Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR AGRONOMI

ACARA III
“METODE TANAM DAN PEMELIHARAAN”

Disusun Oleh
Kelompok 6

 Ardiyono Sigalingging 2003016020


 Yunia Rahma Diani 2003016024
 Miftahul Jannah 2003016092
 Yosua Faidi Rain 2003016102
 Nurul Yuliastri 2003016060

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas pertanian


Universitas Mulawarman
Tahun 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan ini dapat terselesaikan sebagaimana
mestinya. Tujuan laporan praktikum dasar agronomi ini adalah agar semua mahasiswa terutama
kami sendiri dapat mengetahui dan memahami dengan baik dalam metode tanam dan
pemeliharaan tersebut,

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen pengampu mata kuliah dasar agronomi atas segala arahan dan bimbingannya, Ucapan
terima kasih juga kami sampaikan kepada teman-teman yang telah memberikan masukkan
sehingga laporan ini dapat tersusun dengan baik.

Kami menyadari bahwa pada penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan, oleh
karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat di harapkan untuk
kesempurnaan laporan ini.

Samarinda, 17 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 3
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 4
B. Tujuan ............................................................................................................................................... 4
BAB II........................................................................................................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................................... 5
BAB III ......................................................................................................................................................... 7
METODE PENELITIAN .............................................................................................................................. 7
A. Bahan dan alat ................................................................................................................................... 7
B. Cara kerja .......................................................................................................................................... 7
BAB IV ......................................................................................................................................................... 8
HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................................................... 8
1. Hasil Pengamatan.............................................................................................................................. 8
2. Pembahasan....................................................................................................................................... 9
BAB V ........................................................................................................................................................ 30
PENUTUP .................................................................................................................................................. 30
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................... 30
B. SARAN ........................................................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 31
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahan tanam yang digunakan penting untuk diperhatikan dan dipersiapkan dengan baik
agar mendapatkan hasil yang optimal. Bahan tanam dapat berupa dalam bentuk benih atau bibit.
Benih adalah biji yang telah diseleksi dan dipersiapkan sebagai bahan tanam, misal: benih
jagung, benih kedelai, benih padi, dan lain-lain.

Bibit adalah tanaman muda yang telah diseleksi dan dipersiapkan sebagai bahan tanam.
Tanaman muda bisa berasal dari benih, cangkok, stek, okulasi, anakan, hasil kultur jaringan, dan
lain-lain. Penanaman penting artinya dalam budidaya karena persiapan dan penanaman yang baik
akan memberikan pertumbuhan tanaman yang baik pula.
Pengaturan jarak tanam perlu untuk dilakukan agar diperoleh p;opulasi yang optimal dan
efisiensi pemanfaatan ruang.

Beberapa model jarak tanam


 Baris tunggal (single row)
 Baris rangkap (double row)
 Bujur sangkar (on the square)
Jarak sama segala penjuru (equidistant plant spacing)

Jarak tanam juga bervariasi, seperti contoh beberapa Sistim tanam pada padi yaitu :
 1. Sistem tanam cara tegel (konvensional)
 2. Sistem tanam cara Legowo
 3. Sistem taam cara SRI (System Rice Intensification)
 4. Sistem tanam cara Haston
 5. Sistem tanam tabela (tanam benih langsung)

 Setelah dilakukan penanaman, langkah selanjutnya adalah pemeliharaan tanaman yang


meliputi Pemeliharaan setelah tanam juga memegang peran penting dalam budidaya.
Pemeliharaan tanaman meliputi :- Penyiangan / pencegahan gulma, - Pencegahan hama
dan penyakit tanaman, - Pemupukan, - Pemberian air (apabila kondisi kurang air), -
Perawatan tanaman lainnya (misal pemangkasan pada tanaman tahunan), - lainnya

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui persiapan bahan tanam.


2. Untuk mengetahui berbagai sistem tanam dan populasi tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tanam adalah kegiatan menempatkan bahan tanam dapat berupa benih atau bibit pada
media tanam, baik media tanah maupun media bukan tanah dalam suatu bentuk atau pola tanam
sebagai awal dari budidaya tanaman (Cardwell, 1984). Sedangkan menurut (musyafa,2011)
tanam adalah menempatkan bahan tanam berupa benih atau bibit pada media tanam baik media
tanah maupun media bukan tanah dalam suatu bentuk pola tanam. Pada saat menanam ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain jarak tanam, pola tanam, dan waktu tanam.

Penanaman adalah kegiatan memindahkan bibit dari tempat penyemaian ke lahan


pertanaman untuk di dapatkan hasil produk dari tanaman yang di budidayakan. Proses
pemindahan ini tidak boleh di lakukan dengan sembarangan, perlu adanya metode agar tanaman
dapat belangsung hidup di media dan lingkuanganya yang baru.

