PRAKTIKUM MIKROELEKTRONIKA
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN
ELEKTRONIKA
Oleh :
Tim Laboratorium
Microelectronika Page 1
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
KESELAMATAN
Pada prinsipnya, untuk mewujudkan praktikum yang aman diperlukan partisipasi seluruh
praktikan dan asisten pada praktikum yang bersangkutan. Dengan demikian, kepatuhan setiap
praktikan terhadap uraian panduan pada bagian ini akan sangat membantu mewujudkan
praktikum yang aman.
BAHAYA LISTRIK
• Perhatikan dan pelajari tempat‐tempat sumber listrik (stop‐kontak dan circuit breaker)
dan cara menyala‐matikannya. Jika melihat ada kerusakan yang berpotensi menimbulkan
bahaya, laporkan pada asisten
• Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya listrik (sengatan listrik/
strum) secara tidak disengaja, misalnya kabel jala‐jala yang terkelupas dll.
• Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada diri sendiriatau
orang lain
• Keringkan bagian tubuh yang basah karena, misalnya, keringat atau sisa air wudhu
• Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktivitas praktikum Kecelakaan akibat
bahaya listrik yang sering terjadi adalah tersengat arus listrik. Berikut ini adalah hal‐hal
yang harus diikuti praktikan jika hal itu terjadi:
Jangan panik
Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing‐masing dan di
meja praktikan yang tersengat arus listrik
• Bantu praktikan yang tersengat arus listrik untuk melepaskan diri dari sumber listrik
• Beritahukan dan minta bantuan asisten, praktikan lain dan orang di sekitar andatentang
terjadinya kecelakaan akibat bahaya listrik
Microelectronika Page 2
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
• Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing‐masing Menjauh
dari ruang praktikum
LAIN-LAIN
• Dilarang membawa makanan dan minuman ke dalam ruang praktikum
Microelectronika Page 3
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
LANDASAN TEORI
yang dihasilkan (Acl) tidak lagi bergantung kepada AOL. Di sini ACL hanya tergantung pada
tahanan luar.
Ada dua jenis penguat dasar yang dapat dibangun dari op amp, yaitu :
penguat pembalik (inverting amplifier) , dimana sinyal input dikenakan pada input negatif
penguat tak membalik (non inverting amplifier), dimana sinyal input dikenakan pada input
positif
Rangkaian penguat pembalik adalah seperti tampak dalam gambar 1.1. Penguatan untuk
rangkaian ini adalah:
RF
ACL
RI
Vsat
Vi max
ACL
Dari rumus di atas maka penguatannya adalah negatif, ini menyatakan bahwa sinyal
keluaran berbeda fase 180o terhadap sinyal input.
Untuk inverting amplifier ini impedansi inputnya adalah
Z in Ri
sedangkan impedansi outputnya adalah:
ACL
Z out .Z oi
AOL
dimana:
Zio = impedansi input Op Amp (2 Mohm untuk 741)
Zoi = impedansi output Op Amp (74 ohm untuk 741)
Microelectronika Page 5
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
+VSAT
Vimax
-Vimax
Vi
-VSAT
Sedangkan rangkaian untuk penguat tak membalik tampak pada gambar 1.2 di bawah.
Penguatan untuk rangkaian p0enguat tak membalik ini adalah:
RF
A 1
RI
Vsat
Vi max
ACL
Dari persamaan di atas terlihat bahwa fase antara keluaran dan masukan adalah sama.
Untuk non inverting amplifier ini impedansi inputnya adalah
Z in Z iO
sedangkan impedansi outputnya adalah:
ACL
Z out .Z oi
AOL ACL
dimana:
Microelectronika Page 6
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
+VSAT
Vimax
-Vimax
Vi
-VSAT
Microelectronika Page 7
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
R R
Vo F V1 F V2
R1 R2
Microelectronika Page 8
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
Karena sifat ini, pengikut tegangan ini dipakai sebagai penyangga elektrik untuk
mengisolasi rangkaian atau peralatan yang satu dengan peralatan yang lain agar tidak terjadi
interaksi antar komponen atau peralatan yang tidak diharapkan. Jadi jika ingin mendapatkan
isyarat dari suatu sumber dengan impedansi tinggi dan tidak ingin ada aliran arus isyarat, maka
mula-mula sumber tersebut disangga dengan pengikut tegangan, kemudian keluarannya baru
diberikan ke rangkaian berikutnya.
