Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TANAMAN

Kompetisi pada Populasi

Tanaman Pakcoy Brassica rapa L.

Oleh

Nama : Tessa Putri Denia


NIM : 2010212054

Kelas : Agro A

Dosen : Winda Purnama Sari, S.P.,M.P

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan praktikum Ekologi Tanaman dengan judul “Kompetisi pada Populasi
Tanaman Pakcoy Brassica rapa L. ‟ dengan baik. Tujuan penulisan dari laporan
ini adalah untuk mengetahui dan memahami pertumbuhan tanaman pakcoy
dengan perlakuan yang berbeda, sehingga dari perbedaan jumlah benih yang
ditanam ini terjadilah kompetisi pada polibag.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Winda Purnama Sari,


S.P.,M.P selaku asisten praktikum ekologi tanaman yang telah membimbing dan
membantu selama praktikum berlangsung sampai penyusunan laporan praktikum
ini selesai, sehingga dapat menambah pengetahuan serta wawasan sesuai dengan
jurusan yang penulis tekuni.

Pada penulisan laporan ini banyak hal-hal yang belum sempurna, oleh
karena itu semua kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya konstruktif
sangat diharapkan oleh penulis. Penulis berharap semoga ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Padang, Desember 2021

Penyusun
Tessa Putri Denia

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3

DAFTAR TABEL ................................................................................................... 4

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... 5

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... 6

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 7


A. Latar Belakang .................................................................................................. 7
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah .................................................................... 8
C. Tujuan Praktikum.............................................................................................. 8
D. Manfaat Praktikum ........................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 9


A. Tanaman Sawi Pakcoy ...................................................................................... 9
B. Perlakuan Pupuk NPK ..................................................................................... 14

BAB III METODE PRAKTIKUM ....................................................................... 16


A. Tempat dan Waktu .......................................................................................... 16
B. Alat dan Bahan................................................................................................ 16
C. Prosedur Pelaksanaan ...................................................................................... 16
D. Variabel Pengamatan ...................................................................................... 18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 19


A. Hasil ............................................................................................................... 19
B. Pembahasan .................................................................................................... 21

BAB V PENUTUP ................................................................................................. 24


A. Kesimpulan..................................................................................................... 24
B. Saran............................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 25

LAMPIRAN .......................................................................................................... 26

3
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) ................................................................. 19

Tabel 2. Rata-rata Jumlah Daun (helai) ................................................................... 19

Tabel 3. Rata-rata Lebar Daun (cm) ........................................................................ 20

Tabel 4. Rata-rata Panjang Daun (cm) ..................................................................... 21

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Grafik Tinggi Tanaman .......................................................................... 19

Gambar 2. Grafik Jumlah Daun ............................................................................... 20

Gambar 3. Grafik Lebar Daun ................................................................................. 20

Gambar 4. Grafik Panjang Daun .............................................................................. 21

5
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan Populasi ............................. Error! Bookmark not defined.

Lampiran 2. Perhitungan Pupuk NPK ........................ Error! Bookmark not defined.

Lampiran 3. Deskripsi Varietas ................................. Error! Bookmark not defined.

Lampiran 4. Tabel ..................................................... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian ......................... Error! Bookmark not defined.

6
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanaman pakcoy (Brassica Rapa L.) merupakan salah satu jenis
sayuran yang memiliki teknis budidaya sangat mudah untuk dikembangkan
dan banyak digemari oleh berbagai kalangan. Bagian pakcoy yang dikonsumsi
adalah bagian daunnya atau seluruh bagian tanaman yang berada di atas
permukaan tanah. Selain itu juga, tanaman pakcoy sangat potensial dan
memiliki prospek yang baik. Kelayakan pengembangan budidaya sawi antara
lain ditunjukkan oleh adanya kondisi wilayah tropis Indonesia yang sangat
cocok untuk komoditas tersebut. Disamping itu, umur panen pakcoy relatif
pendek yakni 35-40 hari setelah tanam dan hasilnya memberikan keuntungan
yang memadai.

Budidaya pakcoy bisa dilakukan pada media polybag. Menanam


pakcoy di dalam polybag secara ber bar engan menyebabkan t er jadinya
int eraksi ant ar populasi. Interaksi yang terjadi antar spesies anggota
populasi akan mempengaruhi terhadap kondisi populasi dapat mempengaruhi
kecepatan pertumbuhan. Salah satu bentuk interaksi antara satu populasi
dengan populasi lain atau antara satu individu dengan individu lain adalah
bersifat persaingan (kompetisi). Kompetisi tumbuhan dalam suatu spesies
mampu di liat pada jarak antar tumbuhan, di mana sebenarnya persaingan
antar tumbuhan yang sejenis ini mempengaruhi pertumbuhannya karena pada
umumnya bersifat merugikan.

