Anda di halaman 1dari 57

CARA MEMBUAT

KARYA TULIS ILMIAH


KARYA TULIS ILMIAH
A. Pengertian Karya Tulis Ilmiah.
Karya tulis ilmiah adalah hasil penelitian, hasil evaluasi program pendidikan,
dan/atau hasil gagasan untuk pemecahan atau menjawab suatu masalah
dengan menggunakan tinjauan teori dan fakta/data di lapangan.
B. Fungsi Karya Tulis Ilmiah
Menggambarkan, menjelaskan, memprediksi, dan mengendalikan fakta dan
data dalam pemecahan masalah
1.

C. Karakteristik Karya Tulis Ilmiah


Berfokus pada kajian tentang suatu masalah sentral yang tercakup dalam
salah satu tugas pokok dan fungsi penilik PNFI.
2. Menggunakan kajian empirik dari lepangan dan kajian teoritik dari studi
kepustakaan.
3. Ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, yaitu singkat,
padat, dan populer.
D. Sistimatika Karya Tulis Ilmiah
JUDUL PENELITIAN
LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR BAGAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I : PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Latar Belakang Masalah


Pembatasan dan Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Asumsi
Hipotesis/Pertanyaan Penelitian
Metode Penelitian
Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

BAB II : LANDASAN TEORITIS/STUDI KEPUSTAKAAN


A.

B.

Teori-teori yang relevan dengan masalah yang diteliti, bersumber dari:


1. Buku-buku ilmiah,
2. Jurnal, makalah ilmiah
3. Laporan penelitian
Teori-teori yang relevan dengan motodologi penelitian.

BAB III : METODOLOGI/PROSEDUR PENELITIAN


A. Definisi Operasional Variabel dalam Hipotesis, atau istilah-istilah dalam
Pertanyaan Penelitian.
B. Pengembangan Alat Pengumpulan Data.
C. Penentuan Ukuran Sampel/Subjek Penelitian.
D. Pengumpulan Data.
E. Prsedur dan Teknik Pengolahan Data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan-temuan Penelitian
B. Pembahasan
BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI/
IMPLIKASI
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi/Implikasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. ALAT PENGUMPULAN DATA
B. DATA PENELITIAN
RIWAYAT HIDUP

PENJELASAN BAB-BAB KARYA TULIS ILMIAH


BAB I: PENDAHULUAN
Bab I tentang pendahuluan merupakan bagian awal dari karya tulis
ilmiah. Pendahuluan ini berisi: Latar belakang masalah dan analisis masalah,
rumusan masalah biasa dalam bentuk pertanyaan penelitian dan atau
hipotesis, definisi istilah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, asumsi atau
anggapan dasar, metode penelitian secara garis besar beserta tekhnik
pengumpulan
data
dan
pendekatannya,
lokasi
dan
sampel
penelitian. Secara ringkas berikut ini dibahas satu persatu.
1. Latar Belakang Masalah

Pembahasan
dalam
latar
belakang
masalah
ini
bermaksud
mengungkapkan mengapa masalah yang diteliti itu timbul dan penting
dilihat dari segi profesi penilik, pengembangan ilmu dan kepentingan
pembangunan. Yang perlu disajikan dalam latar belakang masalah adalah
apa yang membuat peneliti merasa tertantang, penasaran dan resah
sekiranya masalah tersebut tidak diteliti. Dalam latar belakang masalah
sebaiknya diungkapkan gejala-gejala kesenjangan yang terdapat di lapangan
sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan permasalahan. Ada baiknya
kalau diutarakan kerugian-kerugian apa yang bakal diderita apabila masalah
tersebut dibiarkan tidak diteliti untuk pemecahannya.
Sebaliknya,
keuntungan-keuntungan apa yang bakal diperoleh apabila masalah tersebut
dipecahkan melalui penelitian. .Di samping itu, perlu diuraikan
pula secara jelas masalah yang hendak diteliti di wilayah kerjanya.
Untuk mampu merumuskan latar belakang secara runtut, jelas dan
tujum, maka penilik dituntut untuk mampu membaca dan memaknai gejalagejala yang muncul dalam dunia pendidikan luar sekolah. Untuk itu,
pengetahuan yang luas dan terpadu mengenai teori-teori dan hasil-hasil
penelitian terdahulu yang dimiliki penilik perlu sejak awal dilakukan.
2. Rumusan Masalah
Merumuskan masalah merupakan pekerjaan kecermatan. Hal yang
dapat menolong penilik keluar dari kesulitan merumuskan judul dan masalah
adalah pengetahuan yang luas dan terpadu mengenai teori-teori dan hasilhasil penelitian para pak dalam bidang-bidang yang terkait dengan masalah
yang akan diteliti. Dalam rumusan dan analisis masalah sekaligus juga
diidentifikasi
variabel-variabel
dalam
penelitian
beserta
definisi
operasionalnya (penjelasan istilahnya). Untuk mempermudah, maka
rumusan masalah dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat bertanya
(pertanyaan penelitian) dan atau kalimat pernyataan yang berbentuk
hipotesis setelah didahului uraian tentang masalah.
3. Pertanyaan penelitian dan Hipotesis
Pertanyaan penelitian dan atau hipotetis dijabarkan dari rumusan
masalah. Pertanyaan penelitian dikemukakan dalam kalimat-kalimat tanya
tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah atau sub masalah yang akan
dicari jawabannya dalam karya tulis ilmiah. Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap masalah atau sub masalah yang diajukan oleh penilik
sebagai peneliti. Pertanyaan penelitian dan atau hipotesis dijabarkan dari
landasan teori atau tinjauan pustaka yang akan dicari jawabannya atau
masih harus diuji kebenarannya. Melalui karya tulis ilmiah, hipotesis akan
dinyatakan dapat diterima diterima atau ditolak.
Hipotesis harus dibuat dalam setiap penelitian yang bersifat analitis.
Untuk penelitian yang bersifat deskriptif, yang bermaksud mendetesiskan
masalah yang diteliti, hipotesis tidak perlu dibuat, oleh karena memang tidak
pada tempatnya. Hipotesis penelitian harus dirumuskan dalam kalimat

afirmatif. Hipotesis tidak boleh dirumuskan dalam kalimat bertanya, kalimat


menyuruh, kalimat menyarankan, atau kalimat mengharapkan.
4. Penjelasan Istilah atau Definisi operasional
Penjelasan istilah atau definisi operasional digunakan untuk
menjelaskan istilah-istilah yang ada dalam pertanyaan penelitian atau
variabel-variabel dalam hipotetis.
Tujuannya adalah supaya terdapat
kesamaan persepsi antara peniik dan pembaca tentang istilah-istilah atau
variabel-variabel yang diajukan olehpenilik sebagai peneliti.
Penjelasan istilah atau definisi operasional harusnya sampai melahirkan
indikator-indikator yang akan diteliti yang kemudian akan dijabarkan dalam
instrumen penelitian. Apabila dipandang perlu maka istilah yang terdapat
dalam judul dan sub judul tesis dapat pula dijelaskan. Namun yang paling
diutamakan yaitu istilah-istilah dalam pertanyaan penelitian atau variabelvariabel dalam hipotesis.
5. Tujuan Penelitian /Studi
Rumusan tujuan penelitian/studi ini menyajikan hasil yang ingin dicapai
setelah penelitian selesai dilakukan. Oleh sebab itu rumusan tujuan itu harus
konsisten dengan rumusan masalah dan mencerminkan pula proses
penelitiannya. Rumusan tujuan penelitian tidak boleh sama dengan rumusan
maksud penulisan karya ilmiah yang ditulis pada halaman Sampul Luar dan
halaman Sampul Dalam.
Tujuan penelitian bisa terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum menggambarkan secara singkat dalam satu kalimat tentang
apa yang ingin dicapai melalui penelitian. Tujuan khusus dirumuskan dalam
bentuk butir-butir (misalnya, 1, 2, 3, dst) yang secara spesifik mengacu
kepada pertanyaan-pertanyaan penelitian.
6. Asumsi atau Anggapan dasar
Fungsi asumsi atau anggapan dasar dalam sebuah karya tulis ilmiah
merupakan titik pangkal penelitian dalam rangka penulisan karya ilmiah itu.
Asumsi/anggapan dasar dapat berupa teori, evidensi-evidensi dan dapat pula
pemikiran peneliti sendiri. Apapun materinya, asumsi/anggapan dasar
tersebut harus sudah merupakan sesuatu yang tidak perlu dipersoalkan atau
dibuktikan lagi kebenarannya; sekurang-kurangnya bagi masalah yang akan
diteliti pada masa itu. Asumsi/anggapan dasar dirumuskan sebagai landasan
bagi pertanyaan penelitian dan atau hipotesis.
Asumsi/anggapan dasar dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif,
bukan kalimat bertanya, kalimat menyuruh, kalimat menyarankan atau
kalimat mengharapkan.
7. Metode Penelitian
Metode Penelitian yang disajikan dalam Bab Pendahulaun bersifat garis
besar, sedangkan rinciannya dikemukakan pada Bab III. Ke dalam metode
penelitian ini dimasukkan instrumen atau alat pengumpulan data. Metode,
dapat
disebut
metode
penelitian
historis,
deskriptif,
inferensial,

eksperimental, atau kaji tindak. Alat (instrumen) pengumpulan data dapat


terdiri atas teknik angket, wawancara, observasi partisipatif, observasi nonpartisipatif, atau tes. Pendekatan penelitian dapat berupa pendekatan
kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Dipaparkan pula teknik pengolahan
dan analisis data. Apabila dianggap perlu dapat pula dimasukkan
pendekatan sosiologis, pendekatan edukatif, dan sebagainya. Kedalam bab
ini juga dimasukkan proses uji coba dan pengembangan instrumen penelitian
yang secara khusus digunakan untuk mengumpulkan data.
8. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
Di samping menyebut lokasi, populasi dan sampel penelitian pada
bagian ini juga harus disebutkan alasan mengapa penelitian itu dilakukan di
tempat suatu tempat tertentu dan dengan subyek (populasi/sampel)
penelitian tertentu pula. Alasan ini akan menjadi kuat apabila dikaitkan
dengan rumusan masalah, latar belakang masalah, dan tujuan penelitian,
serta teknik analisis data.
BAB II: KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORITIS
Kajian pustaka sangat penting dalam suatu karya ilmiah, karena melalui
kajian pustaka ditunjukkan kedudukan suatu penelitian di tengah
perkembangan ilmu dalam bidang yang diteliti. Kajian pustaka harus
memuat hal-hal berikut ini :
(a)
apakah teori-teori utama dan teori-teori turunannya dalam bidang
yang dikaji,
(b)
apa yang telah dilakukan oleh orang lain atau peneliti lain dalam
bidang yang diteliti dan bagaimana mereka melakukannya (prosedur,
subyek),
(c)
setelah peneliti melakukan kajian secara komprehenshif, maka
dapatlah diketahui masalah apa yang masih perlu diteliti sehingga jelas
kedudukan penelitian ini di tengah penelitian-penelitian sejenis sebelumnya.
Dalam
melaporkan
hasil
kajiannya,
peneliti
membandingkan,
mengontraskan, dan meletakkan tempat kedudukan masing-masing dalam
masalah yang sedang diteliti, dan pada akhirnya menyatakan
posisi/pendirian peneliti disertai alasan-alasannya. Dengan demikian menjadi
sangat jelas mengapa peneliti hanya menggunakan teori-teori dan hasil
penelitian tertentu saja dan tidak yang lainnya. Telaah ini diperlukan karena
tidak ada penelitian empirik tanpa didahului telaah kepustakaan.
Telaah teoretis dimaksudkan untuk menampilkan mengapa dan
bagaimana teori dan hasil penelitian para pakar terdahulu itu
dipergunakan olehpenilik dalam penelitiannya, termasuk di dalamnya
merumuskan asumsi-asumsi penelitiannya.
Dalam prakteknya, judul Bab II disesuaikan dengan masalahnya, tetapi
dapat juga diberi judul KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORITIK, atau KAJIAN
TEORITIK karena isinya telah tergambar dalam judul penelitian. Bila
dikehendaki, kajian pustaka dapat dituangkan dalam 2 (dua) sub bab,
masing-masing mengemukakan tentang teori-teori dan hasil-hasil penelitian

