Anda di halaman 1dari 15

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam Penelitian Kualitatif di kenal istilah key instrument artinya peneliti bertindak
sebagai instrument sekaligus pengumpul data. Instrument sebagai manusia dapat pula
digunakan, tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peniliti sebagai instrument.
Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan.
Kehadiran peneliti di lapangan untuk peneliti ini harus dilukiskan secara ekspilit dalam
laporan penelitian. Perlu dijelaskan apakah peran peneliti sebagai partisipan penuh,
pengamatan partisipan, atau pengamatan penuh. Catatan lapangan merupakan bentuk lengkap
dari rekaman data lapangan yang diperoleh dari buku catatan lapangan, rekaman dari tape
recorder, hasil jepretan foto, atau rekaman video.
Dalam penelitian kualitatif, catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang
di dengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi
terhadap data dalam penelitian kualitatif. Menulis catatan lapangan bertujuan untuk mencatat
segala sesuatu dengan rinci. Catatan lapangan bukan laporan atau rangkuman atau sekedar
seleksi dari hal-hal yang menarik. Catatan lapangan adalah bahan mentah lengakap riset
peneliti yang dituliskan semuanya, atau peneliti akan lupa pada begitu banyak hal yang atau
hanya ingat sebagian hal-hal tertentu saja. Data dalam penelitian kualitatif berfungsi sebagai
landasan refleksi. Data mewakili tindakan dalam arti bahwa data itu memungkinkan peneliti
untuk merekonstruksi tindakan terkait, bukan hanya mengingat kembali. Oleh sebab itu,
pengumpulan data tidak hanya untuk keperluan hipotesis, melainkan sebagai alat untuk
melakukan hasil pengamatan dan menjembatani antara momen-momen tindakan dan refleksi
dalam putaran penelitian.
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Apa yang dimaksud dengan catatan lapangan?


Apa saja yang termaksud kedalam bagian-bagian catatan lapangan?
Apa saja Janis-jenis penelitian lapangan?
Bagaimana karakteristik catatan lapangan?
Apa saja bentuk-bentuk catatan lapangan?
Apa fungsi catatan lapangan?
Bagaiman proses catatan lapangan?

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan rumusan masalah yang telah di
tentukan sebelumnya.

BAB II ISI

2.1 Pengertian Catatan Lapangan


Catatan lapangan terdiri dari dua suku kata, yakni catatan dan lapangan. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata catatan mengandung arti; hasil pencatatatan;
peringatan. Sedangkan kata lapangan sebagai bentuk kata benda mengandung tiga arti,
yakni tempat atau tanah yang luas (biasanya rata); alun-alun; medan; tempat (gelanggang)
pertandingan (bulutangkis, bola voli, bola basket); atau bidang (pekerjaan, pengetahuan, dan
sebagainya), (Pusat Bahasa,2008). Catatan lapangan secara bahasa berarti hasil mencatat
suatu bidang pengetahuan.
Data yang terekam supaya tidak lupa saat menyusunnya secara utuh digunakan alat
bantu seperti buku catatan, tape recorder, kamera. Pada waktu berada di lapangan peneliti
membuat catatan, setelah pulang ke rumah atau selesai melakukan pengamatan atau
wawancara barulah menyusun catatn lapangan secara utuh. Catatan yang di buat di lapangan
sangat berbeda dengan catatan lapangan. Pada saat peneliti melakukan wawancara atau
pengamatan digunakan alat bantu berupa catatan/buku kecil/note untuk membantu
mengingat hal-hal yang dikemukakan/terjadi atau ada istilah/kata-kata sulit.
Catatan saat pengumpulan data ini berupa coretan seperlunya yang sangat
dipersingkat (bisa steno), berisi kata-kata inti, frase, pokok-pokok isi pembicaraan atau
pengamatan, mungkin gambar, sketsa, sisiogram, diagram dan lain-lain. Catatan ini berguna
sebagai alat perentara antara apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium dan diraba dengan
catatan sebenarnya dalam bentuk catatan lapangan. catatan lapangan diubah kedalam
catatan yang lengkap dan dinamakan catatan lapangan setelah peneliti lepas dari interaksi
dengan informan atau setelah tiba di rumah. Proses penyusunan catatan lapangan tersebut
terus berlanjut selama ada catatan dari lapangan hasil observasi, pengamatan dan studi
dokumentasi. Catatan lapangan tidak boleh diabaikan karena akan tercampur dengan
informasi lain dan menghindari kemungkinan lupa yang disebabkna karena keterbatasan
ingatan seseorang.
Menulis catatan lapangan bertujuan untuk mencatat segal sesuatu dengan rinci.
Catatan lapangan bukan laporan tau rangkuman atau sekedar seleksi dari hal-hal yang
3

