Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan rumusan masalah yang telah di
tentukan sebelumnya.
BAB II ISI
menarik. Catatatan lapangan adalah hal mentah lengkap riset peneliti yang dituliskan
semuanya, atau peneliti akan lupa pada begitu banayak hal atau akan ingat pada sebagian
tertentu saja.
Menurut Bogdan dan Biklen (1982) catatan lapangan merupakan catatan tertulis
mengenai apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka mengumpulkan
data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.
Idrus (2007:85) juga berpendapat bahwa catatan lapangan merupakan catatan yang
ditulis secara rinci, cermat, luas, dan mendalam dari hasil wawancara dan observasi yang
dilakukan peneliti tentang aktor, aktivitas ataupun tempat berlangsungnya kegiatan tersebut.
Perbedaan dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif terhadap catatan lapangan
terletak pada sumber data yang akan digunakan. Metode penelitian kuantitatif bersifat
kuantitatif dari hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan
instrumen. Sedangkan pada metode penelitian kualitatif, bersifat deskripitif kualitatif dari
dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan dan tindakan responden. Maka dalam bahasan ini
akan lebih berfokus pada penelitian kualitatif.
tanggal, waktu dan tempat pengamatan; fakta-fakta spesifik, angka-angka dan kejadiankejadian rinci yang terjadi di lapangan.
4. Aspek/fokus kajian
Aspek/fokus kajian dicatat sesuai kode dan dirinci lagi sesuai kondisi lapangan.Misalnya
penelitian tentang budaya sekolah efektif. Maka aspek yang ditulis adalah kajian yang
berkaitan dengan sekolah efektif, misalnya manajemen kesiswaannya, manajemen tenaga
kependidikannya, manajemen keuangan, dan lain-lain.
5. Deskripsi
Deskripsi adalah catatan-catatan sesungguhnya hasil wawancara/pengamatan/studi
dokumen. Kalau ada yang tidak dimengerti atau memiliki konotasi yang berbeda bisa diberi
fieldnote atau catatan kaki untuk ditelusuri lagi secara empirik maupun teoritik ataupun akan
dijadikan bahan reflaksi. Deskriptif catatan lapangan merupakan bagian yang paling panjang
dan menggambarkan segala upaya peneliti untuk merekam secara objebtif rincian apa yang
terjadi di lapangan.
Hal yang harus diperhatikan dalam upaya deskripsi, yaitu:
1) Tulislah deskripsi sedeskriptif mungkin artinya bahwa apa yang diamati hendaknya
disajikan secara rinci dari pada dirangkum.
Fokus
Artifak budaya
Deskripsi
rapat pimpinan itu begitu tertib dan
(rapat pimpinan)
Refleksi
-
Deskripsi
Refleksi
Rapat pimpinan itu dipimpin langsung oleh
-
(rapat pimpinan)
Deskripsi
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
(rapat pimpinan)
Refleksi
-
Deskripsi
kepala bidang menjawab: saya akan coba
Refleksi
UPTD kecamatan
Artifak budaya
?! Bukankah
(rapat pimpinan)
kecamatan itu
Deskripsi
Kepala sekolah mengatakan bahwa dalam
Refleksi
Deskripsi
Kepala sekolah mengatakan bahwa dalam
Refleksi
-
Walaupun tidak berniat demikian, pada umumnya peneliti terjun ke dalam studi
dengan asumsi-asumsi tertentu mengenai subjek dan latar yang ditelitinya.
f. Refleksi yang pertama kali masuk biasanya masuk catatan sebelum anda terjun ke
lapangan
g. Sebagai seorang pengamat anda hendak memeprhatikan praduga yang anda
punyai.
h. Hal-hal yang memperjelas
Peneliti dapat menambahkan kalimat didalam catatan sebagai keterangan
sampingan ataua untuk menunjukkan seseuatu yang barangkali membingungkan.
8. Catatan wawancara
Berisi catatan yang menerangkan kapan, siapa, bagaimana, dan isi dari pokok-pokok
wawancara yang dibahas.
