BAB I
1.1 Pengertian
Darul Arqam adalah bagian utama sistem perkaderan IMM yang diselenggarakan dalam kesatuan waktu
tertentu dan berjenjang.
Nama Darul Arqam asalnya berarti rumah Arqam, dinisbatkan kepada pemilik Arqam Ibnu Abil Arqam
yang digunakan oleh Rasulullah SAW. Sebagai tempat perkaderan Islam di masa-masa pertama. Dari
Darul Arqam itulah lahir tokoh-tokoh Islam generasi pertama seperti Abu Bakar, Ali Ibnu Thalib, Aisyah,
dan lain¬-lain.
Darul Arqam Dasar (DAD) Yaitu perkaderan utama tingkat pertama dari tiga tingkat perkaderan, dan
merupakan prasyarat bagi calon pimpinan IMM tingkat Komisariat. program atau kegiatan yang
dilaksanakan oleh Ikatan Makasiswa Muhammadiyah (IMM) khususnya di tingkat Komisariat atau
perguruan tinggi.
DAD merupakan kegiatan formal perkaderan Darul Arqam Dasar (DAD) PIKOM IMM yang dijadikan
sebagai wadah untuk memperkenalkan IMM kepada mahasiswa yang sebelumnya tidak mengenal IMM.
selain memeperkenalkan IMM, dalam kegiatan ini juga banyak diberikan materi-materi tentang Al-Islam
dan Kemuhammadiyahan serta materi-materi pendukung lain yang tidak kalah pentingnya bagi
mahasiswa khsusnya mahasiswa baru.
1.2 Peserta
Prasyarat peserta
Jumlah peserta Darul Arqam Dasar hendaknya dibatasi sedemikian rupa agar tidak terlalu banyak. Rasio
peserta dengan instruktur diharapkan 1 : 5.
1.3 Penanggung jawab
Darul Arqam Dasar dilaksanakan di bawah tanggung jawab Pimpinan Komisariat IMM.
a. Pelaksana
Panitia pelaksana Darul Arqam Dasar adalah panitia yang dibentuk oleh Pimpinan Komisariat IMM.
b. Instruktur
Instruktur DAD adalah tim instruktur yang ditetapkan oleh PC IMM dan terdiri dari sekurang-kurangnya :
1.4 Tujuan
Membentuk karakter dan kepribadian serta mutu anggota hingga mencapai kualifikasi kader IMM yang
mempunyai wawasan tingkat komisariat dan cabang serta internalisasi dasar-dasar Islam dan
meletakkan dasar pemahaman intelektualitas.
Selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk mengantar mahasiswa mengenal dan megetahui fungsi dan
tanggung jawabnya sebagai seorang mahasiswa baik secara akademik maupun secara sosial khususnya
sebagai mahasiswa di Perguruan Tinggi Muhammadiyah Akper Muhammadiyah Makassar.
1.5 Target
3. Terbentuknya kader yang siap menjadi pimpinan di tingkat Komisariat dan Cabang.
BAB II
Setiap institusi perkaderan dalam melakukan proses perkaderannya secara sistematis senantiasa
berorientasi kepada kualitas output yang ideal. Dalam rangka itu maka berbagai konsep disiapkan guna
menunjang pencapaian hasil yang diharapkan.
Sistem yang dirumuskan secara konseptual tidak akan mencapai sasaran tanpa sistem-sistem
penyelenggara yang terencana, terarah, terorganisir, berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif).
Untuk itu, diperlukan sebuah rumusan pedoman penyelenggaraan IMM secara nasional.
Rumusan pedoman penyelenggaraan perkaderan ini merupakan seperangkat konsep aplikatif yang
disiapkan sebagai guidance operasional perkaderan. Konsep-konsep itu kemudian diturunkan secara
teknis dalam masing-masing komponen dan jenjang yang operasionalnya di lapangan disesuaikan
dengan situasi dan kondisi setempat.