menarik. Catatatan lapangan adalah hal mentah lengkap riset peneliti yang dituliskan
semuanya, atau peneliti akan lupa pada begitu banayak hal atau akan ingat pada sebagian
tertentu saja.
Menurut Bogdan dan Biklen (1982) catatan lapangan merupakan catatan tertulis
mengenai apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka mengumpulkan
data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.
Idrus (2007:85) juga berpendapat bahwa catatan lapangan merupakan catatan yang
ditulis secara rinci, cermat, luas, dan mendalam dari hasil wawancara dan observasi yang
dilakukan peneliti tentang aktor, aktivitas ataupun tempat berlangsungnya kegiatan tersebut.
Perbedaan dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif terhadap catatan lapangan
terletak pada sumber data yang akan digunakan. Metode penelitian kuantitatif bersifat
kuantitatif dari hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan
instrumen. Sedangkan pada metode penelitian kualitatif, bersifat deskripitif kualitatif dari
dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan dan tindakan responden. Maka dalam bahasan ini
akan lebih berfokus pada penelitian kualitatif.

2.2 Bagian-bagian Catatan lapangan


1. Kode catatan
Membuat kode penting untuk mengelompokkan catatan-catatan lapangan supaya tidak
bingung bila suatu waktu peneliti menyusun laporan penelitiannya.Membuat kode penting
untuk mengelompokkan catatan-catatan lapangan supaya tidak bingung bila suatu waktu
peneliti menyusun laporan penelitiannya.
2. Teknik pengumpulan data
Beri judul pada kepala catatan teknik pengumpulan data apa yang digunakan dalam
pengumpulan data. Misalnya wawancara, observasi atau studi dokumen.
3. Identitas setting social
Menulis secara jelas identitas setting social, yaitu waktu, tempat, pelaku dan aktivitas.
Waktu pelaksanaan pengumpulan data yaitu : hari, tangga dan pukul berapa. Tempatnya
dimana, siapa informannya dan apa aktivitasnya. Chiseri-Strater dan Susntein (2001)
memisahkan daftar yang dapat digunakan pada semua catatan lapangan. Daftar ini termaksud

tanggal, waktu dan tempat pengamatan; fakta-fakta spesifik, angka-angka dan kejadiankejadian rinci yang terjadi di lapangan.
4. Aspek/fokus kajian
Aspek/fokus kajian dicatat sesuai kode dan dirinci lagi sesuai kondisi lapangan.Misalnya
penelitian tentang budaya sekolah efektif. Maka aspek yang ditulis adalah kajian yang
berkaitan dengan sekolah efektif, misalnya manajemen kesiswaannya, manajemen tenaga
kependidikannya, manajemen keuangan, dan lain-lain.
5. Deskripsi
Deskripsi adalah catatan-catatan sesungguhnya hasil wawancara/pengamatan/studi
dokumen. Kalau ada yang tidak dimengerti atau memiliki konotasi yang berbeda bisa diberi
fieldnote atau catatan kaki untuk ditelusuri lagi secara empirik maupun teoritik ataupun akan
dijadikan bahan reflaksi. Deskriptif catatan lapangan merupakan bagian yang paling panjang
dan menggambarkan segala upaya peneliti untuk merekam secara objebtif rincian apa yang
terjadi di lapangan.
Hal yang harus diperhatikan dalam upaya deskripsi, yaitu:
1) Tulislah deskripsi sedeskriptif mungkin artinya bahwa apa yang diamati hendaknya
disajikan secara rinci dari pada dirangkum.
Fokus
Artifak budaya