Wawancara/Observasi/Studi Dokumntasi
Hari/tgl
Waktu
Tempat:
Informan
Aspek/Fokus
Kajian
Deskripsi
:
:
:
Makna
Menurut Moelong (2001:154) bentuk catatan lapangan pada dasarnya adalah wajah
catatan lapangan yang terdiri dari halaman depan dan halaman-halaman berikutnya disertai
petunjuk paragraf dan baris tepi.
1. Halaman Pertama
Menurut Lexy J. Moleong (2001:154) pada halaman pertama setiap catatan lapangan
diberi judul informasi yang dijaring, waktu yang terdiri dari tanggal dan jam dilakukannya
pengamatan dan waktu menyusun catatan lapangan, tempat dilaksanakannya pengamatan itu,
dan diberi nomor urut sebagai bagian dari seluruh perangkat catatan lapangan.
2. Alinea dan batas tepi
Alinea atau paragraf dalam catatan lapangan memegang peranan khusus dalam kaitannya
dengan analisis data. Oleh karena itu, setiap kali menuliskan satu pokok persoalan, peneliti
harus membuat alinea baru. Kemudian, batas tepi kanan catatan lapangan harus diperlebar
dari biasanya karena akan digunakan untuk memberikan kode pada waktu analisis. Kode
tersebut berupa nomor dan judul-judul tertentu. Atas dasar pemberian kode dengan juduljudul tersebut dapat diperkirakan berapa lembar batas tepi yang perlu disisakan. Menurut
Idrus (2007:93) mengenai bentuk catatan lapangan pada dasarnya belum ada kesepakatan
10
antar para ahli ethnografi tentang bagaimana bentuk catatan lapangan yang baik. Namun
demikian sebagai persiapan tentang isi catatan lapangan itu harus memuat:
a. Judul atau tema yang ditulis
Penulisan tema ini penting agar memudah peneliti dalam membuat kategori-kategori.
Tentu saja tema ini dapat diambil sesuai topik yang dibicarakan. Hanya saja perlu
diingat tema tersebut tidak boleh lepas dari kerangka besar desain penelitian yang
sedang dirancang.
b. Menjelaskan tentang kapan aktivitas itu terjadi (jam, tanggal, hari).
Peneliti hendaknya menuliskan secara rinci kapan suatu dialog itu terjadi lengkap
denga tanggal, hari, jam saat di mulai dan saat wawancara itu selesai dilakukan.
Proses ini berguna saat peneliti hendak melakukan uji keabsahan data. Dari catatan
tersebut peneliti dapat memperkirakan kapan lagi jika suatu data hendak dilakukan
keabsahannya.
c. Menyebutkan siapa yang terlibat dalam aktivitas itu (baik si pengamat maupun yang
diamati).
Pada bagian ini sebutkanlah siapa yang diamati dan siapa yang berposisi sebagai
pengamat. Menjelaskan aktivitas apa yang sedang terjadi. Paparkan aktivitas apa yang
sedang dilakukan oleh subyek. Penggambaran aktivitas ini penting agar peneliti dapat
memahami perilaku sesuai konteks yang dialami oleh informan. Di mana aktivitas itu
terjadi. Jelaskan di mana aktivitas itu berlangsung.
2.6 Fungsi Catatan Lapangan
Dalam penjelasannya, Moleong mengungkapkan bahwa model suatu catatan lapangan
membaginya ke dalam tiga macam, yakni catatan pengamatan, catatan teori, dan catatan
metodologi (2001:154-156).
1. Catatan Pengamatan (CP)
Catatan pengamatan adalah pernyataan tentang semua yang dialami yaitu yang dilihat dan
didengar dengan menceritakan siapa yang menyatakan atau melakukan apa dalam situasi
tertentu (Moleong, 2001:155). Catatan pengamatan dilakukan selama tindakan berlangsung
(Widyawati, 2008). Pernyataan tersebut tidak boleh berisi penafsiran, hanya merupakan
catatan sebagaimana adanya dan pernyataan yang datanya sudah teruji kepercayaan dan
keabsahannya.
