Anda di halaman 1dari 37

MODUL PETUNJUK TEKNIS

PENYELENGGARAAN TRAINING FORMAL PERKADERAN

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM


CABANG CIPUTAT

BADAN PENGELOLA LATIHAN


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG CIPUTAT

2016

1
KATA PENGANTAR

HMI sebagai organisasi perkaderan (Pasal 8 AD HMI). Dari fungsi


tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. HMI
melalui bidang pembinaan anggota khususnya bertanggungjawab atas
keberlangsungan perkaderan formal baik pada latihan kader I, Latihan Kader
II maupun Latihan Kader III. Latihan Kader I sebagai gerbang bagi
mahasiswa untuk menjadi kader HMI, dengan tujuan terbinanya kepribadian
muslim yang berkualitas akademis, sadar akan fungsi dan peranannya dalam
berorganisasi serta hak dan kewajibannya sebagai kader umat dan bangsa.
Salah satu perwujudan atas tanggungjawab tersebut adalah dengan
membuat Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Training Formal Perkaderan
HMI.
Sebagai syarat mutlak dalam mengawali proses perkaderan
demi melanjutkan estafet perkaderan Himpunan Mahasiswa Islam,
pelatihan merupakan sebuah kewajiban. Bahasan terkait perkaderan
merupakan hal yang paling esensial dari eksistensi HMI sebagai
organisasi kader, sesuai dengan Anggaran Dasar HMI Pasal 8 tentang
Fungsi.
Dengan adanya Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Training Formal
perkaderan HMI ini, diharapkan pelaksanaan training dapat terstandarisasi
serta mudah untuk dievaluasi. Panduan pelaksanaan Latihan Kader memang
telah menjadi kebutuhan yang urgent, mengingat pada saat ini sering terjadi
kesimpang-siuran dalam pengelolaan Latihan Kader yang berdampak pada
turunnya kualitas pelatihan dan muaranya adalah kejumudan dalam
perkaderan HMI. Pembuatan petunjuk penyelenggaraan Training Formal ini
bertujuan untuk melakukan standarisasi, dan perbaikan secara kualitatif
perkaderan. Dengan demikian hendaknya dapat dijadikan rujukan dalam
setiap pengelolaan Latihan Kader, dengan catatan harus selalu
mengembangkan kreativitas tanpa meninggalkan hal-hal prinsip dalam
perkaderan HMI.

2
Berdasarkan pola dasar perkaderan, maka tahapan dalam sistem
perkaderan yang dilakukan meliputi rekrutmen, pembentukan, pembinaan
dan pengabdian kader. Dalam proses pembentukan kader, secara formal
dibagi menjadi tiga fase, masing-masing fase ini dimulai dengan suatu
training formal. Training formal ini dilakukan secara berjenjang, jenjang
pertama merupakan prasyarat untuk mengikuti jenjang berikutnya, sampai
pada jenjang terakhir. Jenjang training formal yang dapat dilalui dalam
proses pembentukan kader adalah Latihan Kader I sebagai jenjang pertama,
Latihan Kader II sebagai jenjang menengah, dan Latihan Kader III sebagai
jenjang terakhir sebelum menuju pengabdian sebenarnya. Masing-masing
jenjang memiliki tujuan tersendiri yang merupakan tahap dalam
pembentukan kader umat dan kader bangsa. Selain training formal yang
bertujuan untuk menstandarisasi kader, terdapat juga training informal yang
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan kader dalam bidang tertentu
secara professional. Dalam training informal ini dapat disesuaikan dengan
kebutuhan kader dan trend saat ini.
Jadi, training formal merupakan upaya untuk memberikan
kemampuan standar anggota HMI secara kualitatif, sedangkan training
informal memberikan kemampuan khusus pada kader. Oleh karena itu pada
wilayah training formal harus ada standar yang baku dan bersifat tetap dalam
wilayah kurikulum, kreatifitas hanya bisa dilakukan dalam wilayah
metodologi. Sebagai upaya untuk menjaga arah perkaderan agar sesuai
dengan pedoman, maka sudah barang tentu kebutuhan terhadap pedoman
yang menjelaskan secara teknis dalam training formal khususnya, menjadi
mutlak adanya.

3
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN
LATIHAN KADER I

“Terbinanya kepribadian muslim yang berkualitas akademis, sadar akan


fungsi dan peranannya dalam berorganisasi, serta hak dan kewajibannya
sebagai kader umat dan kader bangsa”

4
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

A. Ruang Lingkup
Latihan Kader I merupakan pelatihan pertama bagi setiap calon kader,
dengan arti bahwa LK I menjadi media masuknya seorang kader pada
lingkup organisasi HMI. Selain itu, penting diperhatikan pada kegiatan-
kegiatan pengadaan kader sebelumnya, sehingga Latihan Kader I menjadi
efektif dan berjalan sebagaimana yang diharapkan. Adapun lingkup
pelaksanaan Latihan Kader I adalah Komisariat dan atau Latihan Kader
bersama yang di inisiasi oleh Cabang sebagai penyelenggara.

B. Tujuan
Tujuan dilaksanakan Latihan Kader I adalah :
“Terbinanya kepribadian muslim yang berkualitas akademis, sadar akan
fungsi dan peranannya dalam berorganisasi, serta hak dan kewajibannya
sebagai kader umat dan kader bangsa”

C. Target
Target yang diharapkan pasca Latihan Kader I dapat dilihat dengan
indikator sebagai berikut :
1. Memiliki kesadaran menjalankan ajaran Islam dalam kehidupan
sehari-hari (menjalankan ibadah secara baik, teratur dan rutin)
2. Mampu meningkatkan kemampuan akademis (IPK meningkat)
3. Memiliki kesadaran akan tanggungjawab keumatan dan kebangsaan
(berperan dalam kehidupan masyarakat : kampus, rumah, dll)
4. Memiliki kesadaran berorganisasi (aktif dalam kegiatan organisasi,
kepanitiaan, dll)

D. Unsur-Unsur Training
Yang dimaksud dengan unsur-unsur training adalah komponen yang
terlibat dalam kegiatan pelaksanaan Latihan Kader I. Unsur-unsur yang
dimaksud adalah :

5
1. Pengurus HMI Cabang; Pengurus HMI cabang berperan dalam
mengatur regulasi pelaksanaan Latihan Kader I, dan legalisasi atas
pengukuhan kelulusan peserta yang dituangkan dalam Surat
Keputusan tentang Pengukuhan dan Pengesahan Anggota Biasa
Himpunan Mahasiswa Islam.
2. Pengurus HMI Komisariat; Pengurus HMI komisariat bertanggung
jawab atas terlaksananya Latihan Kader I sebagai penyelenggara
kegiatan.
3. Badan Pengelola Latihan Cabang; merupakan institusi yang
bertanggung jawab atas pengelolaan Latihan Kader I.