Pemeliharaan tanaman sangatlah penting, karena merupakan salah satu faktor penentu
dalam produktivitas tanaman. Semakin baik cara pemeliharaan tanamannya, maka semakin
tinggi pula produktivitas tanaman dan begitu juga sebaliknya. Pemeliharaan tanaman disini
dimaksudkan dengan semua tindakan manusia yang bertujuan untuk memberi kondisi
lingkungan yang menguntungkan sehingga tanaman tetap tumbuh dengan baik dan mampu
memberikan hasil atau produksi yang maksimal. Oleh karena itu, pemeliharaan sangatlah
penting dalam proses budidaya tanaman karena merupakan salah satu faktor utama

Jarak tanam adalah memberikan jarak antar tanaman sehingga tiap tiap tanaman
mendapatkan ruang yang sesuai agar pertumbuhannya berjalan dengan baik. Sedangkan pola
tanam adalah suatu urutan tanam dalam satu bidang lahan dan dalam satu periode waktu tertentu.
Faktor lain yang harus diperhatikan pada saat menanam selain jarak tanam dan pola tanam
adalah waktu tanam, pengaturan waktu tanam penting karena berkaitan dengan ketersediaan air
yang melimpah pada saat musim hujan dan juga keterbatasan air pada musim kemarau.

Jenis-jenis jarak tanam yang umum digunakan oleh petani adalah bujur sangkar, persegi
panjang, dan zigzag. Jarak tanam berbentuk bujur sangkar yaitu menanam tanaman dengan
bentuk bujur sangkar dan memiliki jarak antar tiap tanaman yang sama misalnya 20×20 cm,
jarak tanam persegi panjang adalah menanam tanaman dengan berbentuk persegi panjang yaitu
memiliki ukuran panjang dan lebar yang berbeda atau memiliki sekat antara baris satu dengan
yang lain jarak tanam persegi panjang banyak digunakan dalam budidaya tanaman jagng dengan
jarak tanam 70cm (jarak antar baris) x 30 cm ( jarak dalam baris), dan jarak tanam zigzag yaitu
menanam tanaman dengan pola seperti jajar genjang atau zigzag.

Fungsi jarak tanam bagi tanaman adalah untuk menurunkan tingkat kompetisi suatu tanaman
dengan tanaman yang lain untuk mendapatkan sinar matahari yang optimal sehingga fotosintesi
suatu tanaman tersebut tidak terhambat oleh tanaman yang lainnya, untuk menurunkan tingkat
kompetisi suatu tanaman dengan tanaman yang lain untuk mendapatkan unsur hara dari dalam
tanah, dan juga untuk meningkatkan zona perakaran suatu tanaman, zona pertumbuhan suatu
tanaman, dan sebagainya sehingga tanaman tersebut dapat menghasilkan produksi yang
maksimal.

Pola tanam atau (cropping patten) iyalah suatu urutan pertanaman pada sebidang tanah
selama satu periode. Lahan yang dimaksut bisa berupa lahan kosong atau lahan yang sudah
terdapat tanaman yang mampu dilakukan tumpang sirih. (saiful anwar, 2011)

Pola tanam adalah usaha yang dilakukan dengan melaksanakan penanaman pada sebidang
lahan dengan mengatur susunan tata letak dari tanaman dan tata urutan tanaman selama periode
waktu tertentu, termasuk masa pengolahan tanah dan masa tidak ditanami selama periode
tertentu.

Pola penanaman dapat dengan dua sistem yaitu sistem monokultur dan polikultur.
Monokultur adalah penanaman satu jenis tanaman pada lahan dan waktu penanaman yang sama.
Sedangkan polikultur adalah penanaman lebih dari satu jenis tanaman pada lahan dan waktu
yang sama.

Pola tanam dibagi menjadi dua yaitu pola tanam monokultur dan polikultur. Monokultur adalah
menanam satu jenis tanaman pada lahan dan waktu penanaman yang sana dan polikultur adalah
menanam lebih dari satu jenis tanaman dalam satu lahan. Berikut ini adalah penjelasan dari
polikultur dan monokultur.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Bahan dan alat


- Berbagai benih dan bibit tanaman semusim dan tanaman tahunan

- Lahan tempat penanaman (yang ada di masing-masing lokasi)

- Peraga berbagai sistem tanam

B. Cara kerja
- Pelajari dan pahami materi bahan tanaman (benih dan bibit)

- Catat bahan tanaman yang digunakan pada lokasi penanaman yang Sdr. Jumpai

- Pelajari dan pahami metode tanam

- Catat metode tanam yang ditemui di lokasi Sdr. terhadap tanaman (1) pangan
(padi, jagung, kedelai, ubi kayu dan lainnya), (2) tanaman buah-buahan (durian,
lai, rambutan dan lainnya), (3) tanaman perkebunan (kelapa sawit, karet, coklat,
dan lainnya)

- Palajari dan pahami pemeliharaan tanaman

- Catat pemeliharaan yang dilakukan / yang ada di lokasi yang Sdr. Temui

- Hasil pantauan digambar metode tanam yang digunakan Contoh

- Berikan penjelasan/ulasan terhadap metode tanam yang Sdr. Temui tersebut, dan
apa kelebihan dan kekurangan dari metode tanam tersebut.