Pengaturan populasi tanaman pada umumnya adalah pengaturan jarak


tanam yang nantinya akan berpengaruh pada persaingan dalam. penyerapan
zat hara, air, dan cahaya matahari. Faktor utama yang mempengaruh
persaingan antar jenis tanaman yang sama diantaranya kerapatan. Jika hal
tersebut tidak diatur dengan baik , hasil tanaman akan ikut terpengaruh. Jarak
tanam rapat akan mengakibatkan terjadinya suatu kompetisi
intraspesifik(sejenis).

7
Pengaruh persaingan dapat terlihat pada laju pertumbuhan (misalnya
tinggi tanaman dan diameter batang), warna daun atau kandungan klorofil,
serta. komponen dan daya hasil. Penelitian tentang jarak tanam menunjukkan
bahwa semakin rapat jarak tanam maka semakin tinggi tanaman tersebut dan
secara nyata akan berpengaruh terhadap jumlah cabang, luas permukaan daun
dan pertumbuhan tanaman. Mengingat pentingnya jarak tanaman ideal untuk
pertumbuhan, maka dilakukan percobaan tentang kompetisi yang terjad pada
tanamn yang sejenis.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan beberapa
masalah, diantaranya:
1. Apa pengaruh ko mpet isi terhadap pertumbuhan tanaman Pakcoy?
2. Apa pengaruh ko mpet isi terhadap hasil tanaman Pakcoy ?
3. Apakah berpengaruh atau tidaknya faktor-faktor lingkungan pada
kompetisi tanaman Pakcoy?

C. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui pengaruh ko mpet isi terhadap pertumbuhan tanaman Pakcoy
2. Mengetahui pengaruh ko mpet isi terhadap hasil tanaman Pakcoy
3. Mengetahui berpengaruh atau tidaknya faktor-faktor lingkungan pada
kompetisi tanaman Pakcoy

D. Manfaat Praktikum
1. Menambah pengetahuan tentang menanam dan mengukur pertumbuhan
tanaman sawi pakcoy
2. Memberikan informasi dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca.

8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Sawi Pakcoy

Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang


termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan
telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di China selatan dan China
pusat serta Taiwan. Sayuran ini merupakan introduksi baru di Jepang dan
masih sefamili dengan Chinese vegetable. Saat ini pakcoy dikembangkan
secara luas di Filipina, Malaysia, Indonesia dan Thailand. (Setiawan, 2014).

Rubatzky dan Yamaguchi (1998) cit. Yogiandre et al. (2011)


menyatakan tanaman pakcoy merupakan salah satu sayuran penting di Asia,
atau khususnya di China. Konon didaerah China tanaman ini telah
dibudidayakan sejak 2500 tahun yang lalu, kemudian menyebar luas ke
Filipina dan Taiwan. Masuknya pakcoy ke Indonesia diduga pada abad ke-19
yang bersamaan dengan lintas perdagangan jenis sayuran subtropis lainnya,
terutama kelompok kubis-kubisan (Cruciferae) (Suhardianto dan Purnama,
2011).

Taksonomi dari tanaman pakcoy menurut Suhardiyanto dan Purnama


(2011) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rhoeadales

Famili : Brassicaceae

Genus : Brassica

9
Spesies : Brassica rapa L.

1. Morfologi

Pakcoy memiliki sistem perakaran tunggang dengan cabang akar


berbentuk bulat panjang yang menyebar ke semua arah pada kedalaman antara
30-50 cm (Setyaningrum dan Saparinto, 2011). Tanaman ini memiliki batang
yang sangat pendek dan beruas-ruas, sehingga hampir tidak kelihatan. Batang
ini berfungsi sebagai pembentuk dan penopang daun. Pakcoy memiliki daun
yang halus, tidak berbulu dan tidak membentuk krop. Tangkai daunnya lebar
dan kokoh, tulang daun dan daunnya mirip dengan sawi hijau, namun daunnya
lebih tebal dibandingkan dengan sawi hijau (Haryanto dkk., 2007). Struktur
bunga tanaman sawi tersusun dalam tangkai bunga yang panjang dan
bercabang banyak. Tiap kuntum bunga terdiri atas empat helai daun kelopak,
empat helai daun mahkota, empat helai benang sari, dan satu buah putik yang
6 berongga dua. Penyerbukan bunga tanaman ini dapat berlangsung dengan
bantuan serangga maupun oleh manusia. Buah tanaman sawi termasuk tipe
buah polong berbentuk memanjang dan berongga dengan biji berbentuk bulat
kecil berwarna coklat kehitaman (Sunarjono, 2013).