terdahulu yang relevan, dan sub bab lainnya menjelaskan secara rinci teori
yang digunakan dalam penelitian.
BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini merupakan penjabaran lebih rinci tentang metode penelitian
yangsecara garis besar telah disinggung pada Bab I. Pembatasan istilah yang
ada pada judul dan variabel yang diteliti dalam penelitian juga dijelaskan
dalam bab ini. Semua prosedur dan tahap-tahap penelitian mulai persiapan
hingga penelitian berakhir dijelaskan dalam bab ini. Di samping itu,
dilaporkan juga tentang alat-alat (instrumen) pengumpulan data yang
digunakan beserta proses pengembangan dan uji validitas dan
reliabilitasnya. Sangat penting untuk dijelaskan mengapa sesuatu tekhnik
atau prosedur/metode dipilih oleh peneliti.
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
Dalam bab ini dilaporkan hasil-hasil penelitian. Penyajian mengikuti
butir-butir tujuan, pertanyaan, atau hipotesis penelitian. Penyajian hasil
penelitian diikuti oleh pembahasan. Dalam pembahasan ini diperlukan sikap
ilmiah peneliti, yakni sikap bersedia dan terbuka untuk dikritik, sikap
bersedia dan terbuka mengemukakan sebab-sebab keanehan hasil
penelitiannya jika hal itu memang terjadi. Sebaliknya juga peneliti bersikap
tidak segan-segan mengemukakan hasil-hasil penelitiannya itu secara apa
adanya tanpa meninggalkan tata krama ilmiah dan tata krama pergaulan.
Dalam bab ini dapat pula disajikan rangkuman secara ringkas dan
terpadu sejak dari persiapan hingga penelitian berakhir. Dikatakan ringkas
dan
terpaduoleh karena
penulisan
rangkuman
ini
tidak
harus secara berurutan dari awal hingga akhir, akan tetapi semua
komponennya telah dipadukan menjadi satu kesatuan yang utuh dan
dituangkan ke dalam satu uraian yang padat. Oleh sebab itu, rumusanrumusannya tidak perlu sama, bahkan sebaiknya tidak sama, dengan
rumusan-rumusannya tidak perlu sama.
BAB V: KESIMPULAN DAN IMPLIKASI/REKOMENDASI
Dalam bab ini disajikan penafsiran/pemaknaan peneliti secara terpadu
terhadap semua hasil penelitian yang telah diperolehnya. Karena sudah ada
unsur penafsiran,maka isi kesimpulan akan berbeda dengan rangkuman.
Dalam menuliskan kesimpulan dapat ditempuh salah satu cara dari dua cara
berikut : (a) dengan cara butir demi butir, atau (b) dengan cara esei padat.
Untuk karya tulis maka penulisan kesimpulan dengan cara esei yang padat
akan lebih baik dari pada dengan cara butir demi butir.
Implikasi atau rekomendasi yang ditulis setelah kesimpulan dapat
ditunjukkan kepada para pembuat kebijakan, kepada para pengguna hasil
penelitian yang bersangkutan dan kepada peneliti berikutnya yang berminat
untuk melakukan penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka memuat semua sumber tertulis (buku, artikel, jurnal,
dokumen resmi, atau sumber-sumber lain dari internet) atau tercetak
(misalnya Compact Disk, Video, film, atau kaset) yang pernah dikutip dan
digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah. Semua sumber tertulis atau
tercetak yang tercantum dalam uraian harus dicantumkan dalam daftar
pustaka. Di pihak lain, sumber-sumber yang tidak pernah dipergunakan
dalam penulisan karya tulis ilmiah tersebut atau tidak dikutip, tidak perlu
dicantumkan dalam daftar pustaka, walaupun pernah dibaca oleh peneliti.
Cara menulis daftar pustaka berurutan secara alfabetis tanpa nomor
urut. Sumber tertulis/tercerak yang memakan tempat lebih dari satu baris,
ditulis dengan jarak antar-baris satu spasi; sedangkan jarak antara sumbersumber tertulis yang saling berurutan adalah dua spasi. Cara menulis Daftar
Pustakasecara khusus dijelaskan pada bagian Teknik Penulisan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran-lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam
penelitian dan penulisan hasil-hasilnya menjadi satu karya tulis ilmiah.
Setiap lampiran diberi nomor urut Lampiran sesuai dengan urutan
penggunaannya. Di samping diberi nomor urut Lampiran ini juga diberi Judul
Lampiran. Nomor Urut Lampiran akan mempermudah pembaca untuk
mengaitkannya dengan bab terkait. Apabila nomor urut lampiran tersebut
terdiri atas dua angka Arab dengan diselang satu tanda penghubung di
mana angka depan menyatakan nomor urut lampiran. Misalnya, lampiran 1.2
artinya lampiran 2 dari Bab 1.
RIWAYAT HIDUP
Riwayat hidup dibuat secara padat dan hanya menyampaikan hal-hal
yang relevan dengan kegiatan ilmiah, tidak semua informasi tentang yang
bersangkutan. Cakupannya adalah: nama lengkap, tempat dan tanggal lahir,
riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan dan jabatan (bila telah bekerja),
prestasi-prestasi yang pernah dicapai, dan apabila ada, karya
ilmiah/publikasi yang telah dihasilkan atau diterbitkan. Riwayat hidup dapat
dibuat dengan gaya butir perbutir dan dapat pula dibuat dengan gaya esei
padat. Dalam tesis atau tesis gaya yang kedua lebih tepat dari pada gaya
yang pertama.
DAFTAR PUSTAKA
Babbie, E. (1986). The Practice of Social Research. Belmont, Ca: Wadsworth
Publising Co.
Creswell, J. W. (1994). Research Design: Qualitative and Quantitative
Approaches. London: Sage Publications.
Fowles, J. (1984). Handbook of Futures Research. London: Greenwood Press.
McTaggart, R. (1993). Action Research: A Short Modern History. Victoria,
Austr.: Deakin University.

Moleong, L. J. (2001). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Penerbit


Remaja Rosdakarya.
Riyanto, Y. (2001). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Penerbit
SIC.
Sudjana, D. (2004). Manajemen Program Pendidikan: Untuk Pendidikan
nonformal dan Pengembangan SDM. Bandung: Fallah Production.
_________ (2001). Hakekat Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). Paper bahan Pelatihan Dosen PLS UPI dan Universitas Negeri
Yogyakarta. Bandung: Prodi PLS FIP UPI.
Suryabrata, S. (2000). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Tim Pelatih Proyek PGSM (1999). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research). Jakarta: Depdiknas.

Universitas Pendidikan Indonesia (2004). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah(Laporan Buku,


Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi). Bandung: UPI Depdiknas.

Posted in: Membuat Karya Tulis Ilmiah (KTI)

AnneAhira.com

Referensi

Karya Ilmiah

Penulisan Karya Ilmiah

Langkah Mudah Membuat Karya Tulis Ilmiah - ANNEAHIRA.COM

Ilustrasi karya tulis

Karya tulis ilmiah merupakan hasil tulisan seseorang, baik yang dibuat oleh penulis
maupun peneliti yang memiliki tujuan untuk mengkomunikasikan atau mempublikasikan
hasil yang didapat dari penelitiannya kepada masyarakat umum. Pengertian lain
tentang karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang dibuat dan diakui dalam bidang
keilmuan, baik dalam bidang seni, teknologi atau yang lainnya yang dikerjakan sesuai
denga tata cara ilmiah.
Jenis karya tulis ilmiah cukup banyak, mulai dari karya ilmiah berupa makalah, skripsi,
buku, tesis, disertasi, dan berbagai tulisan ilmiah lain yang dibuat setelah melakukan
penelitian terlebih dulu. Karya ilmiah memiliki banyak sekali manfaat. Selain bisa
mempublikasikan temuan baru, karya tulis juga seringkali dimanfaatkan untuk menguji
kompetensi seseorang.
Siswa, mahasiswa, hingga pegawai negeri sekalipun tak akan pernah bisa terlepas dari
yang namanya karya ilmiah ini. Siswa SMA misalnya, untuk memperoleh syarat
kelulusan harus terlebih dahulu membuat sebuah karya ilmiah, demikian juga
mahasiswa. Untuk pegawai negeri, karya ilmiah digunakan untuk menilai kelayakan
kenaikan pangkat seorang pegawai.
Nah, atas dasar itulah penulis merasa perlu untuk memberikan pengetahuan kepada
masyarakat luas tentang tata cara penulisan karya ilmiah yang paling mudah.
Harapannya tentu saja agar semua masyarakat bisa dengan mudah membuat sebuah
karya tulis ilmiah yang sesuai dengan kebutuhannya.

Langkah Membuat Karya Tulis Ilmiah


Setidaknya ada 2 langkah mudah dalam menyusun sebuahkarya tulis ilmiah.
1. Memahami Dimensi Karya Tulis

Agar tidak salah menafsirkan bahwa tulisan yang tengah Anda buat itu sebuah karya
ilmiah atau bukan, sebaiknya Anda ketahui terlebih dulu apa saja yang termasuk
dimensi karya ilmiah itu. Setidaknya ada 3 dimensi karya ilmiah, yakni sebagai berikut.

Adanya sebuah objek kajian yang ditemukan dalam sebuah penelitian yang telah
dilakukan.

Adanya dimensi bahasa tulis untuk mempresentasikan pemikiran penulis.

Adanya sistematika penulisan yang baku agar bisa dibedakan dengan karya ilmiah lain.

2. Mengikuti Sistematika Penulisan

Sebelum membuat sebuah karya ilmiah, Anda sebaiknya memahami terlebih dahulu
sistematika penulisan sebuah karya ilmiah yang baik. Karya ilmiah memiliki sistematika
penulisan yang baku dan harus ditaati oleh seseorang yang hendak membuat karya
tulis. Sistematika penulisan karya ilmiah ini biasanya terdiri atas bagian-bagian sebagai
berikut.
1. Judul. Sebaiknya dibuat singkat, namun menarik dan kaya makna.
2. Abstrak. Sebaiknya menampilkan isi utama pada naskah, namun dalam bentuk intisari
dan jangan sama dengan kesimpulan.
3. Pendahuluan. Pendahuluan ini harus berisi beberapa informasi penting, yang meliputi
latar belakang penelitian; rumusan masalah penelitian; tujuan penelitian.
4. Kajian Pustaka. Merupakan sumber-sumber teori yang kita jadikan rujukan atau acuan
untuk melakukan penulisan karya ilmiah.
5. Metodologi Penulisan dan Penelitian. Sebaiknya dipilih metode penelitian yang Anda
anggap paling mudah; dalam bahasan ini juga sebaiknya dijelaskan tentang prosedur
penelitian yang dipakai.
6. Pembahasan. Pembahasan ini merupakan penjabaran hasil penelitian dengan cara
menerangkan data yang dipakai, analisis yang digunakan, dan pemikiran ilmiah
berdasarkan data empiris.
7. Kesimpulan dan Saran. Merupakan ringkasan isi karya tulis; adanya hasil analisis, dan
terdapat jawaban atas masalah yang diangkat.

8. Daftar Rujukan. Merupakan pencantuman sumber-sumber rujukan yang kita pakai


untuk melakukan penyusunan karya ilmiah.

Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah


Karya tulis ilmiah baik berupa skripsi, tesis, atau desertasi pada umumnya ditulis
dengan menggunakan kertas HVS 70 - 80 gram, ukuran kertas A4 atau kuarto.
1. Aturan Pengetikan

Adapun dalam pengetikannya terdapat aturan-aturan sebagai berikut.

Dalam penulisan apabila menggunakan mesin ketik maka menggunakan huruf pika. Jika
menggunakan komputer menggunakan huruf jenis Courir 10 12 pt atau tipe Times
Roman, Garamond, Arial, CG Times atau yang lain dengan ukuran huruf 10 12.

Pada isi Bab dan Daftar Pustaka, jarak antara baris yang satu dengan baris berikutnya
adalah dua spasi.

Pada batas sisi kiri, sisi atas, sisi kanan, sisi bawah masing-masing adalah kurang lebih
4 cm, 4 cm, 3 cm, dan 3 cm. Bila menggunakan MS Windows atau Woed Perfect margin
kiri dan kanan masing-masing berukuran 1,20 sedangkan pada margin atas 1,2 bawah
1,0

Pada setiap penulisan paragraf baru harus dimulai dengan posisi menjorok (masuk ke
dalam) dengan lima kali pukulan tik dari kiri ke kanan. Bila menggunakan komputer lima
tab.

Penulisan judul Bab menggunakan huruf besar (kapital) semua tanpa menggunakan
tanda baca seperti titik dan koma. Nomor Bab menggunakan huruf romawi (I, II, III, VI, V,
VI). Setiap awal dari judul subbab harus ditulis dengan menggunakan huruf besar,
kecuali kata sambung dan nomor urutnya menggunakan abjad atau angka Hindu Arab.

Karena merupakan penulisan karya ilmiah maka dalam penulisan nomor harus
konsisten, tidak boleh berubah. Untuk penomoran sebaiknya jangan terlalu banyak dan
jangan semua dinomorkan, karena pada prinsipnya karya ilmiah adalah esai
bukan pointers. Cara penomoran dapat menggunakan salah satu cara dari dua cara.
Cara pertama: I., A., 1., a., 1), a), (1), (a). Cara kedua: I., 1., 1.1, 1.1.1, dan seterusnya.

Perpindahan dari satu butir ke butir berikutnya tidak harus menjorok, namun dapat
diketik secara simetris atau lurus agar tidak banyak mengambil terlalu banyak tempat
dan posisinya enak dilihat.

Penulisan Judul Tabel di sebelah atas tabel. Sedangkan untuk bagan, diagram atau
gambar ditulis di bagian bawah bagan, diagram, dan gambar.

2. Aturan Penulisan Angka

Dalam suatu kalimat tak jarang penulis akan mencantumkan angka guna memaparkan,
menjelaskan sesuatu yang berhubungan dengan penelitiannya. Cara penulisan angka
pada suatu kalimat adalah sebagai berikut.

Apabila kurang dari 10 dapat ditulis dengan menggunkan huruf, misalnya Agar hasil
penelitian menjadi maksimal, maka peneliti melakukan riset langsung kelapangan
selama dua bulan.

Apabila lebih dari 10 maka ditulis dengan menggunakan angka, misalnyaSelama 20


tahun organisasi tersebut bertahan dan melaksanakan programnya dengan baik.

Untuk angka yang berhubungan dengan simbol kimia, metematika, fisika, statistik, dan
seterusnya, penulisannya sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan.

Kiat Membuat Karya Tulis Ilmiah


Membuat karya tulis hampir sama dengan membuat makalah, tetapi karya tulis lebih
spesifik lagi. Meski demikian aturan penulisan dan tahapan menulisnya masih sama.
Membuat karya ilmiah ini tidak seperti membuat laporan penelitian atau laporan kerja,
karena juga menggunakan metode dan konsep penulisan ilmiah. Bagi yang
berkecimpung di dunia penelitian dan pengabdian masyarakat, membuat karya ilmiah
ini tidaklah begitu sulit. Hanya dibutuhkan strategi khusus dalam memilih tema yang
akan diangkat ke dalam sebuah karya tulis.
Masih banyak diantara kita yang masih bingung bagaimana menuangkan pikiran ke
dalam karya ilmiah. Salah satu faktornya adalah minimnya materi pendukung yang bisa
membantu kita untuk menjabarkan fenomena atau objek yang kita angkat. Tidak jarang
juga banyak penulis yang berhenti ditengah jalan atau mengganti fokus utamanya
dengan tema yang lain guna mengentaskan kebuntuan dalam membuat karya ilmiah.