- Catat pemeliharaan yang dilakukan / yang ada di lokasi yaang Sdr. temui
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan Metode Tanam

Bahan Jarak
No. Nama Tanaman Metode Tanam Umur Keterangan
Tanam Tanam
Tanaman tahunan, bibit yang
digunakan merupakan bibit
1. Kelapa Sawit Bibit Bujur sangkar 9m×9m 6 Tahun yang dibudidayakan sendiri,
untuk varietas tanaman tidak
diketahui.
Jagung termasuk dalam
20 cm x 1-2 Tanaman semusim, bibit
2 Jagung Bibit Tegel / ubin
20 cm Bulan yang digunakan yaitu
dibudidayakan sandiri.
Tanaman tahunan atau
musiman, bibit yang
Single Row (baris 10 cm x 4-5 digunakan merupakan bibit
3 Durian Bibit
tunggal) 10 cm Tahun yang di budidayakan sendiri,
varietas tanamannya adalah
durian petruk.
Karet (Hevea Tanaman ini temasuk
4 Bibit Bujur sangkar 4m x 5m 7 tahun Tanaman tahunan (Bibit
brasiliensis) lokal)
Benih
Padi (oryza sativa 20 cm x Tanaman semusim padi gogo
5 tabur Jajar legowo 3 bulan
L) 20 cm (sawah) varietas lokal
langsung
2. Pembahasan

1) Pengamat 1

Nama Pengamat : Ardiyono Sigalingging

Nama Petani : Bpk. Anggiat Hutagalung

A. Nama tanaman : Kelapa Sawit


B. Metode tanam : Persegi 9 m × 9 m
C. Denah metode tanam
D. Penjelasan

Tanaman kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat menjadi andalan
dimasa depan karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan manusia. Kelapa sawit memiliki arti
penting bagi pembangunan nasional Indonesia. Selain menciptakan kesempatan kerja yang
mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber devisa negara. Produktivitas
kelapa sawit dipengaruhi oleh teknik budidaya yang diterapkan. Metode tanam dan pemeliharaan
tanaman merupakan salah satu kegiatan budidaya yang sangat penting dan menentukan masa
produktif tanaman.

Salah satu faktor yang menentukan besarnya produksi tanaman kelapa sawit persatuan luas
adalah jumlah tanamannya, dan hal ini tergantung pada faktor genetis dan lingkungan. Sistem
tanam berpengaruh terhadap produksi pertanian karena berkaitan dengan ketersediaan unsur
hara, cahaya matahari serta ruang bagi tanaman. Secara umum ada dua pola jarak tanam yang
digunakan dalam budidaya tanaman kelapa sawit, yaitu segiempat dan segitiga samasisi. Masing-
masing pola jarak tanam tersebut mempunyai kelebihan. Pola segiempat mempunyai kelebihan
mudah dan cepat dilakukan, sedangkan pola segitiga samasisi mempunyai kelebihan pada jumlah
populasinya dalam persatuan luas.

1. Kelebihan metode tanam tersebut

Fungsi metode tanam bujur sangkar bagi tanaman adalah untuk menurunkan tingkat kompetisi
suatu tanaman dengan tanaman yang lain untuk mendapatkan sinar matahari yang optimal
sehingga fotosintesi suatu tanaman tersebut tidak terhambat oleh tanaman yang lainnya, untuk
menurunkan tingkat kompetisi suatu tanaman dengan tanaman yang lain untuk mendapatkan
unsur hara dari dalam tanah, dan juga untuk meningkatkan zona perakaran suatu tanaman, zona
pertumbuhan suatu tanaman, dan sebagainya sehingga tanaman tersebut dapat menghasilkan
produksi yang maksimal.

Selain kelebihan tersebut, ada juga kelebihan yang penting yaitu dapat mempermudah
pemeliharaan.

2. Kekurangan metode tanam tersebut


Pola tanam bujur sangkar sudah lumayan optimal, namun pola tanam segitiga sama sisi jauh
lebih optimal dibandingkan pola tanam bujur sangkar. Dan tingkat pertumbuhan gulma akan
semakin tinggi pada pola tanam bujur sangkar karena pola dan jarak tanam yang cukup luwes,
memungkinkan bagi gulma untuk berkembang biak lebih cepat.

E. Perhitungan populasi per hektar

Untuk menghitung populasi kelapa sawit dengan metode tanam bujur sangkar dalam luas areal 1
Ha, terdapat rumus mudah yaitu:

Diketahui: Luas areal = 1 ha (10.000 )

Jarak tanam =9mx9m

tanaman

F. Dokumentasi
G. Kesimpulan

metode tanam bujur sangkar bagi tanaman adalah untuk menurunkan tingkat kompetisi suatu
tanaman dengan tanaman yang lain untuk mendapatkan sinar matahari yang optimal sehingga
fotosintesi suatu tanaman tersebut tidak terhambat oleh tanaman yang lainnya, untuk
menurunkan tingkat kompetisi suatu tanaman dengan tanaman yang lain untuk mendapatkan
unsur hara dari dalam tanah, dan juga untuk meningkatkan zona perakaran suatu tanaman, zona
pertumbuhan suatu tanaman, dan sebagainya sehingga tanaman tersebut dapat menghasilkan
produksi yang maksimal.

Untuk mendapatkan hasil yang lebih memuaskan, maka dari itu diperlukan pemeliharaan baik
terutama dalam pengendalian gulma untuk meminimalkan persaingan hara dan juga pemupukan
untuk menambah hara bagi tanaman kelapa sawit.

