Anda di halaman 1dari 12

“Hubungan Kualitas Tanah Terhadap Produksi Biomassa Tanaman Pakan”

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Produksi Tanaman Pakan

Dosen Pengampu:
Fajrin Pramana Putra, S.P., M.Sc.

Disusun Oleh:
Nama :Muhammad Fakhri Ramadhan
NIM :23010122140169

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG JAWA TENGAH
KATA PENGANTAR
Pertama-tama dan yang paling utama, kami mengucap syukur atas kesempatan
yang telah diberikan Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahnya tugas ini
dapat dikerjakan dengan baik dan selesai pada waktu yang tepat. Pada kesempatan
kali ini, kami akan merangkum pembahasan kami mengenai “Hubungan Kualitas
Tanah Terhadap Produksi Biomasa Tanaman Pakan” yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi pembaca yang membutuhkan informasi mengenai produksi
tanaman pakan.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapak dan ibu dosen pengampu
mata kuliah produksi tanaman pakan yang telah membimbing proses pendidikan
kami sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik

Kami menyadari dengan sepenuhnya bahwa karya tulis berupa makalah ini masih
jaub dari kata sempurna dan memerlukan bimbingan pembaca untuk saling
mendukung dan menyempurnakan makalah ini menjadi karya yang layak dan
bermanfaat. Oleh karena itu, kami menerima segala bentuk saran dan masukan
baik yang dapat menyalurkan ide bersama dalam menciptakan kegiatan ramah
lingkungan ini.

Penyusun

Semarang, 21/14/2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN.................................................................................................3
2.1 Pengertian Kualitas Tanah..............................................................................3
2.2 Pengertian Biomassa........................................................................................4
2.3 Hubungan kualitas tanah pada produksi biomassa.......................................5
2.4 Contoh produksi biomassa tanaman pakan...................................................6
BAB III. PENUTUP.........................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................8
3.2 Saran.................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................9

ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki kualitas tanah yang baik
dalam mengembangkan potensi untuk menumbuhkan hasil budi daya tanaman
yang subur dan menghasilkan keuntungan ekonomi yang besar. Sebagai negara
agraris, sebagian besar masyarakat Indonesia memenuhi kehidupan sehari-harinya
dengan menjadi petani. Produksi tanaman ini membutuhkan lahan pertanian untuk
menunjang kebituhan konsumen. Produksi tanaman tidak hanya bertujuan untuk
memenuhi keutuhan manusia tetapi juga dibutuhkan bagi pakan ternak dan
budidaya ternak dengan memanfaatkan ecofarm sebagai bentuk peduli akan
lingkungan.

Kebutuhan akan persediaan lahan terus meningkat sehingga menuntuk


produsen untuk memiliki lahan dengan kualitas tanah cocok tanam sehingga
mumpuni menampung permintaan. Kualitas tanah mempengaruhi biomassa pada
setiap tanaman yang dihasilkan. Indonesia memiliki tanah yang luas yang
digunakan sebagai lahan pertanian. Sebagai sumber daya alam tidak terbarukan,
upaya pengendalian kerusakan tanah harus diawasi dengan uapaya pengendalian
agar kelestariannya tetap terjaga. Pada makalah ini akan dibahas mengenai
kualitas tanah dan hubungannya dengan biomassa tanaman pakan. Akan disajikan
beberapa penerapan produksi biomassa dan pengaruh kualitas tanah pada daerah
tertentu di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana kualitas tanah dan faktor penyebabnya?


1.2.2 Apakah yang dimaksud dengan biomassa?
1.2.3 Bagaimana hubungan kualitas tanah pada produksi biomassa?
1.2.4 Bagaimana contoh produksi biomassa tanaman pakan?

1
1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Mengetahui kualitas tanah dan faktor penyebabnya


1.3.2 Mengetahui pengertian biomassa
1.3.3 Mengetahui hubungan kualitas tanah pada produksi biomassa
1.3.4 Mengetahui contoh produksi biomassa tanaman pakan

2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kualitas Tanah
Kualitas tanah adalah kemampuan tanah di lapangan untuk menyediakan
fungsi-fungsi yang diperlukan oleh manusia atau ekosistem alam dalam jangka
waktu yang lama. Fungsi tersebut adalah kemampuannya untuk menjaga
pertumbuhan dan produktivitas tanaman dan hewan, menjaga kualitas udara dan
air, atau menjaga kualitas lingkungan. Tanah yang berkualitas membantu hutan
tetap sehat dan menghasilkan tanaman yang baik.

