DISUSUNOLEH :
BALIKPAPAN SATU
PT PERTAMINA (PERSERO)
OLEH:
JANUARDI SANDRIA
NIM : 1601197
i
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK PT. PERTAMINA
(PERSERO) RU V Balikpapan
DisusunOleh :
Januardi Sandria ( 1601197 )
Disetujuioleh :
Mengetahui Menyetujui
ii
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
LEMBAR PENGESAHAN
DisusunOleh :
Januardi Sandria ( 1601197 )
iii
(SelviaSarungu’,ST)
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT karena hanya dengan Rahmat dan Karunia-
Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan Kerja Praktek (KP) di PT. Pertamina
(Persero) RU V Balikpapan.Kerja Praktek (KP) ini merupakan salah satu tugas
yang diberikan oleh STT Minyak dan Gas Bumi (MIGAS) kepada Mahasiswa
sebagai bagian dari program On The Job Training di RU V Balikpapan. Adapun
judul dari Kerja Praktek (KP) ini, Evaluasi Kinerja Preheater Crude Distillation
Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak–pihak yang telah memberikan
dukungan, baik material ataupun spiritual, pemikiran, wacana, dan semangat.
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Feri Yani selaku General Manager PT Pertamina (Persero) RU V
Balikpapan
2. Bapak Yulianto Triwibowo selaku Manager Engineering & Development RU
V Balikpapan
3. Bapak Agus Soerachman selaku Lead of Process Engineering.
4. Bapak Taufik Basuki Hartopo, selaku pembimbing KP Lapangan.
5. Ibu Irma selaku dosen pembimbing Kerja Praktek (KP).
6. Keluarga Besar Process Engineering RU V Balikpapan
7. Keluarga Besar Dis & Wax dan Engineering & Development
Penulis sadar pengerjaan KP ini masih jauh dari kesempurnaan, segala kritik dan
saran membangun sangat diharapkan oleh penulis dan semoga KP ini dapat
memberikan manfaat kepada pembaca ataupun bagian-bagian yang terkait.
Balikpapan, May 2019
Penulis
iv
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
DAFTAR ISI
v
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
vi
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
DAFTAR GAMBAR
Figure 9.Gambar Efek dari Pemakaian Baffle Cut yang Tidak Sesuai ..................51
Figure 14.Shell and Tube HE 1 Tube Pass (Sumber: Holman, 2010) ...................73
vii
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
DAFTAR TABEL
Designation ............................................................................................................45
Table 7.Spesifikasi Suhu Outlet Hot Preheat & Cold Preheat ...............................76
Table 8.Tag Number Suhu Inlet & Outlet Tube & Shell Preheat .........................81
Table 9.Tag Number Flowrate Crude Oil dan Media Pemanas ............................82
viii
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
DAFTAR GRAFIK
ix
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
RINGKASAN
Feed Preheater (E-201-01 A/B s/d E 201-1-11 A/B) merupakan alat penukar
panas (heat exchanger/HE) yang berfungsi untuk menaikkan suhu crude oil
sehingga Coil Inlet Temperature (CIT) Furnaceoptimal. Media pemanas feed
preheat memanfaatkan aliran produk dari main column (C-1-01) seperti sirkulasi
Heavy naphtha, produk kerosene, sirkulasi kerosene, produk LGO, HGO, sirkulasi
LGO dan reduced crude.
Feed preheat memiliki peranan yang penting karena jika mengalami penurunan
performa, maka CIT tidak tercapai sehingga dibutuhkan duty furnace yang lebih
tinggi. Untuk pemenuhan duty, dibutuhkan fuel yang lebih besar agar mencapai
Coil Outket Temperature (COT) yang diinginkan sehingga penggunaan energi
menjadi tidak efisien.
Parameter-parameter yang dibahas pada kajian ini yakni duty, koefisien transfer
panas overall(Ud), fouling factor (Rd), dan delta suhu (ΔT). Secara keseluruhan
dari hasil parameter-parameter tersebut, HE mengalami penurunan performa.
Penurunan paling tajam terjadi pada E-1-07A/B. Maka, perlu dilakukan cleaning
untuk meningkatkan performa HE tersebut.
x
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
BAB I
PENDAHULUAN
Feed preheater merupakan salah satu bagian dari Crude Distillation Unit (CDU)
V yang terdiri dari rangkaian heat exchanger(E-201-01 hingga E-201-11). Heat
exchanger(HE) adalah peralatan yang dapat memindahkan panas dari fluida panas
ke fluida dingin. Fluida panas yang digunakan di feed preheat CDU V berupa
produk-produk main column (C-1-01) sedangkan fluida dingin berupa minyak
mentah (crude oil). Feed preheat mensuplai 55% total heat input yang dibutuhkan
untuk mencapai suhu pemisahan (flash temperature). Selain itu, fungsi utama dari
feed preheat yaitu memaksimalkan heat transfer dari main column C-1-01 ke
crude oil.
Pengoperasian HEyang terus menerus mengalami penurunan performa dalam
menukar panas.Kondisi aktual HE memberikan deviasi yang cukup besar dengan
kondisi desain.Hal ini diindikasikan dengan penurunan suhu outlet crude pada
heat exchanger dan berakhir pada tidak tercapainya CIT.Oleh karena itu, perlu
dilakukan evaluasi kinerja E-1-1A/B hingga E-1-08 A/B secara periodik.
1
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
Metode pendekatan yang digunakan yaitu dengan membuat simulasi proses feed
preheater pada HYSYS. Data yang digunakan yaitu data desain dan data aktual (1
Maret – 1 April2019).
Sistematika penulisan kertas kerja wajib ini dibagi menjadi empat bab, dengan
perincian sebagai berikut :
a. Bab I Pendahuluan
Berisikan latar belakang, ruang lingkup, maksud dan tujuan,metode
pendekatan dan sistematika penulisan.
b. Bab II Orientasi Umum
Berisikan latar belakang perusahaan, managemen fungsi, dan fasilitas alat
pengolahan perusahaan.
c. Bab III Identifikasi Permasalahan
Berisikan deskripsi keadaan dan gejala permasalahan, dimensi
permasalahan dan perumusan pokok permasalahan.
d. Bab IV Pembahasan Masalah
Berisikan interpretasi data dan informasi, analisa koreksi, alternatif
pemecahan permasalahan, dan perumusan sasaran yang akan dicapai.
e. Bab V Penutup
Berisikan kesimpulan dan saran.
