Anda di halaman 1dari 18

i

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN LATIHAN KADER III

v + 13 Halaman

Diterbitkan Oleh:

Badan Pengelola Latihan Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam


Periode 2018-2019

Sekretariat:

Jl. Sultan Agung No. 25A, Guntur, Setiabudi RT 1 RW 1


Guntur, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12980

ii
TIM PENYUSUN

BIDANG PENGEMBANGAN PELATIHAN DAN KURIKULUM


BADAN PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
PERIODE 2018-2020

Rizka Wenda Widasari

Muhammad Mualimin

Hamdan Wijaya

Selfi Hasna Ningsih

Arif Fadillah

Ahmad Intihazi

Kresna Arga Dinata

iii
SAMBUTAN

KETUA UMUM BADAN PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
PERIODE 2018-2020

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga Buku Petunjuk Teknis Pelaksanaan Latihan Kader III dapat diselesaikan. Buku
panduan ini memuat petunjuk penyelenggaraan Latihan Kader III serta memberikan
gambaran secara jelas dan sistematis bagi penyelenggara serta unsur pelatihan lainnya.

Terima kasih disampaikan kepada Pengurus BPL PB HMI Periode 2018-2020


yang telah memberikan kontribusi untuk mendukung peningkatan kualitas pelatihan
HMI tercinta. Tak lupa kami sampaikan apresiasi yang besar kepada Bidang
Pengembangan Pelatihan dan Kurikulum BPL PB HMI Periode 2018-2020 yang telah
mendedikasikan waktunya untuk memberikan sumbangsih ide dan pemikiran yang
pada akhirnya dapat mewujudkan buku ini.

Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam buku ini, untuk itu kritik dan
saran demi meningkatkan kualitas buku ini sangat diharapkan. Semoga melalui buku ini
kami dapat memberi maanfaat bagi Anggota HMI khususnya dan bagi semua pihak yang
membutuhkan umumnya.

Badan Pengelola Latihan


Pengurus Besar
Himpunan Mahasiswa Islam
Periode 2018-2020

Nur Cahyono
Ketua Umum

iv
KATA PENGANTAR

Jenjang Latihan Kader III ditujukan untuk menjadi standar dalam mengukur
kualitas kader. Berbeda dengan anggota biasa HMI lainnya, mereka yang sudah ikut dan
dinyatakan lulus Advance Training dianggap memiliki ‘bekal’ lebih ketimbang lainnya.
Kader HMI ditempa agar sadar keberadaan dirinya di muka bumi tak hanya sebagai
individu, tapi juga insan pemilik kualitas di atas rata-rata karena dituntut memikirkan
kemaslahatan hidup orang banyak.
Ketua Cabang hanya bertanggung jawab atas HMI di suatu kota atau lokal
tertentu. Pengurus Besar, diberi amanah untuk menjaga citra himpunan di tingkat
nasional. Implikasinya, PB HMI yang diwakili Ketua Umum sudah pasti dituntut
melindungi kepentingan dan mencapai tujuan organisasi di dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berasaskan Pancasila. Fungsi dan peran yang maha berat itu
tidak bisa dipikul kader biasa, dia harus diseleksi, diuji, dan disertifikasi secara ketat
usai menjalani pelatihan yang padat gagasan sekaligus implementasi gerakan.
PB HMI tidak hanya menjamin kelangsungan organisasi di tingkat nasional,
dengan bekal wawasan dunia mereka adalah calon negarawan yang siap memimpin
rakyat sekaligus tetap aktif merespon perkembangan terbaru di tingkat internasional.
Disadari atau tidak, negara Indonesia dan umat Islam di Nusantara adalah bagian dari
warga dunia yang sudah pasti terpengaruh kondisi di negara lain. Kesadaran
mengglobal inilah yang menjadi kesadaran kader HMI di tingkat Pengurus Besar agar
menempatkan dirinya sebagai khalifah fil ardh.
Menjadi bodoh adalah dosa besar di HMI. Latihan Kader III diharap mampu
mencetak insan cita yang baik, cerdas, dan juga tangkas dalam melaksanakan gagasan
demi terwujudnya tujuan organisasi, serta bermanfaat bagi masyarakat. Pelatihan
tingkat tiga menuntut dimilikinya tiga kualitas unggul kader, yaitu tahu perannya
sebagai Muslim dan kader bangsa, memiliki intelektualitas tinggi, mampu membaca
situasi dan mengamalkan segala ilmu untuk kepentingan umat. Ketiganya adalah modal
utama HMI untuk mewujudkan tujuannya.
Semakin tinggi jenjang pelatihan, makin ketat dan berat muatan materi yang
dicerna kader. Proses tak menghianati hasil. Tempaan yang keras namun bukan
kekerasan, akan membentuk individu yang memiliki banyak kemampuan yang
tercermin dalam satu sosok anak manusia. Seribu orang yang hanya bisa ikut dan
berkata ‘setuju’, tidak ada harganya. Tapi satu kader yang berani berkata ‘tidak’ pada
penindasan dan siap menjungkalkan tirani, merupakan aset berharga suatu bangsa.
Di LK-III, kemampuan membaca Al Qur’an dan pemahaman AD ART seorang
kader dianggap tuntas. Tapi apakah seorang mampu menerjemahkan gerakan dan
mengabdi secara nyata? Di forum Advance Training inilah anggota dipecut untuk tidak
hanya jago bicara, tapi juga becus mengamalkan segala ilmu dan pengetahuan untuk
mengabdi pada kemanusiaan.

