Anda di halaman 1dari 10

Ketiga bagian tersebut dapat digambarkan dengan uraian sebagai berikut :

BAB I
PENDAHULUAN
Panduan Penulisan A. Latar Belakang
1. Mengungkapkan tentang kondisi atau
hal-hal yang menjadi latar belakang dari
permasalahan yang akan diteliti.
2. Kemukakan kondisi yang menjadi
harapan (das sollen) berupa tujuan,
prinsip, hasil yang ingin dicapai. Das
sollen dapat dikutif dari undang-undang,
peraturan pemerintah, dan pendapat ahli
(belum berwujud teori).
3. Ungkapkan secara naratif, lugas, jelas
dan tegas.
4. Penyampaian kalimat sebagai pokok
pikiran utama dapat dilakukan di awal
paragraph dan dapat dimulai dari
pembicaraan tentang :
What = apa variabel yang akan
dibahas/diteliti
Who = siapa individu yang akan diteliti.
Where = dimana penelitian akan
dilakukan.
5. Kemukakan kondisi yang menjadi
kenyataan atau fakta yang ada (das sein)
dan bertentangan dengan harapan di atas
dari lembaga (tempat dan subjek) yang
akan diteliti. Semakin jaraknya jauh
antara fakta dengan harapan maka
semakin penting penelitian yang akan
dilakukan.
6. Fakta yang diungkapkan sebaiknya
menggunakan data dari lembaga tersebut
yang dapat berwujud dikumen lembaga,
hasil observasi dan dapat diperkuat dari
hasil survey, data dari jurnal.
Akhiri bagian latar belakang dengan
pentingnya penelitian ini sebagai
penutup.
1. Identifikasi area dan focus penelitian B. Identifikasi Area & Fokus
menggambarkan area (cakupan wilayah) Penelitian
penelitian yang akan dilaksanakan serta
permasalahan-permasalahan yang
menjadi focus sejalan dengan das sein
pada latar belakang masalah.
2. mengungkapkan berbagai fenomena atau
fakta bermasalah yang berkonstalasi
(bertautan) dengan focus masalah utama
yang akan dibahas.
3. Identifikasi dapat dikemukakan dalam
bentuk pernyataan negatif atau kalimat
tanya tapi konsisten dalam
penggunaannya.
4. Proses identifikasi area dan focus
penelitian dapat dilakukan dengan
memperhatikan kembali fakta atau
kenyataan yang disampaikan pada latar
belakang.
1. Perhatikan konstelasi focus C. Pembatasan focus penelitian
permasalahan yang sudah kita
identifikasi.
2. Pilih pada permasalahan mana peneliti
akan memfokuskan diri.
3. Dari focus masalah tersebut, peneliti
pasti menemukan variabel yang diteliti.
Variabel tersebut gambarkan secara
naratif dalam pembatasan masalah,
misalnya ;
bermain gammes adalah …….
Kedisiplinan dibatasi pada ………..
1. Perumusan masalah menggambarkan D. Perumusan Masalah
kemampuan peneliti mengerucutkan
permasalahan yang telah dibatasi
menjadi rumusan masalah yang jelas,
objektif dan operasional.
2. Perumusan masalah harus
menggambarkan hal-hal yang akan
diteliti.
3. Perumusan masalah dibuat dalam bentuk
kalimat Tanya.
1. Mengungkapkan kegunaan penelitian E. Kegunaan Penelitian
pada masalah di atas, baik secara teoritik
maupun praktis.
2. Ungkapan kegunaan teoritis ditujukan
bagi pengembangan keilmuan pada
jurusan.
3. Ungkapan kegunaan praktis ditujukan
pada praktisi dalam menggunakan hasil
penelitian ini.
BAB II
ACUAN TEORITIK, KERANGKA KONSEPTUAL
TINDAKAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Panduan Penulisan A. Deskripsi Teoretis
1. Acuan teoritis merupakan
gambaran teori yang dirujuk
peneliti sebagai landasan
berpikir deduktif untuk
mengajukan kerangka
berpikir, hipotesis dan/atau
pertanyaan penelitian.
2. Rujukan teori yang dipilih
peneliti adalah rujukan teori
terpilih dan terbaru sebagai
jawaban teoritik terhadap
rumusan masalah pada BAB
1.
3. Setiap teori yang dirujuk
oleh peneliti pada Bab 2
harus dengan jelas dikutif
sesuai notasi ilmiah yang
berlaku.
4. Sebelum menelaah suatu
teori atau pendapat
seharusnya dimulai dari
kalimat peneliti/penulis
terlebih dahulu. (Jangan
tiba-tiba menulis kalimat
pertama pada awal
pembahasan langsung
kutipan.
5. Setiap teori atau pendapat
ahli yang dikutip harus
dianalisis dan disintesiskan
dengan ahli lain selanjutnya.
1. Kerangka konseptual B. Kerangka Konseptual
tindakan memberikan Tindakan
gambaran alur berpikir
peneliti dalam mengkaji,
membahas dan
memecahkan masalah
secara konseptual
permasalahan yang
diajukan.
2. Kerangka konseptual
tindakan juga merupakan
hasil analisis dan sintesis
akhir peneliti dari
perjalanannya mengupas
variabel secara teoritik
dalam rangka memecahkan
masalah.
3. Dalam jabaran kerangka
konseptual tindakan tidak
lagi mempergunakan
rujukan pendapat ahli
karena sudah murni alur
pemikiran peneliti.
4. Kerangka konseptual
tindakan harus secara jelas
menggambarkan hubungan
antar variabel yang diteliti
secara rasional dan logis
1. Hipotesis tindakan C. Hipotesis Tindakan