2
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
BAB II
Orientasi Umum
3
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
e. Warna Kuning
Keagungan cita-cita yang hendak dicapai dengan ketekunan dan
penuh keyakinan.
4
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
f. Warna Biru
Kesetiaan pada Tanah Air Dasar Negara Pancasila dan UUD45.
5
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
6
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
c. Motto
Sikap jujur, tegakkan disiplin, sadar biaya dan puaskan pelanggan.
d. Tata Nilai
Dalam mencapai Visi dan Misinya, Pertamina berkomitmen untuk
menerapkan tata nilai sebagai berikut :
a) Clean (bersih) yaitu dikelola secara professional, menghindari
benturan kepentingan tidak menoleransi suap, menjunjung
tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asas tata
kelola korporasi yang baik.
b) Competitive (kompetitif) yaitu mampu berkompetisi dalam skala
regional maupun internasional. Mendorong pertumbuhan
melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan
menghargai kinerja.
c) Costumer focus (fokus pada pelanggan) yaitu berorientasi pada
kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan
pelayanan terbaik kepada para pelanggan.
d) Commercial (komersial) yaitu menciptakan nilai tambah dengan
orentasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-
prinsip bisnis yang sehat.
e) Capable (berkemampuan) yaitu dikelola oleh pemimpin dan
pekerja yang professional dan memiliki talenta dan penguasaan
teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset
dan pengembangan.
7
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
b. Usaha Hilir
Kegiatan hilir dari PT. PERTAMINA (PERSERO) meliputi
proses pengolahan minyak dan gas bumi, serta distribusi dan
pemasaran dari produk-produknya. Tujuan utamanya adalah untuk
memenuhi kebutuhan produk Bahan Bakar Minyak (BBM), serta
produk Non Bahan Bakar Minyak (NBBM) dan petrokimia untuk
kebutuhan dalam negeri dan ekspor.
8
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
Kilang Pertamina
PACIFIC OCEAN
•7.KASIM
•CAPACITY : 10 MBSD
•SOUTH CHINA •UNIT : C DU
OCEAN PLATFORMER
ARUN
P. BRANDAN
MEDAN BONTANG PAPUA
SINGAPURA SULAWESI
DUMAI BALIKPAPAN
S. PAKNING KALIMANTAN
PALEMBANG
MUSI •1.0%
•12.7% •17.2%
JAVA OCEAN
•2.DUMAI & S. PAKNING
RU •13.2%
BALONGAN CEPU
•CAPACITY : 170 MBSD
•UNIT : C D U
•JAKARTA BALI V
HV U JAWA •25.5%
HYDROCRACKER
•30.4%
DELAYCOKER CILACAP •5.BALIKPAPAN
PLATFORMER •CAPACITY : 260 MBSD
•3.PLAJU •6.BALONGAN •4.CILACAP •UNIT : C D U I & II
•CAPACITY : 125 MBSD •CAPACITY : 125 MBSD •CAPACITY : 348 MBSD HV U
•UNIT : C D U •UNIT : C DU •UNIT : CDU I & II HYDROCRACKER
HV U ARHDM PLATFORMER I & II PLATFORMER
FCC U RCC COMPLEX LUBE-OIL COMPLEX I, II, III WAX PLANT
POLY PROPYLENE PROPYLENE REC. VISBREAKER
PTA LPG PLANT PARAXYLENE PLANT
POLY-ALKYATION PLATFORMER SULFUR RECOVERY
ISOMERIZATION
•Page
2
9
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
10
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
d. Diberikan banyak
kemudahan
Kuasa a. Pertamina disediakan a. Pemerintah sebagai
Pertambangan seluruh wilayah hukum pemegang kuasa
pertambangan indonesia pertambangan
b. Perusahaan diberi kuasa b. Dibentuk badan
pertambangan pelaksanan sebagai
pelaksana kuasa
pertambangan
Industri Migas a. Pertamina (satu-satunya) Industri Migas boleh
dalam Negeri badan hukum yang berhak diusahakan oleh :
melakukan usaha-usaha a. Bentuk Usaha Tetap
pertambangan Migas b. Badan Usaha Milik
b. Perusahaan bergerak Negara
dibidang eksplorasi, c. Badan Usaha Milik
eksploitasi, pemurnian Daerah
pengolahan, pengangkutan d. Koperasi
dan penjualan e. Badan Usaha Swasta
11
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
harga
12
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
13
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
14
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
15
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
16
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
a) Berwawasan lingkungan
17
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
b) Profesionalisme
c) Kebanggaan pegawai
d) Penerapan teknologi secara efektif dan efisienan
e) Keadilan, kejujuran, keterbukaan dan dapat dipercaya
18
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
19
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
C. Realibility
Bertugas untuk merencanakan, melaksanakan, mengkoordinir
lingkup pekerjaaan, pemeliharaan, dan meningkatkan
kehandalan operasi kilang. Fungsi ini membawahi 2 (dua)
bagian, yaitu:
a. Equipment Realibility Section
b. Plant Realibility Section
D. Procurement
Tugasnya adalah memimpin, mengelola, mengendalikan,
mengevaluasi kegiatan bidang jasa dan sarana umum meliputi
pengadaan dan pengelolaan material dan operasi serta peralatan,
transportasi, waktu dan anggaran fungsi-fungsi serta mengawasi
jasa layanan perkantoran, perumahan dan pemeliharaan sarana
dan fasilitas umum. Procurement terbagi menjadi 4 (empat)
bagian, yaitu:
a. Inventory Control Section
b. Purchasing Section
c. Services & Warehousing Section
d. Control Office Section
20
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
21
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
Marine.
a. Production
Fungsinya adalah perencanaan, pengontrolan, pengelolaan
dan pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan pengolahan
minyak mentah menjadi produk BBM/Non BBM.