1. Tujuan Penyelenggaraan
3. Langkah Penyelenggaraan
4. Evaluasi
Dalam rangka mencapai tujuan pada umumnya, maka perlu dipahami tujuan penyelenggaraan
perkaderan yang dilaksanakan di lingkungan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Dengan
memahami tujuan penyelenggaraan perkaderan, diharapkan setiap pimpinan penyelenggara perkaderan
dapat memahami, memperoleh pegangan, memiliki kemampuan dan ketrampilan rnemadai dalam
berbagai lingkup dan tahapannya.
Perlu dipahami bahwa tujuan diselenggarakannya perkaderan di lingkungan IMM adalah sebagai berikut
:
3. Perkaderan dapat didukung dengan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai.
4. Komponen dan jenjang perkaderan yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan khusus masing-
masing.
2.3 PENGORGANISASIAN
1. Penanggung jawab :
Yaitu struktur pimpinan Ikatan yang bertanggung jawab langsung secara keseluruhan terhadap
penyelenggaraan perkaderan. Penanggung jawab program diserahkan kepada pimpinan Ikatan sesuai
dengan jenis, komponen dan jenjangnya.
2. Tim Instruktur
Yaitu tim yang bertugas memandu dan memegang kendali orientasi, materi dan kualitas acara
perkaderan sebagai proses melahirkan eks trainer yang ideal. Tim instruktur adalah kelompok instruktur
yang dari segi keinstrukturan dan perkaderan memenuhi persyaratan sebagai pengelola dengan tugas
khusus disamping tugas umum.
Master Of Training
Yaitu seseorang yang mendapat tugas memimpin dan secara umum bertanggung jawab atas
pelaksanaan keinstrukturan.
Imam Training
Yaitu seseorang yang mendapat tugas memandu keinstrukturan dalam aspek pelaksanaan syariat Islam
dan akhlaq karimah.
Yaitu sekelompok orang yang secara bersama-sama menjalankan tugas keinstrukturan dan masing-
masing bertanggung jawab terhadap aspek-aspek tertentu dari materi perkaderan, hal mana menurut
spesifikasinya tersebut ia mengarahkan kepada tujuan yang diharapkan.
3. Nara Sumber
Nara sumber dalam kegiatan perkaderan IMM adalah para ahli yang kompeten dalam bidang-bidang
yang disajikan dalam proses perkaderan.
Diharapkan nara sumber yang dilibatkan dalam perkaderan IMM adalah mereka yang memiliki
komitmen perjuangan Is¬lam yang jelas, menguasai materi, bisa dijadikan contoh, berpengalaman dan
sesuai dengan kepentingan perkaderan.
4. Panitia Pelaksana
Panitia pelaksana dalam perkaderan IMM adalah tim petugas bersifat teknis yang bertugas menjadi
penanggung jawab pelaksana perkaderan sesuai kepentingan teknis.
2.4 PENYELENGGARAAN
Perencanaan berupa serangkaian proses pra pelaksanaan perkaderan dan merupakan tahap persiapan.
Dalam setiap level kepemimpinan IMM perkaderan harus direncanakan secara menyeluruh baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
Pelaksanaan adalah merupakan tahap pokok proses ¬perkaderan, penyerapan kurikulum, yang
tercermin di acara.
Dalarn tahap ini tim instruktur bertugas menyusun dan melaksanakan rangkaian acara berupa :
1. Pembukaan
2. Pelaksanaan kurikulum
3. Pengenalan awal
8. Evaluasi akhir.
9. Penutupan.
Tindak lanjut (follow up) adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan sebagai tindakan pasca
perkaderan dalam rangka menciptakan kondisi yang mengikat peserta dan mendukung optimalisasi
tujuan perkaderan.
5. Pengembangan kegiatan
2.5 EVALUASI
Guna mengukur tingkat keberhasilan acara, sesuai pelaksanaan pengkaderan harus diikuti dengan
evaluasi dalam rangka melakukan introspeksi atas acara tersebut.
1. Penyajian materi
2. Pengelolaan
Yaitu evaluasi yang menyangkut aktifitas peran setiap bagian yang terlibat dalam proses pelaksanaan
perkaderan. Guna mengukur tingkat akurasi evaluasi hendaknya ditetapkan diktum-diktum pointers
instrumen evaluasi.