Microelectronika Page 9
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
Vo
+VSAT
Vi
-VSAT
Microelectronika Page 10
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
Vo
+VSAT
Vi
-VSAT
Gambar 2.3. Op Amp sebagai inverting zero crossing detector dengan histerisis
Pada rangkaian ini, kita mengenal istilah VUT atau Voltage upper threshold dan VLT atau
Voltage Lower Threshold, dimana:
R2
VUT VSAT
R1 R2
VSAT
R2
VLT
R1 R2
Microelectronika Page 11
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
Vo
+VSAT
VLT VUT
Vi
-VSAT
Gambar 2.4 Op Amp sebagai non inverting zero crossing detector dengan histerisis
Vsat 0 0 VLT
mR R
Vsat
VLT
m
VUT 0 0 (Vsat )
R mR
Vsat
VUT
m
Microelectronika Page 12
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
Vo
+VSAT
VLT VUT
Vi
-VSAT
Dalam mendisain Astable Multivibrator Duty Cycle = 50 %, hal yang perlu diperhatikan
adalah:
• C dipilih antara: 0.001 uF sampai 0.1 uF
• Rf dihitung dari rumus:
1
f
2.R f .C
R2 0.86R1
Microelectronika Page 13
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
Dalam mendisain Astable Multivibrator Duty Cycle 50 %, hal yang perlu diperhatikan
adalah:
• C dipilih antara: 0.001 uF sampai 0.1 uF
• Rf dihitung dari rumus:
1
f
(R f 1 R f 2 ).C
R2 0.86R1
Microelectronika Page 14
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
Gambar 3.3. Op Amp sebagai one shot multivibrator dengan trigger negatif
Ada 3 keadaan:
• Steady state
• Transition state
• Time State
Steady state
Jika Vi = 0 dan dalam keadaan awal Vo = + Vsat, Vc =0 maka
R2
VUT .VSAT
R1 R2
sehingga C charge, tegangan kapasitor tidak bisa melebihi V dari diode. Jika VUT dibuat lebih
besar dari input negatif sehingga outputnya tetap + Vsat.
sehingga C discharge. Diode D2 reverse sehingga tegangan kapasitor turun. Jika tegangan
kapasitor < VLT maka outputnya berubah menjadi + Vsat.
Transition state
Jika –Vip + VUT < V, maka Vo = - VSAT. Dalam disain
Vip 2.VUT
Microelectronika Page 15
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
Time State
C discharge dengan VC (0) = V (tegangan barrier dari dioda)
Prosedur desain:
• C dipilih dan Rf dihitung
Vip 2.VUT
•
• Ci, Ri dipilih sesuai harga typical yaitu Ci = 0.01uF dan Ri = 10 K
Lebar pulsa:
R1 R2 .V VSAT
T RF .C. ln
R1.VSAT
Waktu recovery
Tr RD .C. ln
R1 R2 .Vsat
( R1 R2 ).(VSAT V
)
Timing Diagram
Vo
+VSAT
Vcomp
VUT
0 A B C
Vramp
VLT
-VSAT t1 t2 t3
Microelectronika Page 16
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
Vsat
VLT t1
Ri .C
Vsat V
sat t1
n Ri .C
Ri .C
t1
n
Vsat
VH t2
Ri .C
Vsat V
2. sat t 2
n Ri .C
2.Ri .C
t2
n
Vi
Vramp t
Ri .C
Vsat
VUT t3
Ri .C
Vsat V
sat t 3
n Ri .C
Ri .C
t3
n
sehingga,
Microelectronika Page 17
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
4.Ri .C
T
n
Vo
V2
V1
0
V3
td tc
-VSAT
R 2.R2
t c t d RF .C. ln 1
R1
Microelectronika Page 18
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
Vo
1
0.707 -3dB
-20dB
-40dB
0.001
0
C 10 C 100 C 1000 C
Gambar 4.1. Spektrum frekuensi untuk LPF – 20 dB, -40 dB dan –60 dB
Microelectronika Page 19
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
Prosedur disain:
• Tentukan frekuensi cutoff nya: fc
• Pilih R2 = R1 = R antara 10 K sampai 100 K
• C1 dihitung dari persamaan:
0.707
C1
2. . f c .R
• Pilih RF = 2R
• Pilih harga C2 = 2.C1
Vo
1
0.707 3dB
20dB
40dB
0.001
0
0.001 0.01 0.1 C C
Adapun spektrumnya adalah :
Microelectronika Page 20
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
Prosedur disain:
Tentukan frekuensi cutoff nya: fc
Pilih C antara 1n sampai 100 n
R dihitung dari persamaan:
1
R
2. . f c .C
Pilih harga RF = R
Microelectronika Page 21
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
Prosedur disain:
• Tentukan frekuensi cutoff nya: fc
• Pilih C1 = C2 = C antara 1n sampai 100 n\
• R1 dihitung dari persamaan:
1.414
R1
2. . f c .C
• Dipilih R2 = 0.5 R1
• Pilih harga RF = R1
Prosedur disain
Pilih Ar , r dan Q atau
r dan BW atau
BW dan Q
Pilih lagi C1 = C2 = C antara 1n sampai 100 n
Tentukan harga R2 dari persamaan
2
R2
BW .C
Tentukan harga R1 dari persamaan
R2
R1
2. Ar
Microelectronika Page 22
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
R2
R3
4.Q 2. Ar
2
dengan syarat:
4.Q 2 2. Ar
PROSEDUR PERENCANAAN
Pilih R15 dan R16 = R
Pilih R17 = 0.5 R
Pilih C5 = C6 = C dimana C diperoleh dari
1
C pF
4f 10 6
Pilih C7 = 2 C
Tentukan
1
1 C5 C 6 2
fo
2 C5 C 6 C 7 R15 R160
Microelectronika Page 23
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
Tujuan
Mempelajari penggunaan operational amplifier
Mempelajari rangkaian-rangkaian standar operational amplifier
Persiapan
Pelajari keseluruhan petunjuk praktikum untuk modul op amp ini. Tugas pendahuluan
pada modul ini adalah menyusun lima buah rangkaian menggunakan IC op amp 741 pada
breadboard. Untuk mendukung pengerjaan tugas pendahuluan ini, siswa diharapkan telah
membaca “Petunjuk Umum Penggunaan BreadBoard” dan Appendix berjudul “Rating
Komponen”.
Peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan, seperti breadboard, IC, dan kabel
penghubung, akan disediakan dari lab dan dapat diambil di Laboratorium Dasar sehari
sebelum praktikum dimulai. Buat rangkaian di rumah dan bawa rangkaian ini pada saat
praktikum sebagai tugas pendahuluan sekaligus bahan praktikum.
Pengenalan op amp
Operational Amplifier, sering disingkat dengan sebutan Op Amp, merupakan komponen
yang penting dan banyak digunakan dalam rangkaian elektronik berdaya rendah (low power).
Istilah operational merujuk pada kegunaan op amp pada rangkaian elektronik yang
memberikan operasi aritmetik pada tegangan input (atau arus input) yang diberikan pada
rangkaian.
Op amp digambarkan secara skematik seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar di atas menunjukkan dua input, output, dan koneksi catu daya pada op amp. Simbol
”-” menunjukkan inverting input dan ”+” menunjukkan non-inverting input. Koneksi ke catu
daya pada op amp tidak selalu digambarkan dalam diagram, namun harus dimasukkan pada
rangkaian yang sebenarnya.
Microelectronika Page 24
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
IC OP AMP 741
IC Op Amp yang digunakan pada percobaan ini ditunjukkan pada Gambar 1. Rangkaian
op amp ini dikemas dalam bentuk dual in-line package (DIP). DIP memiliki tanda bulatan
atau strip pada salah satu ujungnya untuk menandai arah yang benar dari rangkaian. Pada
bagian atas DIP biasanya tercetak nomor standar IC. Perhatikan bahwa penomoran pin
dilakukan berlawanan arah jarum jam, dimulai dari bagian yang dekat dengan tanda
bulatan/strip.
Pada IC ini terdapat dua pin input, dua pin power supply, satu pin output, satu pin NC (no
connection), dan dua pin offset null. Pin offset null memungkinkan kita untuk melakukan
sedikit pengaturan terhadap arus internal di dalam IC untuk memaksa tegangan output
menjadi nol ketika kedua input bernilai nol. Pada percobaan kali ini kita tidak akan
menggunakan fitur offset null. Perhatikan bahwa tidak terdapat pin ”ground” pada op amp
ini, amp menerima referensi ground dari rangkaian dan komponen eksternal.
Meskipun pada IC yang digunakan pada eksperimen ini hanya berisi satu buah op amp,
terdapat banyak tipe IC lain yang memiliki dua atau lebih op amp dalam suatu kemasan DIP.
IC op amp memiliki kelakukan yang sangat mirip dengan konsep op amp ideal pada analisis
rangkaian. Bagaimanapun, terdapat batasan-batasan penting yang perlu diperhatikan.
Pertama, tegangan maksimum power supply tidak boleh melebihi rating maksimum,
biasanya ±18V, karena akan merusak IC. Kedua, tegangan output dari IC op amp biasanya
satu atau dua volt lebih kecil dari tegangan power supply. Sebagai contoh, tegangan swing
output dari suatu op amp dengan tegangan supply 15 V adalah ±13V. Ketiga, arus output dari
sebagian besar op amp memiliki batas pada 30mA, yang berarti bahwa resistansi beban yang
ditambahkan pada output op amp harus cukup besar sehingga pada tegangan output
maksimum, arus output yang mengalir tidak melebihi batas arus maksimum.
Microelectronika Page 25
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
Microelectronika Page 26
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
Microelectronika Page 27
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
3. Analisa Percobaan
a. Berapakah besarnya Vsat dan Vi max untuk resistansi 1 dan 2 :50 K ohm dan 100
Kohm?
b. Berapakah gain nya untuk resistansi 1 dan 2: 50 K dan 100 K?
c. Bagaimanakah fase antara output dan inputnya?