Fungsi ini membawahi 6 (enam) bagian, yaitu:
a) Distilling & Wax Section
b) Hydroskimming Complex Section
c) Hydrocracking Complex Section
d) Laboratory Section
e) Utilities Section
f) Oil Movement Section
22
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
b) TA Coordinator
c) Stationary Engineer
d) Elec. & Inst. Engineer
e) RE Enginee
d. Maintenance Execution
Tugasnya adalah menyediakan jasa pelayanan seperti
pemeliharaan peralatan kilang dan instrumentasi untuk
mendukung operasional dan kehandalan Kilang. Fungsi ini
membawahi 6 (enam) bagian, yaitu:
a) Maintenance Area 1 Section
b) Maintenance Area 2 Section
c) Maintenance Area 3 Section
d) Maintenance Area 4 Section
e) Workshop Section
f) General Maintenance Section
e. Marine
Tugasnya adalah pengelolaan sarana pelabuhan khusus,
Mooring Master, dan jasa angkutan kelautan, pemeliharaan
atas sarana yang dikelola secara efektif dan efisien,
pengadaan jasa pemborongan anak buah kapal (ABK) sesuai
dengan standar mutu.
H. General Affairs
Fungsi umum yang mencakup aspek hukum dan pertanahan,
pembinaan hubungan baik (relationship) dengan pihak yang
terkait (internal dan eksternal), pengamanan perusahaan, tender
non kilang dan penghapusan aset, menangani terjadinya unjuk
rasa dan demonstrasi di lingkungan perusahaan serta
mengkoordinir semua kegiatan tersebut untuk jajaran migas
Kaltim. Selain itu, untuk melindungi kepentingan atau kepastian
23
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
J. Keuangan Region IV
Tugasnya adalah untuk merencanakan, mengkoordinasikan,
mengarahkan, mengawasi kegiatan keuangan. Bidang ini
membawahi 3 (tiga) bagian, yaitu:
a. Kontroller
b. Akuntasi Kilang
c. Perbendaharaa
24
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
b. Maintenance Area 2
Maintenance Area 2 mempunyai beberapa Seksi diantaranya
Seksi RE (Rotating Equipment), NRE (Non Rotating
Equipment), Electrical, dan Instrument. Bagian ini bertugas
melaksanakan pemeliharaan peralatan kilang di area CDU
IV, NHTU. Platforming Unit, LPG Recofery Unit, SWS,
Flare Gas Recofery Unit, Wax Plant, DHP, dan EWTP.
c. Maintenance Area 3
Maintenance Area 3 mempunyai beberapa Seksi diantaranya
Seksi RE (Rotating Equipment), NRE (Non Rotating
25
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
d. Maintenance Area 4
Maintenance Area 4 mempunyai beberapa Seksi diantaranya
Seksi RE (Rotating Equipment), NRE (Non Rotating
Equipment), Electrical, dan Instrument. Bagian ini bertugas
melaksanakan pemeliharaan peralatan kilang di area TBL,
LAB, K3LL, Bengkel, Gudang, WTP Pancur dan Gunung
IV, serta Sungai Wein.
e. General Maintenance
Bagian ini bertugas untuk melaksanakan pemeliharaan
peralatan di area Luar kilang (perumahan)
f. Workshop
Workshop bertugas melaksanakan perbaikan peralatan
kilang secara keseluruhan sesuai dengan seksi bagiannya
masing-masing, terutama untuk peralatan yang tidak dapat
diperbaiki dilapangan.
26
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Minyak (petroleum) berasal dari kata Petro yang berarti rock (batu) dan
Leum yang berarti oil (minyak). Minyak bumi bila diproses hasilnya dapat diolah
menjadi produk-produk yang dapat dipergunakan secara luas, sebagian besar
sebagai sumber energi seperti bahan bakar kendaraan, bahan bakar pembangkit
listrik, bahan bakar rumah tangga dan produk-produk lainnya. Secara fisik minyak
bumi (Crude Oil) merupakan cairan kental yang berwarna coklat gelap. Dalam
minyak bumi terkandung gas, cairan dan elemen–elemen padat yang terlarut
didalamnya dan juga partikel–partikel padatan yang terbawa selama
pengangkutannya ke permukaan bumi.
Minyak dan gas sebagian besar terdiri dari campuran molekul Carbon dan
Hydrogen yang disebut dengan Hydrokarbon dan sedikit non Hydrokarbon.
Minyak dan gas terbentuk dari siklus alami yang dimulai dari sedimentasi sisa–
sisa tumbuhan dan binatang yang terperangkap selama jutaan tahun. Pada
umumnya terjadi jauh dibawah dasar lautan. Material–material organik tersebut
berubah menjadi minyak dan gas akibat efek kombinasi temperatur dan tekanan di
dalam kerak bumi. Kumpulan dari minyak dan gas tersebut membentuk
Reservoir–Reservoir minyak dan gas. Minyak bumi tersebut umumnya bercampur
27
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
dengan air garam dan gas alam, yang membentuk tiga lapisan dengan gas pada
bagian atas, minyak pada bagian tengah dan air serta garam pada bagian bawah.
Pada saat dilakukan pengeboran, minyak akan naik keatas permukaan karena
adanya tekanan gas dari sumur, minyak dialirkan ke vessel bertekanan tinggi
untuk melepaskan gas–gas yang terlarut dan memisahkan air yang terbawa,
sebelum dialirkan ke tangki. Minyak bumi merupakan campuran yang sangat
kompleks dari berbagai senyawa Hidrokarbon, disamping itu juga terdapat dalam
jumlah yang relatif lebih sedikit seperti Belerang, Nitrogen, Oksigen, dan logam-
logam yang terdapat dalam bentuk–bentuk Senyawa Organik.
A. Proses Pengolahan
Proses pengolahan minyak bumi dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok,
yaitu (Yunianto,2008) :
1. Primary Processing (Proses Pemisahan Secara Fisika)
Primary Proses yaitu proses pemisahan minyak bumi atau fraksinya
dimana struktur kimia senyawa Hidrokarbon tidak mengalami perubahan.
