Anda di halaman 1dari 4

C. catatan lapangan 1. Pengertian dan kegunaan Catatan yang dibuat dilapangan sangat berbeda dengan catatan lapangan.

Catatan itu berupa coretan seperlunya yang sangat dipersingkat, berisi kata-kata inti,frase,pokok-pokok isi pembicaraan atau pengamatan, mungkin gambar,sketsa,sosiagram,diagram,dan lain-lain. Catatan itu berguna sebagai alat perantara antara apa yang dilihat,didengar,dirasakan,dicium,dan diraba serta dicatat dalam bentuk catatan lapangan. Catatan itu baru dirubah kedalam bentuk catatan yang lengkap dan dinamakan catatan lapangan setelah peneliti tiba dirumah. Proses ini dilakukan setiap kali selesai mengadakan pengamatan atau wawancara,tidak boleh dilalaikan karena akan tercampur dengan informasi lain dan ingatan seseorang itu sifatnya terbatas. Catatan lapangan menurut bogdan dan biklen (1982:74), adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar ,dilihat ,dialami,dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. 2. Bentuk dan Model a. Bentuk catatan lapangan Bentuk pada dasarnya adalah wajah catatan lapangan yang terdiri dari halaman depan dan halaman-halaman berikut disertai Kelas V SD Jl.Tampak Siring No. 5 Bandung Selatan Guru : Ibu Ina (Judul) Kelas yang Aktif Tanggapan Pengamat : CL (Catatan Lapangan) Pengamatan tgl. 8-2-88 Disusun jam 20.15

Petunjuk paragraf dan baris tepi. Halaman pertama. Pada halaman pertama setiap catatan lapangan diberi judul informasi yang dijaring, waktu yang terdiri dari tanggal dan jam dilakukannya pengamatan dan waktu menyusun catatan lapangan, tempat dilaksanakan pengamatan itu, dan diberi nomor urut sebagai bagian dari keseluruhan perangkat catatan lapangan.

Alinea dan baris tepi : alinea atau paragraph dalam catatan lapangan memegang peranan khusus dalam kaitannya dengan masalah analisis data. Untuk setiap kali menuliskan satu pokok persoalan, peneliti harus membuat alinea baru. Batas tepi kanan catatan lapangan harus diperlebar dari biasanyan karena akan digunakan untuk memberikab kode pada waktu analisis. Kode tersebut berupan nomor dan judul-judul tertentu. Atas dasar pemberian kode dengan judul-judul tersebut dapat diperkirakan berapa lebarnya batas yang perlu disisakan.

b. Model catatan lapangan Menurut schaltman dan strauss (1973:99-101), model catatan lapangan, meliputi : 1) Catatan Pengamatan (CP) Adalah pernyataan tentang semua peristiwa yang dialami, yaitu yang dilihat dan didengar. CP merupakan catatan tentang siapa,apa,bilamana,dimana,dan bagaimana suatu kegiatan manusia. Hal itu menceritakan siapa mengatakan atau melakukan apa dalam situasi tertentu. Setiap CP merupakan suatu kesatuan yang sangat berkaitan atau menjelaskan peristiwa atau situasi yang ada pada CP lainnya. 2) Catatan teori (CT) Jika peneliti ingin mempersoalkan sesuatu melebihi fakta , maka hal itu dimasukkan ke dalam CT. catatan teori mewakili usaha yang terkontrol dan dilakukan secara dasar untuk memperoleh pengertian dari satu atau beberapa CP.peneliti sebagai pencatat senantiasa berfikir tentang apa yang dialaminya dan membuat pernyataan khusus tentang arti sesuatu yang dirasakannya sebagai sesuatu yang menghasilkan suatu pemikiran konsep. 3) Catatan metodeliogi (CM) Catatan metodeliogi adalah pernyataan yang berisi tindakan operasional yang berpengaruh terhadap suatu kegiatan pengamatan yang direncanakan atau yang sudah diselesaikan . CM berupa instruksi terhadap penagmat sendiri, peringatan,atau kritik terhadap taktiknya. 3. ISi Pada dasarnya catatan lapangan berisi dua bagian (Bogdan dan Biklen, 1982 : 84-89). a. Bagian Deskriptif Bagian deskriptif ini berisi hal-hal sbb : 1) Gambaran diri subjek Hal yang dicatat dalah penampilan fisik, cara berpakaian, cara bentindak,gaya berbicara dan bertindak. Temukan sesuatu yang mungkin berbeda dengan yang lainnya. 2) Rekonstruksi dialog Setiap dialog yang diadakan dengan subjek harus dicatat dena lengkap termasuk apa yang diungkapkan secara pribadi. Pembicaraan yang panjang oelh subjek dapat diikhtisarkan

3)

4)

5)

6)

secara tepat isi . setiap ucapan subjek harus diberi tanda kutip. Gerakan, aksen, dan ekspresi perlu pula dicatat. Jika pengamat kurang yakin terhadap apa yang didengar, misalnya, perlu diberi tanda kutip dan catatan khusus tentang hal itu. Deskriptif latar fisik Deskripsi ini dapat digambarkan dengan menggunakan gambaran atau sketsa singkat secara verbal itu dapat pula dilakukan tentang segala sesuatu yang ada pada latar fisik tersebut. Usahakan untuk merasaakn apakah ada artinya seluruh hiasan yang ada didalam ruangan yang diamati. Catatan tentang peristiwa khusus Jika ada peristiwa khusus catatlah tentang siapa yang ada di situ, apa yang dilakukannya, dengan cara bagaimana peristiwa itu berlangsung, dan apa hakikat peristiwa itu. Gambaran kegiatan Dalam kategori ini dilukiskan secara rinci deskriptif perilaku agar diperoleh gambaran urutan perilaku dan tindakan yang khas. Perilaku pengamat Gambaran ini merupakan gambaran tentang penampilan fisik, reaksi, tindakan, serta segala sesuatu yang dilakukan pengamat sebagai instrumen.