Pemeliharaan

1. Pemeliharaan yang ditemukan:

Terdapat beberapa pemeliharaan yang dilakukan pada tanaman kelapa sawit di daerah yang saya
datangi, yaitu:
- Penyulaman

Penyulaman merupakan menganti tanaman yang mati, rusak atau yang pertumbuhanya kurang
baik yang dikarenakan penanaman yang kurang teliti, terendam air, atau terserang hama dan
penyakit. Pemilik kebun melakukan penyulaman ketika tanaman masih belum terlalu besar dan
sudah tidak dilakukan saat ini.

- Pemupukan

Pemupukan merupakan suatu cara dan upaya untuk menyediakan unsur hara yang cukup bagi
tanaman guna mendorong pertumbuhan vegetatif dan generatif. Pemupukan dilakukan sebanyak
sekali per satu sampai dua tahun. Pupuk yang digunakan adalah pupuk pupuk NPK.

- Pengendalian Gulma

Pengendalian gulma dalam kegiatan budidaya pertanian selalu dilakukan karena akan
mempengaruhi keefektifan pemupukan dan mempengaruhi hasil suatu tanaman. Teknik
pengendalian gulma yang digunakan ialah dengan cara kimia dan dilakukan sekitar 2 kali
setahun.

2. Tanggapan

Pemeliharaan kebun kelapa sawit yang dilakukan petani yang ditemui tergolong sudah cukup
baik untuk jenis perkebunan rakyat. Petani yang ditemui juga sudah melakukan penyulaman
untuk menggati tanaman yang mati atau rusak, selain itu juga sudah dilakukan pemupukan untuk
menambah hasil produksi kelapa sawit meskipun hanya dilakukan sekali dalam waktu satu
sampai dua tahun. Dalam pemeliharaan untuk pengendalian gulma petani hanya melakukan
teknik pengendalian gulma secara kimia saja, hal ini dikarenakan pengendalian gulma secara
kimia lebih hemat waktu dan tenaga.
2) Pengamat 2

Nama Pengamat : Miftahul Jannah

Nama Petani : Bpk. Sudin

Alamat : Bontotiro

A. Nama tanaman : Jagung


B. Metode tanam : Tegel
C. Denah metode tanam
Metode tanam Ubin/Tegel
20 cm x 20 cm

x x x x x x x x x x

x x x x x x x x x x

x x x x x x x x x x
20
cm

x x x x x x x x x x
20 cm

x x x x x x x x x x

x x x x x x x x x x

x x x x x x x x x x

D. Penjelasan

Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang
mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan munculnya cabang anakan pada
beberapa genotipe dan lingkungan tertentu. Siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari.
Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif. Batang jagung terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung tumbuh pada
setiap buku, berhadapan satu sama lain. Bunga jantan terletak pada bagian terpisah pada satu
tanaman sehingga lazim terjadi penyerbukan silang. Jagung merupakan tanaman hari pendek,
jumlah daunnya ditentukan pada saat inisiasi bunga jantan, dan dikendalikan oleh genotipe, lama
penyinaran, dan suhu.

Dalam proses penanaman jagung perlu diperhatikan beberapa faktor, agar tanamannya dapat
tumbuh dengan baik dan menghasilkan panen yang maksimal. Faktor-faktor yang diperhatikan
adalah Jarak tanam, Perbandingan antara luas lahan dan pemberian pupuk NPK, dan
Pengendalian hama dan penyakit. Persaingan tanaman jagung sangat terlihat pada petakan ke dua
dimana tiap 1 lobang terdapat 2 tanaman jagung sehingga terjadi persaingan perebutan unsur
hara yang dapat di lihat dari pertumbuhan tanaman jagung.

3. Kelebihan metode tanam tersebut

Metode Ubinan adalah salah satu metode dalam dunia pertanian untuk mengetahui perkiraan dari
jumlah hasil yang akan didapat pada saat panen. Ubinan dapat diterapkan pada budidaya
tanaman padi dengan cara sederhana, kitu cukup mengukur beberapa meter untuk dijadikannya
tolak ukur atau perwakilan dari jumlah hasil perpetak sawah yang ingin kita ketahui hasilnya.

Metode ubinan ini sangat mudah dan sederhana di aplikasikan dilapangan, bahkan petani pun
bisa melakukannya sendiri.

4. Kekurangan metode tanam tersebut

Pada metode ini sebenarnya sudahlah amat mudah dan sederhana dikarenakan pengaplikasiannya
di lapangan yang gampang dna petani bisa melakukannya sendiri. Namun pada pola ini tingkat
pertumbuhan gulma lumayan tinggi dikarenakan pola dan jarak tanamnya yang cukup luas,
memungkinkan gulma untuk berkembang lebih cepat.

E. Perhitungan populasi per hektar

Untuk menghitung populasi kelapa sawit dengan metode tanam bujur sangkar dalam luas areal 1
Ha, terdapat rumus mudah yaitu:

Diketahui: Luas areal = 700.000 cm


Jarak tanam = 20 cm x 20 cm

tanaman

F. Dokumentasi
G. Kesimpulan

Metode Ubinan adalah salah satu metode dalam dunia pertanian untuk mengetahui perkiraan dari
jumlah hasil yang akan didapat pada saat panen. Ubinan dapat diterapkan pada budidaya
tanaman padi dengan cara sederhana, kitu cukup mengukur beberapa meter untuk dijadikannya
tolak ukur atau perwakilan dari jumlah hasil perpetak sawah yang ingin kita ketahui hasilnya.