Deskripsi
rapat pimpinan itu begitu tertib dan

(rapat pimpinan)

mengikuti aturan birokratik

Refleksi
-

Sebaiknya peneliti melukiskan seperti apa rapat itu berlangsung, misalnya:


Fokus
Artifak budaya

Deskripsi
Refleksi
Rapat pimpinan itu dipimpin langsung oleh
-

(rapat pimpinan)

kepala dinas pendidikan dan dibantu oleh


seorang notulen dari staf TU, rapat ini
dihadiri kepala bagian, seluruh kepala
bidang, kepala sub bagian, kepala seksi
dan 3 orang staf tata usaha. Rapat dimulai
pukul 8.00 wib sesuai dengan yang tertera
dalam surat undangan. Kepala dinas
memulai dengan memberi salam dan
mengemukakan aturan rapat, ia
mengevaluasi program secara tuntas
5

selanjutnya dilakukan tanya jawab.....rapat


diakhiri pukul 12.00 dengan menghasilkan
kesimpulan sbb............,
2) Dalam mendeskripsikan hasil lapangan hendaknya tidak diambil kesimpulan ataupun
penilaian dari peneliti. Misalnya:
Fokus
Artifak budaya

Deskripsi
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan

(rapat pimpinan)

kepala dinas terlihat bahwa kepala bidang

Refleksi
-

tidak menguasai bahan


Sebaiknya :
Fokus

Deskripsi
kepala bidang menjawab: saya akan coba

Refleksi

cek lagi ke kepala seksi yang menangani

UPTD kecamatan

dan kebenaran saya masih mempelajari

untuk siswa SMA

Artifak budaya

cara-cara menyeleksi dan menjaring siswa

?! Bukankah

(rapat pimpinan)

yang memperoleh beasiswa. Mungkin saya

kecamatan itu

akan meminta data dari kepala UPTD

untuk siswa SD.

kecamatan untuk menjaring data siswa


SMA tidak mampu)*,
3) Dalam membuat deskripsi diuapayakan tidak menggunakan kata-kata abstrak, kecuali
jika dikutip dari ucapan subjek.
Fokus
Sistem Pengajian

Deskripsi
Kepala sekolah mengatakan bahwa dalam

Refleksi

menerapkan aturan kompensasi, kepala

sekolah menggunakan pendekatan merit


system.
Sebaiknya:
Fokus
Sistem Pengajian

Deskripsi
Kepala sekolah mengatakan bahwa dalam

Refleksi
-

menerapkan aturan penggajian dan


pemberian insentif untuk guru dan staff
lainnya seperti TU, Laboran, Pustakawan
6