BAB III
Ada dua faktor yang mendasari kelahiran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, yaitu faktor internal dan
eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang terdapat dalam diri Muhammdiyah itu sendiri, sedangkan
faktor ekstrenal yaitu faktor yang datang dari luar Muhamadiyah, khususnya umat Islam dan umumnya
apa yang terjadi di Indonesia.
1. Faktor Internal, Yaitu suatu motif untuk mengembangkan ideologi dalam Muhammadiyah, yakni
faham dan atau cit-cita Muhammadiyah, sebagaimana sebuah wadah (organisasi) yang cita-citanya, atau
yang maksud dan tujuannya yaitu menegakan dan menjunjung tinggi agama Islam, hingga terwujud
masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai oleh Allah swt.
2. Faktor eksternal, yang dimaksudkan faktor ini, yaitu faktor diluar muhammadiyah, baik yang terjadi
dalam diri umat Islam secara umum, maupun yang terdapat dalam sejarah pergolakan bangsa Indonesia.
Yang terjadi dikalangan umat Islam, yaitu masih menyuburnya tradisi-tadisi yang sesungguhnya tidak lagi
cocok dengan ajaran Islam murni khususnya dan juga tidak lagi sesui dengan perkembangan zaman. Di
sana sini umat Islam, termasuk dikalangan mahasiswanya masih terlena dengan pratek-praktek
peribadatan yang penuh dengan bid’ah, khurafat, dan tahayull. Kepercyaan-kepercayaan mantra-mantra
para dukun masih membudaya, terhadap tempat-tempat yang dianggap kramat pun masih digemari,
terhadap fatwa-fatwa para kiyai yang sesungguhnya kadang kala tidak di landasi dalil-dalil qathi masih
dianggap sebagai fatwa-fatwa para kiyai yang sesungguhnya kadangkala tidak dilandasi dalil-dalil qathi
masih dianggap sebagai fatwa yang suci, dan masih banyak lagi aktifitas ritualis yang mencerminkan
siskritistik dan bahkan animastik.
3.2 Pengertian dan Identitas IMM
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan organisasi mahasiswa islam yang juga
merupakan organisasi otonom persyarikatan Muhammadiyah yang merupakan wadah perjuangan
untuk menghimpun, menggerakkan, dan membina potensi mahasiswa Islam guna meningkatkan peran
dan tanggung jawabnya sebagai kader persyarikatan, kader umat dan kader bangsa, sehingga tumbuh
kader-kader yang memiliki kerangka fikir ilmu amaliyah dan kader amaliah sesuai dengan
kepribadian Muhammadiyah
Untuk terus mengembangkan hidup dan kehidupan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah serta amal
geraknya maka perlu ditegaskan identitas IMM sebagai berikut :
1. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah organisasi kader yang bergerak di bidang keagamaan,
kemasyrakatan dan kemahasiswaan dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
3. Setiap anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah harus mampu memadukan kemampuan ilmiah
dan akidah.
4. Oleh karena setiap anggota harus tertib dalam ibadah, tekun dalam study dan mengamalkan
ilmunya untuk menyatalaksanakan ketaqwaan dan pengabdiannya kepada Allah SWT.
3.3 Tujuan
Terbentuknya Akademisi Islam yang Berakhlak Mulia dalam Rangka Mencapai Tujuan Muhammadiyah
Visi
Terciptanya tatanan masyrakat kampus yang ilmiah ilahiah dengan amal ilmiah dan ilmu amaliah
Misi
Melakukan pencerahan terhadap mahasiswa dan pembinaan terpadu terhadap potensi spiritual,
intelektual dan humanitasnya.
3.5 Keanggotaan
Siapa saja (mahasiswa) yang sepakat dengan tujuan, sistem dan aturan yang berlakyu dalam internal
imm berhak menjadi anggota. Sedangkan untuk menjadi pimpinan atau pengurus dalam IMM harus
memenuhi syarat dengan mengikuti Darul Arqam Dasar (DAD). terkhusus dalam lingkungan Perguruan
Tinggi Muhammadiyah (PTM) setiap mahasiswa adalah anggota IMM secara non format.