Microelectronika Page 28
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
2. Alat bantu:
a. Volt meter : 2 buah
b. Osiloskop : 1 buah
c. Generator Sinyal : 1 buah
2
3
e. Aturlah amplitudo dari function generator naik secara perlahan mulai dari -3 volt sambil
melihat tegangan outputnya. Pada tegangan input negatif berapakah tegangan output
pertama kali berubah menjadi sinus yang tidak cacat. Tegangan input negatif tadi diberi
nama -Vi max dan outputnya + Vsat.
-Vi max = .......................volt
Vsat = .......................volt
Microelectronika Page 29
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
f. Aturlah amplitudo dari function generator turun secara perlahan mulai dari +3 volt
sambil melihat tegangan outputnya. Pada tegangan input positif berapakah tegangan
output pertama kali berubah menjadi sinus yang tidak cacat. Tegangan input positif tadi
diberi nama Vi max dan outputnya - Vsat.
Vi max = .......................volt
-Vsat = .......................volt
3. Analisa Percobaan
a. Berapakah besarnya Vsat dan Vi max ?
b. Berapakah gain nya?
c. Bagaimanakah fase antara output dan inputnya?
Masih menggunakan modul pada percobaan 1.1, lakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Matikan dulu catu dayanya
b. Atur resistansi di titik 1 dan 2 sebesar 50 K ohm
c. Nyalakan catu dayanya
d. Hubungkan input V1 modul dengan function generator dan atur frekuensi-nya pada 100
Hz. Tegangan sinyal 2 V atau sesuai dengan kebutuhan
e. Atur tegangan di V2 sesuai dengan tabel
f. Dengan mengatur tegangan di function generator sesuai dengan tabel, ukurlah tegangan
outputnya dan gambarlah di lembar praktikum dan isilah tabel berikut : (Osiloskop dalam
mode DC)
Microelectronika Page 30
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
-3 1
-2 1 Gambarka
-1 1 n
0 1 hasilnya
1 -1 di lembar
2 -1 praktikum
3 -1
3. Analisa Percobaan
a. Pada tegangan input berapa sajakah, tegangan output kelihatan cacat
b. Apakah fungsi V2
Microelectronika Page 31
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
Perhatikan gambar 6.1 di atas. Untuk melakukan percobaan 3.1, lakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Matikan dulu catu dayanya
b. Hubungkan J1 dengan jumper yang sudah disediakan
c. Atur resistansi di titik 1 dan 2 sebesar 50 K ohm
d. Biarkan input V1 mengambang
e. Dengan mengatur tegangan di V2 sesuai dengan tabel, ukurlah tegangan outputnya dan
isilah tabel berikut:
Microelectronika Page 32
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
3. Analisa Percobaan
a. Berapakah besarnya Vsat dan Vi max untuk resistansi 1 dan 2 :50 K ohm dan 100
Kohm?
b. Berapakah gain nya untuk resistansi 1 dan 2: 50 K dan 100 K?
c. Bagaimanakah fase antara output dan inputnya?
Masih menggunakan modul pada percobaan 6.1, lakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Matikan dulu catu dayanya
b. Atur resistansi di titik 1 dan 2 sebesar 50 K ohm
c. Hubungkan input modul dengan function generator, nyalakan catu daya dan atur
frekuensinya pada 100 Hz
d. Dengan mengatur tegangan di function generator sesuai dengan tabel, ukurlah tegangan
outputnya dan gambarlah di lembar praktikum dan isilah tabel berikut : (Osiloskop dalam
mode AC)
2
3
e. Aturlah amplitudo dari function generator naik secara perlahan mulai dari -3 volt sambil
melihat tegangan outputnya. Pada tegangan input negatif berapakah tegangan output
pertama kali berubah menjadi sinus yang tidak cacat. Tegangan input negatif tadi diberi
nama -Vi max dan outputnya + Vsat.
-Vi max = .......................volt
Vsat = .......................volt
f. Aturlah amplitudo dari function generator turun secara perlahan mulai dari +3 volt
sambil melihat tegangan outputnya. Pada tegangan input positif berapakah tegangan
Microelectronika Page 34
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
output pertama kali berubah menjadi sinus yang tidak cacat. Tegangan input positif tadi
diberi nama Vi max dan outputnya - Vsat.
Vi max = .......................volt
-Vsat = .......................volt
3. Analisa Percobaan
g. Berapakah besarnya Vsat dan Vi max ?
h. Berapakah gain nya?
i. Bagaimanakah fase antara output dan inputnya?