Primary Processing antara lainDistilasi Atmosfirik, Distilasi Vakum, Ektraksi
dan Kristalisasi.
a. Distilasi Atmosfirik
Distilasi Atmosferik adalah salah satu teknik pemisahan Crude Oil
yang didasarkan atas volatility atau titik didih komponen–komponen pada
tekanan atmosfir.Proses ini dikenal dengan distilasi fraksinasi yang
pemisahannya dilakukan di bawah temperatur 370 0C.Hasil yang diproleh
dari distilasi atmosfirik adalah Gas/LPG, Light Naphtha, Heavy Naphtha,
Kerosine, LGO (Light Gasoil), HGO (Heavy Gasoil) dan hasil bottom
yaitu Long Residue.
b. Distilasi Vacum
Pada dasarnya distilasi vacum sama dengan distilasi atmosfirik yang
berfungsi memisahkan minyak menjadi fraksi–fraksinya berdasarkan
trayek didihnya. Perbedaan distilasi vacum dengan distilasi atmosfirik
terletak pada tekanan kolom. Tekanan kolom lebih rendah dari tekanan
28
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
29
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
i) Katalytic Cracking
Katalytic cracking adalah peruraian senyawa Hidrokarbon oleh
panas dengan bantuan katalis. Proses katalytic cracking
merupakan proses untuk membuat Gasoline yang kaya akan
paraffin cabang, siklo paraffin dan aromatic, yang bertujuan untuk
meningkatkan mutu Gasoline.
ii) Hidrocracking
Hidrocracking merupakan unit perengkahan Hidrokarbon berantai
panjang (HVGO) menjadi Hidrokarbon berantai pendek dengan
menggunakan gas Hydrogen dan Katalis.
b. Reforming
Proses Reforming adalah proses upgrading naphtha yang bertujuan
untuk menaikan angka oktan dari Naphtha pada boiling range 80–200
0
C.
c. Alkilasi
Alkilasi betujuan untuk mencapai angka oktan yang tinggi dengan
menggabungkan senyawa–senyawa paraffin dengan Iso-Butana
sehingga dihasilkan produk Alkylate. Alkylate merupakan Paraffin
bercabang yang memiliki nilai oktan yang tinggi dan biasanya di pakai
sebagai AVGAS.
d. Polymerisasi
Polimerisasi adalah reaksi kimia dimana satu atau lebih molekul
Hidrokarbon bergabung menjadi lebih besar.
e. Isomerisasi
Isomerisasi adalah proses perubahan rumus bangun suatu senyawa
tanpa merubah rumus kimianya (rumus bangunnya).
30
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
3. Treating Proses
Proses Treating bertujuan untuk menghilangkan komponen yang
tidak dikehendaki suatu contoh Merkaptan (pengotor) seperti Sulfur,
Nitrogen, dan Impurities. Dalam proses treating yang utama adalah
Hydrotreating Acid/Caustic Treating, Doctor Treating Ekstraksi dan
Adsorbsi .
a. Hydrotreating
Hydrotreating adalah proses Hydrogenasi tanpa Cracking,
umumnya digunakan untuk Hydrogenasi senyawa-senyawa Olefin
tujuannya adalah mendapatkan produk yang lebih baik dan untuk
mengurangi atau menghilangkan pengotor yang terdapat pada umpan
seperti senyawa Sulfur, senyawa Nitrogen dan senyawa Logam.
b. Acid /Caustic Treating
Bertujuan untuk meghilangkan asam organik, agar Ph stabil,
senyawa Sulfur (Merkaptan dan H2S) dilakukan cara pencucian dengan
NaOH bermacam–macam asam yang digunakan yaitu Asam Florida
(HF), asam Hidrokhlorida (HCL) Asam Nitrat (HNO3),
Asam fosfat (H3PO4) dan Asam Sulfat (H2SO4) pada umumnya yang
dipakai adalah Asam Sulfat karena lebih menguntungkan dari pada asam-
asam lainnya.
c. Doctor Method
Doctor method bertujuan untuk menghilangkan bau yang disebabkan
oleh Mercaptan dalam Gasoline, dengan hilangnya Mercaptan
menyebabkan produk stream tidak berbau, disebut Sweet.
d. Ekstraksi
Ekstraksi dengan pelarut merupakan proses yang tertua dalam
pengolahan minyak bumi terutama untuk meningkatkan kualitas
kerosine, akan tetapi pada perkembangannya lebih banyak digunakan
untuk meningkatkan kualitas minyak Pelumas.
31
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
32
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
b. Solar
Solar adalah campuran compleks senyawa Hydrokarbon mempunyai
trayek didih antara 205–370 0C yang mempunyai komponen–komponennya
yaitu C14-C17. Solar digunakan sebagai bahan bakar motor bakar dengan
sistem nyala kompresi (Motor Diesel). Kualitas Solar ditentukan oleh Cetane
Number.Karena bila yang tinggi menandakan semakin bagus suatu produk.
c. Fuel Oil
Fuel oil adalah Hydrokarbon berat yang merupakan residu hasil kolom
distilasi atmosfirik dan distilasi vacum setelah dipisahkan dari Hydrokarbon
ringan dan dicampur dengan komponen solar agar memenuhi spesifikasi.Fuel
oil dapat digunakan sebagai bahan bakar Furnace.
d. Motor Gasoline atau Premium
Motor Gasoline atau Premium yang sehari–harinya kita sebut dengan
nama Bensin adalah campuran compleks senyawa Hidrokarbon yang
mempunyai trayek didih antara 40–200 0C komponen–komponennya yaitu
C5-C10 dan dipergunakan sebagai bahan bakar motor–motor yang
menggunakan busi (Spark Ignition Engine). Kualitas mogas ditentukan oleh
angka oktan (Octane Number).Angka oktan adalah ukuran kualitas anti
knocking dari Bensin.Angka oktan yang tinggi menunjukan ketidak mudahan
Bensin untuk terbakar sebelum tersulut oleh busi.
III.3. Panas
Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari suatu
fluida ke fluida lain tetapi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan.
Perpindahan panas dapat didefinisikan sebagai perpindahannya energi dari suatu
medium ke mediumlain akibat perbedaan temperatur antara kedua
mediumtersebut.
Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh panas di dalam suatu proses
perubahan suhu, perubahan tekanan, perubahan fase, reaksi kimia dan kelistrikan.
Mekanisme perp2indahan panas pada umumnya mengenal tiga cara perpindahan
33
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
34
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
B. Heat Exchanger
35
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
Heat Exchanger juga merupakan salah satu alat penukar panas dalam
sistem hidrolik.Alat penukar panas adalah suatu alat yang digunakan untuk
memindahkan panas dari suatu fluida yang mempunyai temperature lebih tinggi
ke fluid yang temperature lebih rendah.Prinsip dasar heat exchanger adalah
pertukaran panas antara zat panas dengan zat yang lebih rendah temperature nya,
umumnya tanpa terjadi persinggungan langsung antara kedua zat tersebut. Oleh
karena itu dalam heat exchanger terjadi dua fungsi sekaligus, yaitu :
1. Memanaskan fluida yang dingin
2. Mendinginkan Fluida yang panas
36
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
Memiliki tube lurus yang dilindungi pada kedua sisi ujungnya oleh tubesheet yang
diwelding dengan shell.