b. Bagian Reflektif Pada bagian ini disediakan tempat khusus yang menggambarkan sesuatu yang berkaitan dengan pengamat itu sendiri. Bagian ini berisi spekulasi,perasaan,masalah,ide sesuatu yang mengarahkan, kesan,dan prasangka. Tujuan bagian refleksi ialah untuk memperbaiki catatan lapangan dan untuk memperbaiki kemampuan melaksanakan studi dikemudian hari. Termasuk yang terpentinga daalm isi catatan dibandingkan dengan isi bagian deskriptif ialah ada kemungkinan dapat ditemukan konsep awal, hipotesis, dan teori. Bagian refleksi pada catatan lapangan dinamakan Tanggapan peneliti atau pewawancara atau pengamat atau TP Tanggapan pengamat berisi hal-hal seperti : 1) Refleksi tentang analisis Bagian ini berisi sesuatu yang dipelajari, tema yang mulai muncul,pola umum yang mulai tampak, kaitan antar penggal data, gagasan tambahan, dan pemikiran yang timbul. 2) Refleksi mengenai metode Catatan lapangan berisi penerapan metode yang dirancang dalam usulan penelitian. Bagian ini berisi prosedur, strategi, dan taktik yang dilakukan dalam studi. Bagian ini berisi pula tanggapan tentang rapport yang dicapai dengan subjek yang meliputi perasaan senang, tidak senang, serta masalah metodologis lainnya. 3) Refleksi mengenai dilemma etik dan konfik Hal ini diperlukan di catat gunanya membantu peneliti menguraikan persoalan dan kemudian dapat memberikan cara bagaimana sebaiknya dalam menghadapinya. 4) Refleksi mengenai kerangka berpikir peneliti

Peneliti memualai penelitiannya tanpa adanya gagasan, pikiran,atau pengetahuan yang disandang terlebih dahulu. Pada waktu pengumpulan data seluruh unsure itu akan berperan untuk diajukan pendapat, tanggapan, asumsi, dsb. 5) Klarifikasi Peneliti dapat pula menyajikan butir-butir yang dirasakan perlu untuk lebih menjelaskan sesuatu yang meragukan atau sesuatu yang membingungkan yang ada pada catatan lapangan.

4. Proses Penulisan dan pemaketan Catatan lapangan Manfaat bagi peneliti jika mempelajari beberapa petunjuk yang diberikan oleh bogdan dan biklen (1982:91-92) 1) Catatan lapangan agar langsung dikerjakan, jangan menunda sedikitpun. Makin ditunda,makin kecil daya peneliti untuk mengingat sehingga makin sukar mencatat sesuatu secara baik dan tepat. 2) Jangan berbicara kepada siapapun sebelum peneliti menyusun catatan lapangan. Membicarakan kepada orang lain akan mencampur-adukan fakta yang diperoleh oleh sesuatu dari pembicaraan. 3) Carilah tempat sepi yang memadai yang tidak terjangkau oleh gangguan, dan siapkanlah dengan secukupnya alat-alat yang diperlukan 4) Jika peneliti untuk pertama kali berada dilapangan dan hendak mengerjakan penelitian semacam itu, sediakan waktu secukupnya untuk keperluan pembuatan catatan lapangan tersebut. Bagi peneliti pemula waktu untuk mengerjakan catatanlapangan hendaknya disediakan sebanyak tiga kali lipat dari yang biasa, dan lama-kelamaan waktunya akan semakin singkat. 5) Mulailah dengan membuat kerangka, kemudian kerangka itu diperluas coretan seperlunya, tetapi kesemuanya harus diurutkan secara kronologis. Setelah gambaran menjadi lengkap, barulah mengetik. Seperti sudah dikemukan , gunakanlah kata-kata yang konkret, jangan yang abstrak. 6) Selain secara kronologis, dapat pula disusun berdasarkan judul-judul. Pilihan yang baik diantara keduanya terserah kepada peneliti. 7) Biarkan lah percakapan dan peristiwa yang dialami mengalir dari dalam diri peneliti ke jarijemari dan seterusnya ke kertas di atas mesin ketik. Usahakan agar percakapan dinyatakan dalam bentuk percakapan 8) Jika bagian tertentu sudah selesai dan ternyata kemudian peneliti lupa akan sesautu. Jangan ragu untuk menambahkannya. Jika selesai satu catatan lapangan dan juga masih ada yang terlupakan, segeralah memasukannya, tetapi cukup pada bagian belakangnya saja. 9) Pekerjaan menyusun lapangan merupakan pekerjaan yang memakan waktu dan tenaga, malahan suatu saat akan menimbulkan kebosanan. Sadarilah hal ini dan usahakan mencari jalan dan cara untuk mengatasinya.

Anda mungkin juga menyukai