tidak di pukul rata tetapi didasarkan pada


prestasi kerja mereka, hasil penilaian
kinerja yang dilakukan setiap 2 tahun
sekali. Disamping itu, mereka diberikan
insentif sesuai dengan beban kerja yang
ditanggung dan ada perhitungan tersendiri
sesuai dengan kontribusi yang diberikan
mereka dalam pelaksanaan program
sekolah.
4) Senantiasa memulai denga alenia baru setiap terjadi peristiwa atau kejadian baru
betapapun kecilnya perubahan.
6. Makna/refleksi
Refleksi adalah pemikiran, tafsiran, atau komentar tentang apa yang diamati. Peneliti
mengolah apa yang diobservasi, ia mencari maknanya, untuk kemudian menemukan pola
atau thema rangkaian kejadian-kejadian. Lewat refleksi peneliti berusaha:
(1) memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan
strategik, dengan mempertimbangkan ragam perspektif yang mungkin ada dalam
situasi tertentu
(2) memahami persoalan dimana penelitian dilaksanakan.
Suatu reflaksi pengamatan tentang deskripsi hasil penelitian dapat berisikan hal-hal
sebagai berikut:
a. Reflaksi tentang analisis
Pada tahap ini, menduga-duga apa yang sedang dipelajari, tema yang muncul, pola
yang ada, hubungan antara butir-butir data, penambahan gagasan dan pemikiranpemikiran yang muncul.
b. Reflaksi panjang yang berpusat pada analisis disebut memeo analisis
c. Reflaksi tentang mode
Catatan lapangan memuat bahan-bahan mengenai prosedur dan siasat yang
dipergunakan dalam studi, dan putusan-putusan yang diambil mengenai rancangan
studi.
d. Refleksi tentang dilema etik dan konflik
Karena pekerjaan penelitian lapangan ii melibatkan diri dalam kegiatan subjek,
maka akan terjadi permasalahan hubungan nilai anda sendiri dan tanggung jawab
terhadap subjek maupun profesi. Peneliti juga harus bisa menyelesaikan
permasalahan yang terjadi.
e. Refleksi tentang kerangka pikiran pengamat
7

Walaupun tidak berniat demikian, pada umumnya peneliti terjun ke dalam studi
dengan asumsi-asumsi tertentu mengenai subjek dan latar yang ditelitinya.
f. Refleksi yang pertama kali masuk biasanya masuk catatan sebelum anda terjun ke
lapangan
g. Sebagai seorang pengamat anda hendak memeprhatikan praduga yang anda
punyai.
h. Hal-hal yang memperjelas
Peneliti dapat menambahkan kalimat didalam catatan sebagai keterangan
sampingan ataua untuk menunjukkan seseuatu yang barangkali membingungkan.

2.3 Jenis-jenis Catatan Lapangan


1. Jotted Notes
Merupakan catatan yang dibuat di tempat penelitian. Catatan ini ringkas dan hanya
berisi kata-kata yang dapat mengingatkan memori di tempat kejadian.
2. Catatan pengamatan langsung (Direct Observation Notes)
Merupakan catatan yang dibuat langsung setelah peneliti meninggalkan tempat
kejadian. Catatan ini disusun secara kronologis berdasarkan tempat, waktu, dan urutan
kejadian.
3. Catatan interpretasi peneliti (Researcher Inference Notes)
Berisi interpretasi dari peneliti mengenai suatu kejadian tertentu.
4. Catatan analitis
Menuliskan taktik, rencana, keputusan prosedural, serta kritik pribadi mengenai
keputusan yang diabilnya sendiri.
5. Catatan pribadi
Berisi catatan pribadi peneliti mengenai segala hal yang peneliti rasakan dalam
mengadakan penelitian.
6. Peta dan diagram
8

Berperan menggambarkan situasi di tempat kejadian dan memudahkan pembaca


untuk memahaminya.
7. Rekaman video dan suara
Sangat membantu peneliti untuk mengingat kembali suatu kejadian dan percakapan
ketika tahap pengumpulan data.

8. Catatan wawancara
Berisi catatan yang menerangkan kapan, siapa, bagaimana, dan isi dari pokok-pokok
wawancara yang dibahas.

2.4 Karakteristik Catatan Lapangan


Catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam penelitian kualitatif.
Menurut Mandolang (2007) catatan lapangan adalah tulang punggung riset aksi etnografis
(ethnographic action research). Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat peneliti dalam
sebuah penelitian etnografi dari lapangan. Catatan tersebut dapat bersifat deskriptif (sesuai
yang teramati) atau reflektif (mengandung penafsiran peneliti).
Adapun karakteristik catatan lapangan, yakni meliputi:
1. Akurat
2. Rinci, namun bukan berarti memasukkan semua data yang tidak berkaitan
3. Luas, agar pembaca memahami situasi dijelaskan
4. Data dapat menyediakan ikhtisar budaya atau pengaturan.
5. Para pengamat harus melakukan lebih dari sekedar melakukan perekaman situasi
sederhana
2.5 Bentuk Catatan lapangan
Catatan lapangan merupakan cara peneliti memutuskan perhatian tentang apa yang
dilihat dan didengar dalam suatu setting sosial. Dengan pekataan lain peneliti mencatatkan
apa yang diperhatikan secara langsung seperti:

1. Pernyataan-pernyataan ; seperti pernyataan yang dibuat oleh kepala sekolah tentang


penilainnya terhadap implementasi pp 48 tahun 2008, pernyataan guru tentang
kompensasi, dan sebagainya.
2. Fenomena yang dilihat seperti gerak-gerik, bercakap-cakap, enggan bergaul,
menunjukkan minat, tidak minat dan sebagainya.
Format Catatan Lapangan
Kode : I.1.a

Wawancara/Observasi/Studi Dokumntasi
Hari/tgl
Waktu
Tempat:
Informan
Aspek/Fokus
Kajian

Deskripsi

:
:
:
Makna

Menurut Moelong (2001:154) bentuk catatan lapangan pada dasarnya adalah wajah
catatan lapangan yang terdiri dari halaman depan dan halaman-halaman berikutnya disertai
petunjuk paragraf dan baris tepi.
1. Halaman Pertama
Menurut Lexy J. Moleong (2001:154) pada halaman pertama setiap catatan lapangan
diberi judul informasi yang dijaring, waktu yang terdiri dari tanggal dan jam dilakukannya
pengamatan dan waktu menyusun catatan lapangan, tempat dilaksanakannya pengamatan itu,
dan diberi nomor urut sebagai bagian dari seluruh perangkat catatan lapangan.
2. Alinea dan batas tepi
Alinea atau paragraf dalam catatan lapangan memegang peranan khusus dalam kaitannya
dengan analisis data. Oleh karena itu, setiap kali menuliskan satu pokok persoalan, peneliti
harus membuat alinea baru. Kemudian, batas tepi kanan catatan lapangan harus diperlebar
dari biasanya karena akan digunakan untuk memberikan kode pada waktu analisis. Kode
tersebut berupa nomor dan judul-judul tertentu. Atas dasar pemberian kode dengan juduljudul tersebut dapat diperkirakan berapa lembar batas tepi yang perlu disisakan. Menurut
Idrus (2007:93) mengenai bentuk catatan lapangan pada dasarnya belum ada kesepakatan
10

antar para ahli ethnografi tentang bagaimana bentuk catatan lapangan yang baik. Namun
demikian sebagai persiapan tentang isi catatan lapangan itu harus memuat:
a. Judul atau tema yang ditulis
Penulisan tema ini penting agar memudah peneliti dalam membuat kategori-kategori.
Tentu saja tema ini dapat diambil sesuai topik yang dibicarakan. Hanya saja perlu
diingat tema tersebut tidak boleh lepas dari kerangka besar desain penelitian yang
sedang dirancang.
b. Menjelaskan tentang kapan aktivitas itu terjadi (jam, tanggal, hari).
Peneliti hendaknya menuliskan secara rinci kapan suatu dialog itu terjadi lengkap
denga tanggal, hari, jam saat di mulai dan saat wawancara itu selesai dilakukan.
Proses ini berguna saat peneliti hendak melakukan uji keabsahan data. Dari catatan
tersebut peneliti dapat memperkirakan kapan lagi jika suatu data hendak dilakukan
keabsahannya.
c. Menyebutkan siapa yang terlibat dalam aktivitas itu (baik si pengamat maupun yang
diamati).
Pada bagian ini sebutkanlah siapa yang diamati dan siapa yang berposisi sebagai
pengamat. Menjelaskan aktivitas apa yang sedang terjadi. Paparkan aktivitas apa yang
sedang dilakukan oleh subyek. Penggambaran aktivitas ini penting agar peneliti dapat
memahami perilaku sesuai konteks yang dialami oleh informan. Di mana aktivitas itu
terjadi. Jelaskan di mana aktivitas itu berlangsung.
2.6 Fungsi Catatan Lapangan
Dalam penjelasannya, Moleong mengungkapkan bahwa model suatu catatan lapangan
membaginya ke dalam tiga macam, yakni catatan pengamatan, catatan teori, dan catatan
metodologi (2001:154-156).
1. Catatan Pengamatan (CP)
Catatan pengamatan adalah pernyataan tentang semua yang dialami yaitu yang dilihat dan
didengar dengan menceritakan siapa yang menyatakan atau melakukan apa dalam situasi
tertentu (Moleong, 2001:155). Catatan pengamatan dilakukan selama tindakan berlangsung
(Widyawati, 2008). Pernyataan tersebut tidak boleh berisi penafsiran, hanya merupakan
catatan sebagaimana adanya dan pernyataan yang datanya sudah teruji kepercayaan dan
keabsahannya.
Setiap catatan pengamatan mewakili peristiwa yang penting sebagai bagian yang akan
dimasukkan ke dalam proposisi yang akan disusun atau sebagai kawasan suatu konteks atau
situasi. Moleong (2001:155) menambahkan bahwa catatan pengamatan merupakan catatan