Shell and tube heat exchanger dengan bentuk tube nya sepertu huruf U. Hanya
terdapat 1 tubesheet di dalam heat exchanger jenis tersebut.
Tipe shell and tube heat exchanger yang paling banyak digunakan dan paling
murah. Pada desain ini, satu tubesheet berada relatif tetap pada shell sedangkan
37
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
yang lainnya, secara bebas menggantung (float) terhadap shell. Hal ini dapat
mengizinkan ekspansi tube bundle secara bebas sebaik pada saat membersihkan
bagian dalam dan luar tube. Dengan demikian, floating head heat exchanger dapat
digunakan untuk fluida yang dapat menimbulkan fouling secara cepat atau fluida
yang kotor.
38
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
Fluida dinginkeluar
Fluida dinginkeluar
Fluida panas
masuk HE
Fluida panas keluar
Fluida dingin
masuk
39
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
40
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
41
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
terdapat proses kimia, zat yang korosif atau fluida dengan suhu tinggi
menggunakan alloy material construction.
4. Komponen peralatan.
4.1 TEMA menggunakan tiga buah huruf yaitu :
Huruf Pertama Menyatakan bentuk “front and stationary head type”
atau channel, dengan menggunakan notasi huruf: A, B, C dan D.
A Channel and Removable Cover
B Bonnet (Integral Cover)
C Channel Integral with Tube Sheet and Removable Cover (removable tube
bundle only)
N Channel Integral with Tube Sheet and Removable Cover
D Special High Pressure Closure
42
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
TYPE SHELL
E Lebih ekonomis tetapi pertimbangan pressure drop tipe “J” lebih
baik.
F Ada kekhawatiran terjadi kebocoran antara longitudinal baffle dan
shell.
G Factor koreksi (F) untuk LMTD lebih rendah dari tipe “J”.
H Factor koreksi (F) untuk LMTD lebih rendah dari tipe “J”, tetapi
tipe “H” ini dispesifikasikan untuk thermosyphonereboiler
(Literature Gama Spektra Mandiri,Consultan and Training
Specialist & Heat Exchanger).
J Pressure drop lebih besar bila dibandingkan tipe “G” dan “H”.
K Shell dibentuk khusus tidak mempunyai shell cover sehingga pada
saat mengeluarkan tube bundle hanya melalui satu sisi. Kurang
ekonomis bila digunakan untuk proses penguapan fluida yang
kecil karena ruangan/volume penguapan terlalu
besar.
43
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
44
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
45
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
Dalam banyak hal untuk menentukan pemilihan alat penukar panas yang
optimum adalah dengan melakukan perancangan secara utuh dengan
memperhitungkan berbagai alternatif pilihan bentuk bangun (geometric).Beberapa
hal yang harus ditentukan terlebih dahulu dengan menggunakan standard TEMA
(Tubular ExchangerManufacturing Association) yaitu :
1) Front end stationary head types “A”
Dipilih karena pada saat pembersihan (cleaning tube) lebih praktis (simpel)
tidak perlu melepaskan semua bagianseperti pada tipe “B” (bonnet) cukup hanya
melepas coversaja.
2) Shell types “H”
Dipilih karena lebih ekonomis. Factor koreksi (Fc) LMTD lebih besar bila
dibandingkan dengan tipe “E”, dikarenakan mempunyai faktor koreksi (Fc) > 0,7
sehingga kerugian panasnya lebih kecil, demikian juga tidak dipilihnya tipe “K”
Kettle karena tidak memerlukan ruangan/volume penguapan pada shell yang
terlalu besar sehingga tidak perlu dibuat bentuk yang khusus.
3) Rear end head types “S”
Dipilih karena kemampuan ekspansi yang berbeda dapat diatasi dengan adanya
floating head, sedangkan pada tipe “L”, “M” dan “N” digunakan expantion joint
pada shell sehingga kurang ekonomis.
46
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
Komponen utama HE antara lain : Tube, Baffle, Tie Rods, Tube Sheet,
Channel, Partition Pass, Shell Cover dan Channel Cover.
a. Tube
Tube dapat dikatakan sebagai urat nadi alat penukar kalor karena
merupakan media penghantar antar fluida panas dan fluida dingin, kedua
jenis fluida itu mempunyai kapasitas, temperature, tekanan serta jenis
yang berbeda. Ada dua macam tipe tube, yaitu tube polos dan bersirip
(finned tube) sejumlah tube dirangkai menjadi satu kesatuan yang disebut
tube bundle.Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi ialah :
- Kemampuan panas yang tinggi
- Daya tahan terhadap panas
- Daya tahan terhadap korosi
- Daya tahan terhadap erosi
47
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
Tata letak pemasangan tube (Tube lay out) ada 4 (empat) macam
yaitu :
In Line Square Pitch
Sumbu tube saling membentuk 90o segi empat bujur sangkar. Pengaturan
cara ini baik untuk pressure drop yang rendah dan mempunyai koefisien
perpindahan panas lebih rendah dari pada triaguler pitch.
Diamond Square Pitch
Pada pengaturan cara ini sumbu tube saling membentuk 90o segi empat
bujur sangkar melintang terhadap arah aliran. Cara ini terkenal untuk
pengaturan pressure drop rendah namun tidak serendah in line square
pitch.
Triangular Pitch
Sumbu tube saling membentuk 60o segi tiga sama sisi searah dengan arah
aliran. Cara ini sering digunakan baik untuk pressure drop yang sedang
hingga tinggi. Trianguler pitch juga mempunyai koefisien perpindahan
panas lebih baik dari pada in line triangular pitch.
In Line Triangular Pitch
Sumbu Tube saling membentuk 60o segi tiga sama sisi melintang
terhadap arah aliran. Koefisien perpindahan panas tidak begitu tinggi
namun lebih baik dari pada in line square pitch. Penggunaan untuk
pressure drop yang sedang hingga tinggi.
b. Tube Pitch
Tube pitch didefinisikan dengan jarak terpendek di antara 2 tubes yang
berdekatan. Konstruktor shell and tube heat exchanger sebaiknya
menggunakan tube pitch yang minimum karena akan memberian
diameter shell yang paling kecil. Namun, pada kondisi tertentu tube pitch
dapat ditingkatkan nilainya untuk menurunkan pressure drop pada shell
side terutama untuk shell dengan tipe cross-flow.