Banyak juga hambatan yang sifatnya teknis sehingga banyak penulis, terutama bagi
penulis pemula mengalami kendala dalam membuat karya ilmiah ini.
Ada beberapa kiat khusus yang bisa kita lakukan untuk membuat dan menghasilkan
karya ilmiah yang baik. Pada dasarnya setiap penulis punya strategi khusus untuk
membuat karya ilmiah ini, hanya saja kadang terbentur oleh sumberdayanya. Ada
kalanya kemandekan membuat karya ilmiah bukan karena kurang memadainya materi
atau bahan pendukung, tetapi penulis sendiri yang mengalami krisis kepercayaan diri
dan mood yang seringkali berubah-ubah. Nah, supaya bisa membuat sebuah karya
ilmiah yang baik dengan lancar, ada beberapa kiat yang bisa kita lakukan, yaitu sebagai
berikut:

Untuk mengatasi kebuntuan ide dalam mencari tema yang akan dikembangkan dalam
karya ilmiah, sebaiknya Anda buat daftar tema atau ide dari fenomena yang Anda lihat.
Buat dalam satu file, dan bila suatu hari akan membuat karya ilmiah tetapi kekurangan
ide, kita sudah ada database tema yang sebelumnya kita buat.

Buatlah database pokok-pokok materi atau bahan pendukung berdasarkan bidang


keilmuannya. Misalnya, untuk tema politik Anda sudah menyimpan materi seputar ilmu
politik dan pemerintahan. Demikian juga halnya dengan tema yang lain.

Lakukan diskusi dengan teman sejawat mengenai isu-isu hangat yang terjadi di tengah
masyarakat. Dengan bertukar pikiran ini, Anda tidak akan kehabisan ide.

Pantau terus sistematika atau aturan penulisan karya ilmiah, manakala ada perubahan
dalam format penulisan, Anda bisa langsung mencatatnya dan memasukkan ke dalam
database karya ilmiah Anda. Sehingga karya tulis Anda akan selalu up to date.

Sistematika Penulisan Karya Ilmiah

JUDUL
ABSTRAK
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
BABI. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penulisan
2. Manfaat Penulisan
BAB II. KAJIAN TEORETIS DAN METODOLOGI PENULISAN
A. Kajian Teoretis
B. Kerangka Berpikir
C. Metodologi Penulisan
BAB III. PEMBAHASAN (judul sesuai topik masalah yang dibahas)
A. Deskripsi Kasus
B. Analisis Kasus
BAB IV. KESIMPULAN
A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN (termasuk sinopsis gambaran umum perusahaan yang ditulis)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Memuat fakta-fakta atau sebab yang relevan sebagai titik tolak dalam merumuskan masalah penulisan
dan mengemukakan alasan penentuan masalah. Penulis dapat mengutip/mengemukakan pendapat para
ahli, berita melalui media massa, peraturan perundang-undangan yang mendukung terhadap fakta atau
fenomena yang akan ditulis. Setiap peraturan dan perundang-undangan yang dikutip tidak ada catatan
kaki, sedangkan pendapat para ahli, berita melalui media massa harus disertai catatan kaki.

B. Perumusan Masalah
Menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa yang ingin dicari jawabannya. Perumusan
masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan terperinci mengenai ruang lingkup permasalahan
yang dibahas, diakhir pertanyaan harus memberikan tanda tanya (?).

C. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan Penulisan : Menyebutkan secara spesifik maksud yang ingin dicapai dalam penulisan.
2. Manfaat Penulisan : Kontribusi hasil penulisan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

BAB II
KAJIAN TEORETIS DAN METODOLOGI PENULISAN

A. Kajian Teoretis
Pemaparan beberapa teori ilmiah dan temuan-temuan lain yang dianggap perlu dan relevan dengan
pokok masalah Setiap teori yang dikutip harus disertai penjelasan dan komentar penulis tentang kaitan
teori tersebut dangan masalah. Sedangkan pada akhir dari semua teori-teori yang dikutip, penulis harus
memunculkan sebuah kesimpulan terkait dengan permasalahan.

B. Kerangka Berpikir
Argumentasi penulis yang didasari pada teori-teori ilmiah yang telah dikemukakan dimuka. Penelitis
harus menjelaskan suatu alur kerja atau saling keterkaitan antar indikator dengan permasalahan yang
dibahas. Peneliti dapat untuk mengungkapkannya dapat menggunakan bantuan skema atau bagan
penjelasan.

C. Metodologi Penulisan
1. Tempat dan waktu : jelaskan tempat/lokasi observasi dengan menyebutkan nama perusahaan serta
alamatnya, kemudian sebutkan waktu observasi sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh masingmasing program studi.
2. Metode :
a. Sebutkan nama metode yang digunakan (misalnya: metode deskriptif analisis).
b. Teknik pengumpulan data (misalnya: wawancara, observasi, menggunakan kuesioner).
c. Teknik Analisis Data (misalnya: memakai rumus statistik, rumus keuangan, atau model analisis lain
seperti SWOT, EOQ, EVA, ABC).

BAB III
PEMBAHASAN (judul bab ini harus sesui dengan topik yang diangkat)

A. Deskripsi Kasus
Mengidentifikasi kasus-kasus yang terdapat pada perusahaan (sesuai dengan kekhususan bidang ilmu
penulis). Kasus yang diidentiftkasi di mulai dengan kasus sederhana sampai pada kasus kompleks dan
rumit sesuai dengan urgensi fenomena yang diangkat pada perumusan masalah. Kasus yang diangkat
merupakan kasus yang ditemukan di perusahaan dan penulis terlebih dahulu melakukan konfirmasi
dengan pihak perusahaan (guna menjamin kesahihan kasus). Kasus-kasus yang bersifat rahasia tidak
disarankan untuk dibahas oleh penulis. Kasus yang diangkat dapat berupa point-point uraian penjelasan
atau berupa tabel, diagram dan sebagainya.

B. Analisis Kasus
Penulis melakukan pengkajian terhadap kasus yang dipilih sesuai urgensi permasalahan dan berusaha
mengkaitkan dengan konsep teori dan temuan-temuan lain yang dianggap perlu. Untuk mendapatkan
solusi/pemecahan terhadap kasus yang dibahas, penulis dapat juga menggunakan model-model analisis
seperti analisis SWOT, EOQ dan sebagainya sesuai kebutuhan.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti harus meyimpulkan hasil temuan dari analisis kasus dalam bentuk point-point penting secara
jelas dan tepat (tidak boleh menulis simpulan diluar kasus yang dianalisis). Berangkat dari kesimpulan
tersebut penulis memberikan saran-saran yang berguna terkait dengan kasus yang telah dianalisis
(untuk jangka pendek, menengah dan panjang) terutama ditujukan kepada perusahaan yang ditulis dan
kegunaannya bagi perkembangan IPTEK. Pada bab ini antara Kesimpulan dan Saran masing-masing
dijadikan sub-bab tersendiri.

=========================================================================================
=======================================================

Teknik Penulisan Laporan Karya Ilmiah

A. Bahan dan Teknik Pengetikan


1. Kertas

Kertas yang digunakan untuk menulis karya ilmiah adalah kertas HVS 80 gram berukuran A4
(21,0 cm x 29,7 cm).

Sampul (kulit luar) berupa soft cover dari bahan buffalo atau linen pada saat ujian karya ilmiah
dan hard cover setelah ujian (revisi) dan dinyatakan lulus dengan warna magenta.

Pembatas antara bab yang satu dengan bab lainnya diberikan pembatas kertas doorslag warna
magenta berlogo Universitas Negeri.

2. Jenis Huruf

Naskah karya akhir menggunakan jenis huruf yang sama, dari awal sampai akhir, yaitu Times
New Roman, ukuran font 12, kecuali judul bab digunakan ukuran font 14 dan footnote dengan
ukuran font 9.

Huruf tebal digunakan untuk judul bab, sub bab, tabel, gambar dan lampiran.

Huruf miring dapat digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya istilah/kata dalam bahasa asing,
atau kata yang ingin ditekankan.

3. Margin
Batas pengetikan dari tepi kertas untuk naskah karya ilmiah adalah sebagai berikut :

Tepi atas 4 cm

Tepi bawah 3 cm

Tepi kiri 4 cm

Tepi kanan 3 cm

4. Format

Setiap judul bab dan judul lembaran dimulai halaman baru diketik dengan huruf kapital
diletakkan di tengah (centering) bagian atas halaman.

Sub bab diketik di pinggir sisi kiri halaman dengan menggunakan huruf kecil tebal kecuali huruf
pertama pada setiap kata diketik dengan huruf kapital.

Setiap alinea baru, kata pertama diketik masuk ke kanan setelah ketukan ketujuh atau mulai
pada ketukan delapan.

Tabel dalam teks disertai nomor tabel dan judul tabel diketik dengan huruf T kapital seperti
Tabel II.1, berarti tabel Bab II yang pertama dan seterusnya serta penempatannya di atas
tabel.

Gambar dalam teks disertai nomor gambar dan judul gambar diketik dengan huruf G kapital
seperti Gambar III.1, berarti gambar Bab III yang pertama dan seterusnya serta ditempatkan di
bawah gambar.

Penulisan lambang atau simbol sebaiknya menggunakan fasilitas program perangkat lunak
komputer. Sedangkan satuan dan singkatan yang digunakan hanya yang lazim dipakai dalam
disiplin ilmu masing-masing seperti: 100 C; kg; 12 ppm; ml; dan sebagainya.

Istilah asing yang dalam teks dicetak miring(Italic) misalnya: et al.; ibid; supply; centring; dan
sebagainya.

Setelah tanda koma, titik koma, dan titik dua diberi jarak satu ketukan dan sebelumnya tidak
perlu diberi spasi.

Pemutusan kata harus mengikuti kaedah bahasa Indonesia yang baku dan benar.

5. Spasi

Jarak antara baris dalam teks adalah dua spasi, kecuali kalimat judul, sub judul, sub bab, judul
tabel, dan judul gambar serta judul lampiran adalah satu setengah spasi.

Jarak antara judul bab dengan teks pertama isi naskah atau antara judul bab dengan sub bab
adalah empat spasi.

Abstrak/abstract diketik dengan jarak satu spasi; judul abstract dan seluruh teksnya diketik
dengan huruf miring (Italic).

Jarak spasi sumber referensi dalam Daftar Pustaka satu spasi kecuali jarak spasi antara sumber
pustaka.

Jarak baris pada kata pengantar, daftar isi dan daftar tabel maupun gambar 2 (dua) spasi.

B. Penomoran Halaman
1. Halaman Bagian Awal
Bagian awal karya ilmiah diberi nomor halaman dengan menggunakan angka Romawi kecil (i, ii, iii, dan
seterusnya) ditempatkan pada posisi tengah bawah halaman yang dimulai dari judul dalam (sesudah
sampul) sampai dengan halaman Riwayat Hidup. Halaman judul dan halaman persetujuan tidak diberi
nomor, tetapi diperhitungkan sebagai halaman i dan ii yang tidak perlu diketik.

2. Halaman Utama
Penomoran mulai dari Bab Pendahuluan sampai dengan Bab Kesimpulan dan Saran menggunakan angka
Arab (1, 2, 3 dst.) dan setiap judul bab nomor diletakkan pada bagian tengah bawah dan halaman
berikutnya diletakkan sudut kanan atas dengan jarak tiga spasi. Penomoran bukan bab dan sub bab
menggunakan angka Arab dengan tanda kurung misalnya: 1), 2) atau (1), (2), dst.

3. Halaman Bagian Akhir


Penomoran pada bagian akhir karya ilmiah mulai dari Daftar Pustaka sampai dengan Riwayat Hidup
menggunakan angka Arab yang diketik pada marjin bawah persis di tengah-tengah dengan jarak tiga
spasi dari marjin bawah teks, dan halaman selanjutnya diketik sebelah kanan atas dengan jarak tiga
spasi dari pinggir atas (baris pertama teks) lurus dengan marjin kanan teks.

C. KUTIPAN
Kutipan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
Kutipan langsung adalah peneliti mengambil kutipan sesuai dengan sumber aslinya. Kutipan yang tidak
lebih dari tiga baris diketik dua spasi dengan cara memberikan tanda petik diantara teks yang dikutip
dan diberi nomor kutipan. kutipan yang menggunakan istilah atau bahasa asingdicetak miring dan diberi
nomor kutipan Ini dapat dilihat pada contoh berikut :

Menurut Hawkins, Best dan Cooney mengemukakan pengertian sikap bahwa :Attitude is an enduring
organizational, emotional, perceptual an cognitive process with respect to some aspect environmental
(Sikap adalah suatu organisasi yang bertahan lama dari motivasi, emosi, persepsi, dan proses kognitif
dengan menghargai beberapa aspek lingkungan).

Sedangkan kutipan lebih dari tiga baris diketik satu spasi dan ditempatkan dalam alinea tersendiri.
Adapun ketukan baris pertama dan seterusnya sebanyak 7 ketukan. Hal Ini dapat dilihat pada contoh
berikut :

Syaiful Bahri Djamarah berpendapat bahwa kelebihan metode diskusi adalah :


1. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan bukan satu jalan.
2. Menyadarkan anak didik bahwa dengan diskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara
konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang baik.

3. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan
pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleran.

Sedangkan kutipan tidak langsung adalah peneliti menggambarkan suatu teori berdasarkan sumber
kutipan.

D. CATATAN KAKI
Pencantuman catatan kaki diperlukan dalam penulisan karya ilmiah. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui sumber referensi yang menjadi kajian peneliti. Adapun unsur pokok dalam catatan kaki
adalah nama penulis, judul tulisan, data publikasi (kota tempat terbit, nama penerbit, dan tahun
penerbitan), serta nomor halaman. Semua sumber kutipan yang baru muncul pertama kali harus ditulis
secara lengkap, sedangkan untuk pemunculan berikutnya digunakan singkatanibid, op. cit, atau loc.
cit. Dalam menulis catatan kaki, baris pertama harus ke dalam sebanyak 7 (tujuh) ketukan.

Ibid adalah singkatan dari ibidem, digunakan apabila sumber kutipan pertama diikuti dengan kutipan
berikutnya dimana sumbernya sama, tanpa diselingi dengan sumber kutipan lain.