11

tentang siapa, apa, bilamana, di mana, dan bagaiamana suatau kegiatan manusia. Hal itu
menceritakan siapa mengatakan atau melakukan apa dalam kondisi tertentu.
Setiap catatan pengamatan merupakan suatu kesatuan yang menunjukkan adanya satu
datum atau sesuatu yang sangat berkaitan atau menjelaskan peristiwa atau situasi yang ada
pada catatan pengamatan lainnya. Jika catatan pengamatan itu merupakan kutipan, sebaiknya
dikutip secara tepat.
2. Catatan Teori (CT)
Catatan teori yakni digunakan untuk menampung peneliti yang ingin mempersoalkan
melebihi fakta. Catatan teori mewakili usaha yang terkontrol dan dilakukan secara sadar
untuk memperoleh pengertian dari satu atau beberapa catatan pengamatan. Peneliti sebagai
pencatatan senantiasa berpikir tentang apa yang dialaminya dan membuat pernyataan khusus
tentang arti sesuatu yang dirasakannya sebagai sesuatu yang menghasilkan suatu pemikiran
konseptual. Dengan demkian ia mulai menafsirkan, menyimpulkan, berhipotesis, bahkan
berteori. Ia mulai mengembangkan konsep baru, menghubungkannya dengan konsep lama,
atau menghubungkan antara sesuatu yang diamatinya dari segi lain yang akan menghasilkan
suatu perubahan sosial.
3. Catatan Metodologi (CM)
Menurut Moleong (2001:156) catatan metodologi ialah pernyataan yang berisi tindakan
operasional yang berpengaruh terhadap suatu kegiatan pengamatan yang direncanakan atau
yang sudah diselesaikan. Jadi, catatan metodologi berupa instruksi-instruksi terhadap
pengamat sendiri, peringatan, kritik terhadap taktiknya. Hal itu berisi soal waktu, penata
urutan kegiatan, penetapan dan kestabilan langkah, pengaturan situasi dan tempat, cara
pengamat berkelit dalam taktik, dan lain sebagainya. Catatan metodologi mempermasalahkan
tindakan diri peneliti dan proses metodologinya.
2.7 Proses Catatan Lapangan
Menunda pekerjaan pencatatan lapangan berarti menyia-nyiakan upaya yang telah
dikerjakan dalam pengumpulan data, karena kemungkinan akan ingat secara utuh seperti
segera setelah setelah mengumpulkan data mustahil. Penelitin kualitatif harus
mengalokasikan waktunya secara panjang dan intensif, jangan sampai memotong atau
menghentikan pencatatan sebelum selesai pencatatan secara utuh.
Boldan dan Bilken (1982 : 92) menyarankan trik-trik dalam proses pencatatan lapangan
sebagai berikut:
1. Catatan lapangan agar langsung dikerjakan, jangan menunda sedikitpun.
12