TIM PENYUSUN

v
A. Ruang Lingkup

Latihan Kader (LK) III merupakan jenjang training formal tertinggi dan terakhir
bagi kader HMI 1. Output dari LK III adalah insan paripurna. Untuk itu sebagai kader
paripurna dan kader pemimpin, maka lulusannya diharapkan punya kapasitas,
kemampuan, serta keahlian dalam menganalisa, merancang, memformulasi, dan
mentransformasi perubahan sosial yang ada dengan mengimplementasikan nilai-
nilai ke-Illahi-an demi terwujudnya peradaban ideal sesuai dengan harapan dan
cita-cita. Advance Training atau LK III lebih menitikberatkan Aspek Psikomotor,
sehingga penilaian dalam proses pelatihan akan menuntut peserta untuk
menerjemahkan konsep-konsep serta gagasan dalam bentuk jawaban atau solusi
yang inovatif atas permasalahan-permasalahan terkini.

B. Tujuan

Terbinanya kader pemimpin yang mampu menerjemahkan dan


mentransformasikan pemikiran konsepsional secara profesional dalam gerak
perubahan sosial.2

C. Target
1. Peserta memiliki kemampuan mereproduksi intelektual.
2. Peserta memiliki kemampuan dalam membangun konsepsi implementatif.
3. Peserta dapat menjalankan peran-peran strategis sebagai Muslim
intelegensia.

D. Unsur Pelatihan

Seluruh unsur yang terlibat dalam LK III adalah fasilitator, kecuali peserta. Karena
peserta adalah satu-satunya unsur yang bertindak sebagai subjek pelatihan, yang
menentukan perkembangan kualitasnya selama pelatihan berlangsung. Sehingga
seluruh pihak –selain peserta, harus bertindak secara egaliter dengan kesadaran
untuk bersama-sama berproses meningkatkan kapasitas masing-masing. Karena
pelaksanaan LK III harus membentuk peserta menjadi kader paripurna, dengan
memacu peningkatan aspek motorik, serta menstimulus pemikiran dan praktek
peserta untuk mewujudkan perubahan sosial.

1. Penyelenggara
Latihan Kader III diselenggarakan oleh Pengurus HMI BADKO atau PB HMI.
Penyelenggara merupakan penanggung jawab atas pelaksanaan dan
kesuksesan pelatihan.

1 HMI, “Pedoman Perkaderan tentang Training Formal” dalam Hasil-hasil Kongres XXX HMI 2018 (Jakarta: PB

HMI), h. 374.
2 HMI, “Pedoman Perkaderan tentang Tujuan dan Target LK III” dalam Hasil-hasil Kongres XXX HMI 2018

(Jakarta: PB HMI), h. 427.


2. Organizing Committee
Panitia pelaksana (OC) bertugas dan bertanggung jawab atas teknis
penyelenggaraan kegiatan. Personalia OC Latihan Kader III terdiri dari kader
aktif HMI yang telah lulus LK II dan pernah menjadi OC LK II. Tugas OC secara
garis besar adalah sebagai berikut:
a) Menjamin perizinan dan keamanan pelatihan.
b) Mengatur pembiayaan seluruh kebutuhan teknis pelatihan.
c) Mengusahakan akomodasi peserta dan OC: penginapan, konsumsi, obat-
obatan, dan kebutuhan lain selama pelatihan.
d) Mengusahakan akomodasi narasumber/pemateri dan Master of Training:
transportasi, penginapan, konsumsi, obat-obatan, dan kebutuhan lain
selama pelatihan.
e) Menjaga jalannya rangkaian pelatihan agar kondusif.
f) Menjalin komunikasi aktif dengan unsur-unsur pelatihan lain untuk
kesuksesan pelatihan.