Loc. cit. adalah singkatan dari loco citato, artinya yaitu tempat yang pernah dikutip. Kutipan berasal
dari sumber yang sama dengan sumber yang pernah dikutip
(halamannya sama), tetapi telah diselingi dengan sumber kutipan lain.

Op. cit. adalah singkatan dari opere citato,artinya karya yang telah dikutip (dikutip terlebih dahulu).
Kutipan berasal dari sumber yang sama dengan sumber yang pernah dikutip (halamannya berbeda),
tetapi telah diselingi dengan sumber kutipan lain.

Contoh Penulisan Catatan Kaki:

Pada Halaman 1

1 William H. Newman, Administrative Action(London: Prentice Hall, Inc., 1963), p.463


2 Ibid., p. 473
3 Pangripto, Manajemen Rumah Sakit,Jurnal Kesehatan dan Gizi, Vol. 3 No. 2, Juni 1998, pp. 55-58
4 William H. Newman, loc. cit.

Pada Halaman 2

5 Gunawan Adisaputro et al., Business Forecasting: Latar Belakang Teoretis, Vol. 1 (Yogyakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, 1974), p. 53.
6 William H. Newman, op. cit., p.590 10John M. Spiszer, Leadership and Combat Motivation: The
Critical Task, 1999, p.1 (http://www.cgsc.army.mil/milrev/english/MayJun99/Spiszer.htm).

E. DAFTAR PUSTAKA
Ketentuan dalam penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut :
1. Tuliskan nama pengarang, judul karangan dan data tentang penerbitannya (tempat, penerbit
dan tahun).
2. Daftar pustaka disusun secara alfabetis tidak hanya huruf terdepannya tetapi juga huruf kedua
dan seterusnya.
3. Daftar pustaka diketik satu spasi dan jarak antara masing-masing pustaka adalah dua spasi.
4. Huruf pertama dari baris pertama masing-masing pustaka diketik tepat pada garis tepi kiri
tanpa ketukan (indensi) dan baris berikutnya digunakan indensi 7 karakter.

5. Apabila nama pengarang sama dan judul berbeda, maka baris pertama harus diberi garis
terputus-putus sebanyak 14 (empat belas) ketukan.
6. Penulisan nama pengarang diawali dengan nama keluarga, kemudian namanya. Untuk dua atau
tiga pengarang, nama pengarang kedua dan ketiga tidak perlu dibalik.
7. Penulisan nama pengarang yang bermarga cina atau mandarin, ditulis apa adanya (tidak
diindeks).
8. Jika nama pengarang sama dalam dua tahun penerbitan berbeda, maka daftar pustaka disusun
menurut urutan waktu (tahun).
9. Nama pengarang sama, judul berbeda perlu diberikan garis sebanyak 14 ketukan.
10. Sama sekali tidak boleh mencantumkan sumber referensi yang tidak pernah dibaca dan tidak
boleh mencantumkan gelar.
11. Dalam daftar pustaka/catatan kaki, tulisan yang bersumber dari majalah/ koran/makalah yang
diberi garis bawah atau ditebalkan adalah nama majalah/korannya yang menerbitkan.

Contoh Penulisan Daftar Pustaka

1) Buku
a. Satu Pengarang
Nasoetion, Andi Hakim. Metode Statstika.Yakarta: Penerbit PT Gramedia, 1980 Turabian, Kate L. A
Manual for Writers of Term Papers, Theses, and Dissertations.
Chicago: University of Chicago Press, 1980.

b. Dua Pengarang

Kennedy, Ralph Dale dan Stewart Y. McMullen. Financial Statement: Form, Anlisis and Interpretation.
Petaling Jaya: Irwin Book Company, 1973 Pangestu, Subagyo dan Djarwanto. Statistik Deskriptif.
Yogyakarta: BPFE, 1982.

c. Tiga Pengarang
Heidirachman R., Sukanto R., dan Irawan.Pengantar Ekonomi Preusan. Yogyakarta: Bagian Penerbitan
Facultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, 1980. Jahoda, Marie, Morton Deutsch, dan Stuart W. Cook.
Research Methods in Social Relation. New Cork: Dryden Press, 1951.

d. Lebih Dari Tiga Pengarang


Selltiz, Claire, et al. Research Methods in Social Relations. New Cork: Holt, Rinehart & Winston, 1959
Sukanto, et al. Business Forecasting. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Facultas Ekonomi Universitas
Gadjah Mada, 1980.

e. Pengarang Sama
Newman,

William

H.

The

Process

of

Management.

London:

Prentice

Hall.

Inc.,

1961.

________________. Administratif Action. London: Prentice Hall. Inc., 1963.

f. Tanpa Pengarang
Authors Guide. Englewood, Cliffs, N.J.: Prentice Hall. Inc., 1975. Scientific Method in Business. Collage
Park: University of Maryland, 1973.

2) Buku Berjilid/Berseri
Edwards, James D., et al. Accounting: A Programmed Text. Vol. I. Homewood, Illinois: Richards D.
Irwin, Inc., 1967. Suhardi Sigit. Azas-Azas Accounting. Bagian Pertama. Yogyakarta: Fa. Sarjana, 1968.

3) Buku Terjemahan/Saduran/Suntingan
Booth, Anne, dan Meter McCawley. Ekonomi Orde Baru. Suntingan Sujarwadi. Yakarta: LP3ES, 1982.
Conant, James B. Teori dan Soal-Soal Ekonomi Makro. Terjemahan Faried Wijaya. Yogyakarta: Bagian
Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, 1978.
Kotler, Phlips. Marketing Management. Saduran Karyadi dan Sri Suwarsi. Surakarta: Facultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret, 1978.

4) Buku Dengan Edisi Bukan Edisi Pertama


Djarwanto Ps. Statistik Nonparametrik. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE, 1985.
Shepherd, William R. Historical Atlas. 8th ed. New Cork: Barnes & Noble, 1956.

5) Bab Yang Ditulis bukan oleh Pengarang atau Penyunting Buku yang Bersangkutan
Ahluwalia, M. Income Inequality: Some Dimensions of the Problem, In H. Chenery, et al.
Redistribution With Growth. London: Oxford University Press, 1974.
Soelistyo, Sudarsono, dan Ari Sudarman. Prospek Kesempatan Kerja dan Pemerataan Pendapatan
Dalam Repelita III. Dalam The Kian Wie (Penyuntingan).
Pembangunan Ekonomi dan Pemerataan: Beberapa Pendekatan Alternatif. Jakarta: LP3ES, 1981.

6) Seri atau Rangkaian


Sutrisno Hadi. Efisiensi Kerja. Jilid I dari Seri Kapita Selekta Psikologi Kerja, 5 jilid. Yogyakarta:
[t.p.], [t.th].
Terman, Lewis M., dan Melita H. Olden. The Gifted Child Grows Up. Vol. 4 of the Genetic Studies of
Genius Series, Lewis M. Terman (ed.). Standford: Stanford University Press, 1974.

7) Lembaga Sebagai Penyunting Buku


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Pedoman Umum
Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta: PN Balai Pustaka, 1980.
FAO. Production Yearbook 1975. Rome: FAO, 1976.

8) Surat Kabar
Salim, Emil. Forest Sustainability Management, The Jakarta Post. Februari 6, 1977.
Karlina. Sebuah Tanggapan: Hipotesa dan Setengah Ilmuan. Kompas. 12 Desember 1981.

9) Jurnal/Peberbitan Berkala
Rahardjo, M. Dawam. Dunia Bisnis di Persimpangan Jalan, Prisma. Juli 1983, 7, hal. 1-12.
Dharmawan, Johan. Uruea dan TPS di Indonesia dalam Analisis Permintaan Kuantitatif, Jurnal Argo
Ekonomi. Mei 1982, 2, hal. 1 27.

10) Hasil Penelitian


Kasryno, Faisal, et al. Perkembangan Institusi dan Pengaruhnya Terhadap Distribusi Pendapatan dan
Penyerapan Tenaga Kerja: Kasus di Empat Desa di Jawa
Barat. Bogor: Studi Dinamika Pedesaan, 1981.
Nganji, Kalikit, et al. Regional Studi Daerah Kedu dan Surakarta. Salatiga: Fakultas Ekonomi Universitas
Kristen Satyawacana, 1976.

11) Paper dalam Seminar/Lokakarya

Mangundikoro, Apandi. Konservasi Tanah dalam Rangka Rehabilitasi Lahan di Wilay ah Daerah Aliran
Sungai. Kertas Kerja padaLokakarya Pola Tanam dan
Usahatani ke-IV, Bogor, 20 21 Juni 1983.
Suranggadjiwa, L.M. Harris. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Kereta Kerja pada Seminar Nasional
Pengembangan Lingkungan Hidup, Jakarta, 5 6 Juni 1978.

12) Bahan yang Tidak Diterbitkan


Brizi. Teknik Perencanaan Linear untuk Penyusunan Rencana di Bidang Pertanian. Bogor: Institut
Pertanian Bogor, 1979. (Stensilan).
Coffin, Thomas E. Beyond Audience: The Measurement of Advertising Effectiveness. (Monographed
report, Undated).

13) Karya ilmiah/Tesis/Disertasi


Budiarto. Sebab-sebab dan Cara Pencegahan Labour Turnover di Pabrik Rokok Menara Sala. Skirpsi
Sarjana (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, 1972.
Swenson, Geoffrey C. The Effect of Increases in Rice Production on Employment and Income
Distribution in Thanjavur District, South India. Unpublished Ph.D.
Disertation. Minchigan: Minchigan University, 1973.

14) Artikel dalam Ensiklopedia


Banta, Richard E. New Harmony,Encyclopedia Britanica (1968 ed.), vol. 16, p. 305 Morris, Edward
Parmelle. The Latin Language, The Encyclopedia Americana(1936
ed.), vol. 17, pp. 47 48.

15) Internet
Spiszer,

John

M.

Leadership

and

Combat

Motivation:

The

Critical

Task.

1999.

http://www.cgsc.army.mil /milrev/english/MayJun99/Spiszer.htm. (Diakses tanggal 12 September


1999).

Tulisan singkat tentang Contoh Sistematika Penulisan Karya Ilmiah ini berupaya memberikan
kemudahan bagi mahasiswa untuk dapat mengembangkan potensinya dalam bidang penulisan karya
ilmiah dengan memberikan gambaran singkat tentang sistematika penulisan karya ilmiah. Semoga
Bermanfaat. Terima kasih Telah berkunjung di blog kami.

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang
telah memberikan berkat, rahmat, serta karunia-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah sederhana ini dengan judul Cara Menjaga
Kebersihan SMP Negeri 9 Berau
Karya ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas di mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Saya menyadari bahwa penyusunan karya
ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya karya ilmiah
ini.
Selanjutnya terimakasih saya sampaikan kepada yang terhormat guru
Bahasa Indonesia kami Ibu Siti Qoyimah yang telah membimbing sehingga
karya ilmiah ini dapat terselesaikan.
Semoga dengan adanya karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca serta dapat menyadarkan para siswa atau siswi SMPN 9 Berau
untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
Tanjung Redeb, 26 Februari 2014
Penulis

Faisal Fachrureza

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Kebersihan lingkungan sangat perlu dijaga, baik di lingkungan pribadi
maupun umum. Contoh lingkungan umum adalah lingkungan sekolah seperti
di kawasan SMP Negeri 9 Berau. Lingkungan sekolah yang bersih akan
membuat nyaman para siswa bahkan para guru pun ikut merasa nyaman
dalam proses mengajar.
Di SMP Negeri 9 Berau banyak terdapat slogan yang berisikan tentang
pentingnya menjaga kebersihan. Tetapi sepertinya itu belum bisa
menyadarkan para siswa yang masih bersikap apatis dalam upaya menjaga
kebersihan sekolah. Untuk itu dengan dibuatnya karya tulis ini, semoga
dapat menumbuhkan kesadaran para siswa SMPN 9 Berau terhadap
kebersihan lingkungan sekolah demi kenyamanan bersama.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara memberikan kesadaran kepada siswa SMP Negeri 9 Berau
untuk menjaga
kebersihan sekolah
1.3 Tujuan
Untuk menimbulkan kesadaran kepada siswa SMP Negeri 9 Berau agar menjaga
kebersihan
sekolah.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1

Dampak jika tidak menjaga kebersihan lingkungan sekolah

Masih banyak siswa SMP Negeri 9 Berau yang belum peduli


terhadap kebersihan lingkungan sekolah. Mereka masih saja membuang
sampah sembarangan, padahal sudah disediakan tong sampah. Kebanyakan
mereka berfikir, jika membuang sampah sembarangan di sekolah tidak
dapat menimbulkan dampak yang begitu besar. Hal itu sangat salah.
Banyak sekali dampak yang ditimbulkan jika suatu lingkungan tidak terjaga
kebersihannya. Adapun dampak negatifnya antara lain :

Menimbulkan bencana banjir, seperti yang sering kita lihat di kotakota besar. Hal ini bisa saja terjadi di sekolah kita jika murid selalu
membuang sampah sembarangan. Sampah yang bertumpuk di selokan
dapat menyumbat jalannya air di selokan tersebut sehingga, saat
hujan pun tiba, mungkin saja SMP kita menjadi banjir dan akhirnya
proses belajar-mengajar terhenti

Debu lantai yang jarang dibersihkan dapat menyebabkan murid batuk


hingga sesak nafas. Laci meja yang penuh dengan sampahpun dapat
dijadikan nyamuk sebagai tempat bersarangnnya. Apalagi jika nyamuk
tersebut adalah nyamuk Aedes Aegypty yang dapat menyebabkan
seseorang mengidap penyakit demam berdarah

Sampah yang bertumpuk dapat menimbulkan bau yang tidak sedap


sehingga mengganggu konsentrasi para murid hingga guru dalam
proses belajar-mengajar.