Jarak tanam memiliki pengaruh terhadap produksi tanaman karena jarak tanam menentukan
pertumbuhan gulma, hama, dan penyakit yang akan berkompetisi dengan tanaman pokok. Jarak
tanam berhubungan dengan luas atau ruang tumbuh yang ditempatinya dalam penyediaan unsur
hara, air dan cahaya. Jarak tanam yang terlalu lebar kurang efisien dalam pemanfaatan lahan, bila
terlalu sempit akan terjadi persaingan yang tinggi yang mengakibatkan produktivitas rendah.
Pengaturan kepadatan populasi tanaman dan pengaturan jarak tanam pada tanaman budidaya
dimaksudkan untuk menekan kompetisi antara tanaman.

H. Pemeliharaan

Pemeliharaan yang ditemukan:


Terdapat beberapa pemeliharaan yang dilakukan pada tanaman kelapa sawit di daerah yang saya
datangi, yaitu:
 Pengairan
Pengairan yang dilakukan setelah melakukan pembibitan merupakan hal penting yang harus
dilakukan agar tanaman jagung mendapatkan air yang cukup. Umumnya, pengairan dilakukan
dengan cara penggenangan. Penyiraman jagung yang dilakukan setiap pagi dan sore hari
 Penjarangan
Penjarangan tanaman merupakan proses pengambilan tanaman yang tidak dikehendaki dan
dilakukan pada jumlah tanaman yang berlebih atau tidak sesuai dalam satu lubang tanam.
Penjarangan dilakukan dengan cara mematahkan tanaman yang tidak dikehendaki tanpa harus
melakukannya dengan pencabutan karena dapat merusak akar tanaman yang lainnya.
 Penyulaman
Selanjutnya dilakukan pengecekan kurang lebih satu minggu setelah bibit ditanam. Hal ini
dimaksudkan untuk melihat apakah bibit yang ditanam tumbuh dalam keadaan normal atau tidak.
Jika pada saat pengecekan ditemukan bibit jagung yang tidak tumbuh atau mengalami kerusakan
maka perlu dilakukan penanaman ulang (penyulaman). Penyiangan
 Pembumbunan
Pembumbunan merupakan penutupan akar tanaman yang timbul di atas permukaan tanah dengan
cara menguruk/menimbun dari tanah di sebelah kanan-kirinya. Pembumbunan berfungsi untuk
memperkokoh sosok tanaman. Pembumbunan akan lebih efisien jika dilakukan bersamaan
dengan penyiangan agar tenaga kerja tidak terbuang banyak. Pembumbunan pertama dilakukan
bersamaan dengan penyiangan kedua.
 Pemupukan
Kebutuhan akan hara haruslah tercukupi untuk menunjang pertumbuhan tanaman jagung. Oleh
karenanya, tanaman jagung perlu dipupuk secara rutin. Dosis pemupukan yang digunakan
umumnya 200-350 kg urea per hektare, 100-200 kg SP-36 per hektare, dan 200-400 kg NPK per
hektare. Pemupukan pertama diberikan pada saat tanaman belum ditanam. Pemberian pupuk
dilakukan dengan menyebarkannya ke dalam alur yang dibuat dengan jarak sekitar 10 cm dari
barisan tanam dengan kedalaman 10 cm. Pemupukan susulan diberikan setelah tanaman berumur
empat minggu.
 Pengendalian hama dan penyakit
Salah satu sebab kegagalan panen adalah serangan hama dan penyakit. Oleh karenanya perlu
dilakukan antisipasi serangan dengan pencegahan yang lebih baik daripada pengobatan. Jika
serangan sudah terjadi, sebaiknya lakukan pengendalian sesuai dengan jenis hama yang
menyerang.

Tanggapan
Dalam usaha peningkatan dan pemeliharaan produksi tanaman jagung sudah cukup dilakuka
dengan sangat baik. Dimana dengan penyediaan benih unggul, aplikasi pupuk secara tepat,
pengelolaan tanaman terpadu dan benih diusahakan harus bebas dari gangguan hama dan
penyakit. Serta Jarak tanam yang dilakukan sangat berpengaruh terhadap produksi tanaman
jagung karena kaitannya dengan persaingan antar populasi atau dengan gulma dalam hal
perbutan nutrisi, cahaya, dan ruang tumbuh tanaman.
3) Pengamat 3

Nama Pengamat : Yunia Rahma Diani


Nama Petani : Bapak Ramli Salam
Alamat : Jl. Poros Bontang-Sangatta
1. Jenis Tanaman
Tanaman yang saya amati adalah pohon durian yang merupakan jenis durian petruk. Pohon
durian termasuk ke dalam tanaman buah buahan/perkebunan.
2. Metode Tanam
Metode Tanam yang digunakan adalah Single Row (baris tunggal). Petani ini juga menggunakan
sistem tanam baris lurus. Kelebihannya, agar terlihat rapi sehingga memudahkan mobilitas untuk
berjalan disekitar tanaman saat pemantauan atau saat pemberian pupuk, hasil panen, dan lain-
lain.
3. Denah Metode Tanam