IMM sebagai gerakan mahasiswa Islam dalam menjalankan peran fungsinya sebagai organisasi
dakwah intelektual dengan tiga model gerakan yang satu, yakni:
- Gerakan Spiritual
IMM menjadikan nilai-nilai keimanan, dan moralitas sebagai nilai luhur yang senantiasa menjadi ruh dan
spirit gerakan.
- Gerakan Intelektual
IMM merupakan wahana intelectual exercise bagi mahasiswa dan menjadikan intelektualitas sebagai
identitas gerakannya.
- Gerakan Humanitas
IMM senantiasa, reponsif tanggap dan memiliki sensitivitas sosial yang tinggi sebagai bentuk penegasan
dirinya untuk melawan penindasan.
Ketiga model gerakan ini menjadi identitas gerakan IMM dan senantiasa terinternalisasi dalam diri kader
IMM dalam membumikan setiap gagasannya dan mempertanggung jawabkan setiap gerakannya dalam
menjalankan peran dan tanggung jawab intelektualnya.
1. Pimpinan Komisariat (PIKOM) yang berkedudukan di Fakultas untuk Universal atau Akademi
2. Pimpinan Cabang (PC) yang berkedudukan di Kota atau Kabupaten (membawahi Komisariat-
Komisariat)
3. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) yang berkedudukan di Provinsi atau wilayah (membawahi
Pimpinan Cabang)
4. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) yang berkedudukan dalam hal ini Jakarta (berdasarkan aturan AD
IMM)
Perkaderan Utama
Perkaderan Pembina
Perkaderan Pendukung
1. Latihan Advokasi
2. latihan Jurnalistik
BAB IV
MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah menrut bahasa dari kata Muhammad dan Iyah. Muhammad berarti Nabi dan Rasul
terakhir sedangkang Iyah berarti pengikut, jadi Muhammadiyah adalah pengikut Nabi Muhammadi.
Sedangkan menurut istilah berarti sebuah Ormas Islam atau organisasi Islam yang berlasdaskan Al
Qur’an dan Al Hadits.
Muhammadiyah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912 M atau betepatan
dengan tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H di Kampung Kauman. Yogyakarta. Latar belakang kelshiran
Muhammadiyah secara garis besar disebabkan oleh 2 hal yakni; faktor internal dan eksternal. faktor
internal adlah realitas umat Islam pada masa itu yang tdak menjalankan agama Islam secara utuh dan
murni sehingga tidak lagi terlihat adalah dengan Al Qur’an dan Al Hadits yang terlihat adalah praktek
TBC (Takhyul, Bid’ah dan Khurafat) nasib rakyat Indonesia yang tertindas dan mengalami kemisknan dan
pembodohan sistemik oleh Pemerintah Belanda pada masa itu.
Maka KH. Ahmad Dahlan setelah melakukan kontemplasi – perenungan – dan pembacaan terhadap
realitas umat yang tidak sesuai dengan nafas/ajaran Islam yang membebaskan manusia dari
ketertindasan dan pembodohan ia kemudian berinisiatif untuk membentuk organisasi yang bertujuan
untuk mengajarkan kepada umat islam agar menjalankan agama Islam secara benar dan murni sekaligus
membantu masyrakat lepas dari ketertindasan dan memberikan sumbangan ide, pemikiran dan bantuan
nyata untuk mencerdasarkan masyarakat.
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;[1] merekalah orang-orang yang
beruntung. (QS. Al Imran: 104)
- QS. Al Maun
Artinya:
1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?, 2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. 4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang
yang shalat, 5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6. Orang-orang yang berbuat riya[2], 7. Dan enggan (menolong dengan) barang berguna[3].
[1] Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan munkar ialah segala
perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.
[2] Riya ialah melakukan sesuatu amal perbuatan tidak untuk mencari keridhaan Allah akan tetapi untuk
mencari pujian atau kemasyhuran di masyarakat.
Berdasarkan Anggaran Dasar Bab II Pasal 2 menyebutkan bahwa tjuan Muhammadiyah adalah:
Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyrarakat Islam yang sebenar-
benarnya yang diridhoi Allah SWT.