Selain institusi di atas, terdapat unsur-unsur yang terlibat dalam


pelaksanaan training secara teknis, yaitu :
1. Organizing Committee; bertugas dan bertanggung jawab terhadap
segala sesuatu hal yang berhubungan dengan teknis
penyelenggaraan kegiatan. Tugas-tugas OC secara garis besar
sebagai berikut :
a. Mengusahakan tempat, akomodasi, konsumsi dan fasilitas lainnya
b. Mengusahakan pembiayaan dan perijinan latihan
c. Menjamin kenyamanan suasana dan keamanan latihan
d. Mengusahakan ruangan, peralatan dan penerangan favourable
e. Bekerja sama dengan unsur-unsur lainnya dalam rangka
menyukseskan jalannya latihan.
Kriteria yang harus dipenuhi adalah : Anggota biasa HMI, Telah
mengikuti follow up dan Up-Grading LK I, minimal 30 hari diangkat
oleh pengurus HMI komisariat dengan surat keputusan.
2. Steering Committee; bertugas dan bertanggung jawab atas
pengarahan dan pelaksanaan latihan. Tugas-tugas SC secara garis
besar sebagai berikut :
a. Menyiapkan perangkat lunak latihan
b. Mengarahkan OC dalam pelaksanaan latihan
c. Menentukan pemateri/instruktur/fasilitator

6
d. Menentukan pemandu/master of training
Kriteria yang harus dipenuhi adalah : Memenuhi kualifikasi umum
pengelola latihan, terlibat aktif dalam perkaderan HMI, diutamakan
anggota BPL cabang, Pernah menjadi Organizing Committee LK I
3. Pemandu/Master of Training; bertugas dan bertanggung jawab untuk
memimpin, mengawasi, dan mengarahkan latihan. Sejak dibukanya
Latihan Kader I (Basic Training), tanggung jawab pengelolaan latihan
berada sepenuhnya dalam tanggung jawab pemandu/master of
training, sampai latihan dinyatakan ditutup. Tugas-tugas
pemandu/master of training secara garis besar sebagai berikut :
a. Memimpin latihan, baik di dalam forum ataupun di luar forum
b. Memberikan materi apabila pemateri/instruktur/fasilitator tidak
dapat hadir
c. Melakukan penajaman pemahaman atas materi yang telah
diberikan
d. Melakukan evaluasi terhadap peserta
e. Menentukan kelulusan peserta latihan
f. Mengadakan koordinasi diantara unsur yang terlibat langsung
dalam latihan
Kriteria yang harus dipenuhi adalah :
a. Dinyatakan lulus dalam Training Of Trainer dan Training
Managemen Training
b. Terlibat aktif dalam perkaderan HMI
c. Pernah menjadi pemateri/fasilitator LK I
d. Menguasai dan memahami materi LK I
e. Dapat menjadi suri tauladan yang baik. Ditentukan oleh BPL
4. Pemateri/Instruktur/Fasilitator; bertugas untuk menyampaikan materi
latihan yang dipercayakan kepadanya.
Kriteria yang harus dipenuhi adalah :
a. Memenuhi kualifikasi umum dan khusus pengelola latihan
(pernah mengikuti Training Of Trainer)
b. Terlibat aktif dalam perkaderan HMI

7
c. Pernah menjadi Steering Committee LK I
d. Menguasai dan memahami materi yang dipercayakan
kepadanya
e. Dapat menjadi suri tauladan yang baik
f. Ditentukan oleh SC
g. Peserta; adalah calon-calon kader yang telah lulus seleksi, dan telah
dinyatakan sebagai peserta oleh penyelenggara.
Kriteria yang harus dipenuhi adalah :
a. Terdaftar sebagai mahasiswa di perguruan tinggi, dan tidak
sedang menjalani skorsing akademik.
b. Beragama Islam (Muslim/Muslimah)
c. Dapat membaca Al-Qur’an.
d. Bisa melakukan sholat (hafal bacaan sholat)
e. Bersedia mengikuti seluruh kegiatan training

E. Mekanisme Pelaksanaan
Proses pelaksanaan training dibagi dalam tiga fase, yaitu : Fase
persiapan, Fase Pelaksanaan, dan Fase sesudah training.
Pertama, dalam fase persiapan, terdapat hal-hal yang perlu
dipersiapakan sebagaimana berikut ini:
a. Pengurus HMI komisariat membentuk OC dan SC dengan surat
keputusan, dan OC membuat out line (term of reference) pelaksanaan
LK I (min H-30)
b. OC mengirimkan surat pengajuan pelaksanaan training kepada
Bidang PA Cabang dan Surat permohonan mengelola training kepada
BPL Cabang dengan melampirkan proposal kegiatan dan SK
penetapan OC selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum rencana
kegiatan dilaksanakan.
c. Selanjutnya, Bidang PA Cabang mendisposisikan surat pengajuan
tersebut pada BPL Cabang untuk dianalisa dan kaji untuk kemudian
dikembalikan pada Bidang PA Cabang agar diambil keputusan layak
atau tidaknya training diselenggarakan. Jika training dianggap layak,

8
maka Bidang PA Cabang mengeluarkan surat keputusan, sedangkan
bilamana tidak dianggap layak, bidang PA Cabang mengeluarkan
surat keterangan berikut evaluasi (masukan) yang telah dilakukan.
Setelah mendapatkan Surat keputusan Bidang PA Cabang, baru
kemudian OC lebih lanjut melaksanakan tugas-tugas lainnya.
d. OC mengusahakan tempat training dan hal-hal yang berhubungan
dengannya (min H-14)
e. Mempersiapkan dan mengusahakan fasilitas-faslitas akomodasi dari
konsums yang diperlukan selama training berlangsung (H-1)
f. SC Menghubungi instruktur-instruktur/pemateri dan MOT yang telah
ditetapkan, atau menghubungi BPL untuk mengelola training yang
bersangkutan. Dan memastikan kesiapan instruktur.
g. Mengadakan pendaftaran peserta dan jika perlu diadakan seleksi oleh
pengurus komisariat, dan menyediakan hal-hal admnistratif yang
berkaitan dengan itu, misalnya formulir pendaftaran, pamflet, kuitansi
sb.
h. Mempersiapkan bahan-bahan atau materi-materi yang diperlukan
untuk training seperti : Culrcillum vitae, topik-topik dskusi, case study,
format screaning, format penilaian, format presensi, post test,
undangan pemateri, dsb.
i. Sedapat mungkin diadakan pertemuan/rapat gabungan antara panitia
pelaksana (OC dan SC) dan MOTuntuk menyusun langkah-langkah
yang akan dilakukan untuk mensukseskan training. Dan konsultasi
agenda acara training kepada BPL atau PA Cabang.