Masih menggunakan modul pada percobaan 6.1, lakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Matikan dulu catu dayanya
b. Atur resistansi di titik 1 dan 2 sebesar 50 K ohm
c. Nyalakan catu dayanya
d. Hubungkan input V1 modul dengan function generator dan atur frekuensi-nya pada 100
Hz. Tegangan sinyal 2 V atau sesuai dengan kebutuhan
e. Atur tegangan di V2 sesuai dengan tabel
f. Dengan mengatur tegangan di function generator sesuai dengan tabel, ukurlah tegangan
outputnya dan gambarlah di lembar praktikum dan isilah tabel berikut: (Osiloskop dalam
mode DC)
Microelectronika Page 35
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
-1 1 hasilnya
0 1 di lembar
1 -1 praktikum
2 -1
3 -1
3. Analisa Percobaan
a. Pada tegangan input berapa sajakah, tegangan output kelihatan cacat
b. Apakah fungsi V2
Microelectronika Page 36
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
V3 V4 Voutput
-3 -2.5
-2 -1.5
-1 0.5
0 0.0
1 0.5
Microelectronika Page 37
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
2 1.5
3 2.5
3. Analisa Percobaan
a. Kesimpulan apakah yang bisa anda tarik dari percobaan ini ? Apakah hubungan antara
Vo dengan V3 dan V4.
V1 V2 Voutput
Microelectronika Page 38
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
1. Analisa Percobaan
a. Kesimpulan apakah yang bisa anda tarik dari percobaan ini ? Apakah hubungan antara
Vo dengan V1 dan V2
Microelectronika Page 39
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
Percobaan Komparator
A. Ideal Comparator
1. Tujuan:
a. Mengetahui cara kerja dari ideal comparator
b. Mengetahui cara membandingkan 2 sinyal yang berbeda
2. Alat bantu:
a. 1. Volt meter : 1 buah
b. 2. Osiloskop : 1 buah
a. Hubungkan function generator dengan frekuensi 100 Hz dan amplitudo 4 volt peak to
peak pada pin V1
b. Hubungkan V2 dengan VDC 2, dan atur tegangan VDC 2 = 2 volt
c. Gambarkan di lembar praktikum hasil yang anda lihat pada outputnya dengan
menggunakan osiloskop
d. Kesimpulan apakah yang anda dapatkan pada percobaan ini ?
e. Dengan cara yang sama pindahkan function generator dengan frekuensi 100 Hz dan
amplitudo 4 volt peak to peak pada pin V2
f. Hubungkan V1 dengan VDC 2, dan atur tegangan VDC 2 = 2 volt
g. Gambarkan di lembar praktikum hasil yang anda lihat pada outputnya dengan
menggunakan osiloskop
h. Kesimpulan apakah yang anda dapatkan pada percobaan ini ?
Microelectronika Page 40
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
1. Tujuan:
a. Mengetahui cara kerja dari Inverting Zero Crossing Detector dengan histerisis
2. Alat bantu:
a. Volt meter : 1 buah
b. Osiloskop : 1 buah
Gunakan Inverting Zero Crossing det dengan histerisis, lakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Hubungkan function generator dengan frekuensi 100 Hz dan amplitudo 4 volt peak to
peak
b. Atur VUT = 1 volt
c. Gambarkan di lembar praktikum hasil yang anda lihat pada outputnya dengan
menggunakan osiloskop
d. Lakukan dengan cara yang sama untuk VUT = 2V, 3V, 4V, -1V, -2V, -3V dan – 4V
e. Kesimpulan apakah yang anda dapatkan pada percobaan ini ?
Microelectronika Page 41
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
b. Osiloskop : 1 buah
Masih menggunakan modul 8.3 pada bagian Non Inv Zero Crossing det dengan histerisis,
lakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Hubungkan function generator dengan frekuensi 100 Hz dan amplitudo 4 volt peak to
peak
b. Atur VUT = 1 volt
c. Gambarkan di lembar praktikum hasil yang anda lihat pada outputnya dengan
menggunakan osiloskop
d. Lakukan dengan cara yang sama untuk VUT = 2V, 3V, 4V, -1V, -2V, -3V dan – 4V
e. Kesimpulan apakah yang anda dapatkan pada percobaan ini ?
Microelectronika Page 42
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
A. Astable Multivibrator
1. Tujuan percobaan:
a. Mengerti cara kerja dari astable multivibrator
b. Mengerti urut-urutan mendisain dan memecahkan masalah mengenai astable
multivibrator
2. Alat bantu:
a. Osiloskop: 1 buah
b. Komponen yang dibutuhkan sesuai gambar
Perhatikan gambar 9.1 di atas. Untuk melakukan percobaan ini lakukan langkah-langkah
berikut:
a. Hubungkan probe channel 1 osiloskop ke output astable multivibrator. Atur V/DIV dan
T/DIV sesuai dengan keinginan anda asal gambar terlihat baik
b. Pasang jumper J7, J8, J9, J10 dan J5. Hidupkan catu daya. Bagaimanakah bentuk
gelombang outputnya? Berapa frekuensinya? Hitunglah duty cycle nya?
c. Pasang jumper J7, J8, J9, J10 dan J6. Hidupkan catu daya. Bagaimanakah bentuk
gelombang outputnya? Berapa frekuensinya? Hitunglah duty cycle nya?
d. Lepas jumper di J7 dan J9. Pasang J8, J10 dan J5. Hidupkan catu daya. Bagaimanakah
bentuk gelombang outputnya? Berapa frekuensinya? Hitunglah duty cycle nya?