2.2
Upaya yang dapat dilakukan dalam menjaga kebersihan
sekolah
Didalam lingkungan sekolah, guru menjadi panutan semua murid. Jika
guru berbuat baik, maka muridpun akan berbuat baik juga. Tetapi jika guru
berbuat tidak baik/jelek, maka mungkin bisa jadi muridpun bisa berbuat
lebih jelek. Dalam upaya menyadarkan siswa akan kebersihan lingkungan
sekolah, para guru harus memberikan contoh yang baik, seperti dengan
membuang sampah pada tempatnya dan memungut sampah yang
tergeletak. Guru juga dapat menegur siswa yang kedapatan membuang
sampah sembarangan. Selain itu, guru dapat memberi denda kepada pelaku
sehingga mereka jera untuk mengulangi perbuatan mereka di kemudian hari.
Kesadaran murid dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan sekolah
berasal dari hati nuraninya masing-masing. Untuk menimbulkan kesadaran
itu, dapat ditempuh dengan cara-cara berikut:

Membiasakan membuang sampah pada tempatnya.

Merasa malu jika membuang sampah sembarangan.

Melakukan piket kelas secara teratur.

Melaksanakan gotong royong rutin setiap hari jumat.

Dengan melakukan hal-hal diatas, diharapkan nantinya akan


menumbuhkan rasa sadar terhadap para siswa SMP Negeri 9 Berau dalam
menjaga kebersihan lingkungan sekolah.

BAB 3
PENUTUPAN
3.1

Kesimpulan
Dari pembahasan diatas,kesimpulan yang dapat diambil adalah
kebersihan lingkungan sekolah harus dijaga bersama-sama agar
terbentuknya suasana aman dan nyaman dalam proses belajar mengajar.
Siswa SMP Negeri 9 Berau harus memiliki kesadaran diri dalam menjaga
kebersihan sekolah.
3.2

Saran

1.

Selalu membuang sampah pada tempatnya.

2.

Mematuhi tata tertib sekolah.

3.

Menjaga peralatan yang digunakan untuk pembersihan.

4.

Selalu gotong royong setiap hari jumat

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Sangat ironis memang bahwa manusia sangat memperhatikan keseimbangan alam akibat proses
pembakaran bahan bakar oleh industri yang mengeluarkan polusi, tetapi dilain pihak orang-orang dengan

sengaja mengalirkan gas produksi pembakaran rokok ke paru-paru mereka.


Kebiasaan merokok telah menjadi budaya diberbagai bangsa di belahan dunia. Mayoritas perokok
diseluruh dunia ini, 47 persen adalah populasi pria sedangkan 12 persen adalah populasi wanita dengan
berbagai kategori umur. Latar belakang merokok beraneka ragam, di kalangan remaja dan dewasa pria
adalah faktor gengsi dan agar disebut jagoan, malahan ada salah satu pepatah menarik yang digunakan
sebagai pembenar atas kebiasaan merokok yaitu `ada ayam jago diatas genteng, ngga merokok ngga
ganteng`. Sedangkan kalangan orang tua, stres dan karena ketagihan adalah faktor penyebab keinginan
untuk merokok.
Berbagai alasan dan faktor penyebab untuk merokok diatas biasanya kalah seandainya beradu argumen
dengan pakar yang ahli tentang potensi berbahaya atas apa ditimbulkan dari kebiasaan merokok baik
bagi dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Harus diakui banyak perokok yang mengatakan bahwa
merokok itu tidak enak tetapi dari sekian banyak pamflet, selebaran, kampanye anti rokok, sampai ke
bungkus rokoknya diberi peringatan akan bahaya kesehatan dari rokok, tetap tak bisa mengubris secara
massal berkurangnya kebiasaan merokok dan jumlah perokok
1.2.RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah kami uraikan maka masalah yang akan kami bahas:
1. Apa dampak dari merokok?
2. Zat apa yang terkandung di dalam dan yang paling berbahaya?
3. Upaya apa yang dilakukan bagi perokok di sekolah?
4. Apa aktor penyebab perilaku merokok pada remaja?
1.3.TUJUAN PENELITIAN
-Untuk mengetahui Bahaya merokok.
-Untuk mengetahui faktor faktor penyebab perilaku merokok pada remaja.
-Untuk mengetahui apa itu rokok.
1.4.METODE PENELITIAN
Metode yang kami gunakan adalah:
-Deskriptif
-Kajian pustaka dilakukan dengan mencari literatur di internet da buku buku panduan
1.5.SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
1.2.Perumusan Masalah
1.3.Tujuan Penelitian
1.4.Metode Penelitian
1.5.Sistematika penulisan
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1.Pengertian Rokok
2.2.Dampak dari merokok
2.3.Faktor penyebab merokok pada remaja
2.4.Upaya mengatasi rokok

BAB III
ZAT YANG TERKANDUNG DALAM ROKOK
3.1.Rokok dan Reaksi Kimia (Pembakaran)
3.2.Reaksi pembakaran rokok
3.3.Rokok dan proses penguapan uap air dan nikotin
3.4.Tar dan Asap Rokok
3.5.Gas CO (Karbon Mono Oksida)
3.6.Nikotin dan kerja nikotin
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
4.2.Saran
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1. Pengertian Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung
negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok
dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada
ujung lain.
Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa
serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan
dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga
umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat
ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung(walapun pada kenyataanya
itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk
keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua
Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian
membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan
Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok
hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu
kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan. Di balik
kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang
merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok.
2.2. Dampak dari merokok
Sebagaimana kita ketahui di dalam asap sebatang rokok yang dihisap oleh perokok, tidak kurang dari
4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas (85 persen) dan partikel.
Nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein, asetilen,
benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, 4-etilkatekol,ortokresoldan perylene adalah sebaian
dari beribu ribu zat di dalam rokok.
Jumlah kematian dan klaim perokok Menurut penelitian Organisasi Kesehatan dunia (WHO), setiap satu
jam, tembakau rokok membunuh 560 orang diseluruh dunia. Kalau dihitung satu tahun terdapat 4,9 juta
kematian didunia yang disebabkan oleh tembakau rokok. Kematian tersebut tidak terlepas dari 3800 zat

kimia, yang sebagian besar merupakan racun dan karsinogen (zat pemicu kanker), selain itu juga asap
dari rokok memiliki benzopyrene yaitu partikel-partikel karbon yang halus yang dihasilkan akibat
pembakaran tidak sempurna arang, minyak, kayu atau bahan bakar lainnya yang merupakan penyebab
langsung mutasi gen. Hal ini berbanding terbalik dengan sifat output rokok sendiri terhadap manusia yang
bersifat abstrak serta berbeda dengan makanan dan minuman yang bersifat nyata dalam tubuh dan
dapat diukur secara kuantitatif.
Selain mengklaim mendapatkan kenikmatan dari output rokok, perokok juga mengklaim bahwa rokok
dapat meningkatan ketekunan bekerja, meningkatkan produktivitas dan lain-lain. Tetapi klaim ini sulit
untuk dibuktikan karena adanya nilai abstrak yang terlibat dalam output merokok. Para ahli malah
memperkirakan bahwa rokok tidak ada hubunganya dengan klaim-klaim di atas. Malah terjadi sebaliknya,
menurunnya produktiviats seseorang karena merokok akibat terbaginya waktu bekerja dan merokok.
Selain itu berdasarkan penelitian terbaru menyatakan bahwa merokok dapat menurunkan IQ. (dari
berbagai sumber)
Bahaya bagi tubuh yaitu bisa mengakibatkan kanker, paru-paru, impotensi dan gangguan pada janin,
sedangkan bahaya bagi lingkungan dapat menimbulkan polusi udara yang ditimbulkan dari asap rokok
yang dihisap.
Sebenarnya yang paling berbahaya diantara perokok pasif dan perokok aktif, perokok pasif lah yang
berbahaya sebab perokok pasif menghisap asap rokok yang paling banyak. Rokok juga selain berbahaya
juga bisa mematikan dan akan menimbulkan kecanduan kepada pemakainya.
Merokok bagi orang dewasa bisa berbahaya apalagi bagi anak-anak yang masih duduk di bangku
sekolah. Oleh Karena itu, merokok dilarang di sekolah maupun di luar sekolah.
Akibat negatif dari rokok, sesungguhnya sudah mulai terasa pada waktu orang baru mulai menghisap
rokok. Dalam asap rokok yang membara karena diisap, tembakau terbakar kurang sempurna sehingga
menghasilkan CO (karbon mono oksida), yang disamping asapnya sendiri, tar dan nikotine (yang terjadi
juga dari pembakaran tembakau tersebut) dihirup masuk ke dalam jalan napas.
CO, Tar, dan Nikotin tersebut berpengaruh terhadap syaraf yang menyebabkan :
Gelisah, tangan gemetar (tremor)
Cita rasa / selera makan berkurang
Ibu-ibu hamil yang suka merokok dapat kemungkinan keguguran kandungannya.
2.3. Faktor penyebab merokok pada remaja
Ada beberapa faktor yang mendorong remaja untuk merokok, di antaranya:
1. Faktor orangtua dan keluarga
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah
tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan
memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda
yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar
psikologi, 1999:294).
Selain itu, anak-anak yang mempunyai orang tua perokok, lebih rentan untuk terpengaruh dan
mencontoh orang tuanya.
2. Temanku merokok
Banyak fakta membuktikan bahwa remaja perokok, kemungkinan besar teman-temannya juga perokok,
dan sebaliknya. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih
sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991).
3. Pribadiku

Ada yang mencoba merokok hanya karena alasan ingin tahu. Mungkin juga karena ingin mengobati rasa
sakit fisik maupun jiwa, mengusir bosan. Selain alasan tersebut, konformitas sosial juga menjadi pemicu.
Orang yang memiliki skor tinggi pada tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan
dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).
4. Iklan rokok ternyata
Iklan-iklan di berbagai media yang memberikan gambaran bahwa perokok adalah lambang keglamouran,
cowok banget, memicu remaja untuk ikut berperilaku seperti itu.
Nah, jika kamu sudah terperangkap dalam status perokok saat ini, tenang saja. Ada berbagai upaya
pencegahan jika kamu ingin berubah.
2.4. Upaya mengatasi rokok
Merokok di sekolah yang dilakukan siswa kini semakin banyak, itu dikarenakan siswa yang satu
mengajak siswa yang lainnya atau dikarenakan oleh faktor pergaulan. Oleh karena itu para guru lebih
ketat lagi dalam melakukan pengawasan dengan mengelilingi tempat-tempat yang sering dijadikan
tempat merokok.
Selain itu juga melakukan peringatan yang lebih tegas lagi agar para pelanggar khususnya perokok jera
dan tidak melakukan hal tersebut lagi baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Jika karena kecanduan, maka tips yang harus dilakukan adalah:
Pikirkanlah hal-hal yang menyenangkan yang akan terjadi pada tubuh ketika masa krisis karena berhenti
merokok (biasanya 1,5 sampai 2 minggu)
Minumlah banyak air putih, makan banyak sayur dan buah-buahan setiap kali timbul keinginan untuk
merokok
Berbicara atau berkomunikasilah dengan orang lain dan tetaplah menyibukkan diri
Berolahraga yang menyennagkan dan disukai secara teratur dan terukur
Pijatlah daerah punggung dan leher, lalu tariklah napas dalam-dalam.
Jika karena ketergantungan, maka putuskan semua hubungan antara rokok dan kebiasaan-kebiasaan
yang sering dilakukan dengan tips berikut ini:
Jika ingin merasakan rokok di tangan, bermainlah dengan barang-barang lain seperti pensil, pena, atau
membaca buku
Jika ada keinginan untuk menyalakan rokok, jauhkan rokok dari jangkauan dan buanglah korek api
Jika biasa merokok sesudah makan, segeralah bangkit dari duduk setelah makan, gosok gihi dan
pergilah berjalan atau lakukan kegiatan yang membuat lupa pada rokok
Jika merokok disertai dengan minum kopi, maka ganilah kopi dengan jus buah dll
Jika merokok untuk menenangkan diri, maka cobalah untuk mengingat bahaya merokok dapat
mengakibatkan penyakit jantung, paru-paru, kanker, stroke, keguguran, dll.
Berikut ini beberapa tips yang perlu diperhatikan:
Tanyalah pada diri sendiri, apakah ada teman, saudara, atau tetangga yang menderita salah satu

penyakit di atas. Bayangkan jika penyakit tersebut menyerang diri kita sendiri.
Jika keinginan untuk merokok sangat kuat, lakukanlah olahraga ringan seperti berjalan-jalan atau lakukan
kegiatan yang menjadi kegemaran atau hobi Anda.
Jika berpikir bahwa merokok dapat membuat kita menjadi tenang atau nyaman, maka katakanlah dan
akuilah secara jujur bahwa rokok tidak mungkin bisa mengatasi masalah yang ada.
Untuk mengatasi masalah ini, perlu melibatkan keluarga, teman, dan saudara untuk membantu
mengalihkan perhatian dari rokok.
Jika ingin berhenti merokok harus menetapkan tindakan yang akan dipilih atau perilaku apa yang paling
mudah diubah berkaitan dengan situasi merokok.
Buatlah pernyataan untuk berhenti merokok, kemudian bacalah pernyataan tentang niat berhenti
merokok di depan teman atau saudara atau anggota keluarga yang akan menjadi pengingat agar
keinginan berhenti merokok tercapai.
BAB III
ZAT YANG TERKANDUNG DALAM ROKOK
3.1. Rokok dan Reaksi Kimia (Pembakaran)
Proses pembakaran rokok tidaklah berbeda dengan proses pembakaran bahan-bahan padat lainnya.
Rokok yang terbuat dari daun tembakau kering, kertas dan zat perasa, dapat dibentuk dari unsur Carbon
(C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N) dan Sulfur (S) serta unsur-unsur lain yang berjumlah kecil.
Rokok secara keseluruhan dapat diformulasikan secara kimia yaitu sebagai (CvHwOtNySzSi).
Dua reaksi yang mungkin terjadi dalam proses merokok
Pertama adalah reaksi rokok dengan oksigen membentuk senyawa-senyawa seperti CO2, H2O, NOx,
SOx, dan CO. Reaksi ini disebut reaksi pembakaran yang terjadi pada temperatur tinggi yaitu diatas
800oC. Reaksi ini terjadi pada bagian ujung atau permukaan rokok yang kontak dengan udara.
CvHwOtNySzSi + O2 -> CO2+ NOx+ H2O + SOx + SiO2 (abu) ((pada suhu 800oC))
3.2. Reaksi pembakaran rokok
Reaksi yang kedua adalah reaksi pemecahan struktur kimia rokok menjadi senyawa kimia lainnya.
Reaksi ini terjadi akibat pemanasan dan ketiadaan oksigen. Reaksi ini lebih dikenal dengan pirolisa.
Pirolisa berlangsung pada temperatur yang lebih rendah dari 800oC. Sehingga rentang terjadinya pirolisa
pada bagian dalam rokok berada pada area temperatur 400-800oC. Ciri khas reaksi ini adalah
menghasilkan ribuan senyawa kimia yang strukturnya komplek.
CvHwOtNySzSi -> 3000-an senyawa kimia lainnya + panas produk ((pada suhu 400-800oC))
reaksi pirolisa
Walaupun reaksi pirolisa tidak dominan dalam proses merokok, tetapi banyak senyawa yang dihasilkan
tergolong pada senyawa kimia yang beracun yang mempunyai kemampuan berdifusi dalam darah.
Proses difusi akan berlangsung terus selagi terdapat perbedaan konsentrasi. Tidak perlu disangkal lagi
bahwa titik bahaya merokok ada pada pirolisa rokok. Sebenarnya produk pirolisa ini bisa terbakar bila