2. Syarat Tumbuh

a. Ketinggian Tempat

Ketinggian Tempat yang sesuai dalam budidaya tanaman pakcoy yaitu


berkisar antara 5 - 1.200 m dpl, namun tanaman pakcoy dapat tumbuh
optimum diketinggian 100 - 500 m dpl. Semakin tinggi tempat penanaman
pakcoy maka umur panen akan semakin lama. Dan semakin rendah tempat
penanaman pakcoy maka umur panen akan lebih cepat (Cahyono,2003).

b. Suhu

Tanaman pakcoy pada umumnya banyak ditanam di dataran rendah pada


suhu 15 - 30ºC. Pertumbuhan pakcoy yang baik membutuhkan suhu udara
yang berkisar antara 19ºC - 21ºC, pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh

10
suhu udara dalam proses pembelahan sel-sel tanaman, perkecambahan,
pertunasan, pembungaan, dan pemanjangan daun (Cahyono, 2003).

c. Kelembaban Udara

Kelembaban udara yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman pakcoy


berkisar antara 80% - 90%. Apabila lebih dari 90 % berpengaruh buruk
terhadap pertumbuhan tanaman. Kelembaban yang tidak sesuai dengan
dikehendaki tanaman, menyebabkan stomata tertutup sehingga penyerapan
CO2 terganggu. Dengan demikian kadar gas CO2 tidak dapat masuk kedalam
daun, sehingga diperlukan tanaman untuk fotosintesis tidak memadai.
Akhirnya proses fotosintesis tidak berjalan dengan baik sehingga semua
proses pertumbuhan pada tanaman menurun (Cahyono, 2003).

d. Curah Hujan

Tanaman pakcoy dapat ditanam sepanjang musim, curah hujan yang


sesuai untuk budidaya tanaman pakcoy adalah 200 mm/bulan. Pakcoy
membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhan,akan tetapi tanaman ini juga
tidak senang pada air yang tergenang, hal ini dapat menyebabkan tanaman
mudah busuk dan terseranng hama dan penyakit (Cahyono,2003).

e. Tanah

Tanah yang cocok untuk ditanami pakcoy adalah tanah yang subur,
gembur dan banyak mengandung bahan organik, tidak tergenang, tata aerasi
dalam tanah berjalan dengan baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang
optimum untuk pertumbuhannya adalah antara 6 - 7 (Cahyono,2003).

3. Budidaya

a. Persemaian

Dalam persemaian hal yang harus disiapkan adalah tempat persemaian,


yaitu berupa bedengan dengan media semai setebal ± 7 cm. Media semai
dibuat dari pupuk organik dan tanah yang telah dihaluskan dengan

11
perbandingan 1:1. Benih direndam dengan larutan Previkur N dengan
konsentrasi 0,1% selama ± 2 jam, kemudian dikeringkan. Selanjutnya benih
disebar merata di atas bedengan persemaian yang telah disiram terlebih
dahulu, kemudian ditutup kembali dengan media semai. Ukuran persemaian 1
x 10 m, selanjutnya ditutup dengan alangalang atau jerami kering selama 2-3
hari. Kebutuhan benih 400-1000 gr/ha (Edi dan Bobihoe, 2010).

b. Persiapan lahan

Lahan untuk pertanaman perlu diolah dengan cangkul sedalam 20-30


cm supaya gembur. Selanjutnya membuat bedengan dengan arah membujur
dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan
sebaiknya 100-120 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai lahan sebaiknya tidak
lebih 15 m, jarak antar bedengan 30 cm. Jika pH tanah terlalu rendah (asam),
lakukan pengapuran dengan dolomit atau kalsit untuk menaikkan derajat
keasaman tanah dosis 1,5 ton/ha, pengapuran dilakukan sebelum penanaman,
yaitu 2-4 minggu sebelum tanam (Edi dan Bobihoe, 2010).

c. Pemupukan

Tiga hari sebelum tanam diberikan pupuk organik (kotoran ayam yang
telah difermentasi) dengan dosis 2-4 kg/m2. Dua minggu setelah tanam
diberikan pupuk susulan berupa Urea 100 kg/ha (10 gr/m2) atau NPK Mutiara
50 kg/ha (0,5 gr/m2), agar pemberian pupuk lebih merata terlebih dahulu
diaduk dengan pupuk organik kemudian diberikan secara larikan disamping
barisan tanaman. Selanjutnya dapat ditambahkan pupuk cair 3 liter/ha (0,3
ml/m2) pada umur 10 dan 20 hari setelah tanam (Edi dan Bobihoe, 2010).

d. Penanaman

Bibit yang telah berumur ± 14 hari atau telah berdaun 3-4 helai,
dipindahkan kebedengan yang telah disiapkan dengan jarak tanam 30 x 30 cm
atau 30 x 25 cm (Edi dan Bobihoe, 2010). Bibit yang dipindahkan adalah
harus bibit yang baik karena akan berpengaruh untuk pertumbuhan dan hasil
nantinya. Menurut Susila (2006) bibit tanaman yang baik untuk dipindahkan

12
adalah batangnya tumbuh tegak, daun hijau segar dan tidak terserang hama
atau penyakit.

e. Pemeliharaan

Pada musim kemarau dilakukan penyiraman, sejak awal tanam sampai


waktu panen. Penyulaman pada tanaman yang mati dilakukan paling lambat 1
minggu setelah tanam dan penyiangan gulma pada umur 2 minggu setelah
tanam (Edi dan Bobihoe, 2010).

f. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

Pemeliharaan dilakukan mulai dari persemaian hingga panen. Untuk


mencegah serangan hama dan penyakit tanaman, yang perlu diperhatikan
adalah sanitasi lahan dan drainase, jika terpaksa gunakan jenis pestisida yang
aman mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida
piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar
baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval maupun
waktu aplikasinya (Edi dan Bobihoe, 2010).