Microelectronika Page 43
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
e. Lepas jumper di J7 dan J9. Pasang J8, J10 dan J6. Hidupkan catu daya. Bagaimanakah
bentuk gelombang outputnya? Berapa frekuensinya? Hitunglah duty cycle nya?
3. Pertanyaan:
a. Apakah hubungan C1 dan C2 dengan frekuensinya?
b. Apakah fungsi dari D1 dan D2?
c. Bagaimanakah cara kerja dari astable multivibrator?
Perhatikan gambar 9.2 di atas. Untuk melakukan percobaan ini lakukan langkah-langkah
berikut:
d. Pasanglah jumper di J12 dan J13. Lepas jumper di J11 dan J14. Bagaimanakah bentuk
gelombang outputnya? Gambarkan! Berapa frekuensinya?
e. Pasanglah jumper di J12 dan J14. Lepas jumper di J11 dan J13. Bagaimanakah bentuk
gelombang outputnya? Gambarkan! Berapa frekuensinya?
3. Pertanyaan:
a. Bagaimana hubungan antara Vr (tegangan di titik V5) dengan output dari triangle
generator?
b. Bagaimanakah cara kerja dari triangle generator?
Perhatikan gambar 9.3 di atas. Untuk melakukan percobaan ini lakukan langkah-langkah
berikut:
Microelectronika Page 45
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
b. Pasanglah jumper di J15 dan J17. Lepas jumper di J16 dan J18. Bagaimanakah bentuk
gelombang outputnya? Gambarkan! Berapa frekuensinya?
c. Pasanglah jumper di J15 dan J18. Lepas jumper di J16 dan J17. Bagaimanakah bentuk
gelombang outputnya? Gambarkan! Berapa frekuensinya?
d. Pasanglah jumper di J16 dan J17. Lepas jumper di J15 dan J18. Bagaimanakah bentuk
gelombang outputnya? Gambarkan! Berapa frekuensinya?
e. Pasanglah jumper di J16 dan J18. Lepas jumper di J15 dan J17. Bagaimanakah bentuk
gelombang outputnya? Gambarkan! Berapa frekuensinya?
3. Pertanyaan:
a. Bagaimana hubungan antara tegangan di titik V7 dengan output dari triangle generator?
b. Bagaimanakah cara kerja dari triangle generator?
Microelectronika Page 46
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
Perhatikan gambar 9.4 di atas. Untuk melakukan percobaan ini lakukan langkah-langkah
berikut:
3. Pertanyaan:
a. Bagaimana hubungan antara tegangan di titik V7 dengan output dari triangle generator?
b. Bagaimanakah cara kerja dari triangle generator?
Microelectronika Page 47
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
Percobaan Filter
A. LPF -20 dB
1. Tujuan percobaan
a. Mengerti konsep dan cara kerja LPF -20 dB
b. Bisa memecahkan masalah mengenai LPF -20 dB
2. Alat bantu
a. Osiloskop
b. Komponen yang dibutuhkan dalam rangkaian
c. AVO meter
Perhatikan gambar 10.1 di atas. Untuk melakukan percobaan ini, lakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
Microelectronika Page 48
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
3. Pertanyaan
a. Apakah yang terjadi jika frekuensinya dinaikkan terus ?
B. LPF -40 dB
1. Tujuan percobaan
a. Mengerti konsep dan cara kerja LPF -40 dB
b. Bisa memecahkan masalah mengenai LPF -40 dB
2. Alat bantu
a. Osiloskop
b. Komponen yang dibutuhkan dalam rangkaian
c. AVO meter
Perhatikan gambar 10.2 di atas. Untuk melakukan percobaan ini, lakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
Microelectronika Page 49
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
3. Pertanyaan
d. Apakah yang terjadi jika frekuensinya dinaikkan terus?
C. HPF 20 dB
1. Tujuan percobaan
a. Mengerti konsep dan cara kerja HPF 20 dB
b. Bisa memecahkan masalah mengenai HPF 20 dB
2. Alat bantu
a. Osiloskop
b. Komponen yang dibutuhkan dalam rangkaian
c. AVO meter
d.
Perhatikan gambar 10.3 di atas. Untuk melakukan percobaan ini, lakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
Microelectronika Page 50
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
d. Turunkan secara perlahan-lahan frekuensi inputnya (Jaga Vin = 2 volt) sampai Voutnya =
0.707 x Vin. Catat frekuensi tersebut!
3. Pertanyaan
a. Apakah yang terjadi jika frekuensinya diturunkan terus?