Kedua, dalam fase pelaksanaan, dalam fase ini dilaksanakan hal-hal sebagi
berikut:
a. Acara pembukaan dengan susunan acara sebaga berikut:
 Pembuka
 Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an
 Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne HMI

9
 Laporan Ketua Panitia
 Sambutan Ketua umum komisariat
 Sambutan ketua umum HMI Cabang dan membuka LK I
 Penyerahan berkas acara training dari SC ke MOT
 Do’a
 Penutup, dilanjutkan dengan penyerahan acara kepada MOT
b. Acara pertama setelah pembukaan adalah checking peserta training
dan perkenalan antara peserta dan panitia, selanjutnya adalah kontrak
belajar dan arah perkaderan oleh MOT
c. Pelaksanaa training selanjutnya dilaksanakan sesuai jadwal acara
training yang telah ditetapkan. Dan tetap harus dijaga suasana
training yang intelektualitas, religus, persaudaraan dan
menyenangkan.
d. Training harus memenuhi materi wajib LK I, dan komisariat diberikan
kreatifitas untuk menambahkan materi muatan lokal sesuai dengan
kebiasaan dan latarbelakang komisariatnya.
e. Adanya simulasi untuk materi-materi tertentu, misalnya; metodologi
diskusi, KMO, dan Teknik sidang
f. Adanya evaluasi dari training kepada peserta (post test) oleh BPL
atau PA Cabang
g. Acara penutupan dengan susunan acara sebagai berikut:
 Pembuka
 Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an
 Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne HMI
 Pembacaan SK kelulusan peserta LK I oleh MOT
 Pembacaan Ikrar Pelantikan oleh MOT
 Sambutan-sambutan (ketua angkatan peserta, ketua panitia,
ketua umum komisariat)
 Sambutan Ketua umum HMI Cabang dan Penutupan LK I
 Do’a
 Penutup, dilanjutkan dengan ramah tamah

10
Ketiga, fase sesudah training, adapun hal-hal yang mesti dilakukan
adalah sebagaimana berikut :
a. OC bertanggung jawab atas kesekretariatan (tempat ataupun
inventaris) HMI Cabang yang dipinjamkan oleh cabang.
b. Panitia wajib melakukan evaluasi dan membuat LPJ kepada pengurus
komisariat dan selanjutnya diteruskan kepada PA cabang
c. Pengurus komisariat melakukan follow-up kepada kader yang
dinyatakan tidak lulus atau lulus bersyarat dan melakukan
pendampingan/monitoring/ serta menjadi kakak asuh bagi mereka

F. Manajemen Training
Dalam upaya menciptakan pelaksanaan training yang baik dan
berkualitas diperlukan manajemen yang baik, yang dimaksud dengan
manejemen training adalah seni untuk mengatur agar tercapainya tujuan
training. Berdasarkan hal tersebut, maka LK I merupakan training
penanaman nilai/ideologisasi organisasi, sehingga dalam manajemen
trainingnya harus mendukung pada aspek kesadaran dalam berpola pikir,
sikap, dan tindak, pembobotan dalam LK I adalah afektif (50%), kognitif
(30%), dan psikomotorik (20%). Hal-hal yang dimaksud dalam manajemen
training ini adalah :
1. Kurikulum
Kurikulum yang terdapat dalam pedoman merupakan penggambaran
tentang metode dari training. Oleh sebab itu penerapan dari kurikulum
adalah erat kaitannya dengan masalah yang menyangkut metode-
metode yang dipergunakan dalam training. Dalam penerapan kurikulum
ini agar diperhatikan aspek-aspek :
a. Penyusunan jadwal materi training
Jadwal training adalah sesuatu yang merupakan gambaran tentang
isi dan bentuk-bentuk training. Oleh karena itu penyusunan jadwal harus
memperhatikan urutan-urutan materi pokok sebagai korelasi yang tidak

11
berdiri sendiri (asas integratif). Berdasarkan hal tersebut maka urutan
materi pokok dalam LK I HMI adalah sebagai berikut :
 Sejarah Peradaban Islam dan HMI
 NDP HMI
 Mision HMI
 Konstitusi HMI
 Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi
Dalam hal diperlukan adanya materi penunjang/tambahan, maka
harus diperhatikan korelasinya dengan materi pokok, jangan sampai
memutus hubungan antar materi pokok.

b. Metode Penyampaian
Cara penyampaian materi pada LK I pada dasarnya harus memenuhi
prinsip penyegaran dan pengembangan gagasan di tingkat pengelola,
serta penyegaran gagasan dan pemahaman di tingkat peserta, dengan
demikian diharapkan akan muncul gagasan-gagasan yang kreatif dan
inovatif di dalam forum training. Selain itu penyampaian materi harus
mencapai target/sasaran dari tujuan materi khususnya dan tujuan LK I
umumnya, serta membangun suasana training/forum yang tidak
menjenuhkan.

2. Suasana Training
Suasana training merupakan komponen penting dalam kesuksesan
pelaksanaan training, karena suasana akan mempengaruhi kondisi
psikologis orang-orang yang terlibat dalam pertrainingan. Suasana
training harus dilihat secara komprehensif, karena training bukan hanya
sebatas forum penyampaian materi, tetapi lebih jauh daripada itu,
seluruh aktivitas sejak dibukanya training sampai dengan penutupan,
dalam arena atau lokasi tempat training diadakan.
Dengan demikian pemahaman tentang arena training tidak hanya
terbatas pada forum saja. Implikasi dari pemahaman tersebut adalah

12
suasana training harus dibangun pada keseluruhan arena training,
sehingga segala aturan akan mengikat pada keseluruhan kegiatan
training, tidak hanya pada saat di forum. Suasana yang harus dibangun
dalam kegiatan pertrainingan secara umum adalah sebagai berikut :
a. Menimbulkan kegairahan (motivasi) antara sesama unsur individu
dalam training
b. Tidak menimbulkan kejenuhan di antara unsur individu dalam
training
c. Tercipta kondisi yang equal (setara) antara sesama unsur individu
dalam training; menciptakan kondisi equal antar segenap unsur
training berarti mensejajarkan dan menyetarakan semua unsur
yang ada dalam training.
d. Terciptanya suasana Islami; untuk menciptakan suasana yang
Islami sebagai upaya awal pembentukan kader muslim, dapat
dilakukan dengan jalan mengisi dengan aktivitas ritual pada
waktu-waktu tertentu, serta menonjolkan sikap-sikap dan prilaku
yang baik.
e. Terciptanya suasana intelektual; dapat dilakukan dengan cara
penyediaan bahan bacaan di arena training dan menyediakan
media tempat mencurahkan buah pemikiran.
f. Dengan pemahaman bahwa training adalah seluruh aktivitas yang
dilakukan pada masa training, maka pada waktu tersebut seluruh
dinamika dan suasana training harus dibentuk oleh seluruh
komponen, khususnya senior harus mampu memberikan contoh
yang baik pada yuniornya. Dengan demikian suasana training
yang mendidik dan menyenangkan dapat terbangun, aktivitas
yang tidak berkaitan dengan training, “omongan bocor”, dan sikap
lain yang kontraproduktif harus dieliminir.

3. Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana yang harus dipersiapkan dalam pelaksanaan
training menganut asas minimalis, maksudnya dengan kesiapan logistik

13
yang minimal, kegiatan training dapat tetap berlangsung dengan kualitas
yang baik. Keperluan forum yang mesti tersedia adalah alat tulis, lebih
baik jika terdapat perlengkapan pendukung lainnya. Demikian pula
dengan akomodasi dan perlengkapan lainnya, kondisi minimalis
diharapkan dapat meningkatkan militansi dan kreativitas kader.

4. Jumlah Peserta
Jumlah peserta akan mempengaruhi konsentrasi peserta dalam
memahami materi yang diberikan. Berdasarkan pemikiran tersebut maka
dalam LK I jumlah peserta yang ideal adalah minimal 15 (lima belas)
orang dan maksimal 35 (tiga puluh lima) orang perkelas.

G. Seleksi
Untuk mendapatkan output yang baik harus berangkat dari input dan
process yang baik pula. Latihan Kader I yang merupakan proses
pembentukan output agar sesuai dengan tujuan dan targetnya, maka harus
didukung oleh input yang baik. Calon kader sebagai bahan baku yang akan
diproses dalam LK I tentu harus memiliki kualifikasi tertentu agar dapat
menjadi kader sesuai dengan harapan dan tujuan perkaderan. Kualifikasi
umum calon peserta LK I adalah sebagai berikut :
a. Terdaftar sebagai mahasiswa di perguruan tinggi, dan tidak sedang
menjalani skorsing akademik
b. Muslim/muslimah (bisa baca Al-Qur’an)
c. Memiliki integritas
d. Akademis (cerdas; intelektual)
e. Memiliki potensi kepemimpinan
f. Berprestasi
g. Mau aktif berorganisasi

Seleksi dilakukan dengan cara : Wawancara, berfungsi untuk menguji


konsistensi jawaban, dan menggali lebih dalam pengetahuan calon peserta,
serta menggali motivasi dan potensi calon peserta. Apabila motivasi ada

14
“distorsi” maka pewawancara betugas untuk meluruskannya. Screaning
berisi pertanyaan-pertanyaan tentang selayang pandang HMI, Ke-
organisasian, dan ke-Islam-an.

H. Waktu Training
Untuk Latihan Kader I di regional HMI Cabang Ciputat minimal sekali
waktu yang diperlukan adalah tiga hari dua malam maksimal hingga 4 hari 3
malam dengan rincian waktu sebagai berikut :
1. Kegitan di mulai pada pukul 03.00-07.00 dengan rincian aktivitas;
Qiyam Al-Layl, sholat subuh berjama’ah, kultum, tadarus al-qur’an,
olahraga pagi dan sarapan.
2. Selanjutnya mulai pukul 08.00-17.30 adalah waktu yang digunakan
untuk penyampaian materi-materi.
3. Malam hari dari mulai pkl. 20.00-22.00 kegiatan yang diperuntukan
adalah FGD atau Personal Approach baik secara formal maupun
informal.
4. Kegiatan malam di tutup pada pukul 22.00.

I. Materi Training
Latihan Kader I memiliki materi-materi dasar yang sifatnya penanaman
dasar organisasi HMI, atau dengan kata lain materi yang disampaikan pada
LK I merupakan fondasi dalam membentuk kader sesuai dengan kualitas
insan cita. Adapun materi yang diberikan dalam LK I ini harus seragam dan
standar di seluruh komisariat, karena jika fondasi ini beragam akan
mengakibatkan konstruksi yang lemah.
Materi-materi yang diberikan dalam LK I ini dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu materi pokok dan materi penunjang atau tambahan. Materi
pokok adalah kelompok materi yang wajib ada dan disampaikan dalam forum
LK I, materi ini merupakan materi standar secara bagi pelaksanaan LK I HMI.
Sedangkan materi penunjang atau tambahan adalah materi yang telah
menjadi kemestian untuk ada dalam training (misal materi perkenalan dan
orientasi latihan, dan materi evaluasi dan rencana tindak lanjut), atau materi

15
yang merupakan prasyarat tercapainya pemahaman materi pokok atau
materi yang memiliki hubungan/penurunan dari materi pokok dan memiliki
keterkaitan dengan tujuan perkaderan yang menjadi karakter lokal.

IKRAR PELANTIKAN/BAI’AT

“Bismillaahirrahmaanirrahiim”

“Asyhadu allaa ilaa ha illallaah


Wa asyhadu anna muhammadar rasuulullaah”

“Radhiitu billaahi rabba, wabil islaami diina,


Wabi muhammadin nabiyyau warasuula”

“Dengan nama ALLAH yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”

“Aku Bersaksi, bahwasanya tidak ada tuhan, selain ALLAH,


Dan sesungguhnya MUHAMMAD itu adalah Rasul ALLAH”

“Kami rela ALLAH Tuhan kami, ISLAM Agama kami,


dan MUHAMMAD sebagai Nabi dan Rasul ALLAH”

Kami anggota HMI, dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab,


BERJANJI dan BERIKRAR:
1. Bahwa kami, dengan kesungguhan hati, akan selalu menjalankan
Ketetapan-Ketetapan serta Keputusan-Keputusan Himpunan.
2. Bahwa kami, dengan kesungguhan hati, akan senantiasa menjaga
nama baik Himpunan, dengan selalu tunduk dan patuh kepada
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD / ART), dan
Pedoman-Pedoman Pokok, beserta Ketentuan-Ketentuan HMI
lainnya.
3. Bahwa apa yang kami kerjakan dalam keanggotaan ini adalah untuk
mencapai Tujuan HMI, dalam rangka mengabdi kepada Alllah, demi
tercapainya kebahagiaan ummat dan bangsa di dunia dan akhirat.

