Anda di halaman 1dari 21

PEREKAMAN

KEGIATAN
PENELITIAN

PERTEMUAN 7
Perekaman Kegiatan Penelitian
Seluruh rangkaian penelitian yang dilaksanakan harus dapat direkam dengan baik. Perekaman yang
dimaksud adalah segala upaya mengumpulkan informasi terkait penelitian, baik yang direncanakan
sesuai proposal atau tidak. Perekaman dapat dalam bentuk log-book (semacam catatan harian),
rekaman digital (foto dan video) dan bentuk rekaman lainnya. Kadang kala ada hal-hal yang di luar
rencana terjadi selama penelitian berlangsung.

Misalnya: Penelitian penanaman jagung direncanakan sesuai musim. Sudah diatur menanamnya
diakhir musim hujan agar dapat dipanen di saat musim kemarau. Ternyata musim bergeser sehingga
ketika memasuki fase generatif hujan datang sampai panen. Tentu akan mempengaruhi hasil penelitian.
Semua perubahan tersebut harus dicatat dan terekam dengan baik. Jika kondisi seperti ini, data
sekunder dari stasiun BMKG terdekat sangat membantu.
Adakalanya sesuatu yang tidak kita rencanakan terjadi dalam penelitian
dan ITU MENJADI TEMUAN YANG BERHARGA