Visi
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang berlandaskan al Qur’an dan al Hadist dengan watak TAJDIDI
yang dimiliki senantiasa Istiqamah dan aktif dalam melaksanakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi
munkar di segala bidang. Sehingga menjadi rahmatan lil alamin, bagi umat, bangsa dan dunia
kemanusiaan menuju terciptanya masyarakat utama tang di ridhoi Allah SWT dalam kehidupan ini.
Misi
Muahammadiyah seabagai gerakan Islam dan Dakwah amar ma’ruf nahi munkar memiliki misi yang
mulia dalam kehidupan yaitu:
1. Menegakkan keyakinan TAUHID yang murni sesuai dengan ajaran Allah SWT, yang dibawa oleh
Rasul-Nya
2. Mamahami agama dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam untuk
menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan yang bersifat duniawi.
3. Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber pada Al Qur’an dan Sunnah Rasul.
Organisasi Otonom disingkat ORTOM adlah organisasi yang berada dibawah naungan Muhammadiyah
namun diberikan kewenangan untuk mengurus rumah tangganya sendiri. Ortom Muhammadiyah adalah
sebagai berikut:
1. ‘Aisyiyah
2. Pemuda Muhammadiyah
3. Nasyiatul ‘Aisyiyah
7. Tapak Suci
BAB V
AL ISLAM
Kata ‘di:n berasal dari kata’da:na – yadi:nu yang berarti cara, peraturan, undang-undang, taat dan
patuh, pembalasan, perhitungan dll. Sedangkan kata Islam berasal dari kata kerja ‚‘aslama – yuslima –
isla:man‘ yang berarti berserah diri, atau dari kata salima yang berarti selamat, sejahtera atau damai.
Dengan demikian dienul islam ialah agama yang menentukan manusia untuk berserah diri kepada
Allah SWT, demi keselamatan dan kesejahteraan hidup manusia, menciptakan perdamain antara sesama
manusia.
Agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW merupakan ajaran hidup yang sempurna,
mencakup dan sangat kompleks, namun tetap sederhana dan diletakkan pada posisi yang serasi dan
berkeseimbangan dalam segala aspeknya.
Manusia adalah makhluk bertuhan atau homo divinan. Allah SWT menciptakan manusia
dengan berbagai naluri termasuk didalamnya naluri bertuhan, naluri agama, yakni agama Islam. Fitrah
bertuhan ini akan bertambah kokoh manakalah ditunjang dengan pengembangan daya nalarnya untuk
membaca ayat-ayat Allah SWT yang berupa ayat kauniyah.
5.3 Tauhid
1. Pengertian Tauhid
Tauhid berasal dari kata wahada – jahhidu - tauhid, artinya menjadi satu, manunggalkan, dan
maniadakan bilangan darinya.
Dalam agama Islam Kalimat Tauhid “laa ilaa haa illallah” marupakan ajaran yang menempati posisi kunci
atau sentral. Kalimat Ilah mengandung arti “Yang Berhak Disembah” yaitu dari segi kebesaran,
keagungan, dan dan ketinggian derajat-Nya layak untuk disembha oleh manusia dimana mereka
menundukkan kepala dalam beribadah.
Jadi Tauhid berarti mengeskan atau menunggalkan Allah SWT sebgai satu-satunya pencipta, penguasa,
dan pengatur alam semesta beserta isinya. Beriman kepada Allah SWT atau mentauhidkan Allah SWT
baru dapat dikatakan sempurna kalau didalamnya terdapat tiga prinsip yang bulat dan padu yaitu:
menyakini dalam hati (tasdi:qun bi al-qalbi), diikrarkan dengan ucapan atau lisan (iqra:run bi al-lisa:ni)
dan diamalkan dengan tindakan yang konkret dan real (almalun bial al-jana:ni)dalam kehidupan sehari
hari
2. Unsur-unsur Tauhid
Unsur tauhid yang terkandung dalam pengertian ayng objektif dan proporsional ada tiga yakni: Tauhid
Rubuhiyah, Tauhid Mulkiyah, tauhid uluhiyah.