4. Penjelasan
Pembibitan
Cara Pembibitan Durian Petruk melalui tiga tahap yaitu :
a. Pengolahan Tanah
Untuk persemaian biji, lahan dibersihkan dari rumput-rumput liar. Selanjutnya tanahnya
digemburkan. Tanam di cangkul sekitar kurang lebih 30 cm, lalu di diamkan dulu selama
seminggu. Selanjutnya dibuatkan bedengan, untuk lebar, tinggi, panjangnya disesuaikan dengan
lahan.
b. Semai Biji
Biji yang akan ditanam, dibersihkan dulu dari daging buahnya dan dicuci. Jika sudah bersih,
pilih biji yang bagus dan tidak kemps dan rusak.
Biji durian disemai dengan posisi titik tumbuhnya menghadap ke bawah. Supaya kalau plumula
(kecambahnya) tumbuh batang duriannya tegak lurus. Setelah biji ditanam langsung ditutup daun
blarak kering. Jika sudah seminggu dan tunas sudah muncul, daunnya disingkirkan.
c. Transplanting
Saat bibit sudah berumur sebulan tetapi belum mekar daunnya, sebaiknya dipindahkan ke
polybag yang sudah ada tanahnya. Bibit dipelihara sekitar umur 3-4 bulan (jangan sampai lupa
disiram). Lalu, sambung pucuk dengan batang bawah dan atas, harus ada perlakuan sampai
menjelang di lepas ke lahan.
Proses Penanaman
 Penanaman dibuat setelah bibit sudah siap tanam.
 Lubang tanam dibuat sekitar 60 cm x 60 cm dalamnya 60 cm juga.
 Sebelum ditanam, lubangnya diberi pupuk setara dengan tinggi tempat pembibitan.
 Sebelum ditanam, sayat bagian dasar polybagnya, lalu taruh dilubang (berdiri tegak).
Jangan lupa plastiknya dilepas pelan pelan.
 Tanah bagian atas dimasukkan disekitar bibit dekat dengan lubang tanamannya.
 Sisa tanah bagian bawah digunakan untuk menutup lubang bagian atas didekat sisa
lubang tanam.

Umur tanaman
= 4-5 tahun
Panen
 Panen dapat dilakukan setelah tanaman berumur kisaran 4 tahun setelah penanaman.
 Masa panen tergantung, bisa 6-12 bulan sekali atau semusim dengan musim durian.

Pupuk yang digunakan


 Pupuk NPK
 Pupuk Kandang/organik (kotoran kambing)
 Pupuk ZA, Sp (diberikan sekitar 10 kg per tanaman)

5. Kelebihan dan Kekurangan Metode tanam


 Kelebihan
- Penyerapan hara lebih optimal karena terhindar dari persaingan tanaman
- Sinar matahari lebih merata ke dalam pertanaman sehingga proses fotosintesis
sempurna
- Aerasi dan kelembaban udara lebih terjaga sehingga perkembangan patogen
merugikan terhambat.
- Dengan jarak tanam yang lebar memungkinkan alat mekanisasi leluasa untuk
digunakan. Sehingga memudahkan dalam perawatan tanaman.
- Penggunaan sarana produksi seperti pupuk dasar, lanjaran dan pestisida menjadi
lebih minim.
 Kekurangan
- Jumlah tanaman lebih sedikit dari metode yang lain

6. Perhitungan Populasi per hektar


Rumus:

Populasi = x jumlah benih perlubang

Populasi = x 1

Populasi = x1

Populasi = 80 tanaman/ha

Jadi,populasi benih durian petruk dalam 0,8 ha adalah 80 benih.


7. Dokumentasi
8. Kesimpulan
Metode Tanam yang digunakan adalah Single Row (baris tunggal). Selain itu, petani ini juga
menggunakan sistem tanam baris lurus. Kelebihannya, agar terlihat rapi sehingga memudahkan
mobilitas untuk berjalan disekitar tanaman saat pemantauan atau saat pemberian pupuk, hasil
panen, dan lain-lain. Kelebihan lain dari metode tanam single row (baris tunggal) adalah
penyerapan hara lebih optimal karena terhindar dari persaingan tanaman, sinar matahari lebih
merata ke dalam pertanaman sehingga proses fotosintesis sempurna, dan penggunaan sarana
produksi seperti pupuk dasar, lanjaran dan pestisida menjadi lebih minim. Dari beberapa
kelebihan ini, terdapat kekurangan dari metode tanam single row yaitu jumlah tanaman lebih
sedikit dari metode tanam lain.
9. Pemeliharaan
 Penyiraman dilakukan setiap hari sekali untuk bibitnya, pada pagi hari jam 7. Harus
dilakukan secara rutin.
 Durian butuh banyak air, tetapi jangan terlalu banyak atau tergenang terlalu lama. Untuk
bibit yang berumur satu bulan, air dikurangi sekitar 3 kali seminggu.
 Durian yang berumur 2-3 tahun dilakukan pengairan sekali seminggu, tergantung
keadaan tanah/musim.
 Pupuk NPK/kompos dicampur dengan air takaran 1 sendok teh pupuk dan 10 liter air
untuk 10-15 bibit. (seminggu sekali)
 Semprotan menggunakan cairan pestisida (merk Fastac) untuk mencegah penyerangan
hama ulat.
 Rutin melakukan pembersihan rumput liar yang mengganggu.