Pada kali pertama mengadakan penelitian SRI,


masyarakat dan tim sangat cemas dengan hama keong
mas.
Penelitian yang dilakukan dengan kondisi air tidak
tergenang berhasil mengendalikan keong tersebut,
padahal dalam rencana semula tidak ada rencana
mengendalikan keong.
Tanpa disengaja, kondisi air tidak tergenang ternyata
tidak disukai keong mas karena mereka sulit bergerak
pada kondisi sawah tidak tergenang.
Penanaman padi yang semula hanya ditujukan untuk
SRI, tanpa disengaja menemukan cara mengendalikan
keong mas.
Mencatat setiap langkah dalam penelitian barangkali
LOG BOOK membuat seorang peneliti cukup repot. Akan tetapi,
sebagai seorang peneliti hal tersebut harus dilakukan,
sebab dari catatan kegiatan penelitian (log book)  akan
banyak hal yang terungkap. Catatan kegiatan penelitian
yang lengkap akan membantu peneliti dalam
mendeskripsikan apa yang terjadi selama proses
penelitian.
Bagi mahasiswa, catatan kegiatan penelitian sangat
berguna, sebab dari catatan kegiatan penelitian
mahasiswa dapat membahas dan berkonsultasi dengan
dosen pembimbing mengenai suatu hal. Berdasar
catatan kegiatan penelitian tersebut, dosen pembimbing
akan dapat memberikan solusi akurat bagi
permasalahan yang terjadi di lapangan.
Secara umum ada sejumlah manfaat buku
catatan kegiatan penelitian (log book), di
antaranya:
1.Sebagai bukti untuk mengajukan permintaan
hak paten.
2.Sebagai bahan pembuatan makalah ilmiah
dan laporan kegiatan.
3.Sebagai alat untuk memudahkan
pemantauan, baik oleh peneliti ataupun oleh
tim monitoring dan evaluasi (monev).
4.Sebagai instrumen kendali untuk
memperlancar kegiatan penelitian agar sesuai
dengan jadwal yang telah disusun.
Bagi mahasiswa, manfaat buku catatan kegiatan penelitian (log book),
antara lain:
1. Sebagai alat untuk memudahkan pemantauan, baik oleh mahasiswa
sendiri maupun dosen pembimbing.
2. Sebagai bahan pendukung penulisan artikel seminar hasil penelitian,
seminar nasional, atau seminar internasional.
3. Sebagai dasar untuk penulisan naskah skripsi, tesis, atau disertasi.
4. Sebagai bahan penulisan artikel di jurnal ilmiah nasional atau
internasional.
5. Sebagai bahan pertimbangan bagi tim pembimbing untuk menilai
pelaksanaan penelitian mahasiswa.
6. Sebagai instrumen kendali untuk memperlancar kegiatan penelitian
mahasiswa agar sesuai dengan jadwal yang telah disusun.
7. Sebagai bahan bukti bahwa mahasiswa benar-benar melaksanakan
penelitian sesuai dengan yang tertuang dalam naskah proposal
penelitian.
8. Sebagai bukti untuk mengajukan permintaan hak paten.
Hal yang dicatat dalam buku catatan kegiatan penelitian (log book), yakni:
1. Hari dan tanggal pencatatan.
2. Nama kegiatan/sub-kegiatan (sesuai proposal).
3. Tujuan dari kegiatan/sub-kegiatan (sesuai proposal).
4. Uraian kegiatan (harus dapat menggambarkan urutan kegiatan yang dilakukan harian
atau mingguan, berupa desain eksperimen serta analisis yang dilakukan, berikut
penggunaan-penggunaan waktu, orang, bahan, alat, dan lain-lain).
5. Hasil diperoleh harian atau mingguan (cantumkan hari/tanggal dan tempat/lokasi
pengukuran/pencatatan/analisis).
6. Hambatan (jelaskan hambatan-hambatan yang dialami, jika ada).