Tauhid Rubuhiyah
Berarti kesadaran dan keyakinan bahwa Allah_Lah satu-satunya Dzat yang menciptakan serta mengatur
alam semesta dengan seluruh isinya (Rabbul ’alamin. Allah adalah satu-satunya Dzat yang mencipta,
mengasuh, memelihara, dan mendidik umat Manusia (Rabbun-Nas)
Tauhid Mulkiyah
Berarti mengimani dan mengakui Allah Allah sebagai satu-satunya Dzat yang menyandang nama dan
sifat-sifat kemuliaan sebagaimana tercermin dalam asmaul:husna’yang salah satu di antaranya adalah
Allah bersifat Ma:lik,Raja diraja pemilik dan penguasa seluruh jagad raya
Tauhid Uluhiyah
Mentauhidkan Allah tidak cukup sekedar menyakini dan mengakui bahwa Allah satu – satunya dzat yang
mencipta,memelihara serta pemilik tunggal terhadap alam semesta dengan segala isinya.Pengakuan
terhadap Keberadaan Allah SWT harus disertai dengan adanya perubahan sikap hidup.Dan
mentauhidkan Allah yang dapat melahirkan perubahan sikap hidup secara total
Menurut Ibnu Taimiyah yang dimaksud dengan tauhid Uluhiyah adalah Dzat yang dipuja dengan penuh
keintaan hati.Tunduk kepada_Nya, tempat berpasrah diri ketika berada dalam kesulitan.
Pernyataan la ila ha illah Allah pada hakekatnya mengandung empat sikap sebagai konsekuensinya yaitu
:
· Tidak ada yang dipertuhankan yang berhak di cintai kecuali hanya cinta kepada Allah semata
· Tidak ada sesuatu yang dipertuhankan yang berhak ditakuti kecuali hanya takut kepada Allah semata
· Tidak ada sesuatu yang dipertuhankan yang berhak ditaati kecuali hanya taat kepada Allah semata
· Tidak ada sesuatu yang dipertuhankan yang berhak diagungkan dan disembah kecuali hanya
menyembah dan mengabdikan diri kepada Allah semata
Tauhid bila diyakini dan dihayati secara sungguh – sungguh akan melahirkan sikap hidup yang tegar,
konsisten (istiqamah), yang akan dapat merubah seluruh hidupnya. Abu a’la maududi menemukan
beberapa macam pengaruh yang positif, antara lain :
· Seseorang akan memiliki pandangan yang luas, karena ia percaya bahwasanya allah-lah yang
memberikan rezeki dan manusia hanya dapat beriktiar dan bertawakkal.
· Akan melahirkan rasa bangga dan harga diri. Ia mengetahui bahwa tidak ada yang memberi manfaat
dan mudharat kecuali allah dan tidak ada yang menghidupkan dan mematikan kecuali Allah S.W.T
· Manusia akan mengetahui dengan penuh keyakinan, bahwa tidak ada jalan untuk mencapai
keselamatan dan keberuntungan kecuali semata- mata dari anugerahnya.
· Akan menumbuhkan rasa rendah diri pada diri manusia karena ia memiliki keyakinan bahwa yang
berkuasa atas diri dan segala kemampuannya adalah Allah SWT.
· Akan menumbuhkan sikap optimisme dan jauh dari putus asa dan hilang harapan dalam keadaan
bagaimanapun juga karena ia beriman kepada yang memiliki langit dan bumi.
Ketika manusia memiliki keyakinan akan kekuasaan. Keesaan, dan kebesaran Allah SWT terhadap segala
sesuatu baik yang ada dibumi maupun yang ada dilangit maka ketundukan dan ketaatan seseorang
hanya kepada Allah SWT tidak lagi kepada penguasa, materi, nafsu akan kekuasaan dan yang lainnya,
manusia akan terbebaskan dari segala bentuk belenggu dunia dan hanya akan patuh kepada-Nya.