Inna shalaati, wanusuki, wamahyaaya, wamamaati,


Lillaahi rabbil ‘aalamiin”

“Sesungguhnya Shalatku, Perjuanganku, Hidup dan Matiku,


hanya untuk ALLAH Tuhan seru sekalian alam”

16
FORMULIR PENDAFTARAN BASIC TRAINING
(BASIC TRAINING ENTRY FORM)
* Di isi oleh Calon Peserta Basic Training ketika mendaftar

“Dengan Mengucapkan BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIM,

Bahwa apa yang saya isi dalam formulir di bawah ini adalah BENAR
adanya”.
A. INFORMASI DIRI:
1. Nama Lengkap:
Nama Panggilan:
2. Tempat & Tanggal Lahir:
3. Jenis Kelamin: □ Laki-Laki / □ Perempuan
4. Status Keluarga: □ Nikah / □ Belum Nikah
5. Alamat Asal (Lengkap):

6. Alamat Tinggal Sekarang:

7. No.Telpon / HP: E-mail:


B. LATAR BELAKANG PENDIDIKAN:
8. Pendidikan Sekarang:
a. Universitas / Institute:
b. Fakultas:
c. Jurusan:
d. Angkatan / Tahun Masuk:
9. Jenjang Pendidikan Tahun Masuk Tahun Tamat
Sebelumnya:
a. SD* / MIN*

b. SMP* / MTSN*

17
c. SMU* / MAN*

d. Lainnya

C. PENGALAMAN ORGANISASI
10. Nama Organisasi & Jabatan yang Pernah Saya Geluti:
Ketika SMU / MAN Sekarang (Di Kampus) Lainnya (Sosial
Kemasyarakatan, dsb)
a. a.. a.
b. b. b.
c. c. c.
d. d. d.
D. INFORMASI BAKAT / MINAT
11. Hobby saya adalah:

12. Keahlian, Skill, atau Bakat yang Saya Miliki dalam Bidang:
a. Seni:
b. Olah Raga:
c. Agama:
d. Lainnya:
13. Kemampuan Bahasa Asing:
a. Inggris : □ Tidak Bisa □ Kurang □ Cukup □ Bagus
b. Arab : □ Tidak Bisa □ Kurang □ Cukup □ Bagus
c. Bahasa Asing Lainnya : □ Kurang □ Cukup □ Bagus
E. LATAR BELAKANG KELUARGA
14. Nama Ayah: Pekerjaan:
Nama Ibu: Pekerjaan:
15. Jumlah Saudara Kandung: laki-laki: perempuan:
16. Saya Anak ke:
F. Ke -HMI- an

18
17. Saya Tau HMI dari:

18. Yang Mengajak Saya Masuk HMI adalah:

19. Alasan (Motivasi) Saya Masuk HMI adalah:

20. Yang saya harapkan dapat pelajari dalam Basic Training nantinya (jika lulus)
adalah:

G. KONDISI FISIK / KESEHATAN


21. Penyakit / Gangguan Kesehatan yang sering saya alami adalah:

TANDA TANGAN:
……………..................., ………/………/…………….

(……………………………………………)
(Nama & Tanda Tangan)

19
ABSENSI HARIAN BASIC TRAINING
BASIC TRAINING HMI KOMISARIAT
______________________________________

Materi :-
_____________________________________________________________
Hari / Tanggal :
_____________________________________________________________
Waktu :
_____________________________________________________________
Pemateri :
_____________________________________________________________
Instruktur :
_____________________________________________________________

N0 NAMA PANGGILA FAK / JUR / * ABSENSI KET.


LENGKA N AKT MASUK KELUA
P R

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

20
RAFIK KEAKTIFAN PESERTA BASIC TRAINING
(GRAPHIC FOR PARTICIPANTS ACTIVENESS)

BASIC TRAINING HMI KOMISARIAT: ________________


HARI KE : ______________________
TANGGAL : ________________________________________
NAMA
PESERTA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Quantitas (JUMLAH) BICARA
.:. Berikan tanda silang ‘X’ pada kolom tersedia setiap kali seorang peserta
berbicara.:.

21
BIODATA PEMATERI
(SPEAKER’S DETAILS)

Materi / Topik :__________________________________________


Tanggal : __________________________________________
Waktu : __________________________________________

1. Nama Pemateri :
2. Tempat / Tanggal Lahir :
3. Status: □ Nikah (Jumlah Anak: …… Putra:…….. Putri: ………)
□ Belum Nikah □ Lainnya
………………………………………………….......................
4. Pekerjaan Tetap Sekarang :
5. Alamat Tinggal :
6. Nomor Telpon / HP :
7. LATAR BELAKANG TEMPAT LULUS TAHUN
PENDIDIKAN
1. SD/MIN/Sederajat
……………………………….........
........
2. SMP/MTSN/Sederajat
…………………………................
........
3. SMA/MAN/Sederajat
……………………………............
.........
4. S1 (Sarjana)
……………………………………
….......
5. S2 (Master)
……………………………………

22
….......
6. S3 (Doktor)
……………………………………
…........

8. JENJANG TRAINING DI HMI TEMPAT TAHUN


 Basic Training (LK – 1)
 Intermediate Training (LK –
2)
 Advanced Training (LK – 3)
 SC (Seniour Course)
 Pusdiklat / Lainnya
……………………………..........
............
9. PENGALAMAN ORGANISASI NAMA
DI HMI JABATAN TAHUN
o Komisariat
…………………………………
…….......
o Cabang
…………………………………
………....
o Badko
…………………………………
………….
o PB – HMI
o Lembaga HMI Lainnya
………………………..
PENGALAMAN ORG. DI NAMA TAHUN
10 LUAR HMI JABATAN
1.

23
2.
11. Hobby:
12. Motto Hidup:
13. Tanda Tangan:
………………………………….., ………… / ……….. / ………………

(……………………………………………………)
(Nama & Tanda Tangan)

24
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN
LATIHAN KADER II

“Terbinanya kader HMI yang mempunyai kemampuan intelektual untuk


memetakan peradaban dan memformulasikan gagasan dalam lingkup
organisasi.”

25
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

A. Ruang Lingkup Pelatihan


Latihan Kader II merupakan pelatihan lanjutan dari latihan kader I,
dengan demikian yang ditekankan pada LK II adalah penguatan
intelektualitas kader, sebagaimana terlihat dalam tujuan dan terget
penyelenggaraan latihan. Sedangkan lingkup pelaksanaan Latihan Kader II
ini adalah tingkat Regional (Wilayah kerja Badko) yang dilaksanakan oleh
Cabang.