7. Kesimpulan dan saran (kesimpulan dan saran dari masing-masing kegiatan).
8. Rencana kegiatan selanjutnya (sesuai kesimpulan dan proposal).
9. Dokumentasi berupa gambar atau foto dapat ditempelkan tepat di balik lembar
kegiatan yang diisi.
10. Tanda tangan peneliti di dalam setiap halaman buku catatan kegiatan penelitian (log
book) setelah selesai suatu aktivitas/kegiatan.
Contoh
log book
PKM-M
Log book tidak harus diketik pada kertas terpisah,
ada saatnya log book dalam bentuk buku catatan
akan lebih bermanfaat. Berikut disajikan beberapa
tips membuat log book dengan buku catatan.
1. Hendaklah pilih buku yang tebal dan
kertas tidak terpisah pisah (jangan
menggunakan kertas spiral), dalam buku
kosong tersebut hendaklah di beri label
seperti Nama pemilik, No telp, judul
penelitian, email,pembimbing).
2. Sebaiknya log book dibuat sistematis
setiap halamannya (buatlah daftar isi).
Secara detail, di dalam log book minimal harus terdapat :
a. lembar deadline tiap tahap penelitian (time Schedulle)
b. lembar hasil diskusi dengan pembimbing dan hal yang ingin
didiskusikan
c. lembar daftar bahan uji dan alat yang digunakan
d. lembar rencana kerja, catatan kerja, dan refleksi (saran untuk kerja
selanjutnya jika mengalami kegagalan)
e. lembar gambar rancangan alat yang digunakan untuk penelitian dan
apa yang harus diperhatikan agar penelitian berhasil.
f. lembar Koleksi data/ringkasan data
g. lembar Hasil seperti grafik, gambar/foto, maupun ringkasan tabel
h. lembar refleksi
j. lembar ringkasan jurnal atau teori -teori yang dibutuhkan dalam
penelitian baik berasal dari perpustakaan maupun internet. Dapat juga
daftar pustaka yang mungkin digunakan
k. informasi kontak nomor telpon bahan laboratorium, tempat pengujian
dan lainnya beserta biaya
i. tempat nota – nota pembelian. 
3. Gunakan pulpen, jangan pensil. coret apabila salah jangan
menggunakan tip-ex. Selalu beri tanggal baik dalam perencanaan
maupun perlakuan, maupun hasil perlakuan. Tidak perlu rapi,
karena ini adalah personal record pekerjaan kita, tapi catatlah
semua yang dilakukan. Tidak perlu detail menuliskan, tapi
hendaknya setiap fase selama kegiatan terekam maupun
terdokumentasi. Dokumen berupa foto, hasil analisis, hasil uji, dan
spektra jangan sampai terpisah dari log book, jika perlu tempel
menggunakan lem maupun plester.
4. Selalu masukkan berbagai perubahan dalam prosedur, bahkan
kegagalan ataupun kesalahan. Jangan khawatir, log book tidak dinilai
kok. dan memang peneliti itu pasti selalu melewati kegagalan.
Peneliti yang hebat pun sering berawal dari kegagalan, contoh:
Thomas Alfa Edison, dan siapa lagi ? Mungkin ANDA.
5. Jika data selama penelitian terlalu ribet untuk di tulis dalam log
book, dan sudah ada dalam komputer, maka print saja dan tempel
dalam log book.
Peneliti/mahasiswa boleh saja
mendokumentasikan beberapa hal yang
kurang penting namun bisa jadi ketika nanti
untuk menceritakan alur penelitian dalam
presentasi oral sangat dibutuhkan.
Untuk log book perlombaan seperti PKM-M,
dimana syarat peran dosen juga menjadi
penilaian, maka ketika konsultasi penelitian,
tidak ada salahnya meminta tanda tangan dari
dosen pembimbing, karena peran dosen dapat
terlihat disini.
Variabel Penelitian