g. Panen dan Pasca Panen

Pakcoy dapat dipanen pada umur ± 45 hari setelah tanam. Pakcoy jenis
kecil produksinya mencapai 10-20 ton/ha dan (tergantung varietas) pakcoy
jenis besar 20-30 ton/ha. Sayuran ini tidak tahan disimpan lama dan
pengangkutan jarak jauh. Jika disimpan pada suhu 0o C dan RH 95% pakcoy
mempunyai umur simpan sekitar 10 hari. Untuk mempertahankan kualitas
sebaiknya ditempatkan dalam wadah yang berlubang (Edi dan Bobihoe, 2010).

Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002), penggunaan pupuk anorganik


yang berlebih memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Dampak negatif
pupuk anorganik dapat merusak kesuburan tanah pertumbuhan di dalam tanah.
Menurut Polii (2009) dalam penelitiannya yang mengemukakan bahwa
dengan meningkatnya jumlah daun tanaman maka akan secara otomatis
meningkatkan berat segar tanaman, karena daun merupakan sink bagi

13
tanaman. Selain itu daun pada tanaman sayuran merupakan organ yang banyak
mengandung air, sehingga dengan jumlah daun yang semakin banyak maka
kadar air tanaman akan tinggi dan menyebabkan berat segar tanaman semakin
tinggi pula.

B. Perlakuan Pupuk NPK

Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang mengandungan unsur hara


makro esensialnya yang sangat dibutuhkan tanaman dalam pertumbuhannya.
Agar memperoleh produktivitas yang diinginkan harus dilakukan pemberian
pupuk optimal pupuk Nitrogen (N), Phosphor (P) dan Kalium (K).
Penggunaan pupuk anorganik seperti pupuk N, P, dan K hanya bisa
menyediakan unsur hara pada tanah tetapi tidak memperbaiki sifat fisik serta
sifat biologi tanah dan dapat menurunkan unsur hara dalam tanah apabila
digunakan secara berlebihan dan terus menerus.

Menurut Yance et al. (2018) perlakuan pupuk majemuk NPK dengan


dosis pupuk majemuk NPK 1 g/tanaman merupakan dosis terbaik karena
pengaruhnya terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman pakcoy. Maka
dari itu, penggunaan pupuk anorganik harus dilakukan dengan dosis yang
sesuai dan seimbang. Salah satu pupuk anorganik yang digunakan adalah
pupuk vermikompos (Astari et a. 2014).

Fungsi Nitrogen untuk tanaman sayuran yaitu sebagai penyusun protein,


untuk pertumbuhan pucuk tanaman dan menyuburkan pertumbuhan vegetatif
sehingga sesuai untuk tanaman sayuran daun seperti sawi. Fungsi fosfor
sebagai salah satu unsur penyusun protein, dibutuhkan untuk pembentukan
bunga, buah dan biji, merangsang pertumbuhan akar menjadi memanjang dan
tumbuh kuat sehingga tanaman akan tahan kekeringan. Kekurangan pupuk
fosfor akan menyebabkan tanaman tumbuh kerdil, pembungaan dan
pembentukan biji terhambat, serta tanaman menjadi lemah sehingga mudah
roboh. Unsur Kalium berperan dalam proses metabolisme seperti fotosintesis
dan respirasi yang merupakan hal terpenting dalam pertumbuhan (Sutejo dan
Masriah, 2007).

14
Pupuk majemuk cukup mengandung hara dengan presentase kandungan
unsur hara makro yang berimbang yaitu NPK Mutiara 16-16-16. Pupuk NPK
Mutiara mengandung 16% N (Nitrogen), 16% P2O5 (Fosfat), 16% K2O
(Kalium), 0,5% MgO (Magnesium), dan 6% CaO (Kalsium). Karena
kandungan tersebut pupuk ini juga dikenal dengan istilah pupuk NPK 16-16-
16. Pupuk ini memiliki banyak keunggulan dibanding pupuk NPK lainnya
seperti pupuk NPK Phonska dan pupuk NPK Pelangi yang terdapat di pasaran
(Ariani, 2009).

15
BAB III METODE PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu


Praktikum dilakukan secara mandiri dirumah yang beralamat di Kenagarian
Tebing Tinggi, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya,
Sumatera Barat. Pelaksanaan penanaman dimulai dari tanggal 19 September
2021 sampai dengan November 2021.

B. Alat dan Bahan

Alat

1. Polybag

2. Wadah untuk penyemaian

3. Cangkul

Bahan

1. Benih
2. Tanah bekas pembakaran
3. Pupuk kandang
4. Sekam

C. Prosedur Pelaksanaan
Tahap Penyemaian
1. Siapkan biji pakcoy, media tanam, sprayer, dan tempat penyemaian.
2. Semaikan biji pakcoy terlebih dahulu menggunakan polybag atau
wadah lain. Sebelum disemai, benih pakcoy direndam dengan air
hangat kuku selama 1 jam, kemudian tiriskan.
3. Media tanam untuk penyemaian tanah bekas pembakaran dan pupuk
kandang dengan perbandingan 1:1 pada polybag.
4. Media tanam dibasahi terlebih dahulu dengan cara disiram.