produk melewati temperatur yang tinggi dan cukup akan Oksigen. Hal ini tidak terjadi dalam proses
merokok karena proses hirup dan gas produk pada area temperatur 400-800oC langsung mengalir
kearah mulut yang bertemperatur sekitar 37oC.
3.3. Rokok dan proses penguapan uap air dan nikotin
Selain reaksi kimia, juga terjadi proses penguapan uap air dan nikotin yang berlangsung pada temperatur
antara 100-400oC. Nikotin yang menguap pada daerah temperatur di atas tidak dapat kesempatan untuk
melalui temperatur tinggi dan tidak melalui proses pembakaran. Terkondensasinya uap nikotin dalam gas
tergantung pada temperatur, konsentrasi uap nikotin dalam gas dan geometri saluran yang dilewati gas.
Pada temperatur dibawah 100oC nikotin sudah mengkondensasi, jadi sebenarnya sebelum gas
memasuki mulut, kondensasi nikotin telah terjadi. Berdasarkan keseimbangan, tidak semua nikotin dalam
gas terkondensasi sebelum memasuki mulut sehingga nantinya gas yang masuk dalam paru-paru masih
mengandung nikotin. Sesampai di paru-paru, nikotin akan mengalami keseimbangan baru, dan akan
terjadi kondensasi lagi.
Jadi, ditinjau secara proses pembakaran, proses merokok tidak ada bedanya dengan proses pembakaran
kayu di dapur, proses pembakaran minyak tanah di kompor, proses pembakakaran batubara di industri
semen, proses pembakaran gas alam di industri pemanas baja dan segala proses pembakaran yang
melibatkan bahan bakar dan oksigen. Sangat ironis memang bahwa manusia sangat memperhatikan
keseimbangan alam akibat proses pembakaran bahan bakar oleh industri yang mengeluarkan polusi,
tetapi dilain pihak orang-orang dengan sengaja mengalirkan gas produksi pembakaran rokok ke paruparu mereka.
3.4. Tar dan Asap Rokok
Zat berbahaya ini berupa kotoran pekat yang dapat menyumbat dan mengiritasi paru paru dan sistem
pernafasan, sehingga menyebabkan penyakit bronchitis kronis, emphysema dan dalam beberapa kasus
menyebabkan kanker paru paru ( penyakit maut yang hampir tak dikenal oleh mereka yang bukan
perokok ).Racun kimia dalam TAR juga dapat meresap ke dalam aliran darah dan kemudian dikeluarkan
di urine.TAR yang tersisa di kantung kemih juga dapat menyebabkan penyakit kanker kantung kemih.
Selain itu Tar dapat meresap dalam aliran darah dan mengurangi kemampuan sel sel darah merah
untuk membawa Oksigen ke seluruh tubuh, sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap sistem
peredaran darah.
Tar dan asap rokok merangsang jalan napas, dan tar tersebut tertimbun disaluran itu yang
menyebabkan :
Batuk-batuk atau sesak napas
Tar yang menempel di jalan napas dapat menyebabkan kanker jalan napas,
lidah atau bibir.
3.5. Gas CO (Karbon Mono Oksida)
Gas CO juga berpengaruh negatif terhadap jalan napas dari pembuluh darah. Karbon mono oksida lebih
mudah terikat pada hemoglobin daripada oksigen. Oleh sebab itu, darah orang yang kemasukan CO
banyak, akan berkurang daya angkutnya bagi oksigen dan orang dapat meninggal dunia karena
keracunan karbon mono oksida. Pada seorang perokok tidak akan sampai terjadi keracunan CO, namun
pengaruh CO yang dihirup oleh perokok dengan sedikit demi sedikit, dengan lambat namun pasti akan
berpengaruh negatif pada jalan napas dan pada pembuluh darah.

3.6. Nikotin dan kerja nikotin


Adalah suatu zat yang dapat membuat kecanduan dan mempengaruhi sistem syaraf, mempercepat detak
jantung ( melebihi detak normal ) , sehingga menambah resiko terkena penyakit jantung.Selain itu zat ini
paling sering dibicarakan dan diteliti orang, karena dapat meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan
darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan
pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang dihisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat
seseorang ketagihan. Selain itu Nikotin berperan dalam memulai terjadinya penyakit jaringan pendukung
gigi karena nikotin dapat diserap oleh jaringan lunak rongga mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan
perlekatan gusi pada permukaan gigi dan akar. Nikotin dapat ditemukan pada permukaan akar gigi dan
hasil metabolitnya yakni kontinin dapat ditemukan pada cairan gusi.
Nikotin merangsang bangkitnya adrenalin hormon dari anak ginjal yang menyebabkan :
- Jantung berdebar-debar
- Meningkatkan tekanan darah serta kadar kolesterol dalam darah, berhubungan erat terjadinya serangan
jantung
Saat merokok, nikotin mulai diserap aliran darah dan diteruskan ke otak. Nikotin terikat di reseptor
nikotinat antikolinergik 42 di ventral tegmental area (VTA). Nikotin yang terikat di reseptor 42 akan
melepaskan dopamin di nucleus accumbens (nAcc). Dopamin itulah yang diyakini menimbulkan perasaan
tengan dan nyaman. Tak heran bila perokok akan kembali merokok untuk memperoleh efek nyaman itu.
Bila perokok mulai mengurangi atau berhenti merokok maka asupan nikotin berkurang dan pelepasan
dopamin juga berkurang, akibatnya timbul gejala putus obat berupa iritabilitas dan stress.
Hal itu menyebabkan jalan untuk berhenti merokok menjadi sulit karena rasa ketagihan terhadap nikotin.
Peran verenicline berfungsi sebagai pemutus rantai adiksi. Biasanya nikotin berikatan dengan reseptor
42, namun nanti yang akan berkaitan dengan reseptor 42 adalah verenicline yang bekerja dengan dua
cara. Pertama, verenicline menstimulasi reseptor untuk melepaskan dopami secara pasrial, tujuanya
untuk mengurangi gejala putus obat berupa pusing, sulit berkosentrasi atau badmood yang ditimbulkan
dari proses berhenti merokok.
Kedua, verenicline menghalangi nikotin yang menempel di reseptor. Jadi bila merokok kembali, nikotin
tidak dapat menempel di reseptor, sehingga mengurangi rasa nikmat dari rokok tersebut. = Verenicline
dapat diberikan pada perokok dewasa atau minimal usia 18 tahun yang ingin berhenti merokok.
Verenicline dapat diberikan pada perokok berat maupun ringan. Dosis awal yang diberikan ringan yang
ditingkatkan secara perlahan-lahan. Untuk mencapai kesembuhan berhenti merokok, dibutuhkan waktu
selama tiga bulan, baik bagi perokok berat atau ringan.
Efek samping verenicline adalah mual, nyeri kepala, insomnia dan mimpi abnormal. Meski demikian,
manfaat yang ditimbulkan dari berhenti merokok jauh lebih besar karena dalam sebatang rokok
terkandung lebih dari 4 ribu bahan kimia dan 250 zat karsinogenik.
Bahkan bahan kimia yang ditemukan pada asap tembakau (rokok) seperti aseton, butan, arsenic,
cadmium, karbon monoksida dan toluene sama seperti yang ditemukan pada bahan industri. Jadi dapat
dibayangkan bukan dampak buruk rokok?
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Melihat kenyataan yang ada pada uraian sebelumnya, dapat dikatakan rokok itu lebih banyak dampak
negativnya dari pada dampak positifnya. Apabila hal ini dibiakan terus berlangsung, maka akan
mengakibatkan permasalahan yang serius pada kesehatan tubuh manusia. Dan seharusnya masyarakat

sadar akan bahaya merokok bagi kesehatan tubuh mereka.Namun hal itu masih sulit dilakukan di
Indonesia.
4.2. Saran
Setelah membaca kartulis ini, semoga masyarakat dapat tersadarkan akan bahaya rokok bagi kesehatan
mereka dan segera meninggalkan kebiasaan merokoknya, supaya kesehatan mereka tetap terjaga dan
nantinya menjadikan tubuh mereka sehat bugar dan terhindar dari penyakit yang mengancam jiwa
mereka.

"Judul Karya Ilmiah : Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Dalam


Pembelajaran"
A. Pendahuluan
Suatu kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan minat akan menghasilkan prestasi yang kurang
menyenangkan. Dapat dikatakan bahwa dengan terpenuhinya minat seseorang akan mendapatkan
kesenangan dan kepuasan batin yang dapat menimbulkan motivasi. S.C. Utami Munandar (1985:11)
menyatakan bahwa minat dapat juga menjadi kekuatan motivasi. Prestasi seseorang selalu dipengaruhi
macam dan intensitas minatnya. Minat menimbulkan kepuasan. Seorang anak cenderung untuk
mengulang-ulang tindakan-tindakan yang didasari oleh minat dan minat ini dapat bertahan selama
hidupnya.
Dengan demikian, minat belajar merupakan faktor yang sangat penting dalam keberhasilan belajar siswa.
Disamping itu minat belajar juga dapat mendukung dan mempengaruhi proses belajar mengajar di
sekolah. Namun dalam prakteknya tidak sedikit guru Seni Budaya (Kesenian) menemukan kendala di
dalam kelas, karena kurangnya minat siswa dalam pembelajaran Seni Budaya khususnya seni rupa. Jika
hal ini terjadi, maka proses belajar mengajar pun akan mengalami hambatan dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
Berdasarkan pengalaman penulis, pada saat pembelajaran berlangsung siswa kurang bergairah dalam
mengikuti pelajaran. Hanya sebagian kecil saja siswa yang bisa memahami dan mengerjakan tugas
dengan semangat. Sebagian besar siswa mengerjakan tugas yang diberikan dengan perasaan terpaksa
atau takut. Hal ini menyebabkan tugas yang diberikan hasilnya kurang memuaskan sehingga terkesan
asal jadi. Jika mereka ditanya, alasannya mereka tidak mempunyai bakat di bidang seni atau tidak punya
bakat menggambar. Dengan kondisi seperti ini, guru perlu mencari upaya bagaimana menumbuhkan
minat belajar siswa terutama dalam pembelajaran Seni Rupa.
B. Konsep Minat Belajar
Pengertian minat
Minat sering dihubungkan dengan keinginan atau ketertarikan terhadap sesuatu yang datang dari dalam
diri seseorang tanpa ada paksaan dari luar. The Liang Gie (1994:28) mengungkapkan bahwa minat
berarti sibuk, tertarik, atau terlibat sepenuhnya dengan suatu kegiatan karena menyadari pentingnya
kegiatan itu. Menurut Slameto (dalam Djaali 2006:121) minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan
pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sedangkan menurut Crow and Crow (dalam

Djaali 2006:121) mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang
untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh
kegiatan itu sendiri.
Pengertian Belajar
Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang belajar, pada umumnya mereka
memberikan penekanan pada unsur perubahan dan pengalaman. Menurut Witherington (dalam
Sukmadinata 2007:155) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang
dimanifestasikan sebagai pola respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan,
pengetahuan, dan kecakapan. Crow and Crow (dalam Sukmadinata 2007:155) mengemukakan bahwa
belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru. Sedangkan menurut
Hilgar (1962:252) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses di mana suatu perilaku muncul atau
berubah karena adanya respon terhadap sesuatu situasi.
Berdasarkan penekanan unsur pengalaman tentang definisi belajar dikemukakan para ahli, antara lain
menurut Di Vesta and Thompson (1970:112) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku
yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman. Gage and Berliner (1970:256) mengemukakan
bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang muncul karena pengalaman.
Sedangkan menurut Hilgard (1983:630), mengemukakan bahwa belajar dapat dirumuskan sebagai
perubahan perilaku yang brelatif permanen yang terjadi karena pengalaman.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar
Minat belajar peserta didik sangat menentukan keberhasilannya dalam proses belajar. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut bersumber pada dirinya dan luar dirinya atau
lingkungannya antara lain sebagai berikut :
Faktor dalam diri siswa, yang terdiri dari :

1.

Aspek jasmaniah, mencakup kondisi fisik atau kesehatan jasmani dari individu siswa. Kondisi fisik yang
prima sangat mendukung keberhasilan belajar dan dapat mempengaruhi minat belajar. Namun jika terjadi gangguan
kesehatan pada fisik terutama indera penglihatan dan pendengaran, otomatis dapat menyebabkan berkurangnya
minat belajar pada dirinya. (Kumpulan Tugas Sekolahku)

2.