merupakan hasil akhir
(buah) dari proses kajian
acuan teoritis dan kerangka
konseptual tindakan yang
disusun peneliti.
2. Hipotesis menjadi jawaban
sementara peneliti terhadap
permasalahan yang diajukan
berdasarkan acuan teori dan
kerangka.
3. Hipotesis dirumuskan dalam
bentuk kalimat pernyataan
hipotetik tindakan, misalnya
“melalui permainan dampu
akan meningkatkan hasil
belajar matematika”.
4. Sebaiknya diungkapkan
target pencapaian hipotesis
tindakan sebesar 71%
sebagaimana disarankan
Geofrey E. Mills.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Panduan Penulisan A. Tujuan Penelitian
1. Tujuan penelitian
merupakan arah yang
dituju dari kegiatan
penelitian yang akan
dilakukan.
2. Sebagai arah penelitian,
tujuan penelitian harus
benar-benar dirumuskan
secara jelas dan
operasional yang
memungkinkan
penelitian mengungkap,
menemukan,
menyimpulkan atau
menggambarkan
tentang variabel
dan/atau penggunaan
suatu tindakan terhadap
peningkatan suatu
aspek.
3. Peneliti dapat
mengungkap tujuan
umum penelitian serta
tujuan khusus yang
terkait dengan variabel
dan hubungan diantara
variabel tersebut.
1. Tempat dan waktu B. Tempat dan Waktu Penelitian
penelitian menjelaskan
tentang dimana dan
kapan penelitian akan
dilaksanakan.
2. Penelitian harus
menyampaikan alasan
akademik (alasan
rasional) yang menjadi
dasar memilih tempat
dan waktu penelitian.
3. Sebaiknya disampaikan
waktu dan tahapan
penelitian yang
dilaksanakan dalam
bentuk table.
1. Metode penelitian C. Metode & Disan Intervensi
merupakan gambaran Tindakan
tentang pilihan metode
yang ditetapkan peneliti
sesuai dengan masalah
dan tujuan penelitian.
2. Peneliti menyampaikan
secara jelas pilihan
metode disain intervensi
tindakan apa yang
dipergunakan.
3. Pilihan metode disertai
dengan disain penelitian
yang sesuai serta alasan
yang mendasarinya.
4. Alasan pemilihan
metode dapat diperkuat
dengan rujukan ahli.
1. Peneliti menyampaikan D. Subjek/Partisipan Penelitian
siapa saja subjek
penelitian yang
dipergunakan dalam
penelitian tindakan yang
terlibat.
2. Peneliitan tindakan
(termasuk penelitian
tindakan kelas atau
PTK) dapat melibatkan
berbagai pihak yang
terkait langsung atau
tidak langsung dalam
penelitian, seperti
kepala sekolah, orang
tua siswa, tokoh
masyarakat, tokoh
agama dsb.
1. Bagian ini menjelaskan E. Peran dan Posisi Peneliti
peran dan posisi peneliti
dalam penelitian
tindakan yang akan
dilakukan.
2. Dalam penelitian
tindakan, secara umum
peneliti menempatkan
posisinya sebagai
peneliti dan guru atau
pihak lain yang terlibat
dapat dijadikan sebagai
kolaborator.
3. Posisi peneliti sebagai
peneliti tindakan
berupaya untuk
merancang,
mengembangkan dan
melaksanakan sendiri
tindakan (intervensi)
yang akan dilakukan.
4. Dalam posisi peneliti
sebagai guru dalam
suatu kelas maka
penelitian tindakan
dapat dirancang, dicoba
dan dikembangkan
sendiri oleh guru.
Kegiatan penelitian
seperti inilah yang
menandai penelitian
tindakan kelas.
1. Tahapan intervensi F. Tahapan Intervensi Tindakan
tindakan Praintervensi
menggambarkan
tentang urutan
penelitian tindakan yang Intervensi Siklus 1
akan dilakukan yang a. Kegiatan Perencanaan Tindakan
dimulai dari kegiatan
praintervensi atau b. Kegiatan Implementasi Tindakan
peneliti melakukan
penelitian awal sampai c. Kegiatan Observasi Tindakan
yakin ditemukannya
masalah yang
sesungguhnya serta d. Kegiatan Refleksi
membutuhkan
intervensi.
2. Peneliti juga perlu
menyampaikan hal-hal
apa saja yang akan
dilakukan selama
kegiatan praintervensi,
rencana pada siklus 1
(perencanaan tindakan,
implementasi tindakan,
observasi dan refleksi
tindakan).
3. Peneliti dapat
menyampaikan jumlah
dan isi pertemuan
selama tindakan
direncanakan.
4. Jumlah pertemuan
dalam siklus tidak
ditetapkan secara pasti
namun secara normative
dapat ditetapkan kurang
lebih 4-5 pertemuan.
1. Hasil intervensi G. Hasil Intervensi Tindakan
tindakan
mengungkapkan
gambaran hasil apa
yang akan dicapai
setelah intervensi
tindakan diberikan.
2. Lingkup hasil intervensi
dapat berwujud
peningkatan suatu
gejala,
tergambarkannya suatu
pola peristiwa atau
ditemukannya
3. Teknik analisis data
yang dipilih akan
mengikuti jenis
masalah, hipotesis dan
jenis data yang
dikumpulkan.
1. Bagian ini menjelaskan H. Data dan Sumber Data
jenis data dan sumber
data yang dipergunakan
selama penelitian
tindakan dilakukan.
2. Jenis data penelitian
akan sangat
mempengaruhi jenis
instrument yang
dipergunakan peneliti
(ingat jenis data
interval, nominal atau
ordinal).
3. Sumber data akan
berkaitan dengan siapa
saja yang menjadi
subjek penelitian
tindakan.