16
5. Lubangi media tanam di wadah penyemaian dengan ujung jari.
Kedalamannya sekitar satu ruas jari.
6. Masukkan dua biji per lubang. Untuk penyemaian, dalam polybag
berukuran 15 cm bisa dibuat menjadi lima lubang.
7. Kubur lubang yang sudah diberi biji dengan cara menutupnya dengan
media tanam yang berada di bibir setiap lubang, tidak perlu menekan-
nekannya.
8. Siram menggunakan sprayer dengan lembut setiap pagi dan sore.
9. Simpan di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.
10. Tunggu hingga pakcoy tumbuh dan berdaun dua.

Tahap Pemindahan Media Tanam


1. Isi 18 polybag dengan media tanam. Lalu dibasahi dengan cara disiram
terlebih dahulu media tanam
2. Menyiapkan benih tanaman pakcoy. Menanam benih pada polybag
dengan perbandingan :
Polybag A = 1 benih / lubang tanam (6 polybag)
Polybag B = 2 benih / lubang tanam (6 polybag)
Polybag C = 3 benih / lubang tanam (6 polybag)
3. Masing-masing perlakuan dilebihkan 1 benih/ polybag dan dilakukan
penjarangan pada minggu ke-3.
4. Tanam pakcoy sesegera mungkin setelah dicabut dengan hati-hati.
Gunakan sendok atau sekop untuk mempermudah proses pencabutan.
5. Benih ditanam pada kedalaman 1-2 cm sambil dipadatkan.
6. Tepuk-tepuk bagian media tanam sekitar akar pakcoy yang sudah
dikubur, agar pakcoy tidak miring saat disiram air.
7. Siram pakcoy menggunakan semprotan air setiap pagi dan sore hari.
8. Beri pupuk secara berkala, baik pupuk organik atau pupuk kandang.

17
D. Variabel Pengamatan

Pengukuran dilakukan setelah tanaman pakcoy berumur 14 HST dan


dilakukan setiap 2 minggu sekali.

a. Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur mulai dari permukaan tanah sampai ujung tanaman
tertinggi pada saat pengukuran.

b. Jumlah Daun (helai)

Pengamatan jumlah daun dihitung pada daun yang telah membuka


sempurna.

c. Panjang Daun Terpanjang (cm)

Pengukuran panjang daun terpanjang dilakukan dengan cara mengukur


daun tanaman pakcoy yang terpanjang yaitu mulai dari pangkal tangkai
daun sampai ujung daun melalui ibu tulang daun.

d. Lebar Daun Terlebar (cm)

Pengamatan lebar daun terlebar dilakukan pengukuran dari kedua pinggir


daun dan tegak lurus pada ibu tulang daun dibagian yang terlebar.

18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Tabel 1. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm)
No Perlakuan Minggu ke-
2 4 6
1 A 4,4 6,3 7,93
2 B 5,08 6,43 8,3
3 C 5,55 6,65 8,78

Grafik 1. Laju Pertumbuhan berdasarkan Tinggi Tanaman (cm)


10
9
8
7
6 A
5
B
4
C
3
2
1
0
Minggu 2 Minggu 4 Minggu 6

Gambar 1. Grafik Tinggi Tanaman

Tabel 2. Rata-rata Jumlah Daun (helai)


No Perlakuan Minggu ke-
2 4 6
1 A 5,83 5,3 6,16
2 B 5,5 4,83 5,83
3 C 5,7 5,16 6,5

19
Grafik 2. Laju Pertumbuhan berdasarkan Jumlah Daun (helai)
7

6.5

6
A
5.5
B
5 C

4.5

4
Minggu 2 Minggu 4 Minggu 6

Gambar 2. Grafik Jumlah Daun

Tabel 3. Rata-rata Lebar Daun (cm)


No Perlakuan Minggu ke-
2 4 6
1 A 1,43 1,98 2,98
2 B 1,15 1,53 2,28
3 C 1,2 1,53 2,13

Grafik 3. Laju Pertumbuhan berdasarkan Lebar Daun (cm)


3.5

2.5

2 A

1.5 B
C
1

0.5

0
Minggu 2 Minggu 4 Minggu 6

Gambar 3. Grafik Lebar Daun

20
Tabel 4. Rata-rata Panjang Daun (cm)
No Perlakuan Minggu ke-
2 4 6
1 A 2,05 3,96 5,93
2 B 1,95 3,36 4,96
3 C 2,3 3,3 4,51

Grafik 4. Laju Pertumbuhan berdasarkan Panjang Daun (cm)


7

4 A

3 B
C
2

0
Minggu 2 Minggu 4 Minggu 6

Gambar 4. Grafik Panjang Daun


B. Pembahasan

Dari grafik 1. di atas menunjukan perbandingan tinggi tanaman akibat


kompetisi yang terjadi pada setiap polibag perlakuan yaitu A (1 benih/lubang
tanam), B (2 benih/lubang tanam), dan C (3 benih/lubang tanam). Pada perlakuan
polibag C memiliki nilai tertinggi dibandingkan polybag yang lain,dan pada
polibag A memiliki nilai yang paling terendah. Hal ini sesuai dengan teori yang
mengatakan semakin banyak jumlah tanaman pada satu polibag maka semakin
tinggi persaingan antar tanaman tersebut untuk mendapatkan unsur-unsur
pertumbuhan seperti ruang tumbuh, unsur hara, sinar matahari dan air.