Variabel penelitian dapat diartikan sebagai kondisi-kondisi yang telah


dimanipulasi, dikontrol, atau diobservasi oleh seorang peneliti dalam
sebuah penelitiannya.
Sebagian ahli juga mendefiniskan bahwa yang dinamakan variabel adalah
segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam sebuah
penelitian.
Dari dua pengertian di atas, bisa diartikan bahwa variabel penelitian
meliputi faktor-faktor yang berperan ketika proses penelitian itu sendiri.
Variabel penelitian ini sangat ditentukan oleh landasan teoritis dan
kejelasannya yang ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Oleh karena itu,
jika landasan teori dalam suatu penelitian berbeda, maka akan berbeda
pula hasil variabelnya.
Terdapat perbedaan variabel antara ilmu eksakta dan ilmu sosial.
Pada ilmu eksakta variabel yang dipakai biasanya mudah
diketahui karena bisa dilihat dan divisualisasikan.
Sedangkan variabel dalam ilmu sosial itu bersifat abstrak
sehingga susah dijamah secara realita. Variabel-variabel ilmu
sosial lahir dari suatu konsep yang perlu dijelaskan dan diubah
bentuknya sehingga bisa diukur dan dipergunakan secara
operasional.
Menurut sifatnya, variabel ini dapat dibedakan menjadi 5 yaitu:
Sifat variabel, hubungan antar variabel, urgensi pembukaan
instrumen, dan tipe skala pengukuran. Silahkan dicari sendiri
informasi masing-masingnya.
Sesungguhnya yang dikemukakan di dalam inti penelitian ilmiah adalah
mencari  hubungan antara berbagai variabel.  Hubungan yang paling dasar
adalah hubungan antara dua variabel bebas  dan variabel terikat ( Independent
variable dengan dependent variable). Dalam penelitian pertanian kedua variabel
ini sangat umum digunakan.
Variabel Bebas ( Independent Variable)
Adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti
dimanipulasi  dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan
fenomena yang diobservasi.
Karena fungsi ini sering disebut variabel pengaruh, sebab berfungsi
mempengaruhi variabel lain, jadi secara bebas berpengaruh terhadap variabel
lain.
Variabel Tergantung (Dependent Variable)
Yaitu kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika peneliti
mengintroduksi, pengubah atau mengganti variabel bebas.
Menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain, karenanya juga
sering disebut variabel yang dipengaruhi atau variabel terpengaruhi.
Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terkait atau dependent adalah variabel yang keberadaannya menjadi suatu
akibat dikarenakan adanya variabel bebas. Disebut variabel terkait karena kondisi
atau variasinya terkait dan dipengaruhi oleh variasi variabel lain.
Selain itu ada juga sebutan lain yaitu variabel tergantung, karena variasinya
tergantung pada variasi variabel lain. Kemudian ada juga yang menyebut variabel
output, kriteria, respon, dan indogen.
Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel ini mempunyai pengaruh atau menjadi penyebab terjadinya perubahan
pada variabel lain. Sehingga bisa dikatakan bahwa perubahan yang terjadi pada
variabel ini diasumsikan akan mengakibatkan terjadinya perubahan variabel lain.
Contoh, jika dalam sebuah penelitian dinyatakan akan berusaha
mengungkap “pengaruh dosis pupuk Nitrogen terhadap tinggi tanaman
padi” maka variabel bebasnya adalah “dosis pupuk Nitrogen”. Disebut variabel
bebas karena variabel ini tidak bergantung pada variabel lain, sementara “tinggi
tanaman padi” disebut variabel terikat/tidak bebas karena tinggi tanaman padi akan
dipengaruhi oleh dosis pupuk yang diberikan.
Berdasarkan gambar ini dapat dilihat bahwa Dosis Pupuk adalah variabel bebas,
sedangkan tinggi tanaman variabel tidak bebas. Dosis pupuk ditetapkan oleh
peneliti, sedangkan tinggi tanaman dipengaruhi oleh dosis pupuk, tidak
sebaliknya. Di bidang pertanian, kita biasanya menempatkan variabel bebas
sebagai PERLAKUAN dan variabel tidak bebas sebagai PENGAMATAN
Agar penelitian dapat terlaksana dengan baik dan mendapatkan
hasil yang memuaskan, PERLAKUAN dan PENGAMATAN tersebut
harus dapat didefinisikan dengan baik dan terukur dengan jelas.
Misalnya: Penelitian tentang “Pengaruh penambahan bahan
organik pada media pembibitan kelapa sawit terhadap
pertumbuhan bibit di pembibitan utama”
Berarti perlakuan adalah penambahan bahan organik. Bahan
organik yang dimaksud harus dijelaskan dengan rinci pada bab III,
apa sumbernya, bagaimana menyiapkannya dstnya.,
Harus jelas pula perbandingannya, misal dibuat; tanah:bahan
organik (1:1), harus dijelaskan 1:1 tersebut apakah w:w
(berdasarkan berat) atau v:v (berdasarkan volume)….
Apa resikonya?
Jawab sendiri…
Pengamatan dalam penelitian ini tentulah Pertumbuhan bibit kelapa sawit. Harus
dibuat Batasan yang jelas apa yang dimaksud pertumbuhan dan apa saja
indikatornya. Misal, indikator pertumbuhan salah satunya tinggi bibit. Harus jelas
bagaimana cara mengukurnya, apa alat ukurnya, kapan diukurnya dan apa satuan
yang dipakai. Kalau pengukurannya dilakukan tiap minggu, harus disampaikan
mulai dan selesainya minggu keberapa dan harus dipahami untuk apa data tersebut
dikumpulkan. Jika perlu bantuan standar tertentu, harus dijelaskan. Misal;
pengukuran tinggi dimulai dari tiang standar sampai ujung daun tertinggi.
Sebelumnya harus dijelaskan apa itu tiang standar dan berapa tingginya di atas
permukaan tanah dan berapa yang terbenam, terangkan juga alasan
menggunakannya.
Bahan dan alat yang ditulis pada Bab III seharusnya terpakai semua dalam
pelaksanaan penelitian. Oleh karena itu, seringkali bahan dan alat tersebut
diulang menulisnya setelah draft proposal selesai.
Ada juga dosen pembimbing yang meminta anda Menyusun juga Rencana
Anggaran Biaya (RAB) Penelitian. Jika ini akan dibuat, maka bahan dan alat
menjadi sangat penting, karena Sebagian besar biaya akan berasal dari keduanya.
Dalam Menyusun RAB harus jelas nama bahan dan alatnya serta satuan dan
volume yang akan dipakai serta harga satuan dan totalnya. Jelaskan pula apa
fungsinya dalam penelitian yang akan dilakukan.
Jika ini dilakukan, sekaligus anda akan terbiasa hidup dengan perencanaan yang
baik dan jika bekerja nantinya sudah tidak kaget jika disuruh pimpinan membuat
rencana sebuah proyek, mulai dari yang kecil bernilai ribuan rupiah sampai
nantinya bernilai milyaran atau triliunan rupiah…. Semoga.
Setidaknya, RAB ini bermanfaat Ketika anda meyakinkan Ortu untuk
menyelesaikan studinya di Fakultas Pertanian….
TERIMA
KASIH Tetap jaga kesehatan

Semoga segera terwujud cita-citanya


Aamiin

Anda mungkin juga menyukai