3. Steering Committee
Panitia pengarah (SC) bertugas dan bertanggung jawab atas pengarahan dan
pelaksanaan pelatihan. Personalia SC LK III terdiri kader HMI yang
memenuhi kualifikasi pengelola latihan serta terlibat aktif dalam perkaderan,
dan pernah menjadi OC LK III, diutamakan pengurus BPL HMI BADKO atau
PB HMI. Tugas SC secara garis besar adalah sebagai berikut:
a) Menyiapkan konsep serta perangkat lunak pelatihan (berkoordinasi
dengan pengurus dan anggota BPL PB HMI).
b) Memberi arahan secara aktif kepada OC untuk penyelenggaraan latihan.
c) Mengajukan permohonan personalia tim Master of Training kepada BPL
PB HMI.
d) Menentukan dan mengusahakan kesediaan serta kehadiran
narasumber/pemateri sesuai kapasitas materi yang akan disampaikan.

4. Master of Training
Pengelola latihan (MoT) bertugas sebagai pemimpin pelatihan, bertanggung
jawab atas pengawasan dan pengarahan peserta, narasumber/pemateri, SC,
dan OC LK III. Tugas MoT dimulai sejak pelatihan resmi dibuka sampai
ditutup. Personalia MoT LK III terdiri dari instruktur HMI yang telah
mengikuti Senior Course dan LK III, terlibat aktif dalam perkaderan, pernah
menjadi MoT LK II, MoT Senior Course, menguasai dan memahami materi LK
III. Koordinator MoT merupakan Pengurus BPL PB HMI, dan akan lebih baik
jika seluruh MoT adalah Pengurus BPL PB HMI. Tugas MoT secara garis besar
adalah sebagai berikut:
a) Menyusun Modul LK III untuk disampaikan dan dievaluasi oleh BPL PB
HMI sebagai gambaran LK III yang akan diselenggarakan, selain juga
sebagai credit point bagi pemandu/MoT.
b) Memimpin pelatihan, di dalam dan di luar forum.
c) Menggantikan narasumber/pemateri jika berhalangan.
d) Memberikan stimulasi keahlian, membangun interaksi dengan metode
variatif, simulatif, tanpa pengulangan metode kecuali ice breaking.
e) Menggunakan sarana prasarana secara optimal untuk memotifasi
kreatifitas peserta.
f) Mengevaluasi peserta, narasumber/pemateri, serta SC dan OC.
g) Merekam dan melaporkan seluruh aspek pengelolaan dan pelaksanaan.
h) Mengusahakan dan menentukan kelulusan peserta pelatihan.
i) Mengkoordinir seluruh unsur pelatihan.
j) Menjadi teladan dan pendamping bagi peserta, di dalam maupun di luar
forum (termasuk salat berjemaah).

5. Narasumber
Narasumber/pemateri bertugas mengkritisi karya, ide, gagasan, serta
implementasi konsep dari peserta sesuai ranah materi yang diajukan dan
dipercayakan kepadanya. Narasumber/pemateri LK III merupakan instruktur
HMI yang terlibat aktif dalam perkaderan, pernah menjadi MoT LK III,
menguasai dan memahami materi yang dipercayakan kepadanya,
diutamakan yang pernah menjadi pengurus PB HMI.

6. Peserta
Peserta LK III merupakan calon peserta yang telah dinyatakan lolos seleksi
administrasi dan kognisi, serta dinyatakan sebagai peserta oleh SC LK III,
tidak menjalani skorsing organisasi, telah lulus Latihan Kader II (dibuktikan
dengan surat keterangan dari HMI Cabang yang bersangkutan serta
diperkuat dengan salinan sertifikat LK II jika ada), membuat proposal riset
tentang permasalahan yang ada di lingkungan sekitarnya, berniat dan
bersedia mengikuti seluruh kegiatan training serta lulus seleksi (Screening).

E. Mekanisme Pelatihan

Rangkaian Latihan Kader III terdiri dari 3 (tiga) fase: persiapan, pelaksanaan, dan
penyelesaian pelatihan. Ketiganya merupakan tahapan yang harus dilalui untuk
tercapainya tujuan pelatihan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam fase-fase
tersebut adalah:

1. Persiapan
a) H-60: Pengurus HMI BADKO atau PB HMI membentuk OC dan SC dengan
mengeluarkan surat keputusan HMI BADKO atau PB HMI. Kemudian SC
membuat konsep pelatihan (dituangkan dalam Term of Reference untuk
narasumber/fasilitator, pengumuman materi screening untuk calon
peserta, serta syarat dan prasyarat kepesertaan lain yang dibutuhkan)
lalu bersama OC menyusun proposal kegiatan.
b) H-40: Pengurus HMI BADKO atau PB HMI mengeluarkan surat
pemberitahuan bahwa akan diselenggarakan LK III kepada BPL PB HMI.
MoT menyusun modul LK III untuk disampaikan kepada BPL PB HMI.
Proses persiapan dilanjutkan jika modul LK III diterima dan
disetujui oleh BPL PB HMI.
c) H-35: Rapat koordinasi SC dan MoT untuk menentukan instruktur yang
akan terlibat dalam screening dan proses seleksi lain (jika ada). Kemudian
SC menerbitkan surat permohonan kepada screener.
d) H-30: OC mengirimkan surat permohonan kepada screener dan
narasumber/pemateri yang diminta SC (berikut lampiran Term of
Reference sesuai materi yang akan disampaikan), kemudian mulai
mempersiapkan perizinan lokasi, berikut hal-hal yang berkenaan dengan
akomodasi penyelenggaraan Latihan Kader III.
e) H-20: SC menghubungi instruktur yang akan terlibat dalam rangkaian
Latihan Kader III (tim screener dan MoT), lalu merumuskan Term of
Reference screening dengan sistem credit point untuk penilaian objektif
yang terarah dan terukur bagi calon peserta. OC mempersiapkan
kebutuhan administratif pendaftaran (formulir pendaftaran, kuitansi
pembayaran, dan lain-lain).
f) H-10: SC menerbitkan surat keputusan dengan melampirkan daftar
nama peserta, memastikan kesiapan instruktur yang akan terlibat; OC
mempersiapkan kebutuhan administratif screening (format penilaian,
kartu screening, daftar nama calon peserta, dan lain-lain) sesuai arahan
SC. MoT mempersiapkan kebutuhan pengelolaan Latihan Kader III (bahan
presentasi orientasi pelatihan, format curriculum vitae narasumber,
format presensi dan penilaian peserta, rancangan topik diskusi dan
evaluasi peserta, dan lain-lain).
g) H-07: Rapat koordinasi gabungan untuk memastikan kesiapan
penyelenggaraan Latihan Kader III.
h) H-05: SC membuka dan memulai screening, dibantu oleh instruktur yang
ditunjuk untuk menjadi tim screener dan OC yang bertugas. Soal screening
yang diajukan oleh screener mengacu kepada Term of Reference screening
peserta.
i) H-01: SC menerbitkan surat keputusan calon peserta yang lolos
screening dengan pertimbangan dan masukan dari tim screener yang
bertugas. OC memastikan kesiapan petugas, lokasi, dan akomodasi
pembukaan Latihan Kader III.

2. Pelaksanaan
a) Prosesi pembukaan dengan susunan acara sebagai berikut:
i. Pembuka
ii. Pembacaan Ayat Suci Alquran
iii. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya, Himne HMI
iv. Laporan Ketua Panitia
v. Sambutan-sambutan (Pimpinan Tingkat Daerah, Ketua Umum HMI
BADKO atau PB HMI)
vi. Pembacaan Surat Keputusan oleh Steering Committee 1
vii. Pembacaan Berita Acara oleh Steering Committee 2
viii. Serah Terima Berkas Peserta dari Steering Committee 1 kepada
Koordinator Master of Training
ix. Doa
x. Penutup
b) Pengondisian peserta dengan pembacaan presensi, penataan ruang
forum, dan dilanjutkan perkenalan oleh SC dan OC.
c) Pembukaan forum (oleh koordinator MoT) dan perkenalan dengan MoT
(dipimpin sekretaris MoT), orientasi pelatihan Latihan Kader III.
d) Acara selanjutnya disesuaikan dengan jadwal yang telah ditentukan.
e) Evaluasi peserta diadakan sesuai kebutuhan berupa refleksi peserta,
narasumber/pemateri, serta MoT, juga evaluasi berupa tes formatif dan
tes sumatif,
f) Prosesi penutupan dengan susunan acara sebagai berikut:
i. Pembuka
ii. Pembacaan Ayat Suci Alquran
iii. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya, Himne HMI,
iv. Laporan Ketua Panitia
v. Sambutan-sambutan (Pimpinan Tingkat Daerah, Ketua Umum HMI
BADKO atau PB HMI)
vi. Pembacaan Surat Keputusan oleh Koordinator Master of Training
vii. Pembacaan Berita Acara oleh Sekretaris Master of Training
viii. Sambutan-sambutan (Pimpinan Tingkat Daerah, Ketua Umum HMI
BADKO atau PB HMI)
ix. Serah Terima Berkas Peserta dari Koordinator Master of Training
kepada Bidang Pembinaan Anggota HMI BADKO atau PB HMI
x. Doa
xi. Penutup