Dari grafik 2. di atas menunjukan perbandingan jumlah daun tanaman


akibat kompetisi yang terjadi pada setiap polibag perlakuan yaitu semua tanaman

21
pakcoy. Pada perlakuan polibag C memiliki nilai tertinggi dibandingkan polibag
yang lain, dan pada polibag B memiliki nilai yang terendah karena mengalami
penurunan. Hal yang menyebabkan tingginya nilai dari Polybag C yaitu jumlah
daun yang banyak sedangkan pada polibag B memiliki jumlah daun yang sedikit.
Hal ini disebabkan oleh terjadinya kompetisi dari setiap tanaman mempengaruhi
perkembangan pembentukan daun pada tanaman.

Dari grafik 3. di atas menunjukan lebar daun tanaman pakcoy akibat


kompetisi yang terjadi maka polybag C memiliki nilai terendah dibandingkan
dengan polybag lainnya, sedangkan polybag A memiliki nilai tertinggi diantara
polybag lainnya.

Dari grafik 4. di atas menunjukan panjang daun tanaman pakcoy akibat


kompetisi yang terjadi maka polybag C memiliki nilai terendah dibandingkan
dengan polybag lainnya, sedangkan polybag A memiliki nilai tertinggi diantara
polybag lainnya.

Menurut Budianto (1988) Penerimaan cahaya matahari pada kerapatan dan


populasi tanaman sangat penting karena akan berpengaruh pada hasil sintesa
(glukosa) dan muara terakhir akan berpengaruh terhadap hasil poduksi tanaman
secara keseluruhan. Kerapatan tanaman merupakan faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman, karena penyerapan energi matahari oleh permukaan daun
sangat menentukan pertumbuhan tanaman dan banyaknya intensitas matahari
yang diserap oleh tanaman sangat dipengaruhi oleh kerapatan tanaman. Semakin
rapat suatu populasi tanaman maka semakin sedikit jumlah intensitas cahaya
matahari yang didapat oleh tanaman dan semakin tinggi tingkat kompetisi antar
tanaman untuk mendapatkan sinar matahari tersebut. Jika tanaman terlalu rapat
maka dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman karena dapat
menghambat perkembangan vegetatif dan menurunkan hasil panen akibat
menurunnya laju fotosintesis dan perkembangan daun.

Garder, et all., (1988) menyatakan bahwa jika tanaman terlalu rapat maka
berpengaruh pada pertumbuhan tanaman akibat dari menurunnya laju fotosintesis
dan perkembangan daun. Kerapatan tanam sangat mempengaruhi perkembangan

22
vegetatif tanaman dan juga mempengaruhi tinggi produksi panen suatu tanaman.
Spesies tanaman daun yang efisien cenderung menginfestasikan sebagian besar
awal pertumbuhan mereka dalam bentuk penambahan luas daun, yang berakibat
pada pemanfaatan radiasi matahari yang lebih efisien. Kartasaputra (1989)
menambahkan bahwa persaingan tanaman dalam mendapatkan air maupun cahaya
matahari berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif.

Menurut Gopal dan Bhardwaj (1979) dalam buku Indriyanto (2006),


persaingan yang dilakukan oleh organisme-organisme dapat berupa keaktifan
dalam memperebutkan ruang (tempat), makanan, unsur hara, air, sinar, udara, atau
faktor-faktor ekologi lainnya sebagai sumber daya yang dibutuhkan oleh tiap-tiap
organisme untuk hidup dan tumbuh.

23
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan
bahwa :
1. Pertumbuhan tanaman pakcoy dengan perlakuan 2 atau 3 benih/lubang
tanam kurang optimum karena adanya kompetisi untuk mendapatkan
nutrisi, sedangakan pada perlakuan 1 benih /lubang tanam
pertumbuhannya optimum karena tidak terjadi persaingan dan kebutuhan
tercukupi.
2. Terhambatnya perkembangan vegetatif dan menurunnya hasil tanaman
pakcoy akibat menurunnya laju fotosintesis dan perkembangan daun oleh
kompetisi tanaman menerima cahaya matahri
3. Kompetisi mempengaruhi banyaknya intensitas matahari yang diserap oleh
tanaman. Semakin tinggi kompetisi suatu populasi tanaman maka semakin
sedikit jumlah intensitas cahaya matahari yang didapat oleh tanaman dan
semakin tinggi tingkat kompetisi antar tanaman untuk mendapatkan sinar
matahari untuk fotodintesis

B. Saran
1. Dalam penanaman sebaiknya praktikan benar-benar mengetahui
kedalaman penanaman, agar tanaman pakcoy yang ditanaman dapat
tumbuh dengan optimal.
2. Pemebrian pupuk dilakukan secara rutin agar tanaman tercukupi nutrisi
dalam pertumbuhannya.