Kualitas tanah menggabungkan unsur-unsur fisik, kimia dan biologi tanah


dan interaksinya. Agar lantai dapat bekerja secara efektif, ketiga komponen
tersebut harus ada. Hasil akhir dari proses dekomposisi dan konservasi dalam
tanah mempengaruhi kualitas tanah. Oleh karena itu, kualitas tanah tidak hanya
mencakup produktivitas dan perlindungan lingkungan, tetapi juga ketahanan
pangan dan kesehatan manusia dan hewan.

Kualitas tanah diukur berdasarkan pengamatan kondisi dinamis indikator-


indikator kualitas tanah. Pengukuran indikator kualitas tanah menghasilkan indeks
kualitas tanah. Indeks kualitas tanah merupakan indeks yang dihitung berdasarkan
nilai dan bobot tiap indikator kualitas tanah. Indikator-indikator kualitas tanah
dipilih dari sifat-sifat yang menunjukkan kapasitas fungsi tanah1. Berdasarkan
fungsi tanah yang hendak dinilai kemudian dipilih beberapa indikator yang
sesuai. 

Melalui sistem pola tanam yang baik, upaya pemeliharaan kualitas tanah
dapat dilakukan dengan beberapa cara pengembangan lahan kering yang sekaligus
mengembangkan kegiatan konservasi vegetatif dengan beberapa cara;2

a. Penerapan penanaman dengan cara pertanaman campuran


Penanaman pada tanaman berbeda musim yang lebih dari satu di lahan yang
sama dengan pola yang tidak beraturan.
1
Hajar, L. Abdullah, D. Diapari. 2019. “Produksi dan Kandungan Nutrien Beberapa Varietas
Sorgum Hybrid dengan Jarak Tanam Berbeda sebagai Sumber Pakan”.
2
Boti, Eko Setiawan, Uti Nopriani, dan Yan Alpius Lolowu. 2018. “Efektivitas Pemberian Pupuk
Kandang Sapi Terhadap Produktivitas Lemna minor sebagai Hijauan Pakan Ternak”.

3
b. Penerapan penanaman dengan cara pertanaman berurutan
Penanaman pada dua atau lebih tenaman pada satu lahan secara beraturan dan
bergiliran.
c. Penerapan penanaman dengan cara pertanaman tumpang sari
Penerapan sistem penanaman lebih dari satu jenis tanaman secara simultan,
umur tanaman yang sama dengan cara penanaman membentuk barisan bergilir
d. Penerapan penanaman dengan cara pertanaman tumpeng gilir
Penerapan penanaman pada lebih dari satu macam tanaman dan lahan
digunakan secara bergilir
e. Penerapan penanaman dengan cara pertanaman berlajur
Penerapan penanaman lebih dari satu macam tanaman secara selang-seling
dengan tanaman pokok dan tanaman penutup tanah
f. Penerapan penanaman dengan cara pertanaman bertingkat
Penerapan penanaman dengan cara menenamkan tanama pohon dan tanaman
yang lebih pendek habitusnya. Tekhnik penanaman ini disebut juga
penanaman kombinasi.

2.2 Pengertian Biomassa


Kata "biomassa" adalah kombinasi dari kata "bio" dan "massa" dan pada
awalnya digunakan dalam ekologi untuk menunjukkan jumlah hewan dan
tumbuhan. Setelah munculnya isu kejutan minyak, arti kata tersebut meluas
melampaui ekologi dan sekarang berarti "sumber daya hayati sebagai sumber
energi" karena promosi sumber energi (baru) alternatif. Hingga saat ini, tidak ada
definisi khusus tentang biomassa dan definisi tersebut dapat berbeda-beda di
setiap sektor.Biomassa didefinisikan sebagai bahan organik terbarukan yang
diproduksi langsung atau tidak langsung oleh organisme hidup tanpa kontaminasi
dari bahan atau limbah lain3. Biomassa termasuk sisa hutan dan pabrik, tanaman
dan limbah, kayu dan limbah kayu, pupuk kandang, kotoran hewan, tanaman air,
pohon dan tanaman cepat tumbuh, sampah kota dan industri. Biomassa bahan-
bahan organik berumur relatif muda yang mana berasal dari limbah budidaya
industri alam seperti peternakan perikanan, kehutanan, perkebunan dan pertanian.
3
Ibid; hal.5-6