1. Instrumen pengumpul I. Instrumen Pengumpul Data


data menggambarkan
alat yang dipergunakan
peneliti dalam
melaksanakan
penelitian tindakan.
2. Alat yang dimaksud
dapat berupa camera,
handycam, came-
recorder, TV atau alat
lainnya yang sesuai.
1. Teknik pengumpulan J. Teknik Pengumpulan Data
data ditetapkan peneliti
setelah terlebih dahulu
menyampaikan (a)
definisi konseptual , (b)
definisi operasional, (c)
kisi-kisi instrument dan
(4) instrument lengkap.
2. Pada saat
menyampaikan
instrumen, peneliti
terlebih dahulu
menyampaikan teknik
pengumpulan data yang
akan dikembangkan
kedalam kisi-kisi
instrument.
3. Dalam teknik
pengumpulan data juga
disampaikan pedoman
scoring yang
dipergunakan.
1. Bagian ini menjelaskan K. Teknik Pemeriksanaan
teknik pemeriksaan Keterpercayaan
keterpercayaan data
yang akan dipergunakan
peneliti.
2. Peneliti dapat memilih
dua atau lebih teknik
pemeriksanaan
keterpercayaan data,
terutama teknik
triangulasi data dan
sumber data dan teknik
pemeriksaan sejawat
dsb.
1. Bagian ini menjelaskan L. Analisis Data dan Interpretasi
jenis teknik analisis data Hasil Analisis
yang dipergunakan
peneliti dalam
penelitian tindakan.
2. Sebagai mixing method
(metode gabungan),
penelitian tindakan
secara umum biasanya
menggunakan analisis
data kuantitatif dan
kualitatif.
3. Teknik analisis data
kuantitatif biasa
mempergunakan
statistic deskriptif
(ukuran tendensi sentral
dan studi proporsi).
4. Teknik analisis data
kualitatif dapat
dipergunakan sebagai
data primer ataupun
data sekunder
(pelengkap).
5. Jika analisis data
kualitatif menjadi data
primer maka dapat
dipergunakan model
Milles dan Huberman
(dengan 3 tahap sbb :
reduksi data, display
data dan verifikasi data).
6. Peneliti dapat memilih
dua atau lebih teknik
pemeriksanaan
keterpercayaan data,
terutama teknik
triangulasi data dan
sumber data dan teknik
pemeriksaan sejawat
dsb.
1. Bagian ini menjelaskan M. Tindak Lanjut &
hal-hal apakah yang Pengembangan Perencanaan
akan dilakukan peneliti Tindakan
setelah intervensi
tindakan berhasil
dilaksanakan.
2. Peneliti dapat menyusun
dan mengembangkan
intervensi yang lebih
baik agar dapat
dipergunakan secara
lebih permanen untuk
mengembangkan suatu
hasil tertentu.

Anda mungkin juga menyukai