B. Tujuan
Tujuan dilaksanakan Latihan Kader II adalah :
“Terbinanya kader hmi yang mempunyai kemampuan intelektual untuk
memetakan peradaban dan memformulasikan gagasan dalam lingkup
organisasi.”

C. Target
Target yang diharapkan pasca Latihan Kader II dapat dilihat dengan
indikator sebagai berikut :
1. Memiliki kesadaran intlektual yang kritis, dinamis, progresif,
inovatif dalam memperjuangkan misi HMI
2. Memiliki pengetahuan tentang peta peradaban dunia
3. Memiliki kemampuan manajerial dalam berorganisasi

D. Unsur-Unsur Training
Yang dimaksud dengan unsur-unsur training adalah komponen yang
terlibat dalam kegiatan pelaksanaan Latihan Kader II. Unsur-unsur yang
dimaksud adalah :
1. Pengurus HMI Cabang; Pengurus HMI Cabang bertanggung jawab
atas terlaksananya Latihan Kader II sebagai penyelenggara kegiatan.

26
2. Badan Pengelola Latihan dan Tim Master of Training; merupakan
institusi yang bertanggung jawab atas pengelolaan Latihan Kader II
dan mengeluarkan Surat Keputusan kelulusan peserta Latihan Kader
II.
Selain institusi di atas, terdapat unsur-unsur yang terlibat dalam
pelaksanaan training secara teknis, yaitu :
1. Organizing Committee; bertugas dan bertanggung jawab terhadap
segala sesuatu hal yang berhubungan dengan teknis
penyelenggaraan kegiatan. Tugas-tugas OC secara garis besar
sebagai berikut :
b. Mengusahakan tempat, akomodasi, konsumsi dan fasilitas lainnya
c. Mengusahakan pembiayaan dan perijinan latihan
d. Menjamin kenyamanan suasana dan keamanan latihan
e. Mengusahakan ruangan, peralatan dan penerangan favourable
f. Bekerja sama dengan unsur-unsur lainnya dalam rangka
menyukseskan jalannya latihan.
Kriteria yang harus dipenuhi adalah : Anggota biasa HMI, telah
mengikuti follow up dan Up-Grading LK II.

2. Steering Committee; bertugas dan bertanggung jawab atas


pengarahan dan pelaksanaan latihan. Tugas-tugas SC secara garis
besar sebagai berikut :
a. Menyiapkan perangkat lunak latihan
b. Mengarahkan OC dalam pelaksanaan latihan
c. Menentukan pemateri/instruktur/fasilitator
d. Menentukan pemandu/master of training
Kriteria yang harus dipenuhi adalah : Memenuhi kualifikasi umum
pengelola latihan, Terlibat aktif dalam perkaderan HMI, Diutamakan anggota
BPL cabang, Pernah menjadi Organizing Committee LK II
3. Pemandu/Master of Training; bertugas dan bertanggung jawab untuk
memimpin, mengawasi, dan mengarahkan latihan. Sejak dibukanya
Latihan Kader II (Intermediate Training), tanggung jawab pengelolaan

27
latihan berada sepenuhnya dalam tanggung jawab pemandu/master
of training, sampai latihan dinyatakan ditutup. Tugas-tugas
pemandu/master of training secara garis besar sebagai berikut :
a. Memimpin latihan, baik di dalam forum ataupun di luar forum
b. Menjadi teladan bagi para peserta, dan setia mendampingi
peserta baik dalam forum maupun diluar forum, termasuk sholat
berjama’ah.
c. Memberikan materi apabila pemateri/instruktur/fasilitator tidak
dapat hadir
d. Melakukan penajaman pemahaman atas materi yang telah
diberikan
e. Melakukan evaluasi terhadap peserta
f. Menentukan kelulusan peserta latihan
g. Mengadakan koordinasi diantara unsur yang terlibat langsung
dalam latihan
Kriteria yang harus dipenuhi adalah : Memenuhi kualifikasi umum dan
khusus pengelola latihan, Terlibat aktif dalam perkaderan HMI, Pernah
menjadi pemateri/fasilitator LK II, Menguasai dan memahami materi LK
II, Dapat menjadi suri tauladan yang baik.

4. Pemateri/Instruktur/Fasilitator; bertugas untuk menyampaikan materi


latihan yang dipercayakan kepadanya.
Kriteria yang harus dipenuhi adalah : Memenuhi kualifikasi umum
dan khusus pengelola latihan, terlibat aktif dalam perkaderan HMI,
pernah menjadi Steering Committee LK II, menguasai dan memahami
materi yang dipercayakan kepadanya, dapat menjadi suri tauladan yang
baik.

5. Peserta; adalah calon-calon kader yang telah lulus seleksi, dan telah
dinyatakan sebagai peserta oleh penyelenggara. Kriteria yang harus
dipenuhi adalah : Masih terdaftar sebagai kader aktif HMI, dan tidak
sedang menjalani skorsing organisasi, telah lulus sebagai peserta LK

28
1 (dibuktikan dengan sertifikat/surat keterangan dari cabang), telah
mengikuti Up-Grading dan Follow-up LK I (dibuktikan dengan rapot
perkaderan), bukan pengurus Cabang, membuat makalah secara
sistematis yang berfokus pada materi yang diberikan. Bersedia
mengikuti seluruh kegiatan training, Lulus seleksi.

E. Mekanisme Pelaksanaan
Proses pelaksanaan training dibagi dalam tiga fase, yaitu : fase
persiapan, fase pelaksanaan dan fase setelah training.
Pertama, fase persiapan. Dalam fase ini dilaksanakan hal-hal sebagi
berikut:
1. Pengurus HMI Cabang membentuk OC dan SC dengan surat
keputusan, dan OC membuat out line (term of reference)
pelaksanaan LK II (min H-50 hari)
2. OC mengirimkan surat pengajuan pelaksanaan training kepada
Bidang PA/Internal BADKO HMI dan Surat permohonan mengelola
training kepada BPL PB HMI (jika BPL yang ada di cabang tidak
menyanggupi mengelola) dengan melampirkan proposal kegiatan
dan SK penetapan OC selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum
rencana kegiatan dilaksanakan.
3. Selanjutnya, Bidang PA/Internal BADKO mengeluarkan surat
keputusan layak atau tidaknya training diselenggarakan. Jika
training dianggap layak, maka Bidang PA/internal BADKO
mengeluarkan surat keputusan, sedangkan bilamana tidak
dianggap layak, bidang PA/internal Badko mengeluarkan surat
keterangan berikut evaluasi (masukan) yang telah dilakukan.
Setelah mendapatkan Surat keputusan Bidang PA/internal BADKO,
baru kemudian OC lebih lanjut melaksanakan tugas-tugas lainnya.
4. Setelah mendapatkan Surat Keputusan PA/internal Badko HMI, OC
Mengirimkan Surat dan Proposal LK II kepada Cabang-cabang
yang akan diundang dengan melampirkan Surat Keputusan
PA/internal Badko HMI,