Aspek Psikologis (kejiwaan), menurut Sardiman (1994:44) faktor psikologis meliputi perhatian, pengamatan,
tanggapan, fantasi, ingatan, berfikir, bakat,dan motif. Pada pembahasan berikut tidak semua faktor psikologis yang
dibahas, tetapi hanya sebagian saja yang sangat berhubungan dengan minat belajar.

Faktor dari luar siswa, meliputi:

1.

Keluarga, meliputi hubungan antar keluarga, suasana lingkungan rumah, dan keadaan ekonomi keluarga.

2.

Sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, sarana dan prasarana belajar, sumber-sumber belajar,
media pembelajaran, hubungan siswa dengan temannya, guru-gurunya dan staf sekolahserta berbagai kegiatan
kokurikuler.

3.

Lingkungan masyarakat, meliputi hubungan dengan teman bergaul, kegiatan dalam masyarakat, dan
lingkungan tempat tinggal.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa faktor-faktor dari diri siswa dan dar luar siswa saling berkaitan
dalam menumbuhkan minat belajar. Jika faktor-faktor tersebut tidak mendukung mengakibatkan kurang
atau hilangnya minat belajar siswa. Kurang atau hilangnya minat belajar siswa disebabkan oleh banyak
hal yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Menurut JT. Loekmono
(1985:97), faktor-faktor yang menyebabkan kurang atau hilangnya minat belajar sisbwa adalah sebagai
berikut :
D. Faktor-faktor yang dapat menumbuhkan minat belajar
Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada
suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. Menurut Tanner
and Tanner (1975) menyarankan agar para pengajar berusaha membentuk minat-minat baru pada siswa.
Hal ini bisa dicapai melalui jalan memberi informasi pada siswa tentang bahan yang akan dismpaikan
dengan menghubungkan bahan pelajaran yang lalu, kemudian diuraikan kegunaannya di masa yang
akan datang. Roijakters (1980) berpendapat bahwa hal ini biasa dicapai dengan cara menghubungkan
bahan pelajaran dengan berita-berita yang sensasional, yang sudah diketahui siswa.
Harry Kitson (dalam The Liang gie 1995:130) mengemukakan bahwa ada dua kaidah tentang minat (the
laws of interest), yang berbunyi :
Untuk menumbuhkan minat terhadap suatu mata pelajaran, usahakan memperoleh keterangan tentang
hal itu
Untuk menumbuhkan minat terhadap suatu mata pelajaran, lakukan kegiatan yang menyangkut hal itu.
Minat belajar akan tumbuh apabila kita berusaha mencari berbagai keterangan selengkap mungkin
mengenai mata pelajaran itu, umpamanya arti penting atau pesonanya dan segi-segi lainnya yang
mungkin menarik. Keterangan itu dapat diperoleh dari buku pegangan. ensiklopedi, guru dan siswa senior
yang tertarik atau berminat pada mata pelajaran itu. Disamping itu perlu dilakukan kegiatan yang
berhubungan dengan mata pelajaran itu, misalanya pada mata pelajaran seni rupa usahakan mengikuti
apa yang harus dilakukan apakah dengan menggambar atau melukis. Dengan langkah-langkah itu minat
siswa terhadap mata pelajaran itu akan tumbuh.
JT. Loekmono (1985:98), mengemukakan bahwa cara-cara untuk menumbuhkan minat belajar pada diri
siswa adalah sebagai berikut :

Periksalah kondisi jasmani anak, untuk mengetahui apakah segi ini yang menjadi sebab.

Gunakan metode yang bervariasi dan media pembelajaran yang menarik sehingga dapat merangsang anak
untuk belajar

Menolong anak memperoleh kondisi kesehatan mental yang lebih baik.

Cek pada orang atau guru-guru lain , apakah sikap dan tingkah laku tersebut hanya terdapat pada pelajaran
saudara atau juga ditunjukkan di kelas lain ketika diajar oleh guru-guru lain.

Mungkin lingkungan rumah anak kurang mementingkan sekolah dan belajar. Dalam hal ini orang-orang di
rumah perlu diyakinkan akan pentingnya belajar bagi anak. (Kumpulan Tugas Sekolahku)

Cobalah menemukan sesuatu hal yang dapat menarik perhatian anak, atau tergerak minatnya. Apabila
minatnya tergerak, maka minat tersebut dapat dialihkan kepada kegiatan-kegiatan lain di sekolah.

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat dipahami bahwa banyak sekali faktor yang dapat
menumbuhkan atau membangkitkan minat belajar bagi siswa. Tinggal bagaimana upaya yang harus kita
lakukan sebagai seorang guru dalam memecahkan masalah ini, sehingga siswa terbantu untuk
menemukan minatnya dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang memiliki karakter yang berbeda-beda
memerlukan penanganan yang berbeda pula, termasuk dalam hal menumbuhkan minat belajarnya.

Dengan adanya upaya dari guru dan pihak lain dalam menumbuhkan minat belajar bagi siswa,
diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang akhirnya tertuju pada keberhasilan belajar siswa.
Penutup
Minat belajar merupakan salah satu komponen yang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar. Untuk
menumbuhkan minat belajar pada diri siswa, terlebih dahulu kita harus memperhatikan apa yang menjadi
latar belakang yang menyebabkan berkurang atau bahkan hilangnya minat belajar. Setelah itu baru kita
mengambil langkah-langkah apa yang harus kita lakukan untuk menumbuhkan minat belajar pada diri
siswa. Dengan demikian upaya untuk menumbuhkan minat belajar sesuai dengan sasarannya.
Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat kita tarik beberapa kesimpulan yang berkaitan
dengan upaya menumbuhkan minat belajar pada peserta didik. Pertama, pahami dan kenali terlebih
dahulu kondisi fisik dan psikologis siswa. Kedua, gunakan teknik dan metode yang bervariasi dalam
penyajian materi pembelajaran. Ketiga, penggunaan media pembelajaran hendaknya dapat merangsang
siswa untuk tertarik ikuti serta dalam pembelajaran. Keempat, pahami kondisi lingkungan keluarga,
masyarakat, dan sekolah sehingga kita dapat mencari jalan keluar dalam menumbuhkan minat belajar
siswa.
Rujukan
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Munandar, S.C. Utami. 1985. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah: Petunjuk bagi Para
Guru dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sardiman, AM.1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar: Pedoman bagi Guru dan Calon Guru.
Jakarta: Rajawali Pers.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Djaali, H. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Gie, The Liang. 1995. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberty.
Loekmono,JT. 1985. Bimbingan bagi Anak Remaja yang bermasalah. Jakarta: CV. Rajawali.
================================================================================
================================================================================
================================================================================
================================================================================
====

Contoh Karya Ilmiah Globalisasi


Judul Karya Ilmiah : pengaruh dan dampak globalisasi terhadap kehidupan masyarakat

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Ilmiah PKN ini dengan baik.
Karya Ilmiah ini diharapkan mampu membantu saya dalam memperdalam mata pelajaran PKN dalam
kegiatan belajar. Selain itu, Karya Ilmiah ini diharapkan agar dapat menjadi bacaan para pembaca agar
menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab karena materi ini disajikan mengarah pada
terbentuknya arah globalisasi yang berpengaruh terhadap kehidupan social dan budaya.

Oleh karena itu, Karya Ilmiah ini diharapkan agar bangsa Indonesia memiliki sikap yang kritis terhadap
situasi, kondisi dan juga dapat menerima perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat Indonesia.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada para pembaca yang sudah berkenan membaca Karya
Ilmiah ini dengan tulus ikhlas. Semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi saya dan
pembaca. Amin

Cianjur, 11 Februari 2013

Penulis

ABSTRAK

Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia
melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain
sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi secara fisik ditandai dengan perkembangan kota-kota yang menjadi bagian dari jaringan
kota dunia. Hal ini dapat dilihat dari infrastruktur telekomunikasi, jaringan transportasi, perusahaanperusahaan berskala internasional serta cabang-cabangnya.
Dampak Positif :

Perubahan tata nilai dan sikap

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

Tingkat kehidupan yang lebih baik

Dampak Negatif :

Pola hidup konsumtif

Sikap individualistik

Gaya hidup kebarat-baratan

Kesenjangan Sosial

DAFTAR ISI
JUDUL ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
ABSTRAK ....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
I.1 Latar belakang ........................................................................................ 1
I.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 1
I.3 Tujuan .................................................................................................... 1
BAB II KAJIAN TEORITIS .......................................................................... 2
II.1 Pengertian Globalisasi ........................................................................... 2
II.2 Proses Globalisasi ................................................................................. 2
II.3 Dampak Globalisasi .............................................................................. 3
II.3.1 Dampak Positif ........................................................................... 3
II.3.2 Dampak Negatif .......................................................................... 5
II.4 Pengaruh Globalisasi ............................................................................. 6
II.5 Contoh Kasus ........................................................................................ 7
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 8
III.1 Kesimpulan .......................................................................................... 8
III.2 Saran..................................................................................................... 8

III.3 Penutup ................................................................................................ 8


DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Manusia telah mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya, dari zaman
purbakala sampai dengan zaman sekarang. Peradaban manusia telah mengalami kemajuan sampai
sekarang. Perkembangan manusia pun semakin barkembang pesat. Perkembangan itu membawa
perubahan perubahan besar pada kehidupan manusia. Misalnya, pada pakaian, teknologi, makanan,
dsb. Sebagai contoh misalnya Indonesia. Indonesia pada saat ini, sudah mulai mengikuti perkembangan
dunia. Hal ini dapat disebut bahwa Indonesia mengalami proses globalisai. Untuk itu, karya tulis ilmiah
ini akan memberitahukan dampak dampak dari globaliasasi dan cara- cara penanggulangan dampak
negatif globalisasi.
I.2. Rumusan Masalah
a)

Apa yang dimaksud dengan globalisasi?

b)

Bagaimana proses globalisasi?

c)

Hal hal apa saja yang timbul akibat proses globalisasi?

d)

Pengaruh apa yang dibawa oleh globalisasi?

e)

Bagaimana sikap kita agar tidak terbawa pengaruh arus negatif globalisasi?

I.3. Tujuan
Tujuannya dari laporan yang saya buat ini adalah :

kita dapat mengetahui dampak yang ditimbulkan dari proses globaliasasi baik dampak positif

maupun dampak negatif.

Dan kita dapat mengetahui bagaimana sikap kita dalam menerima perubahan perubahan yang

terjadi dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

BAB II
KAJIAN TEORITIS

II.1. Pengertian Globalisasi


Kata globalisasi diambil dari global yang maknanya universal. Globalisasi belum memiliki definisi atau
pengertian yang pasti kecuali sekedar definisi kerja sehingga maknanya tergantung pada sudut pandang
orang yang melihatnya.
Ada beberapa definisi global yang dikemukakan oleh beberapa orang sebagai berikut :
a.

Malcom Waters, seorang professor sosiologi dari Universitas Tasmania, berpendapat, globalisasi

adalah sebuah proses social yang berakibat pembatasan geografis pada keadaan social budaya menjadi
kurang penting yang terjelma di dalam kesadaran orang.
b.

Emanuel Richter, guru besar pada ilmu politik Universtas Aashen, Jerman, berpendapat, bahwa

globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan yang menyatukan masyarakat yang
sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.
c.

Princenton N Lyman, mantan duta besar AS di Afrika Selatan, berpendapat bahwa globalisasi adalah

pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan hubungan antara Negara-negara di
dunia dalam hal perdagangan dan keuangan.
d.

Selo Soemardjan, bapak Sosiologi Indonesia, berpendapat bahwa Globalisasi adalah terbentuknya

organisasi dan komunikasi antara masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah yang
sama.
II.2. Proses Globalisasi
Globalisasi sebagai suatu proses bukanlah suatu fenomena baru karena proses globalisasi sebenarnya
telah ada sejak berabad-abad lamanya. Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 arus globalisasi
semakin berkembang pesat di berbagai negara ketika mulai ditemukan teknologi komunikasi, informasi,
dan transportasi. Loncatan teknologi yang semakin canggih pada pertengahan abad ke-20 yaitu internet
dan sekarang ini telah menjamur telepon genggam (handphone) dengan segala fasilitasnya.
Bagi Indonesia, proses globalisasi telah begitu terasa sekali sejak awal dilaksanakan pembangunan.
Dengan kembalinya tenaga ahli Indonesia yang menjalankan studi di luar negeri dan datangnya tenaga
ahli (konsultan) dari negara asing, proses globalisasi yang berupa pemikiran atau sistem nilai kehidupan
mulai diadopsi dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi di Indonesia.
Globalisasi secara fisik ditandai dengan perkembangan kota-kota yang menjadi bagian dari jaringan
kota dunia. Hal ini dapat dilihat dari infrastruktur telekomunikasi, jaringan transportasi, perusahaanperusahaan berskala internasional serta cabang-cabangnya.

II.3. Dampak Globalisasi


II.3.1. Dampak Positif

Dampak positif globalisasi adalah sebagai berikut:


a.

Perubahan Tata Nilai dan Sikap

Adanya globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua
irasional menjadi rasional.
b.

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam
beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
c.

Tingkat Kehidupan yang lebih Baik

Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan
salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Dampak positif globalisasi menurut bidangnya, adalah:
1.
a.

Globalisasi bidang hukum, pertahanan, dan keamanan.


Semakin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi, dan tuntutan terhadap dilaksanakannya

hak-hak asasi manusia.


b.

Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-undangan yang memihak dan

bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak.


c.

Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum yang lebih profesional,

transparan, dan akuntabel.


2. Globalisasi bidang sosial budaya.
a.

Meningkatkan pemelajaran mengenai tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola pikir yang baik,

maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang telah maju.
b.

Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa kemandirian,

rasional, sportif, dan lain sebagainya.


3. Globalisasi bidang ekonomi sektor perdagangan.
a.

Liberalisasi perdagangan barang, jasa layanan, dan komodit lain memberi peluang kepada

Indonesia untuk ikut bersaing mereput pasar perdagangan luar negeri, terutama hasil pertanian, hasil
laut, tekstil, dan bahan tambang.
b.

Arus masuk perdagangan luar negeri menyebakan defisit perdagangan nasional.