D. HPF 40 dB
1. Tujuan percobaan
a. Mengerti konsep dan cara kerja HPF 40 dB
b. Bisa memecahkan masalah mengenai HPF 40 dB
2. Alat bantu
a. Osiloskop
b. Komponen yang dibutuhkan dalam rangkaian
c. AVO meter
Perhatikan gambar 10.4 di atas. Untuk melakukan percobaan ini, lakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Pasang jumper J27 dan lepas jumper yang lain: J24, J25, J26
b. Hubungkan function generator sinus dengan amplitudo 2 V peak to peak pada bagian
input modul A2.3 dengan frekuensi 1000Hz sampai 1 Hz
c. Probe osiloskop channel 1 dipasang di input sedangkan channel 2 di output. Jaga agar
input tetap 2volt peak to peak
Microelectronika Page 51
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
d. Turunkan secara perlahan-lahan frekuensi inputnya (Jaga Vin = 2 volt) sampai Voutnya =
0.707 x Vin. Catat frekuensi tersebut!
3. Pertanyaan
a. Apakah yang terjadi jika frekuensinya diturunkan terus?
Perhatikan gambar 10.5 di atas. Untuk melakukan percobaan ini, lakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
Microelectronika Page 52
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
c. Probe osiloskop channel 1 dipasang di input sedangkan channel 2 di output. Jaga agar
input tetap 2volt peak to peak
d. Naikkan secara perlahan-lahan frekuensi inputnya (Jaga Vin = 2 volt) sampai Voutnya =
0.707 x Vin kemudian turunkan lagi. Catat frekuensi tersebut!
3. Pertanyaan
a. Apakah yang terjadi jika frekuensinya dinaikkan terus?
F. NOTCH FILTER
1. Tujuan percobaan
a. Mengerti konsep dan cara kerja Notch filter
b. Bisa memecahkan masalah mengenai Notch filter
2. Alat bantu
a. Osiloskop
b. Komponen yang dibutuhkan dalam rangkaian
c. AVO meter
Perhatikan gambar 10.6 di atas. Untuk melakukan percobaan ini, lakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Hubungkan function generator sinus dengan amplitudo 2 V peak to peak pada bagian
input modul dengan frekuensi 1Hz sampai 200 Hz
Microelectronika Page 53
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
b. Probe osiloskop channel 1 dipasang di input sedangkan channel 2 di output. Jaga agar
input tetap 2volt peak to peak
c. Naikkan secara perlahan-lahan frekuensi inputnya (Jaga Vin = 2 volt) sampai Voutnya =
0.707 x Vin. Catat frekuensi tersebut! (Ada 2 titik f cuttoff nya)
3. Pertanyaan
a. Posisi RF8 manakah yang menunjukkan V output yang paling kecil ?
Microelectronika Page 54
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
1. Tujuan Percobaan
a. Mengenal, mengerti dan memahami kerja rangkaian DAC
b. Menyusun rangkaian DAC menggunakan komponen dasar Op Amp.
2. Teori Dasar
Walaupun besaran fisis pada umumnya merupakan besaran analog, kini berbagai peralatan
elektronika telah banyak yang menyimpan, mengolah, dan mengirimkan data dalam bentuk
digital. Hal ini disebabkan karena penggunaan sinyal-sinyal digital lebih banyak memberikan
keuntungan dari pada penggunaan sinyal-sinyal analog. Proses yang lazim dilakukan untuk
maksud diatas adalah mengubah sinyal-sinyal analog menjadi sinyal-sinyal digital, kemudian
dilakukan pengolahan sinyal secara numerik, dan pada saatnya mengubah sinyal digital
menjadi sinyal analog. Pada percobaan ini hanya akan dikaji perihal pengubahan sinyal
digital menjadi sinyal analog (DAC, Digital to Analog Converter). Rangkaian sederhana
untuk mengubah sinyal digital menjadi sinyal analog ditunjukkan oleh gambar 10.1.
Microelectronika Page 55
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
Dengan So, S1, S2, dan S3 akan bernilai nol jika saklar terbuka, dan bernilai 1 jika saklar
tertutup. Dengan memasukkan nilai R3 = R, R2 = 2 R, R1 = 4 R, Ro = 8 R, dan RF = 8R/15
akan didapat :
Terlihat bahwa dengan memberi tegangan masukan positif, akan diperoleh tegangan keluaran
negatif. Mengingat Op Amp yang digunakan adalah LM324 yang diberi catu daya 0 - 5 volt,
maka tidak bisa menghasilkan keluaran negatif. Oleh karena itu pada praktikum ini harus
digunakan masukan negatif. Jika semua saklar diputus, tegangan keluaran bernilai 0,
sedangkan jika semua saklar disambung, tegangan keluarannya akan sama dengan E. Variasi
yang lain dari kombinasi saklar tersebut akan menghasilkan tegangan keluaran antara 0 dan E
dengan resolusi tegangan 8E/15 volt.