10. Tanggapan
Metode tanam yang menggunakan metode single row (baris tunggal) untuk hasil panennya pasti
lebih sedikit dari metode yang lain. Menurut saya, jika petani ingin hasil panen yang lebih
banyak dan akan dijual sebaiknya petani mengganti metode tanam ini dengan metode yang
menghasilkan lebih banyak hasil panen. Selain itu, untuk pemeliharaan pada kebun durian yang
dilakukan oleh petani yang saya temui sudah cukup baik untuk jenis perkebunan rakyat.
4) Pengamat 4
Nama Pengamat : Nurul Yuliastri
Nama Petani : Ibu Satinah

1. Jenis tanaman: Karet ( Hevea brasiliensis).


2. Metode tanam: Bujur sangkar
3. Denah metode tanam:
5m 5m

4m

4m

4. Penjelasan:
Tanaman karet adalah tanaman tahunan yang dapat tumbuh sampai umur 30
tahun. Habitus tanaman ini merupakan pohon dengan tinggi tanaman dapat mencapai 15
– 20 meter. Modal utama dalam pengusahaan tanaman ini adalah batang setinggi 2,5
sampai 3 meter dimana terdapat pembuluh latek. Oleh karena itu fokus pengelolaan
tanaman karet ini adalah bagaimana mengelola batang tanaman ini seefisien mungkin.
Deskripsi untuk pengenalan tumbuhan karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.). Tanaman
karet memiliki sifat gugur daun sebagai respon tanaman terhadap kondisi lingkungan
yang kurang menguntungkan (kekurangan air/kemarau).
Pada saat ini sebaiknya penggunaan stimulan dihindarkan. Daun ini akan tumbuh
kembali pada awal musim hujan. Tanaman karet juga memiliki sistem perakaran yang
ekstensif/menyebar cukup luas sehingga tanaman karet dapat tumbuh pada kondisi lahan
yang kurang menguntungkan. Akar ini juga digunakan untuk menyeleksi klon-klon yang
dapat digunakan sebagai batang bawah pada perbanyakan tanaman karet. Tanaman karet
memiliki masa belum menghasilkan selama lima tahun (masa TBM 5 tahun) dan sudah
mulai dapat disadap pada awal tahun ke enam. Secara ekonomis tanaman karet dapat
disadap selama 15 sampai 20 tahun.
Metode tanam yang digunakan adalah metode tanam bujur sangkar dengan jarak
pada tiap tanaman karet adalah 4m x 5m, serta ditanam pada lahan seluas 1 hektare.
5. Kelebihan metode tanam tersebut:
 Lebih memudahkan dalam menyadap.
Kekurangan metode tanam tersebut:
 Tanaman tidak dapat menerima cahaya matahari secara optimal, karena bentuk
tanamnya bujur sangkar cahaya akan sulit untuk masuk ke sela-sela tanaman
karet.
 Efektivitas lahan yang kurang.
 Terjadinya persaingan makanan antar tanaman karet.

6. Perhitungan populasi per hektar:

( )
Jumlah Populasi = ( )

Jumlah populasi =
Jumlah populasi =
Jumlah populasi = 500
Jadi, jumlah populasi tanaman karet adalah 500 tanaman.

7. Dokumentasi:
8. Pemeliharaan tanaman:
 Pemupukan, dilakukan 1 tahun 2 kali, setiap sekali pemupukan yaitu 200 kg.
Pupuk yang digunakan adalah tsp dan urea.
 Penyemprotan gulma, dilakukan penyemprotan apabila gulma sudah menutupi di
sekitar tanaman karet sehingga pohon karet selalu terjaga kondisi dan nutrisinya.
 Obat oles better, dioleskan pada sadapan tanaman karet, yaitu sebulan sekali.
 Proses penyadapan, Setiap 12 kali sadapan dihasilkan 250 kg.

9. Kesimpulan:
Metode tanam tanaman karet secara bujur sangkar kurang optimal dan ini akan
menyebabkan kurangnya hasil (getah) pada sadapannya. Tanaman karet akan lebih
optimal ditanam dengan metode segitiga. Karena metode tanam segitiga akan membuat
cahaya dapat masuk ke sela-sela tanaman karet, efektivitas lahan yang optimal, dan
tanaman karet akan lebih banyak menghasilkan getah. Penyadapan pohon karet yang baik
dan benar sebaiknya dilakukan sewaktu matahari belum menampakkan sinar panasnya
yaitu sekita 4-9 pagi hari atau sore hari sekitar 4 sore.
5) Pengamat 5

Nama Pengamat : Yosua Faidi Rain

1. Jenis tanaman : Padi


Padi gogo merupakan padi darat atau padi huma yang dibudidayakan di lahan
kering.
2. Metode tanam : jajar legowo
3. Denah metode tanam

x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x 20 x x x x x x x x x x x x
cm
x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x
20 cm

4. Penjelasan
Cara tanam padi darat yang memiliki beberapa barisan tanaman kemudian
diselingi oleh satu baris kosong. Seperti 6:1 adalah cara tanam yang memiliki 6
barisan kemudian diselingi oleh 1 barisan kosong. Modifikasi jarak tanam pada
cara tanam jajar legowo bisa dilakukan dengan berbagai pertimbangan. Jarak
taanam yang digunakan adalah 20 cm x 20 cm.

