa tanaman bayam yang diberi pupuk urea akan jauh lebih cepat tumbuh
dibandingkan dengan diberi pupuk kompos maupun tanpa pupuk.

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi pengaruh pertumbuhan tinggi batang pada tanaman
bayam jika diberi pupuk kompos.
2. Mengidentifikasi pengaruh pertumbuhan tinggi batang pada tanaman
bayam jika tidak diberi pupuk.
3. Mengidentifikasi pengaruh pertumbuhan tinggi batang pada tanaman
bayam jika diberi pupuk urea.

1.5 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak salah satunya
adalah bagi petani bayam itu sendiri. Adapun manfaat yang kami harapkan setelah
melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Memberi masukkan kepada petani mengenai pengaruh pemberian pupuk
pada tanaman bayam.
2. Memberi masukkan kepada petani mengenai jenis pupuk yang paling
cocok digunakan saat penanaman bibit bayam.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Morfologi Tanaman Bayam


Bayam (Amaranthus sp.) adalah salah satu tanaman sayuran yang dapat
di budidayakan di dataran rendah dan dataran tinggi. Bayam ini memiliki dua jenis
yang dapat di budidayakan yaitu bayam putih (Amaranthus tricolor) dan bayam
cabut (Amaranthus hibrydus L).
Bayam sayur (Amaranthus viridis.) merupakan tanaman semusim dan
tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO2 secara efisien
sehingga memiliki daya adaptasi yang tinggi pada beragam ekosistem. Bayam
memiliki siklus hidup yang relatif singkat, umur panen tanaman ini 3-4 minggu.
Sistem perakarannya adalah akar tunggang dengan cabang-cabang akar yang
bentuknya bulat panjang menyebar ke semua arah. Umumnya perbanyakan
tanaman bayam dilakukan secara generatif yaitu melalui biji
Tanaman bayam secara sistematika di klasifikasikan sebagai berikut :

Divisio : Spermatophyta
Class : Angiospermae
SubClass : Dicotyledoneae
Ordo : Amaranthales
Family : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus viridis.

Tanaman bayam tidak menuntut persyaratan tumbuh yang sulit, asalkan


kondisi tanah subur, penyiraman teratur, dan saluran drainase lancar. Bayam juga
sangat toleran terhadap keadaan yang tidak menguntungkan sekalipun serta tidak
memiliki jenis tanah tertentu. Akan tetapi, untuk pertumbuhan yang baik
memerlukan tanah yang subur dan bertekstur gembur serta banyak mengandung
bahan organik. Derajat keasaman tanah (pH) yang baik untuk tumbuhnya adalah
antara 6-7. Apabila tanaman berada di bawah pH 6, pertumbuhan bayam terganggu.

3
Sedangkan di atas pH 7, tanaman akan menjadi klorosis (warnanya putih
kekuning-kuningan, terutama pada daun-daun yang masih muda).

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Bayam


1. Iklim
a. Keadaan angin yang terlalu kencang dapat merusak tanaman bayam
khususnya untuk bayam yang sudah tinggi. Kencangnya angin dapat
merobohkan tanaman.
b. Karena tanaman bayam cocok ditanam di dataran tinggi maka curah
hujannya juga termasuk tinggi sebagai syarat pertumbuhannya. Curah
hujannya bisa mencapai lebih dari 1.500 mm/tahun.
c. Tanaman bayam memerlukan cahaya matahari penuh. Kebutuhan akan
sinar matahari untuk tanaman bayam cukup besar. Pada tempat yang
terlindungi (ternaungi), pertumbuhan bayam menjadi kurus dan meninggi
akibat kurang mendapat sinar matahari penuh.
d. Suhu udara yang sesuai untuk tanaman bayam berkisar antara 16-20
derajat C.
e. Kelembaban udara yang cocok untuk tanaman bayam antara 40-60%.

2. Media Tanam
a. Tanaman bayam menghendaki tanah yang gembur dan subur. Jenis tanah
yang sesuai untuk tanaman bayam adalah yang penting kandungan haranya
terpenuhi.
b. Tanaman bayam termasuk peka terhadap pH tanah. Bila pH tanah di atas 7
(alkalis), pertumbuhan daun-daun muda (pucuk) akan memucat putih
kekuning-kuningan (klorosis). Sebaliknya pada pH di bawah 6 (asam),
pertumbuhan bayam akan merana akibat kekurangan beberapa unsur.
Sehingga pH tanah yang cocok adalah antara 6-7.
c. Tanaman bayam sangat reaktif dengan ketersediaan air di dalam tanah.
Bayam termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup untuk
pertumbuhannnya. Bayam yang kekurangan air akan terlihat layu dan

4
terganggu pertumbuhannya. Penanaman bayam dianjurkan pada awal
musim hujan atau akhir musim kemarau.
d. Kelerengan lahan untuk budidaya tanaman bayam adalah sekitar 15-45
derajat.