2. Jangan berbicara kepada siapapun sebelum peneliti menyusun catatan lapangan.


3. Carilah tempat sepi yang memadai yang tidak terjangkau oleh gangguan dan
siapkanlah secara cukup alatalat yang diperlukan
4. Jiak peneliti untuk pertama kali berada di lapangan dan hendak mengerjakan
penelitian , sediakan waktu secukupnya untuk keperluan pembuatan catatan
lapangan.
5. Mulailah dengan membuat kerangka, kemudian kerangka diperluas dengan
coretan seperlunya, tetapi semuanya harus diurutkan secara kronologis.
6. Disusun berdasarkan judul. Pilihan yang terbaik diantara keduanya terserah
kepada peneliti
7. Biarkanlah percakapan dan peristiwa yang dialami dari dalam diri peneliti ke
jari-jemari dan seterusnya ke kertas diatas mesin ketik. Usahankan agar
percakapan dinyatakan dalam bentuk percakapan
8. Jika peneliti lupa jangan raguuntuk menambahkan. Jika selesai satu catatan
lapangan dan juga masih ada yang terlupakan, segera memasukkannya , tetapi
cukup pada bagian belakangnya saja
9. Sadarilah bahwa pekerjaan menyususn catatan lapangan membutuhkan waktu
yang lama dan usahan mencari jalan keluar untuk mengatasinya.

13

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Catatan lapangan merupakan catatan tertulis mengenai apa yang didengar, dilihat,
dialami, dan dipikirkan dalam rangka mengumpulkan data dan refleksi terhadap data dalam
penelitian kualitatif. Perbedaan dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif terhadap catatan
lapangan terletak pada sumber data yang akan digunakan. Bagian-bagian catatan lapangan
terdiri dari kode catatan, teknik pengumpulan data, identitas setting social, aspek/fokus
kajian, deskripsi, dan makna/refleksi. Jenis-jenis catatan lapangan terdiri dari jotted notes,
catatan pengamatan langsung (direct observation notes), catatan interpretasi peneliti
(researcher inference notes), catatan analitis, catatan pribadi, peta dan diagram, rekaman
video dan suara, serta catatan wawancara.
Menurut Moelong (2001:154) bentuk catatan lapangan pada dasarnya adalah wajah
catatan lapangan yang terdiri dari halaman depan dan halaman-halaman berikutnya disertai
petunjuk paragraf dan baris tepi. Namun demikian sebagai persiapan tentang isi catatan
lapangan itu harus memuat judul atau tema yang ditulis, menjelaskan tentang kapan aktivitas
itu terjadi (jam, tanggal, hari), menyebutkan siapa yang terlibat dalam aktivitas itu (baik si
pengamat maupun yang diamati). Fungsi catatan lapangan ada tiga yaitu Catatan Pengamatan
(CP), Catatan Teori (CT), dan Catatan Metodologi (CM)
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengadakan penelitian
kualitatif untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan.

14

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Catatan Lapangan Penelitian Kualitatif. dalam
http://pengetahuanolahraga.wordpress.com/2011/08/24/catatan-lapangan-penelitiankualitatif/ diakses pada tanggal 08 Mei 2014 pukul 20.00 WIB
Anonim. 2011. Membuat Catatan Lapangan. dalam
http://tepenr06.wordpress.com/2011/10/04/membuat-catatan-lapangan/ diakses pada
tanggal 08 Mei 2014 pukul 20.30 WIB
Satori, Djaman. Aan Komariah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfa Beta
Sibaweh, Imam. 2012. Bagian-bagian Catatan Lapangan. dalam http://imamsibaweh.blogspot.com/2012/04/bagian-bagiancatatan-lapangan-kode.html diakses
pada tanggal 08 Mei 2014 pukul 20.40 WIB

15

Anda mungkin juga menyukai