48
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
c. Baffle
Baffle adalah sekat-sekat yang terdapat pada bagian shell alat
penukar panas.
Tujuan Penggunaan Baffle
- Menambah / membuat aliran turbulen pada bagian luar tube
- Memperkuat tube bundle
- Mencegah benturan antar tube akibat vibrasi aliran fluida.
- Meratakan aliran fluida di dalam shell.
- Membagi shell menjad 2 (dua) atau beberapa bagian
Macam – Macam Baffle, yaitu :
- Segmental baffle
- Disc & Doughnut baffle
- Orifice baffle
- Longitudinal baffle
49
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
baffle spacing minimum adalah 1/5 dari diameter inside shell atau 2 inchi disebut
dengan besar. Jarak yang lebih dekat akan mempersulit dalam mechanical
cleaning di bagian luar tube, dan menghasilkan distrbusi aliran yang jelek.
d. Baffle Cut
Baffle cut adalah tinggi dari segment yang dipotong pada tiap baffle
untuk mengizinkan fluida pada shell side mengalir melewati baffle. Satuan
baffle cut adalah persentase dari diameter inside shell.
50
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
Figure 9.Gambar Efek dari Pemakaian Baffle Cut yang Tidak Sesuai
51
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
e. Tie Rods
Tie rods berupa sebatang besi bulat yang mempunya ulir pada
kedua ujungnya dipasang pada bagian tube.
Tujuan pemansangan Tie Rods antara lain :
- Mempertahankan panjang tube.
- Mempertahankan jarak antara baffle plate.
- Mempertahankan dan menjaga agar rangkaian tube tidak berubah
untuk sewaktu dilakukan pengangkatan atau perbaikan.
f. Tube Sheet
Berfungsi sebagai dudukan tube bundle pada shell.
g. Channel
Berfungsi sebagai tempat masuk keluarnya fluida bagian tube.
h. Partition Pass
Berfungsi sebagai pembatas antara aliran masuk dan aliran keluar
yang dipasang pada channel.
i. Shell Cover dan Chanel Cover
Berfungsi sebagai penutup shell dan channel yang dapat dibuka
pada waktu dilakukan perbaikan atau pembersihan tube dan dinding
dalam shell.
52
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
a. Cooler
Fungsi Cooler untuk mendinginkan fluida (cairan ataupun gas)
tanpa terjadi perubahan phase, sedangkan media pendinginnya berupa
air atau udara.
b. Condenser
Berfungsi untuk mengembunkan fluida yang berbentuk uap atau
campuran uap, sebagai media pendingin biasanya air. Umumnya
condensor mempunyai shell dan tube serta dapat dipasang secara tegak
lurus maupun mendatar.
c. Chiller
Berfungsi untuk mendinginkan fluida pada suhu rendah, sebagai
media pendingin biasa digunakan air, propana freon atau amoniak.
d. Air Cooler Exchanger
Berfungsi untuk mendinginkan fluida pada suhu kamar, dengan
media pendingin udara.
e. Heater
Berfungsi untuk memanaskan atau memberikan panas dengan
menggunakan steam atau nyala api.
f. Evaporator
Berfungsi untuk menguapkan fluida cair dengan menggunakan
steam atau media pemanas lainnya.
53
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
g. Reboiler
Digunakan untuk menaikkan kembali suhu fluida sampai fluida
tersebut mencapai suhu didihnya. Reboiler dapat berupa shell dan tube
atau tipe dapur, biasanya dihubungkan dengan dasar kolom distilasi.
Pertimbangan penempatan fluida merupakan salah satu hal yang penting dalam
mendesain HE dalam rangka mengoptimumkan performa. Faktor-faktor berikut
menjadi penentu aliran shell dan tube (Coulson, 1983):
1. Korosivitas.
Makin korosif fluida sebaiknya ditempatkan pada tube. Hal ini dapat
mengurangi biaya alloy yang mahal dan komponen coating.
2. Fouling
54
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
a. Precipitation fouling
Atau dapat juga disebut crystallization fouling. Fluida atau gas yang
berada di dalam heat exchanger sebgai fluida proses dapat
mengandung dissolved inorganic salts. Ketika kondisi proses di
dalam heat exchanger berbeda dari kondisi inletnya, maka
supersaturation dapat terjadi. Hal ini mengakibatkan sebagian dari
dissolved salt akan terkristalisasi pada permukaan heat transfer.
Untuk itu jumlah garam yang terlarut di dalam fluida proses harus
dibatasi.
55
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
b. Particulate fouling
Hal ini dapat terjadi ketika gas atau fluida di dalam heat exchanger
mengandung partikel – partikel kecil yang akan menempel pada
permukaan heat transfer. Contohnya adalah pasir atau
debu.Pengendapan dapat terjadi kebanyakan sebagai akibat dari
gravitasi.
Fouling jenis ini terjadi karena deposit yang terbentuk sebagai akibat
dari reaksi kimia dengan fluida.Namun, permukaan heat transfer
sendiri tidak ikut bereaksi.
d. Corrosion fouling
Fouling jenis ini juga disebabkan oleh reaksi kimia, bahkan dengan
permukaan heat transfer itu sendiri sehingga permukaan heat transfer
dapat terkonsumsi yang mengakibatkan terbentuknya korosi.
56
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
e. Solidification fouling
f. Biological fouling
Pada fouling jenis ini terjadi karena biological micro- and macro-
organisms yang menempel pada permukaan heat transfer.Dalam hal
ini, tidak hanya menempel pada material, bahkan masalah yang lebih
lanjut apabila mikroorganisme tersebut tumbuh dan berkembang
sehingga menghasilkan lapisan yang lengket.
57
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
3. Suhu fluida
58
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
Dimana :
U =Coeficient Heat transfer, (Btu/hr-ft2-oF)
h0 = coefficient ketebalan Fluida luar pada tube, (Btu/hr-ft2-oF)
hi= coefficient ketebalan Fluida dalam pada tube, (Btu/hr-ft2-oF)
r0 = Fouling resistance pada bagian luar tube, (hr-ft2-oF/Btu)
ri= Fouling resistance pada bagian dalam tube, (hr-ft2-oF/Btu)
rw= Resistance pada tube wall reference ke bagian luar
permukaan, (Fouling resistance pada bagian luar tube, (hr-ft2-
o
F/Btu).