Cara penanaman padi


Pada cara tanam ini lahan yang sudah siap dibuat lubang-lubang tanam dengan
menggunakan tugal. pada umumnya untuk pertanaman padi gogo menggunakan
jarak tanam 20 x 20 cm.

setelah lubang bekas tugal terbentuk kemudian 2-5 butir benih dimasukkan ke
dalam setiap lubang tanam dan selanjutnya ditutup kembali dengan tanah.
sebaiknya sebelum ditanam benih direndam sekitar 6-12 jam, kemudian
dikeringanginkan sekitar 6-12 jam.
5. Kelebihan metode tanam tersebut
1. Menambah jumlah populasi tanaman padi sekitar 30 % yang diharapkan
akan meningkatkan produksi baik secara makro maupun mikro.
2. Dengan adanya baris kosong akan mempermudah pelaksanaan
pemeliharaan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit tanaman yaitu
dilakukan melalui barisan kosong/lorong.
3. Mengurangi kemungkinan serangan hama dan penyakit terutama hama
tikus. Pada lahan yang relatif terbuka hama tikus kurang suka tinggal di
dalamnya dan dengan lahan yang relatif terbuka kelembaban juga akan
menjadi lebih rendah sehingga perkembangan penyakit dapat ditekan.
4. Menghemat pupuk karena yang dipupuk hanya bagian tanaman dalam
barisan.
5. Dengan menerapkan sistem tanam jajar legowo akan menambah
kemungkinan barisan tanaman untuk mengalami efek tanaman pinggir
dengan memanfaatkan sinar matahari secara optimal bagi tanaman yang
berada pada barisan pinggir. Semakin banyak intensitas sinar matahari
yang mengenai tanaman maka proses metabolisme terutama fotosintesis
tanaman yang terjadi di daun akan semakin tinggi sehingga akan
didapatkan kualitas tanaman yang baik ditinjau dari segi pertumbuhan dan
hasil.

6. Kekurangan metode tanam tersebut


1. Sistem tanam jajar legowo akan membutuhkan tenaga dan waktu tanam
yang lebih banyak.
2. Sistem tanam jajar legowo juga akan membutuhkan benih dan bibit lebih
banyak karena adanya penambahan populasi.
3. Pada baris kosong jajar legowo biasanya akan ditumbuhi lebih banyak
rumput/gulma.
4. Sistem tanam jajar legowo yang diterapkan pada lahan yang kurang subur
akan meningkatkan jumlah penggunaan pupuk tetapi masih dalam tingkat
signifikasi yang rendah.
5. Dengan membutuhkan waktu, tenaga dan kebutuhan benih yang lebih
banyak maka membutuhkan biaya yang lebih banyak juga dibandingkan
dengan budi daya tanpa menggunakan sistem tanam jajar legowo.

7. Perhitungan populasi per hektar


Rumus:
Populasi = x jumlah benih perlubang
Populasi = x 5

Populasi = x5

Populasi = 1. 250.000

Jadi,populasi benih padi gogo dalam 1 ha adalah 1.250.000 benih

Dokumentasi
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Persiapan lahan persiapan tanamdan penanaman ini merupakan bagian dari budidaya
tanaman, di mana setiap komoditas tanaman ini memiliki kriteria masing-masing agar tanaman
dapat tumbuh dengan baik dan optimal. Bentuk lahan yang siap ditanami tanaman semusim ini
meliputi petakan, bedengan, guludan, larikan, lubang tanam kecil dan penggunaan mulsa. Pada
setiap bentuk lahan ini memiliki fungsinya masing-masing untuk mendukung pertumbuhan suatu
tanaman. Persiapan tanammeliputi pemupukan dasar pembuatan jarak tanam, dan pembuatan
lubang tanam. Kegiatan persiapan tanam pada tanaman semusim ini setiap komoditas pada
halnya sama.

B. SARAN
Untuk memperoleh hasil yang optimal petani harus melakukan teknis budidaya sesuai
dengan anjuran, seperti memperhatikan pengaturan jarak tanam yang lebih tepat, jenis dan
jumlah pemakaian pupuk, sebaiknya petani menggunakan pupuk sesuai dengan anjuran,
pemakaian benih serta pemeliharaan yang lebih intensif. Dalam melaksanakan praktikum dan
pengamatan hendaknya lebih serius dan memperhatikan petunjuk agar meminimalisir hal-hal
yang tidak diinginkan dan praktikan diharapkan mampu mengaplikasikan hasil dari praktikum
ini agar dapat mengolah pertanian menjadi sesuatu yang lebih berguna.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, N., 2008, Pertumbuhan dan Prodiksi Kacang Tanah (Arachis hypogea L.) Varietas

Lokal Madura Pada Berbagai Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Fosfor. Serial online pertanian
trunojjoyo

Musyafa, 2012. musafaalihyar.blogspot.co.id, Pola tanam. diakses pada tanggal 20 maret 2016

https://jhouhartz.wordpress.com/2016/03/23/tanam-dan-pola-tanam/

https://www.corteva.id/berita/Perawatan-dan-Pemeliharaan-Tanaman-Jagung.html

https://belajartani.com/sebaiknya-tanam-pakai-bedengan-1-baris-atau-2-baris/
https://mazmuiz.blogspot.com/2015/01/pengertian-definisi-penanaman.html
https://april3an.blogspot.com/2012/05/pemeliharaan-tanaman.html

Anda mungkin juga menyukai