Setiap catatan pengamatan mewakili peristiwa yang penting sebagai bagian yang akan
dimasukkan ke dalam proposisi yang akan disusun atau sebagai kawasan suatu konteks atau
situasi. Moleong (2001:155) menambahkan bahwa catatan pengamatan merupakan catatan
11
tentang siapa, apa, bilamana, di mana, dan bagaiamana suatau kegiatan manusia. Hal itu
menceritakan siapa mengatakan atau melakukan apa dalam kondisi tertentu.
Setiap catatan pengamatan merupakan suatu kesatuan yang menunjukkan adanya satu
datum atau sesuatu yang sangat berkaitan atau menjelaskan peristiwa atau situasi yang ada
pada catatan pengamatan lainnya. Jika catatan pengamatan itu merupakan kutipan, sebaiknya
dikutip secara tepat.
2. Catatan Teori (CT)
Catatan teori yakni digunakan untuk menampung peneliti yang ingin mempersoalkan
melebihi fakta. Catatan teori mewakili usaha yang terkontrol dan dilakukan secara sadar
untuk memperoleh pengertian dari satu atau beberapa catatan pengamatan. Peneliti sebagai
pencatatan senantiasa berpikir tentang apa yang dialaminya dan membuat pernyataan khusus
tentang arti sesuatu yang dirasakannya sebagai sesuatu yang menghasilkan suatu pemikiran
konseptual. Dengan demkian ia mulai menafsirkan, menyimpulkan, berhipotesis, bahkan
berteori. Ia mulai mengembangkan konsep baru, menghubungkannya dengan konsep lama,
atau menghubungkan antara sesuatu yang diamatinya dari segi lain yang akan menghasilkan
suatu perubahan sosial.
3. Catatan Metodologi (CM)
Menurut Moleong (2001:156) catatan metodologi ialah pernyataan yang berisi tindakan
operasional yang berpengaruh terhadap suatu kegiatan pengamatan yang direncanakan atau
yang sudah diselesaikan. Jadi, catatan metodologi berupa instruksi-instruksi terhadap
pengamat sendiri, peringatan, kritik terhadap taktiknya. Hal itu berisi soal waktu, penata
urutan kegiatan, penetapan dan kestabilan langkah, pengaturan situasi dan tempat, cara
pengamat berkelit dalam taktik, dan lain sebagainya. Catatan metodologi mempermasalahkan
tindakan diri peneliti dan proses metodologinya.
2.7 Proses Catatan Lapangan
Menunda pekerjaan pencatatan lapangan berarti menyia-nyiakan upaya yang telah
dikerjakan dalam pengumpulan data, karena kemungkinan akan ingat secara utuh seperti
segera setelah setelah mengumpulkan data mustahil. Penelitin kualitatif harus
mengalokasikan waktunya secara panjang dan intensif, jangan sampai memotong atau
menghentikan pencatatan sebelum selesai pencatatan secara utuh.
Boldan dan Bilken (1982 : 92) menyarankan trik-trik dalam proses pencatatan lapangan
sebagai berikut:
1. Catatan lapangan agar langsung dikerjakan, jangan menunda sedikitpun.
12
13
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Catatan Lapangan Penelitian Kualitatif. dalam
http://pengetahuanolahraga.wordpress.com/2011/08/24/catatan-lapangan-penelitiankualitatif/ diakses pada tanggal 08 Mei 2014 pukul 20.00 WIB
Anonim. 2011. Membuat Catatan Lapangan. dalam
http://tepenr06.wordpress.com/2011/10/04/membuat-catatan-lapangan/ diakses pada
tanggal 08 Mei 2014 pukul 20.30 WIB
Satori, Djaman. Aan Komariah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfa Beta
Sibaweh, Imam. 2012. Bagian-bagian Catatan Lapangan. dalam http://imamsibaweh.blogspot.com/2012/04/bagian-bagiancatatan-lapangan-kode.html diakses
pada tanggal 08 Mei 2014 pukul 20.40 WIB
15