3. Ketinggian Tempat
Dataran tinggi merupakan tempat yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman
bayam. Ketinggian tempat yang baik yaitu ±2000 m dpl.

2.3 Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel
secara ireversibel (tidak dapat kembali ke bentuk semula). Pertumbuhan bersifat
kuantitatif artinya dapat dinyatakan dengan satuan bilangan.
Sedangkan menurut beberapa para ahli pertumbuhan diartikan sebagai berikut.
Menurut Webster, Pengertian Pertumbuhan adalah proses penambahan ukuran dan
pembesaran sel yang progresif yang mencerminkan pertumbuhan protoplasma.
Menurut Harjadi, Pengertian Pertumbuhan Tanaman adalah penambahan tinggi
tanaman dan jumlah daun serta berat kering yang tidak dapat kembali ke bentuk
semula. Pengertian Pertumbuhan menurut Goldsworthy, Pertumbuhan adalah
kenaikan dalam bahan tanaman, suatu proses total yang mengubah bahan mentah
secara kimia dan menambahkannya dalam tanaman. Pertumbuhan tanaman terjadi
pada tingkat mikroskopik saat sel membesar dan membelah sehingga terjadi
pengembangan bagian tanaman yang dapat terlihat..

2.4 Faktor Internal


a. Gen
Gen adalah substansi hereditas dan penentu sifat individu yang terdapat di
dalam kromosom.
b. Hormon Tumbuhan (Fitohormon)
Fitohormon adalah senyawa organic (bukan nutrisi) yang dihasilkan oleh
tumbuhan, yang dalam kosentrasi rendah atau kecil dapat mengatur proses

5
fisiologis. Ada beberapa fitohormon yaitu geberelin, auksin, sitokinin, asam
absisat, etilen, asam traumalin, dan kalin.

2.5 Faktor Eksternal


a. Cahaya
Cahaya matahari merupakan sumber energy yang penting bagi tumbuhan,
karena dibutuhkan dalam proses fotosintesis. Di sisi lain, cahaya dapat
menghambat pertumbuhan karena auksin jika terkena cahaya akan menjadi zat
yang menghambat pertumbuhan. Pertumbuhan yang sangat cepat dalam
keadaan gelap disebut etiolasi.
b. Suhu
Suhu yang ideal bagi tumbuhan sehingga pertumbuhan dan perkembangan
berlangsung baik disebut suhu optimum (10°C-38°C).
c. Kelembapan
Penguapan air akan meningkat apabila kelembaban rendah, akibatnya
tumbuhan dapat menyerap banyak nutrient. Keadaan ini memacu pertumbuhan
tanaman.
d. Nutrisi (Nutrian)
Biasanya tumbuhan mengambil nutrient dalam bentuk ion dan beberapa
diambil dari udara. Unsur makro yaitu unsur-unsur yang banyak dibutuhkan
tanaman, diantaranya C, O, P, H, K, N, S, Fe, Ca, dan Mg. Unsur mikronutrien
yaitu unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit, diantaranya Mn,
B, Cu, Cl, Zn, dan Mo.
e. Air dan Oksigen

6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Sampel Penelitian


Pada penelitian ini, yang menjadi sampel penelitian ini adalah Tanaman bayam
(Amaranthus sp.).

3.2 Lokasi Penelitian


Lokasi pada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu untuk proses pengumpulan
bahan dilakukan di salah satu rumah anggota kelompok yang beralamat
di Lingkungan Kampung Jawa serta untuk proses penanamannya dilakukan
di lingkungan SMAN 1 Sungailiat.

3.3 Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada tanggal 3 Agustus 2016 sampai dengan 8 Agustus
2016 yang dimulai pada jam 14.30 WIB.

3.4 Deskripsi Variabel Penelitian


3.4.1 Variabel Bebas
Yang menjadi variabel bebas pada penelitian ini adalah pemberian beberapa
jenis pupuk yakni pupuk kompos dan tanpa pupuk.
3.4.2 Variabel Terikat
Yang menjadi variabel terikat pada penelitian ini adalah pertumbuhan tinggi
pada tanaman bayam (Amaranthus sp.).
3.4.3 Variabel Kontrol
Yang menjadi variabel terikat pada penelitian ini adalah pemberian kadar air
dalam jumlah yang sama, tanah bekas pembakaran, dan tempat penanaman
berupa botol plastik bekas.