29
5. OC mengusahakan tempat training dan hal-hal yang berhubungan
dengannya (min H-20)
6. Mempersiapkan dan mengusahakan fasilitas-faslitas akomodasi dari
konsumsi yang diperlukan selama training berlangsung (H-7)
7. SC menghubungi instruktur-instruktur/pemateri dan MOT yang telah
ditetapkan, atau menghubungi BPL untuk mengelola training yang
bersangkutan. Dan memastikan kesiapan instruktur.
8. Mengadakan pembukaan pendaftaran peserta dan menyediakan hal-
hal admnistratif yang berkaitan dengan itu, misalnya formulir
pendaftaran, kuitansi sb.
9. Mempersiapkan bahan-bahan atau materi-materi yang diperlukan
untuk training seperti : Culrcillum vitae, topik-topik dskusi, case
study, format screaning, format penilaian, format presensi, post
test, undangan pemateri, dsb.
10. Diwajibkan mengadakan pertemuan/rapat gabungan antara panitia
pelaksana (SC,OC), MOT, dan instruktur untuk menyusun langkah-
langkah yang akan dilakukan untuk mensukseskan training. Dan
konsultasi agenda acara training kepada BPL atau PA Cabang.
11. Panitia wajib melakukan screaning kepada calon peserta LK II yang
memuat materi Ke-HMI-an, NDP, Ke-Islam-an, Ke-Organisasi-an,
Ke-Indonesiaan dan Makalah.

Kedua, adalah fase pelaksanaan, dalam fase ini dilaksanakan hal-hal


sebagi berikut:
1. Acara pembukaan dengan susunan acara sebaga berikut:
 Pembuka
 Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an
 Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne HMI
 Sambutan-sambutan (Ketua panitia, ketua umum cabang)
 Sambutan ketua umum Badko/PB HMI dan membuka LK II
 Penyerahan berkas acara training dari OC ke MOT

30
 Do’a
 Penutup, dilanjutkan dengan penyerahan acara kepada MOT
2. Acara pertama setelah pembukaan adalah checking peserta
training dan perkenalan antara peserta dan panitia, selanjutnya
adalah kontrak belajar.
3. Pelaksanaa training selanjutnya dilaksanakan sesua jadwal acara
training yang telah ditetapkan. Dan tetap harus dijaga suasana
training yang intelektualitas, religus, persaudaraan dan
menyenangkan.
4. Training harus memenuhi materi wajib LK II, dan cabang diberikan
kreatifitas untuk menambahkan materi muatan lokal sesuai dengan
kebiasaan dan kebutuhan peserta.
5. Adanya evaluasi dari training kepada peserta (post test) oleh BPL
atau PA Cabang
6. Acara penutupan dengan susunan acara sebagai berikut:
 Pembuka
 Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an
 Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne HMI
 Arah perkaderan (akhir) & Pembacaan SK kelulusan peserta
LK II
 Pembacaan Ikrar Pelantikan
 Sambutan-sambutan (ketua panitia, ketua umum cabang)
 Sambutan Ketua umum Badko/PB HMI dan Penutupan LK II
 Do’a Penutup

Ketiga, adalah fase sesudah training. Hal-hal yang perlu dilakukan


adalah :
1. OC bertanggung jawab atas kesekretariatan (tempat ataupun
inventaris) HMI Cabang yang dipinjamkan oleh cabang.

31
2. Panitia wajib melakukan evaluasi dan membuat LPJ kepada
pengurus cabang dan selanjutnya diteruskan kepada PA Cabang
dan ditembuskan pada Bidang PA Badko dan Bidang PA PB HMI.
3. Pengurus Cabang Bidang PA mengirimkan surat himbauan kepada
pengurus cabang asal peserta LK II yang lulus untuk mengadakan
follow up kepada kader yang telah lulus LK II dimaksud

F. Manajemen Training
Dalam upaya menciptakan pelaksanaan training yang baik dan
berkualitas diperlukan manajemen yang baik, yang dimaksud dengan
manejemen training adalah seni untuk mengatur agar tercapainya tujuan
training. Berdasarkan hal tersebut, maka LK II merupakan training
pembentukan kader-kader yang mempunyai kemampuan intelektualitas dan
dapat mengelola organisasi dalam rangka memperjuangkan misi HMI,
sehingga dalam manajemen trainingnya harus mendukung pada aspek
intelektualitas dan kemampuan manajerial organisasi, pembobotan dalam LK
II adalah kognitif (40%), afektif (30%), dan psikomotorik (30%). Hal-hal yang
dimaksud dalam manajemen training ini adalah :

1. Kurikulum
Kurikulum yang terdapat dalam pedoman merupakan penggambaran
tentang metode dari training. Oleh sebab itu penerapan dari kurikulum
adalah erat kaitannya dengan masalah yang menyangkut metode-metode
yang dipergunakan dalam training. Dalam penerapan kurikulum ini agar
diperhatikan aspek-aspek :
a. Penyusunan jadwal materi training
Jadwal training adalah sesuatu yang merupakan gambaran tentang isi
dan bentuk-bentuk training. Oleh karena itu penyusunan jadwal harus
memperhatikan urutan-urutan materi pokok sebagai korelasi yang tidak
berdiri sendiri (asas integratif). Berdasarkan hal tersebut maka urutan
materi pokok dalam LK II HMI adalah sebagai berikut :
 Teori-Teori perubahan

32
 Ideopolitorstratak
 Studi gerakan islam
 Pendalaman NDP
 Wawasan nusantara
 KMO

Dalam hal diperlukan adanya materi penunjang/tambahan, maka


harus diperhatikan korelasinya dengan materi pokok, jangan sampai
memutus hubungan antar materi pokok.

b. Metode Penyampaian
Cara penyampaian materi pada LK II pada dasarnya harus memenuhi
prinsip penyegaran dan pengembangan gagasan di tingkat pengelola,
serta penyegaran gagasan dan pemahaman di tingkat peserta, dengan
demikian diharapkan akan muncul gagasan-gagasan yang kreatif dan
inovatif di dalam forum training. Selain itu penyampaian materi harus
mencapai target/sasaran dari tujuan materi khususnya dan tujuan LK II
umumnya, serta membangun suasana training/forum yang tidak
menjenuhkan.