A0 = effectivite external surface, (ft2)
Ai = effectivite internal surface, (ft2)
Ef = Fin efficiency ( sama dengan satu bare pada tube dan kurang
dari untuk satu fin tube).
c. Tube Wall Resistance :
Bare tube :
𝑑0 𝑑0
𝑟𝑤 = [ 𝐼𝑛 ( )]
24𝑘 𝑑0 − 2𝑡
Integral circumferentially finned tube
𝑡 [𝑑0 + 2𝑁𝑧 (𝑑0 + 𝑧)]
𝑟𝑤 =
24𝑘 (𝑑0 − 𝑡)
Dimana :
d0 = O.D pada bare tube atau root diameter pada fin,
(in)
z = ketinggina fin, (in)
N = Number of fin perinch
k = tube wall thermal conductivity, (Btu/hr-ft2-oF)
d. LMTD
Logarithmic Mean Temperature Different pada parallel
flow :
[𝑇1 − 𝑡1 ] − [𝑇2 − 𝑡2 ]
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 𝑇1 − 𝑡1
𝐼𝑛 [ ]
𝑇2 − 𝑡2
59
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
60
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
61
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
62
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
63
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
64
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
65
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
66
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
67
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
68
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
69
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
e. Temperature efficiency
Outlet temperature T2 dan t2 mungkin bisa dihitung dengan
menggunakan :
𝑡2= 𝑡1 +𝑃 [𝑇1− 𝑡1]
𝑇2 = 𝑇1 − 𝑅 [𝑡2 − 𝑡1 ]
Dimana :
P = temperature efficiency, yang dapat dihitung menggunakan
fungsi R dan NTU yang didapat dari gambar B-10 hingga B-
12.
𝑇1 − 𝑇2 𝑊𝑐 𝐶𝑝𝑐
𝑅= =
𝑡2 − 𝑡1 𝑊ℎ 𝐶𝑝ℎ
𝑈𝐴0
𝑁𝑇𝑈 =
𝑊𝑐 𝐶𝑝𝑐
Dimana :
T1, T2 = hot fluid inlet, outle temperature, (oF)
t1, t2 = cold fluid inlet, outle temperature, (oF)
Wh, Wc = hot fluid, cold fluid mass flow rate, (lbm/hr)
Cph, Cpc = hot fluid, cold fluid heat capacity (Btu/lbm – oF)
U = heat transfer coefficient (fouled), (Btu/lbm -ft2– oF)
A0 = effective external surface, (ft2)
NTU = Number of tranfer units
70
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
71
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
72
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
BAB IV
IDENTIFIKASI MASALAH
Crude oil yang berasal dari tangki penyimpan exicing crude tank (Tank R)
dialirkan menggunakan pompa G-201-01 A/B menuju CDU V (61.6 MBSD).
Sebelum masuk CDU V, aliran crude oil diumpankan ke feed preheat yang terdiri
dari rangkaian HE. Tipe HE yang digunakan adalah shell and tube.Feed preheat
dibagi menjadi 2 yaitu Cold Preheat (Upstream Desalter) dan Hot Preheat
(Downstream Desalter). Cold preheat terdiri dari E-201-01 A/B, E -201-02, E-
201-03, E-201-04 A/B, E-201-05 A/B, dan E-201-06 sedangkan hot preheat
terdiri dari E-201-07, E-201-08 A/B, E-201-09, E-20-10 A/B dan E-201-11.
73
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
74
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
furnace. Sehingga kinerja furnace tidak terlalu besar untuk memanaskan crude oil
yang akan dialirkan ke coloum distillate unit (CDU). Aliran hot preheater dibagi
menjadi 2 train parallel menuju E-201-07 dan E-201-09.
Di E-201-07 aliran crude oil dipanaskan menggunakan aliran sirkulasi Hot
HGO product yang berasal bottom product C-201-03 yang dialirkan
menggunakan G-201-11 A/B. Di E-201-07 crude oil dipanaskan dari 147 oC atau
143oC menjadi 164 oC atau 151 oC. Lalu crude oil dialirkan menuju E-201-08
A/B. Di E-201-08 A/B crude oil dipanaskan dengan menggunakan
sirkulasireduced crude yang berasal dari bottom product pada C-201-01 yang
dialirkan menggunakan G-201-08 A/B. Di E-201-08 A/B crude oil dipanaskan
dari 164 oC atau 151 oC menjadi 211 oC atau 228 oC. Lalu aliran crude oil menuju
ke E-201-11, sebelum menuju E-201-11 aliran crude oil bertemu dengan aliran
crude oil yang telah dipanaskan di E-201-10 A/B.
Di E-201-09 aliran crude oil dipanaskan dengan menggunakan aliran
sirkulasi hot kerosene pa yang berasal dari tray 11 C-201-01 yang dialirkan
menggunakan G-201-06 A/B. Di E-201-09 crude oil dipanaskan dari 147 oC atau
143 oC menjadi 159 oC atau 155 oC. lalu crude oil dialirkan menuju E-201-10
A/B. Di E-201-10 A/B crude oil dipanaskan dengan menggunakan sirkulasi aliran
LGO PA yang berasal dari tray 26 C-201-01 yang dialirkan menggunakan G-201-
07 A/B. Di E-201-10 A/B crude oil dipanaskan dari 159 oC atau 155 oC menjadi
198 oC atau 202 oC. Lalu crude oil di alirkan ke E-201-11.
Di E-201-11 aliran crude oil dipanaskan dengan menggunakan aliran
sirkulasi Hot reduced crude yang berasal dari bottom product pada C-201-01 yang
dialirkan menggunakan G-201-08 A/B. Di E-201-11 crude oil dipanaskan dari
205 oC atau 215 oC menjadi 230 oC atau 243 oC. Setelah dari E-201-11 aliran
crude oil menujufurnace F-201-01.
75
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
76
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
Pertimbangan penempatan fluida merupakan salah satu hal yang penting dalam
mendesain HE dalam rangka mengoptimumkan performa. Faktor-faktor berikut
menjadi penentu aliran shell dan tube (Coulson, 1983):
1. Korosivitas.
Makin korosif fluida sebaiknya ditempatkan pada tube. Hal ini dapat
mengurangi biaya alloy yang mahal dan komponen coating.