4. Globalisasi bidang ekonomi sektor produksi.

Adanya kecenderungan perusahaan asing memindahkan operasi produksi perusahaannya ke negaranegara berkembang dengan pertimbangan keuntungan geografis.

II.3.2 Dampak Negatif


Dampak negatif globalisasi adalah sebagai berikut :
a.

Pola Hidup Konsumtif

Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah.
Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
b.

Sikap Individualistik

Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi
membutuhkanorang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk
sosial.
c.

Gaya Hidup Kebarat-baratan

Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai
menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan
lain-lain.
d.

Kesenjangan Sosial

Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus
globalisasimaka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan.
Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.
Dampak negatif globalisasi menurut bidangnya, adalah:
1.
a.

Globalisasi bidang hukum, pertahanan, dan keamanan.


Peran masyarakat dalam menjaga keamanan, kedaulatan, dan ketertiban negara semakin

berkurang karena hal tersebut sudah menjadi tanggung jawab pihak tentara dan polisi.
b.

Perubahan dunia yang cepat, mampu mempengaruhi pola pikir masyarakat secara global. Sifat

sifat masyarakatnya adalah pragmatisme, hedonisme, primitif,dan konsumerisme


c.

Semakin lunturnya semangat gotong-royong, solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial

sehingga dalam keadaan tertentu.

2.

Globalisasi bidang sosial budaya.

a.

Semakin mudahnya nilai-nilai barat masuk ke Indonesia baik melalui internet, media televisi,

maupun media cetak yang banyak ditiru oleh masyarakat.


b.

Semakin memudarnya apresiasi terhadap nilai-nilai budaya lokal yang melahirkan gaya hidup

berikut ini. Individualisme (mengutamakan kepentingan diri sendiri).

II.4. Pengaruh Globalisasi


Di Zaman Globalisasi saat ini banyak pengaruh yang mempengaruhi remaja. Ada pengaruh yang positif
ada juga pengaruh yang negatif. Sebagai remaja yang baik kita harus memanfaatkan alat - alat /
teknologi yang sudah canggih sehingga mampu menguasainya.
Indonesia adalah negara yang masyarakatnya mempunyai etika yang baik. Tapi saat ini banyak sekali
remaja yang tidak sopan, tidak menghormati orang yang lebih tua darinya. Mungkin itu adalah
pengaruh negatif dari Globalisasi. Dan itu menyebabkan pergaulan bebas, narkoba, dll. Hal - hal itulah
yang harus kita hindari.
Tapi kita juga tidak boleh menyalahkan adanya Zaman Globalisasi, karena jika tidak ada Zaman
Globalisasi kita tidak akan mengenal alat - alat komunikasi yang canggih. Nilai moral bangsa dinilai dari
etika masyarakatnya. Jadi, jika ingin mempunyai nilai moral bangsa yang baik kita harus menjaga
etika. Gunakan slogan " Jika ingin dihormati, Hormatilah orang lain." Agar kita sopan terhadap orang
lain. Jadi, kita dianggap bangsa yang berbudi baik dimata bangsa lain.
Etika seharusnya diajarkan sejak dini oleh orang tuanya. Anak biasanya menirukan kegiatan orang
tuanya,maka dari itu orang tua seharusnya melakukan kegiatan yang mampu memberikan arti etika
baik. Dan mampu dimengerti oleh si anak. Dengan didikan yang baik anak tersebut akan menjadi anak
yang sopan kelak. Dan anak tersebut juga harus mempunyai iman yang kuat. Sehingga, mampu
melawan pengaruh buruk Globalisasi seperti Narkoba, Sex bebas, dll.
Oleh karena itu, agar kita tidak terjerumus ke dalam pengaruh negatif globalisasi kita harus mengikuti
langkah langkah seperti berikut:
a.

Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam

negeri.
b.

Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.

c.

Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.

d.
bangsa.

Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya

e.

Perlunya perhatian para orang tua dalam memantau pergaulan dan cara hidup anaknya.

II.5. Contoh Kasus


Ada contoh kasus seorang pria 17 tahun, kecanduan games sejak kelas I SMA. Awalnya ia seorang murid
teladan di sekolahnya, kemudian ia menjadi pencandu games setelah perceraian kedua orang tuanya.
Akhirnya ia sekarang ini ditangani psikiater karena ia mulai sering membayangkan dirinya menjadi
salahsatu pemain peran dari games yang dimainkannya. Ia mulai tidak bisa membedakan antara dunia
nyata dan dunia maya. Latar belakang keluarga, ayah pengusaha, ibunya guru salah satu SMA.

BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Kita harus bersikap selektif dalam mengikuti perkembangan globalisasi. Ambilah sisi positif dari proses
globalisasi. Dengan adanya proses globalisasi dalam kehidupan, kita dapat memperoleh informasi
dengan cepat, membuat kehidupan semakin baik, makin berkembangnya teknologi. Orang tua adalah
orang yang berperan penting dalam mendidik anak agar tidak terbawa arus negative globalisasi.
III.2. Saran
Dengan begitu, kami menyarankan agar kalian jangan sampai terbawa hal hal buruk dalam pergaulan.
Dan untuk para orang tua, kalian adalah orang yang sangat penting dalam hal mengontrol anak anda,
apalagi yang memiliki anak remaja, pengawasan orang tua adalah yang paling utama sebelum
pengawasan guru, teman, maupun orang lain.
Dan kalian harus bersikap selektif dalam mengikuti setiap perkembangan globalisasi. Dan
gunakanlah teknologi,informasi, dan komunikasi dengan sebaik baiknya.

III.3. Penutup
Sekian hal hal yang dapat kami bahas dan sampaikan. Mohon maaf bila ada salah kata. Mudah
mudahan dapat bermanfaat bagi kalian. Dan kami mengharapkan sumbangan pikiran, kritikan, maupun
saran. Terima Kasih.

DAFTAR PUSTAKA
1.

Kuntowijoyo, Budaya Elite dan Budaya Massa dalam Ecstasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop dalam

Masyarakat Komoditas Indonesia, Mizan 1997.


2.

Sapardi Djoko Damono, Kebudayaan Massa dalam Kebudayaan Indonesia: Sebuah Catatan Kecil

dalam Ecstasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop dalam Masyarakat Komoditas Indonesia, Mizan 1997.
3.

http://www.isomwebs.com/2012/karya-ilmiah-pengaruh-globalisasi-terhadap-eksistensi-

kebudayaan-daerah
4.

http://afand.abatasa.com/post/detail/2761/dampak-positif-dan-dampak-negatifglobalisasi-dan-

modernisasi diakses pada 2 Oktober 2011


=========================================================================================
=========================================================================================
=========================================================================================
====================

Contoh Karya Ilmiah tentang Sampah


Judul Karya Ilmiah : Pengaruh Sampah terhadap Lingkungan

BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Sampah adalah suatu barang yang sudah tidak terpakai lagi dan tidak di gunakan lagi. Apabila
tidak di tangani dengan benar akan menimbulkan bau yang tidak sedap, sumber berbagai penyakit,
penyumbatan saluran air dan juga dapat menyebabkan banjir. Seiring berjalannya waktu maka di
temukanlah cara untuk menanggulangi sampah. Kalau dulu sampah hanya di biarkan sampai
menimbulkan bau tak sedap, sekarang sampah di manfaarkan menjadi sumber penghasilan. Misalnya,
sampah organik yaitu : sampah sisa-sisa makanan di jadikan kompos, pupuk dll. Sedangkan sampah
anorganik diantaranya sampah plastik di jadikan kerajinan tangan atau di daur ulang.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah karya tulis ilmiah ini adalah
Bagaimana pengaruh sampah terhadap lingkungan?.

1.4 Tujuan Penulisan

Mengetahui jenis dan sifat sampah

Mengetahui manfaat pengolahan sampah

Mengetahui pengaruh sampah terhadap lingkungan

1.5 Manfaat Penulisan

Masyarakat sadar akan kebersihan lingkungan.


Banyak kreativitas yang di hasilkan leh masyarakat
Lingkungan menjadi bersih dan nyaman

BAB II
JENIS JENIS SAMPAH

Sampah sangatlah lekat dengan kita, dimana pun kita berada pastilah kita menemui sampah.
Berdasarkan bahan dasar dan kandungan yang terdapat di dalamnya sampah di bagi menjadi tiga:

2.1. Sampah Organik


Sampah organik adalah sampah yang dapat diurai, yang mudah membusuk. Sampah ini termasuk
sampah basah yang dapat diolah menjadi kompos.
Contoh sampah organik adalah :

Sisa makanan

Sayuran

Dedaunan dan sebagainya

2.2. Sampah Anorganik


Sampah anorganik adalah sampah yang tidak terurai, yang tidak dapat membusuk. Sampah ini
termasuk sampah kering yang dapat di jadikan sampah komersial atau sampah yang laku di jual kembali
untuk diolah kembali menjadi barang yang bisa di gunakan lagi.
Contoh sampah anorganik adalah :

Plastik

Kertas

Gelas atau kaca

Botol

2.3. Sampah Berbahaya


Sampah Berbahaya adalah sampah yang beracun penyabab infeksi, mempunyai sifat korosif.
Korosif adalah sifat suatu subtansi yang dapat menyebabkan benda lain hancur atau memeroleh
dampak negatif. Sampah ini biasanya berasal dari limbah pabrik yang merusak sungai setempat karena
memiliki racun. Sampah ini sangat memengaruhi linkungan dan mengakibatkan kerusakan yang
merugikan bagi kehidupan makhluk hidup.
Contoh sampah berbahaya adalah :

Logam

Pestisida

Zat kimia

Sisa perindustrian

BAB III

CARA PENGOLAHAN SAMPAH

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaurulangan dari material


sampah. Hal ini biasanya dihasilkan dari kegiatan manusia, dan dikelola untuk mengurangi dampaknya
terhadap kesehatan, lingkungan. Pengelolaan ini melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif.
Praktek pengelolaan sampah berbeda antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, berbeda juga
perumahan dan industri. sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman dan di daerah perkotaan
biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area industri
biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah. Metode ini berbeda-beda tergantung banyak
hal, diantaranya tipe zat sampah, tanah yg digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area. Dan
caranya dibagi rata dengan jenisnya, dari sampah organik, sampah anorganik, dan sampah berbahaya.

3.1 Pengolahan Sampah Organik


Sampah organik tergolong sampah yang gampang busuk.seperti sisa makanan, dedaunan dan masih
banyak lagi. Sebenarnya sampah jenis ini masih bisa kita manfaatkan lagi. Asalkan kita tahu kegunaan
dan juga cara mengolahnya. Jenis sampah organik bisa kita manfaatkan lagi menjadi pupuk kompos.
Karena sampah organik berasal dari makluk hidup. Pengomposan yaitu zat tanaman, sisa makanan atau
kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses biologis. Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan
teknik ini adalah Green Bin Program (program tong hijau) yaitu seluruh sampah organik dikumpulkan
di kantong khusus untuk di komposkan.

3.2 Pengolahan Sampah Anorganik


Sampah anorganik sebaiknya kita daur ulang kembali. Jangan membuangnya secara sembarangan,
karena jenis sampah ini tidak mudah untuk hancur. Kita memerlukan kreatifitas tinggi untuk mengubah
sampah tersebut menjadi suatu barang yang mempunyai nilai beda. Proses pengambilan barang yang
masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang. Ada beberapa
cara daur ulang, pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi. Kedua
mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang.Sampah yang biasa dikumpulkan
adalah kaleng minum aluminum, kaleng baja makanan atau minuman, kertas, koran, majalah, dan
kardus. Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena
bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.

3.3 Sampah Berbahaya


Tahap penanganan sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun) dari rumah tangga dimulai dari
pemilahan. Sampah B3 harus dipilah dan dipisahkan dari sampah organik dan anorganik. Kemudian
sampah B3 yang sudah terkumpul dimasukkan dalam wadah yang aman. Pastikan menggunakan sarung
tangan saat melakukannya. Selanjutnya, jika penganangan sampah B3 dilakukan secara terkoordinasi
dengan warga masyarakat di perumahan sekitar, maka tahap selanjutnya adalah dengan pewadahan
dan pengumpulan besar, pengangkutan dan penyimpanan sementara. Semuanya harus dilakukan dengan
metode pengelolaan sampah B3 yang sesuai dengan aturan pemerintah dan anjuran ahli. Dalam
menyikapi sampah B3 Sebagai warga juga konsumen perlu memiliki peran yang baik. Usahakan
mengurangi konsumsi produk yang mengandung bahan berbahaya beracun, dan lebih memilih produk
ramah lingkungan. Kita juga bisa memperpanjang umur dengan memakai suatu produk dengan
pemakaian yang bijak. Misalnya dengan merawat baterai alat elektronik agar awet atau menghemat
penggunaan bahan pembersih. Perlu diketahui juga bahwa produsen memegang peran yang sama
pentingnya. Produsen wajib mencantumkan material yang dikategorikan sebagai kandungan berbahaya
ataupun beracun pada semua produknya. Tujuannya agar konsumen tahu cara penanganannya.
Produsen juga memiliki kewajiban untuk melakukan upaya-upaya yang dirasa perlu untuk mengolah
produk tersebut setelah digunakan. Dan jika terjadi pencemaran lingkunga, produsen wajib
bertanggung jawab untuk memulihkannya. Dengan mengetahui apa itu sampah B3 dan peran apa yang
bisa kita lakukan untuk menanggulanginya, semoga keluarga dan lingkungan kita tetap sehat dan aman
untuk selamanya.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah
merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya
produk-produk yang tak bergerak.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase
yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan
dengan polusi.

4.2 Saran
Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran dari dalam
diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya
masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan, Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat
diharapkan karena jika tidak maka para perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya alam ini.
Sebaiknya setiap rumah tangga melakukan pembuangan sampah dengan cara memilahkan sampah
sesuai jenisnya. Agar pihak TPA(tempat pembuangan akhir) mudah untuk dijadikan sesuai kebutuhan.
=========================================================================================
=========================================================================================
=========================================================================================
====================

Anda mungkin juga menyukai