3. ALAT-ALAT PERCOBAAN
• Modul Perangkat Praktikum Rangkaian Digital
• Power Supply
• IC Op Amp LM 324
• Sebuah voltmeter
• Kabel-kabel penghubung
4. TUGAS PENDAHULUAN
Hitung Besar nilai R0, R1, R2, dan R3, jika besar RF adalah 10K Ohm. Hitung besar Vout
jika nilai E adalah 4,5 Volt. untuk berbagai kondisi saklar.
Microelectronika Page 56
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
5. PERCOBAAN
a. Tentukan nilai R0, R1, R2, R3, dan RF terlebih dahulu. (jika tidak ada resistor yang
sesuai dengan nilai hasil perhitungan, maka tentukan nilai resistansi yang mendekati hasil
perhitungan).
- Nilai R yang digunakan: Ro = KΩ R1 = KΩ R2 = KΩR3 = KΩRF = KΩ
- Tentukan nilai resistor yang menyatakan MSB dan yang menyatakan LSB?
b. Pasangkan IC Op Amp LM324 pada projectboard.
c. Hubungkan pin 4 pada Vcc dan pin 11 pada ground.
d. Pasangkan R0, R1, R2, R3, dan RF pada projectboard sesuai pada gambar 10.1.
e. Hubungkan ujung-ujung resistor berturut-turut pada saklar masukan DAC berurutan dari
kiri ke kanan sebagai masukan D, C, B, dan A. (catu masukan dari batere)
f. Hubungkan titik sambungan R0, R1, R2, dan R3 pada masukan membalik Op Amp
LM324. Hubungkan masukan tak membalik Op Amp pada ground.
g. Pasangkan RF antara titik masukan membalik (terhubung pula pada R0, R1, R2, dan R3)
dan keluaran Op Amp.
h. Pasangkan kabel pada keluaran Op Amp.
i. Mintakan kepada pembimbing praktikum untuk memeriksa rangkaian yang telah disusun.
Jika rangkaian sudah benar, hidupkan catu daya.
j. Variasikan nilai masukan dan ukur besar tegangan keluaran pada Op Amp.
Microelectronika Page 57
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
k. Apakah nilai tegangan yang diperoleh terurut dari kecil ke besar? Jika tidak, buatlah tabel
baru dengan data keluarannya terurut dari kecil ke besar.
l. Dari pengamatan tegangan seperti yang tertera pada tabel terurut tentukan saklar mana
yang menyatakan MSB dan yang menyatakan LSB?
m. Gambarkan suatu kurva antara nilai biner (sumbu mendatar) dan nilai tegangan keluaran
(sumbu vertikal)
6. TUGAS AKHIR
Berikan kesimpulan percobaan yang telah dilakukan
Microelectronika Page 58
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
LAPORAN PRAKTIKUM
Setiap praktikan wajib membuat laporan sementara dan laporan lengkap secara perorangan.
2. Laporan lengkap
Laporan Praktikum judul ditentukan oleh dosen Koordinator Praktikum. Laporan ditulis
tangan menggunakan kertas A4, tidak perlu dipaksakan memperbanyak halaman. Mutu
laporan tidak ditentukan hanya oleh jumlah halaman. Laporan praktikum ditulis dengan
mengikuti kaidah – kaidah Bahasa Indonesia baku, terdiri atas bagian – bagian:
a. Judul. & Lembar Pengesahan
Judul Laporan sama dengan judul praktikum dilengkapi dengan lembar pengesahan yang
telah ditanda tangani oleh Kepala Laboratorium dan Instruktur Praktikum. Setiap modul
diberikan sampul halaman modul.
b. Teori Dasar
Berisi mengenai teori dari percobaan yang praktikan lakukan. Sangat tidak dianjurkan
menulis kembali teori yang tertulis pada buku petunjuk praktikum. Gunakan bahasa
Praktikan sendiri. Rumus – rumus yang ditulis harus disebutkan referensinya.
Berisi mengenai bahan dan peralatan yang digunakan dalam melaksanakan praktikum.
d. Langkah Kerja
- Di bagian ini cukup ditunjukkan data pengamatan serta hasil analisis dalam bentuk
grafik/tabel. (jika mungkin).
Microelectronika Page 59
Modul Praktikum MIKROELEKTRONIKA
- Bandingkan hasil yang diperoleh dengan teori yang terdapat di dalam literatur dan
berilah pendapat saudara. Laporan sementara diletakkan sebelum hasil pengamatan
dan Analisis laporan akhir.
f. Simpulan dan Saran
Tuliskan simpulan dan saran hasil pengamatan sesuai dengan tujuan percobaan.
g. Daftar pustaka.
Tulislah buku referensi yang digunakan untuk menulis laporan ini. Penulisan referensi
meliputi nama pengarang, tahun terbit, judul buku, penerbit, tempat/kota penerbit.
Microelectronika Page 60