24
DAFTAR PUSTAKA

Haryanto. 2006. Teknik Budidaya Sayuran Pakcoy (Sawi Mangkok). Jakarta:

Penebar Swadaya.

Jamaludin., Maryati., dan Ranchiano, M.G. 2018. Jumlah Tanaman per Lubang
Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Pakcoy (Brassica
oleraceae) pada Sistem Hidroponik NFT. Jurnal Wacana Pertanian. Vol
14(1): 32-40.

Mandha. 2010. Teknik Budidaya sayuran Sawi Sendok atau Pakcoy. Yogyakarta:

Kanisius.

Safitri, Karina,. Dharma,I.P., dan Dibia, I.N. 2020. Pengaruh Komposisi Media
Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica
chinensis L.). Jurnal Agroekoteknologi Tropika. Vol. 9 (4): 198-207.

Sarido, La dan Junia. 2017. Uji Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy
(Brassica rapa L.) dengan pemberian pupuk organik cair pada system
hydroponik. Jurnal AGRIFOR. Vol XVI:4-13.

25
LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan Populasi


Perlakuan A Jumlah Populasi
Polybag 1 1 Tanaman
Polybag 2 1 Tanaman
Polybag 3 1 Tanaman
Polybag 4 1 Tanaman
Polybag 5 1 Tanaman
Polybag 6 1 Tanaman
Total 6 Tanaman

Perlakuan B Jumlah Populasi


Polybag 1 2 Tanaman
Polybag 2 2 Tanaman
Polybag 3 2 Tanaman
Polybag 4 2 Tanaman
Polybag 5 2 Tanaman
Polybag 6 2 Tanaman
Total 12 Tanaman

Perlakuan C Jumlah Populasi


Polybag 1 3 Tanaman
Polybag 2 3 Tanaman
Polybag 3 3 Tanaman
Polybag 4 3 Tanaman
Polybag 5 3 Tanaman
Polybag 6 3 Tanaman
Total 18 Tanaman

26
Lampiran 2. Perhitungan Pupuk NPK
Dosis NPK yang digunakan yaitu 2g/200 ml NPK per tanaman
1. Populasi A = 2g x 6 tanaman
= 12 g atau 1200 ml

2. Populasi B = 2g x (6 X 2) tanaman
= 24 g atau 2400 ml

3. Populasi C = 2g x (6 x 3) tanaman
= 36 g atau 3600 ml

Lampiran 3. Deskripsi Varietas


DESKRIPSI PAK CHOY VARIETAS GREEN

Asal : Takii Seed & Co. Ltd., Jepang


Silsilah : PC–461–G–PC987
Golongan varietas : menyerbuk silang
Umur panen : 25 – 30 hari setelah tanam
Bentuk tanaman : tegak
Tinggi tanaman : 25 – 27 cm
Warna daun : hijau tua
Bentuk daun : semi bulat
Panjang daun : + 17 cm
Lebar daun : + 11 cm
Ujung daun : membulat
Panjang tangkai daun : ± 11 cm
Lebar tangkai daun : ± 3,5 cm
Warna tangkai daun : hijau muda
Rasa : tidak pahit
Berat 1.000 biji : ± 4,2 g
Daya simpan pada suhu kamar : ± 4 hari
Hasil : + 30 ton/ha

27
Keterangan : beradaptasi dengan baik di
dataran rendah sampai tinggi dengan
ketinggian 90 – 1.200 m dpl pada suhu 18 –
27°C
Pengusul : PT. Winon Intercontinental
Peneliti : Denichi Takii (Takii Seed
& Co. Ltd.) dan Darmaw

Lampiran 4. Tabel

a. Data Pengamatan Minggu 2 atau 14 HST

Satu benih / lubang tanam (A)

Variabel Pengamatan

No Sampel Tinggi Tanaman Jumlah Daun Lebar Daun Panjang Daun


Tanaman (cm) (helai) (cm) (cm)

1. A1 5 6 1 1,5

2. A2 4,2 6 1,5 2,3

3. A3 3,5 5 1,1 2

4. A4 5 6 2,5 1,5

5. A5 4,5 6 1 2,5

6. A6 4,2 6 1,5 2,5

Total 26,4 35 8,6 12,3

Nilai Rata-rata 4,4 5,83 1,43 2,05

Dua benih / lubang tanam (B)

Variabel Pengamatan

No Sampel Tinggi Tanaman Jumlah Daun Lebar Daun Panjang Daun


Tanaman (cm) (helai) (cm) (cm)