2. Fouling
Jika pressure drop sama, koefisien transfer panas overall lebih tinggi
pada tube.
6. Viskositas
Makin viscous maka ditempatkan pada shell, agar terjadi aliran turbulen.
7. Flowrate
77
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
220
210
CIT, C
200 CIT A
CIT B
190
180
78
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
Dimensi permasalahan yang akan dikaji yaitu dimensi operasional dan kimia.
Namun, dalam permasalahan ini dimensi operasional memiliki peranan yang lebih
dominan:
1. Dimensi Operasional
Permasalahan operasional pada HE paling sering terjadi yakni fouling.
Fouling tidak dapat dihindari. Crude oil yang mengalir lama-kelamaan akan
membentuk flokulan dan deposit pada dinding HE. Fouling memiliki peran
sebagai thermal insulator yang dapat mengakibatkan rendahnya efektivitas
perpindahan panas antara fluida panas (produk) dan fluida dingin (crude oil).
Faktor faktor yang mempengaruhi pembentukan fouling di antaranya:
a. Kondisi operasi (suhu, tekanan, laju alir).
b. Konfigurasi tube
c. Komposisi crude oil
d. Komposisi senyawa anorganik pada produk.
Fouling menyebabkan efisiensi HEtidak bekerja sebagaimana seharusnya.
2. Dimensi Kimia
Permasalahan kimia yang mempengaruhi kinerja feed preheat yakni jenis dan
spesifikasi crude. Jenis crude oil yang digunakan akan menghasilkan distribusi
produk yang berbeda-beda jumlahnya. Sementara itu feed preheat
menggunakan aliran produk sebagai hot stream. Dengan laju alir produk yang
berbeda-beda maka menyebabkan duty dari HE akan mengalami surplus atau
defisit energi dari duty desainnya.
79
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
80
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
BAB V
PEMBAHASAN MASALAH
81
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
82
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
83
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
Koefisien transfer panas overall (Ud) merupakan besarnya panas yang ditransfer
untuk menaikkan 1oC tiap luas perpindahan panas.Ud aktual dibandingkan dengan
Ud desain. Berdasarkan grafik 5.1crude mixed secara umum koefisien transfer
panas overall mengalami peningkatan dari desain. Nilai Ud terendah pada E-201-
04A/B. Begitu juga dengan crude minas secara umum koefisien transfer panas
overall mengalami peningkatan dari desain, Nilai Ud terendah pada E-201-7.
84
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
LMTD (Logaritmic Mean Temperature Diferent) merupakan Delta suhu crude oil
atau perbedaan suhu crude oil inlet dan outlet tiap exchanger. Delta suhu desain
adalah perbedaan suhu sesuai dengan data sheet design, sedangkan suhu aktual
adalah perbedaan suhu pada kondisi real. Berdasarkan Grafik 5.3 LMTD crude
mixed LMTD overall dibawah desain kecuali pada E-201-01 A/B mengalami
peningkatan, dan juga di Grafik 5.4 LMTD crude minas overall mengalami
penurunan nilai actual dibawah nilai desain kecuali pada E-201-01 A/B.
85
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
Duty merupakan jumlah panas yang ditransfer antara fluida panas (produk) ke
fluida dingin (crude oil).Data duty diperoleh dari perhitungan HYSYS yang terdiri
dari data desain dan aktual.Duty desain merupakan hasil perhitungan duty
HYSYS dengan menggunakan datasheet design, sedangkan duty aktual adalah
duty kondisi real yang dicapai HE. Berdasarkan Grafik 5.5. Duty Desing Vs
Actual crude mixed secara overall nilai actual melebihi nilai desain kecuali pada
E-201-01 A/B kekurangan nilai duty akibat dari kekurangan nilai variable suhu
dan flowrate mengalami penurunan. Begitu juga berdasarkan pada grafik 5.6 Duty
desing Vs actual crude minas mengalami peningkatan nilai actual terhadap nilai
desain. Pada E-201-01 A/B dan E-201-11 mengalami peningkatan yang sangat
signifikan akbiat dari nilai reduced crude melebih batas desain.
86
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
BAB VI
PENUTUP
VI.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kajian ini yaitu:
1. Secara umum performa preheater masih dalam standar performa. Hal ini dilihat
dari parameter LMTD, Ud, dan ∆T yang melebihi dari desain. Peunurunan
performa paling tajam terjadi pada E201-01 A/B. Maka, perlu dilakukan
cleaning untuk meningkatkan performa HE tersebut.
2. Overduty pada E-201-07 A/B disebabkan jumlah reduced crude inlet 14%
lebih tinggi dari desain.
87
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
DAFTAR PUSTAKA
88
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
LAMPIRAN A
89
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
90
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
91
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
92
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
93
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
94
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
95
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
96
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
97
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
98
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
99
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
100
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
101
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
102
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
103
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
104
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
105
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
106
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
107
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
108
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
109
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
110
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
LAMPIRAN B
A. Simulasi Design
1. Mixed Crude
a) E-201-01 A/B
b) E-201-02
111
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
c) E-201-03
d) E-201-04
112
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
2. Minas Crude
a) E-201-01 A/B
b) E-201-02
113
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
c) E-201-03
d) E-201-04
114
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
115
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
116
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
117
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
118
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
A. Simulasi Aktual
a. Simulasi desain yang sudah selesai dan diperoleh deviasi yang
tidak jauh dengan kondisi desain (max. 10% kecuali dT dan
surface area), diinput data aktual per HE seperti: flowrate dan suhu
crude oil inlet, flowrate dan suhu pemanas inlet, serta tekanan
crude oil dan pemanas sehingga diperoleh hasil suhu yang
seharusnya dapat dicapai oleh crude oil dan pemanas.
b. Berikut tabel yang diinput untuk memperoleh data hasil aktual.
Tabel diperoleh dari kondisi aktual 1 May – 30 May 2019.
Suhu Pemanas (Produk)
119
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
B. Simulasi aktual yang telah selesai dilakukan adjust terhadap suhu outlet crude oil
dengan cara trial nilai tube fouling.(Novendra M:2018)
120
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
121
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
122
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
123
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
124
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
125
Kerja Praktek
EvaluasiKinerja Preheater Crude Distillation Unit (CDU) V di Area Balikpapan Satu
126