4
Selain itu biomassa juga dapat berasal dari tumbuhan dan hewan. Biomassa
memiliki unsur utama berupa zat kimia yang jenisnya bermacam-macam yang
kandungan terbesarnya adalah atom karbon (C). Komposisi elementer yang
dimiliki biomassa adalah 53% massa karbon bebas air, 6% hydrogen, 42%
oksigen. Secara garis besar susunan biomassa ditempati oleh lignin selulosa. 4

2.3 Hubungan kualitas tanah pada produksi biomassa


Melalui penjelasan awal mengenai kualitas tanah dan pengertian biomassa, dapat
diketahui bahwa kualitas tanah sangat mempengaruhi bagaimana biomassa yang
dihasilkan. Semakin baik kualitas tanahnya, maka semakin baik juga biomassa
yang diperoleh. Permintaan akan biomassa yang semakin meningkat menuntuk
produksi biomassa tetap menjaga segala hal yang berkaitan dengan hasil akhir
biomassa yang sempurna. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi
biomassa adalah dengan memanajeman sumber daya lahan secara tepat. Contoh
manajemen pengolahan lahan adalah tekhnik penanaman seperti pengaturan jarak
tanam yang akan mempengaruhi tumbuh kembang tanaman, Produksi biomassa
yang segar dipengaruhi juga oleh air dan unsur hara yang memadai. Produksi
biomassa sendiri dapat dibedakan menjadi beberapa jenis seperti produksi
biomassa segar, produksi biomassa bahan kering, produksi biomassa kualitas
nutrient kasar, produksi biomasaa protein kasar, ADF (Acid Detergen Fiber) dan
NDF (Neutral Detergen Fiber). Kualitas tanah Indonesia yang cenderung subur
dan iklim tropis yang menjadikan suhu udara dan iklim yang cocok dala menanam
tanaman berbagai musim diharapkan dapat menjadi sumber biomassa yang
produktif sehungga dapat menunjang produksi tanaman.

2.4 Contoh produksi biomassa tanaman pakan


A. Biomassa tanaman sorgum

4
Suzana, Asih. “Penyusunan Status Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa di Kabupaten
Bandung”. Fakultas Teknik Universitas Batanghari; Jambi.

5
Sorgum dikenal sebagai jenis tanama sereal yang digunakan untuk
memenuhi pakan ternak. Dalam jurnal penelitian “Produksi dan Kandungan
Nutrien Beberapa Varietas Sorgum Hybrid Dengan Jarak Tanam Berbeda Sebagai
Sumber Pakan”, biomassa sorgum dapat diperoleh dari daun, akar, biji dan
batang. Berikut penyajiannya:

Tabel 1. Produksi biomassa segar tiga varietas sorgum hybrid.

Tabel 2. Produksi biomassa kering tiga varietas sorgum hybrid.

Produksi biomassa segar dan produksi bahan kering pada varietas 12S49001 lebih
tinggi dibandingkan dengan varietas 12FS9006 dan varietas 13FB7001. Jarak
tanam 25x25cm lebih baik dibandingkan dengan jarak tanam 25x40cm. Nutrien
yang paling baik terdapat pada varietas 12S49001dibandingkan dengan varietas
lain.5

B. Biomassa Tanaman Lemma Minor (Paku Air)

5
Hajar, L. Abdullah, D. Diapari. 2019. “Produksi dan Kandungan Nutrien Beberapa Varietas
Sorgum Hybrid dengan Jarak Tanam Berbeda sebagai Sumber Pakan”. Institut Pertanian Bogor;
Bogor, Jawa Barat.