7
3.5 Alat dan Bahan
3.5.1 Alat
1. Media tanam (botol plastik bekas) 3 buah.
2. Cangkul 1 buah
3. Ember 3 buah.
4. Saringan tanah 1 buah.
5. Sekop 1 buah.
6. Kertas Label 6 buah.
7. Pena 1 buah.
8. Lidi 6 buah.
9. Penggaris 1 buah.

3.5.2 Bahan
1. Biji bayam (Amaranthus sp.).
2. Tanah bekas pembakaran.
3. Air
4. Pupuk Kompos
5. Pupuk Urea

3.6 Cara Kerja


1. Sediakan alat dan bahan terlebih dahulu.
2. Buatlah label pada botol plastik bekas
3. Ambil tanah bekas pembakaran dengan cangkul dan masukkan kedalam
ember.
4. Kemudian saring tanah bekas pembakaran dengan saringan khusus pasir. Hal
ini agar didapatkan tanah yang benar-benar halus dan tidak tercampur
dengan bebatuan.
5. Pisahkan tanah yang telah disaring kedalam tiga ember yang berbeda.
6. Kemudian ember 1 dimasukkan pupuk kompos daun, ember 2 dimasukkan
dengan pupuk urea, dan ember 3 tidak diberi tambahan pupuk.
7. Campur dan aduk hingga merata masing-masing wadah/ember dan beri
sedikit air.

8
8. Masukkan tanah yang telah dicampur pada masing-masing ember kedalam
wadah bekas botol plastik.
9. Tanamlah biji bayam tersebut dengan masing-masing wadah botol plastik
berisi 2 biji bayam sedalam 1 inci.
10. Beri label tanaman dengan menempel sedikit kertas pada sebuah lidi
kemudian ditancap bersebelah dengan biji bayam.
11. Berilah air secukupnya.
12. Amatilah pertumbuhan (tinggi batang tanaman bayam) setiap hari dalam
jangka waktu seminggu.
13. Catatlah hasil pengamatan dan masukkan pada tabel pengamatan.

3.7 Tabel Pengamatan

Variabel Pertumbuhan Pada Hari ke- (cm)


Terikat Rata-
rata
Variabel 1 2 3 4 5 6 7
Bebas
Diberi
pupuk
kompos
Diberi
pupuk urea
Tidak diberi
pupuk

9
BAB IV
ANALISIS DATA

Pada bagian ini akan disajikan hasil penelitian yang penulis lakukan sejak tanggal
3 Agustus 2016 sampai dengan 10 Agustus 2016.

Tabel 4.1 Pertumbuhan Tinggi Batang


Pada Tanaman Bayam

Variabel Pertumbuhan Pada Hari ke- (cm)


Terikat Rata-
rata
Variabel 1 2 3 4 5 6 7
Bebas
Diberi Biji
Belum 2,03
pupuk mulai 2 cm 2,4 2,8 3 4
tumbuh cm
kompos pecah
Diberi Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum
0 cm
pupuk urea tumbuh tumbuh tumbuh tumbuh tumbuh tumbuh tumbuh
Biji
Tidak diberi Belum 1,7
mulai 1,5 2 2,5 2,9 3,1
pupuk tumbuh cm
pecah

Berdasarkan data pada tabel diatas, diketahui bahwa pertumbuhan tanaman bayam
yang diberi perlakuan pupuk kompos baru dimulai pada hari kedua yang diawali dengan
pecahnya biji bayam (tahap perkecambahan). Pada hari ketiga, tinggi batang pada
tanaman bayam mencapai 2 cm. Sedangkan, pada hari keempat tingginya sudah
mencapai 2,4 cm, artinya mengalami pertumbuhan sebesar 0,4 cm dibandingkan hari
ketiga. Pada hari kelima, tanaman bayam memiliki tinggi 2,8 cm. Pada hari keenam,
tinggi batang sudah mencapai 3 cm. Dan pada hari ketujuh tanaman bayam sudah
mencapai tinggi 4 cm. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pertumbuhan bayam
14,2
pada tujuh hari penelitian adalah sebesar = 2,03 cm/hari.
7

10
Untuk tanaman bayam yang tidak diberi pupuk tahap pertumbuhannya baru
dimulai pada hari kedua yang diawali dengan pecahnya biji bayam (tahap
perkecambahan). Pada hari ketiga, tinggi batang pada tanaman bayam mencapai
1,5 cm. Sedangkan, pada hari keempat tingginya sudah mencapai 2 cm, artinya
mengalami pertumbuhan sebesar 0,5 cm dibandingkan hari ketiga. Pada hari kelima,
tanaman bayam memiliki tinggi 2,5 cm. Pada hari keenam, tinggi batang sudah
mencapai 2,9 cm. Dan pada hari ketujuh tanaman bayam sudah mencapai tinggi 3,1 cm.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pertumbuhan bayam pada tujuh hari penelitian
12
adalah sebesar = 1,7 cm/hari.
7
Terakhir, tanaman pupuk yang diberi pupuk urea (an-organik). Untuk penelitian
ini, kami tidak berhasil menemukan tanda-tanda pertumbuhan tanaman bayam.
Tanaman bayam yang kami lakukan penelitian selama satu minggu tidak mengalami
pertumbuhan sama sekali.