2. Suasana Training
Suasana training merupakan komponen penting dalam kesuksesan
pelaksanaan training, karena suasana akan mempengaruhi kondisi
psikologis orang-orang yang terlibat dalam pentrainingan. Suasana training
harus dilihat secara komprehensif, karena training bukan hanya sebatas
forum penyampaian materi, tetapi lebih jauh daripada itu, seluruh aktivitas
sejak dibukanya training sampai dengan penutupan, dalam arena atau lokasi
tempat training diadakan.
Dengan demikian pemahaman tentang arena training tidak hanya terbatas
pada forum saja. Implikasi dari pemahaman tersebut adalah suasana training
harus dibangun pada keseluruhan arena training, sehingga segala aturan
akan mengikat pada keseluruhan kegiatan training, tidak hanya pada saat di

33
forum. Suasana yang harus dibangun dalam kegiatan pertrainingan secara
umum adalah sebagai berikut :
a. Menimbulkan kegairahan (motivasi) antara sesama unsur individu
dalam training
b. Tidak menimbulkan kejenuhan di antara unsur individu dalam training
c. Tercipta kondisi yang equal (setara) antara sesama unsur individu
dalam training; menciptakan kondisi equal antar segenap unsur
training berarti mensejajarkan dan menyetarakan semua unsur yang
ada dalam training.
d. Terciptanya suasana Islami; untuk menciptakan suasana yang Islami
sebagai identitas an kader muslim intelektual profesional, dapat
dilakukan dengan jalan mengisi dengan aktivitas ritual pada waktu-
waktu tertentu, serta menonjolkan sikap-sikap dan prilaku yang baik.
e. Terciptanya suasana intelektual; dapat dilakukan dengan cara
penyediaan bahan bacaan di arena training dan menyediakan media
tempat mencurahkan buah pemikiran.

Dengan pemahaman bahwa training adalah seluruh aktivitas yang


dilakukan pada masa training, maka pada waktu tersebut seluruh dinamika
dan suasana training harus dibentuk oleh seluruh komponen, khususnya
senior/pemandu/instruktur harus mampu memberikan contoh yang baik pada
yuniornya/peserta. Dengan demikian suasana training yang mendidik dan
menyenangkan dapat terbangun, aktivitas yang tidak berkaitan dengan
training, “omongan bocor”, dan sikap lain yang kontraproduktif harus
dieliminir.

3. Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana yang harus dipersiapkan dalam pelaksanaan
training menganut asas minimalis, maksudnya dengan kesiapan logistik yang
minimal, kegiatan training dapat tetap berlangsung dengan kualitas yang
baik. Keperluan forum yang mesti tersedia adalah alat tulis, lebih baik jika
terdapat perlengkapan pendukung lainnya. Demikian pula dengan

34
akomodasi dan perlengkapan lainnya, kondisi minimalis diharapkan dapat
meningkatkan militansi dan kreativitas kader.

4. Jumlah Peserta
Jumlah peserta akan mempengaruhi konsentrasi peserta dalam
memahami materi yang diberikan. Berdasarkan pemikiran tersebut maka
dalam LK II jumlah peserta yang ideal adalah minimal 15 (lima belas) orang
dan maksimal 35 (tiga puluh lima) orang perkelas.

G. Seleksi
Untuk mendapatkan output yang baik harus berangkat dari input dan
process yang baik pula. Latihan Kader II yang merupakan proses
pembentukan output agar sesuai dengan tujuan dan targetnya, maka harus
didukung oleh input yang baik. Calon peserta sebagai bahan baku yang akan
diproses dalam LK II tentu harus memiliki kualifikasi tertentu agar dapat
menjadi kader sesuai dengan harapan dan tujuan perkaderan. Kualifikasi
umum calon peserta LK II adalah sebagai berikut :
1. Terdaftar sebagai kader aktif HMI, tidak sedang menjalani skorsing
organisasi, dan bukan pengurus Cabang.
2. Telah lulus sebagai peserta LK 1
3. Telah mengikuti Up-Grading dan dan salah satu training Follow-up LK
I

Seleksi dilakukan dengan cara : Wawancara, berfungsi untuk menguji


konsistensi jawaban, dan menggali lebih dalam pengetahuan calon peserta,
serta menggali motivasi dan potensi calon peserta. Apabila motivasi ada
“distorsi” maka pewawancara betugas untuk meluruskannya. Screaning
berisi pertanyaan-pertanyaan tentang materi-materi HMI, NDP, ke-Islam-an
dan ke-Indonesiaan/wawasan nasional.

H. Waktu Training

35
Untuk Latihan Kader II waktu yang diperlukan adalah 7 (tujuh) hari
dengan pembagian 70% dalam kelas dan 30% diluar kelas. Adapun prinsip
umum pembagian waktunya sebagai berikut :
1. Kegitan di mulai pada pukul 03.00-07.00 dengan rincian aktivitas;
Qiyam Al-Layl, sholat subuh berjama’ah, kultum, tadarus al-qur’an,
olahraga pagi dan sarapan.
2. Selanjutnya mulai pukul 08.00-17.30 adalah waktu yang digunakan
untuk penyampaian materi-materi.
3. Malam hari dari mulai pkl. 20.00-22.00 kegiatan yang diperuntukan
adalah FGD atau Personal Approach baik secara formal maupun
informal.
4. Kegiatan malam di tutup pada pukul 22.00.

I. Materi Training
Latihan Kader II memiliki muatan-muatan pembentukan kader yang
mempunyai kemampuan intelektualitas dan dapat mengelola organisasi
dalam rangka memperjuangkan misi HMI, sehingga dalam manajemen
trainingnya harus mendukung pada aspek intelektualitas dan kemampuan
manajerial organisasi. Adapun materi yang diberikan dalam LK II ini harus
seragam dan standar di seluruh cabang, karena jika fondasi ini beragam
akan mengakibatkan konstruksi yang lemah.
Materi-materi yang diberikan dalam LK II ini dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu materi pokok dan materi penunjang atau tambahan. Materi
pokok adalah kelompok materi yang wajib ada dan disampaikan dalam forum
LK II, materi ini merupakan materi standar bagi pelaksanaan LK II HMI.
Sedangkan materi penunjang atau tambahan adalah materi yang telah
menjadi kemestian untuk ada dalam training (misal materi perkenalan dan
orientasi latihan, dan materi evaluasi dan rencana tindak lanjut), atau materi
yang merupakan prasyarat tercapainya pemahaman materi pokok atau
materi yang memiliki hubungan/penurunan dari materi pokok dan memiliki
keterkaitan dengan tujuan perkaderan yang menjadi karakter lokal.

36
37

Anda mungkin juga menyukai