Tauhid membebaskan manusia dari penghambaan kepada sesama manusia yang didasarkan kepada
jabatan kekuasaan, dan kedudukan dalam masyarakat. Sehingga seorang hamba shaya, buruh,
pembgantu,m tidak harus merasa malu dan takut berhadapan dengan pejabat negara, gubernur, bupati,
konglomerat dan kyai dan seluruh manusia memiliki derajat yang sama dihadapan Allah
SWT. Seseorang juga tidak harus berada dibawah belenggu persepsi dan opini manusia yang lainnya
selama apa yang diucapkan dan dilakukan adalah benar dalam pandangan Islam.
Tauhid juga membebaskan manusia dari cinta kepada dunia. Keyakinan terhadapa kekuasaaan Allah
bahwa rezki sepenuhnya berada dalam kendali-Nya akan membebaskan manusia dari perbudakan
manusia atas manusia karena tidak ada lagi manusia yang dengan menjual harga dirinya, imannya
bahkan keyakinan kepada adapa saja dan siapa saja disebabkan oleh cinta harta.
Nafsu dan kekuasaan adalah nafsu yang paling besar dimilikin manusia selain nafsu sex. Serah telah
membuktikan manusia senantiasa ingin saling menguasai, ingin mengontrol, memrintah, dan
menundukkan manusia yang lainnya dalam konteks yang lebih besar nasfu kekuasaan ini dalam bentuk
penjajahan negara atas negara. Hanya tauhid yang mampu membebaskan manusia dari belenggu nafsu
kekuasaan. Manusia dengan kenyakina akan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT tidak akan pernah
melihat kekuasaan sebagai alat untuk menindas, menguasai bahkan membunuh orang lain. Kekuasaan
bagi mereka yang bertauhid adalah amanah alat untuk mengangkat manusia dari kebodohan.
Kesengsaraan, ketertindasan, dan kezaliman manusia yang lainnya.
Makadengan begitu tidak akan terjadi penindasan, penyiksaan, pembunuhan manusia oleh manusia atas
nama negara, agama kelompok, dan suku tetapi yang ada adalah perdamaian bagi semua.
5.4 Ibadah
1. Pengertian
Ibadah secara umum berarti merendahkan diri atau tunduk sedankan secara khusus ibadah berarti
bertakarrub atau mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.
2. Pembagian ibadah
- Ibadah umum:
Segala perbuatan baik yang dilakukan manusia untuk mendapatkan ridho Allah SWT.
- Ibadah Khusus:
Apa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT, cara, gerakan, waktu pelaksanaan, bacaanya dan lain-lain.
Contoh:
Ibadah Umum:
5.5 Akhlak
1. Pengertian
Akhlak adalah sehgala sesuatu perbuatan yang dilakukan manusai tanpa sipikirkan terlebih dahulu.
Akhlak terbagi atas dua, yakni akhlak mazmumah dan akhlak mahmudah.
2. Macam-Macam Akhlak
Kitab Sholat
Sholat adalah rukun Islam yang kedua. Merupakan ibadah yang dilaksanakan oelh seluruh umat
islam sesuai dengan tuntunan pelaksanaannya. Sholat terbagi atas 2 (dua) yakni sholat wajib dan sholat
sunnat. Sholat wajib terdiri atas 5 waktu yaitu: Subuh, Dzuhur, Ashar, Magrib, dan Isya.
6.2
Para Pendiri IMM
Komposisi Dewan Pimpinan Pusat Produk Musyawarah Nasional (mu’tamar) ke-1 ini di Solo yaitu
sebagai berikut :
Yahya A. Muhaimin
Ummi Kalsum
Aida saleh
Sukiriyono
Zulkabir
Tabrani Dris
Zulfaddin Hanafiah
N. Adnan Razak
Djaginduang Dalimunthe
Bachtiar Achsan
Muhammad Ichsan
LAGU IMM
MARS IMM
Ayolah ayo……..ayo
Ingat ….ingat….ingat
Imawan……imawati
SELAMAT BERPISAH
PEJUANG MUDA
PONDOK KECIL
Ya Allah Ya Tuhanku
Ampunilah dosanya
MARS PERJUANGAN
RENUNGAN KADER
JANJI KADER