Diagram 4.1 Tinggi Batang Pada Hari ke- 7


5

3 Pupuk Kompos
2 Tanpa Pupuk
Pupuk Urea
1

0
Tinggi Tanaman Bayam

Diagram 4.2 Rata-rata Tinggi Batang per hari

2.03
1.7
Pupuk Kompos

Tanpa Pupuk

0 Pupuk Urea

Rata-rata pertumbuhan

11
Jika melihat hasil penelitian ini, maka argumen atau hipotesis kami pada awal
sebelum dilakukan penelitian ini kurang tepat, tanaman bayam yang diberi pupuk urea
ternyata menunjukkan hasil nol atau tidak mengalami pertumbuhan sama sekali.
Kami menduga bahwa jika menanam bayam untuk tahap pertumbuhan awal atau
menyemai biji sebaiknya gunakan pupuk daun saja hal ini terbukti bahwa rata – rata
pertumbuhan tanaman bayam yang diberi pupuk kompos adalah 2,03 cm/hari.
Namun, jika tidak memiliki pupuk kompos atau keterbatasan dana tidak diberi pupuk
juga tidak masalah tetapi dengan catatan kadar air yang diberikan cukup serta tanah
yang digunakan harus tanah bekas pembakaran atau banyak yang mengandung unsur
hara.
Penggunaan pupuk urea dapat dilakukan jika tanaman bayam sudah tumbuh
terlebih dahulu atau kira-kira sudah berusia 14 hari hal ini dimaksudkan untuk
menghindarkan kegagalan dalam pertumbuhan tanaman bayam. Pupuk urea jika
digunakan pada usia tanaman yang pas dapat membantu mempercepat pertumbuhan dan
perkembangan tanaman bayam.

12
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel
secara ireversibel (tidak dapat kembali ke bentuk semula). Pertumbuhan bersifat
kuantitatif artinya dapat dinyatakan dengan satuan bilangan. Pada penelitian ini,
tanaman bayam yang diberi pupuk kompos perkembangannya jauh lebih baik dan
cepat dibandingkan jika diberi pupuk urea atau tidak diberi pupuk. Pertumbuhan
tinggi batang tanaman bayam yang diberi pupuk kompos pada hari ketujuh sudah
mencapai tinggi 4 cm dan rata-rata pertumbuhannya adalah 2,03 cm/hari.
Sedangkan, pada tanaman bayam yang diberi pupuk urea menunjukan hasil nol atau
tidak tumbuh. Hal ini kami kira karena penggunaan pupuk urea kurang cocok bila
dilakukan pada tanaman yang baru disemai atau tumbuh akibatnya tanah menjadi
panas dan pertumbuhan tanaman pun menjadi terganggu. Untuk tanaman yang
tidak diberi pupuk pada hari ketujuh sudah mencapai tinggi 3,1 cm dan rata-rata
pertumbuhannya adalah 1,7 cm/hari.

5.2 Saran
1. Sebaiknya jika berkeinginan untuk menanam tanaman Bayam sebaiknya untuk
tahap penyemaian gunakan pupuk kompos agar bibit lebih cepat tumbuh.
2. Jika Anda memiliki keterbatasan pada dana, Anda juga dapat tidak
memberikan pupuk apapun pada tanaman Bayam cukup diberi air yang cukup
saja.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arabiy, Humaira. 2016. Penelitian Bayam 2.


https://humairaarabiy.wordpress.com/2016/01/03/penelitian-bayam-2/. Diunduh
pada tanggal 10 Agustus 2016.
Kurniawan, Fredi. tidak diketahui. Klasifikasi dan morfologi tanaman bayam.
http://fredikurniawan.com/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-bayam/. Diunduh
pada tanggal 10 Agustus 2016.
Irnaningtyias. 2015. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga

14
LAMPIRAN

Proses Pemberian Label

Proses Penanaman Biji Bayam

Penempelan Label dan pemberian pupuk

15
Tanah yang telah dicampur dengan pupuk kompos (kiri),
pupuk urea (tengah), dan tanpa pupuk apapun (kanan)

16

Anda mungkin juga menyukai