6
Kebutuhan akan biomassa harus dipenuhi secara kuantitas, kualitas dan
terpenuhi setiap tahunnya. Adanya ketersediaan lahan air yang memadai membuat
Indonesia menjadi tempat inovasi dalam pemanfaatan tanaman air untuk pakan.
salah satu lahan air yang digunakan adalah lahan rawa dengan luas 22,5 juta ha.
Dalam perkembangannya, paku air merupakan tanaman yang tersebar luas dan
tumbuh di berbagai tempat di belahan dunia. Paku air mampu menutupi 40-100%
permukaan air diseluruh dunia. Setelah melalui berbagai macam pengujian,
lemma minor diketahui dapat berpotensi sebagai salah stau sumber pakan yang
berpotensi tinggi bagi ternak. Selain itu lemma minor juga dapat mengunci
nitrogen pada perairan yang terkena pencemaran limbah. Pada beberapa penelitian
mengenai pengembangan lemma minor dilakukan salah satunya menggunakan
pupuk kandang sapi. Efisiensi Lemna minor terhadap protein dan mineral
memberikan peluang sebagai pakan ternak yang tinggi protein dan mineral. Di
Indonesia kualitas pakan ternak umumnya rendah yaitu rendah protein, tinggi
serat dalam bentuk lignoselulosa dan miskin mineral. Menggunakan Lemna minor
yang mengandung sumber protein dan mineral bisa menjadi solusi mengatur
kondisi gizi. Selain kandungan gizi yang baik, Lemna minor memiliki keunggulan
produktivitas yang tinggi yaitu 48,11-67,21 ton/ha/tahu. Dalam kondisi optimal,
tanaman jenis ini secara teratur dapat menggandakan biomassanya hanya dalam
dua hari. Lemna minor sebagai sumber pangan alternatif yang kaya gizi memiliki
potensi dan kebutuhan yang sangat besardirancang untuk mendukung efisiensi
dan produktivitas produk peternakan. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada
strategi pengembangan budidaya Lemna minor agar pakan ternak tetap tersedia
tanpa mengenal musim di Indonesia. 6

6
Nopriani, U,dkk. 2014. “Produktivitas Duckweed (Lemna minor) sebagai Hijauan Pakan
Alternatif Ternak pada Intensitas Cahaya yang Berbeda”, Peternakan Instiitut Pertanian Bogor;
Bogor, Jawa Barat.

7
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Tanaman pakan yang baik membutuhkan faktor pendukung yang juga


harus bersifat baik dan terawat. Kualitas tanah yang baik dapat menunjuang hasil
biomassa yang optimal. Mka dari itu dibutuhkan pengoalahan lahan yang
terstruktur dan oengenalan akan pentingnya bagaimana cara proses penanaman
yang baik. Oleh sebab itu, hasil produksi yang akan dipasarkan juga dapat
meningkatkan kualitas ekonomimnya dan dapat dipasarkan pada jenjang yang
lebih mupuni dan mendapatkan penghasilan yang memuaskan. Memperhatikan
langkah-langkah kecil dan penerapan secara lansung dapat ,memandu pembaca
untuk lebih memperhatikan faktor-faktor yang saling terkait satu sama lain.

3.2 Saran
Kesadaran akan menjaga lingkungan agar tetap asri dan bereri diperlukan
dan harus diterapkan sejak dini. Pengenalan teatang bagaimana pengoalahan
tanaman yang baik juga dapat diperkenalkan pada masyarakat sehingga komunitas
awam dapat mengerti dan menerapkan hal tersebut untuk menunjang pendapatan
mereka. Dengan adanya kolaborasi dan keserasian tujuan, terciptanya simbiosis
yang saling menguntungkan dapat terjadi dan membuahkan hasil yang saling
memberikan manfaat satu sama lain.

8
DAFTAR PUSTAKA

Boti, Eko Setiawan, Uti Nopriani, dan Yan Alpius Lolowu. 2018.
“Efektivitas Pemberian Pupuk Kandang Sapi Terhadap Produktivitas Lemna
minor sebagai Hijauan Pakan Ternak”.

Hajar, L. Abdullah, D. Diapari. 2019. “Produksi dan Kandungan Nutrien


Beberapa Varietas Sorgum Hybrid dengan Jarak Tanam Berbeda sebagai
Sumber Pakan”. Institut Pertanian Bogor; Bogor, Jawa Barat.

Nopriani, U,dkk. 2014. “Produktivitas Duckweed (Lemna minor) sebagai


Hijauan Pakan Alternatif Ternak pada Intensitas Cahaya yang Berbeda”,
Peternakan Instiitut Pertanian Bogor; Bogor, Jawa Barat.

Prasetyo, Heru, Mochamad Thohiron. 2013. “Aplikasi SIG Dalam


Penilaian Status Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa Di Kabupaten
Tuban, Jawa Timur”. Universitas Brawijaya; Malang.

Suzana, Asih. “Penyusunan Status Kerusakan Tanah untuk Produksi


Biomassa di Kabupaten Bandung”. Fakultas Teknik Universitas Batanghari;
Jambi.

TA, Sulistya, dkk. “Evaluasi Nilai Ekonomi Usaha Budi Daya Tanaman
Jagung sebagai Tanaman Pakan dan Pangan di Kota Probolinggo”, Pasuruan,
Jawa Timur.

Anda mungkin juga menyukai