1. B1 5,8 6 1,5 2,5

2. B2 4,3 4 1 1,5

28
3. B3 5,3 6 1,4 2

4. B4 5,3 6 1 2

5. B5 5 5 1 1,8

6. B6 4,8 6 1 1,9

Total 30,5 33 6,9 11,7

Nilai Rata-rata 5,08 5,5 1,15 1,95

Tiga benih / lubang tanam (C)

Variabel Pengamatan

No Sampel Tinggi Tanaman Jumlah Daun Lebar Daun Panjang Daun


Tanaman (cm) (helai) (cm) (cm)

1. C1 6,4 7 1,2 3,5

2. C2 5,5 6 1,5 2,2

3. C3 5 5 1 1,3

4. C4 5,2 6 1,3 2,3

5. C5 4 5 1 1,3

6. C6 5,2 5 1,2 3,2

Total 33,3 34 7,2 13,8

Nilai Rata-rata 5,55 5,7 1,2 2,3

b. Data Pengamatan Minggu 4 atau 28 HST

Satu benih / lubang tanam (A)

Variabel Pengamatan

No Sampel Tinggi Tanaman Jumlah Daun Lebar Daun Panjang Daun


Tanaman (cm) (helai) (cm) (cm)

1. A1 5 4 1,5 3,5

2. A2 7 5 3 5

29
3. A3 5,5 5 1,4 3,3

4. A4 6,5 6 1,8 3,5

5. A5 7,5 6 2,1 4,5

6. A6 6,5 6 2,1 4

Total 38 32 11,9 23,8

Nilai Rata-rata 6,3 5,3 1,98 3,96

Dua benih / lubang tanam (B)

Variabel Pengamatan

No Sampel Tinggi Tanaman Jumlah Daun Lebar Daun Panjang Daun


Tanaman (cm) (helai) (cm) (cm)

1. B1 7,9 8 2,2 5,1

2. B2 6,7 4 1 2,5

3. B3 6,5 4 1,5 3,1

4. B4 7,5 4 1,5 4,2

5. B5 5 5 1,6 3

6. B6 5 4 1,4 2,3

Total 38,6 29 9,2 20,2

Nilai Rata-rata 6,43 4,83 1,53 3,36

Tiga benih / lubang tanam (C)

Variabel Pengamatan

No Sampel Tinggi Tanaman Jumlah Daun Lebar Daun Panjang Daun


Tanaman (cm) (helai) (cm) (cm)

1. C1 7,5 7 2,4 4,3

2. C2 6,5 6 1,6 4

3. C3 6,6 4 1,5 3,5

4. C4 7,2 5 1,3 2,8

30
5. C5 5,7 4 1,2 2,6

6. C6 6,4 5 1,2 2,6

Total 39,9 31 9,2 19,8

Nilai Rata-rata 6,65 5,16 1,53 3,3

c. Data Pengamatan Minggu 6 atau 35 HST

Satu benih / lubang tanam (A)

Variabel Pengamatan

No Sampel Tinggi Tanaman Jumlah Daun Lebar Daun Panjang Daun


Tanaman (cm) (helai) (cm) (cm)

1. A1 8,8 5 2,1 5,5

2. A2 7,4 6 4,7 7,4

3. A3 7,7 6 2 4

4. A4 9,5 5 2,6 5,7

5. A5 6,3 8 3,1 7,2

6. A6 7,9 7 3,4 5,8

Total 47,6 37 17,9 35,6

Nilai Rata-rata 7,93 6,16 2,98 5,93

Dua benih / lubang tanam (B)

Variabel Pengamatan

No Sampel Tinggi Tanaman Jumlah Daun Lebar Daun Panjang Daun


Tanaman (cm) (helai) (cm) (cm)

1. B1 10,1 8 3,1 7,9

2. B2 8,7 4 1,9 3,5

3. B3 8,3 5 2 4

4. B4 9,8 6 2,2 6,5

31
5. B5 6,3 7 2,4 4,5

6. B6 6,6 5 2,1 3,4

Total 49,8 35 13,7 29,8

Nilai Rata-rata 8,3 5,83 2,28 4,96

Tiga benih / lubang tanam (C)

Variabel Pengamatan

No Sampel Tinggi Tanaman Jumlah Daun Lebar Daun Panjang Daun


Tanaman (cm) (helai) (cm) (cm)

1. C1 7,2 8 3,6 5,2

2. C2 11 7 2 6,1

3. C3 7,5 6 2,1 5,5

4. C4 8,3 7 1,7 3,9

5. C5 10,7 5 1,5 3

6. C6 8 6 1,9 3,4

Total 52,7 39 12,8 27,1

Nilai Rata-rata 8,78 6,5 2,13 4,51

Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian


No Kegiatan Dokumentasi
1 Penyemaian benih

32
2 Penyiapan media tanam

3 Penanaman dengan 3
perlakuan

4 Persemaian pakcoy yang


berumur 11 HST tidak ada
perkembangan

33
5 Pemeliharaan Tanaman
- Peyiraman
- Penyiangan
- Pemupukan

6 Pengamatan

7 Perkembangan Terakhir

34
35

Anda mungkin juga menyukai