3. Penyelesaian
a) OC bertanggung jawab atas kebersihan lokasi, menyelesaikan seluruh
urusan administrasi, mengembalikan seluruh aset yang dipinjam, dan
memastikan untuk tidak mencederai nama baik HMI.
b) SC menyusun evaluasi kegiatan untuk disampaikan kepada OC.
c) OC menyusun laporan pertanggungjawaban kepada pengurus HMI
BADKO atau PB HMI.
d) MoT menyusun kembali rekaman pengelolaan dan pelatihan untuk
dilaporkan kepada BPL PB HMI.
F. Manajemen Pelatihan

Perkaderan diarahkan untuk membentuk pribadi yang berkualitas insan cita,3


sehingga kader HMI mampu berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan berjuang untuk mewujudkan masyarakat adil makmur
yang diridai Allah subhanahu wa ta’ala. Pelatihan ini dirancang untuk membentuk
jiwa pemimpin yang mampu menterjemahkan dan mentransformasikan pemikiran
konsepsional secara profesional dalam gerak perubahan sosial.

Latihan Kader III dirancang dengan memperhatikan beberapa aspek berikut:

1. Kurikulum
Kurikulum Latihan Kader III tidak lain adalah pengejawantahan dari
Pedoman Perkaderan HMI, yang memiliki pola pengenalan, pembentukan
dan pengembangan, serta pengabdian kader. Kualitas kader dibentuk dengan
pola perkaderan yang terintegrasi dalam berbagai pelatihan, sehingga
Latihan Kader III disusun untuk memenuhi kebutuhan dan membentuk
kemampuan paripurna kader. Maka pelaksanaannya menekankan pada
aspek motorik, sehingga penerapan kurikulum dan materi harus mampu
menstimulus pemikiran dan praktek dalam melakukan perubahan sosial.

No. Materi Landasan Kompetensi


Mendalami pandangan Islam tentang ketatanegaraan,
1 NDP III posisi dan status agama serta hubungannya dengan
keindonesiaan.
Memahami sejarah politik di nusantara (histiografi politik
Pendalaman nusantara), perkembangan-perkembangan politik dalam
2 Wawasan dua persfektif: budaya dan institusi, serta pelembagaan
Nusantara struktur kekuasaan dalam tiap- tiap periode sejarah
nusantara.
Memiliki kemampuan analisis dan indentfikasi tentang isu-
Wawasan
3 isu dan perkembangan dunia Internasional serta
Internasional
pengaruhnya terhadap pernbangunan Indonesia.
Memahami keterkaitan erat antara aktivitas ekonomi dan
kehidupan politik yang bersifat resiprokal, serta
4 Ekonomi Politik keterkaitan variabel- variabel ekonomi (modal, tenaga
kerja, teknologi, lahan, inovasi, kewirausahaan, konsumsi,
produksi dan lain-lain) dengan politik.
Menerapkan keterkaitan ideologi dan strategi taktik dalam
menjalankan misi organisasi dengan melakukan analisis
Pendalaman
5 dan pemetaan aktor sosial dan rancangan basis data
Ideopolitorstratak
sederhana untuk meningkatkan efisiensi dalam proses
manajemen organisasi modern.
Doktrin dan Mendalami doktrin Islam, serta memahami relasi antara
6
Peradaban Islam din dan tamaddun.

3 HMI, “Landasan Perkaderan tentang Landasan Konstitusi” dalam op. cit. h. 374.
Dalam pelaksanaan Latihan Kader III, mesti dibangun iklim, suasana, dan
budaya yang positif, tidak sebatas dalam forum, tetapi juga pada keseluruhan
aktivitas training. Kader yang terlibat dalam penyelenggaraan, pelaksanaan,
dan pengelolaan training memposisikan diri sebagai fasilitator, sehingga
terbangun suasana yang ilmiah, egaliter dan dinamis.

2. Materi dan Pokok Bahasan


Materi Latihan Kader III terdiri dari materi-materi pokok yang antara lain
sebagai berikut:

No. Materi Pokok Bahasan


1. NDP III (8 1. Pandangan Islam Tentang Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
jam) a. Makna Piagam Jakarta
b. Perkembangan Pernikiran Islam tentang Konsep Kenegaraan
c. Perkembangan Pernikiran Islam tentang Konsep Ummah
2. Islam dan Perubahan Sosial
a. Perkembangan Pernikiran tentang Fungsi Agama
b. Perkembangan Pemikiran tentang Hubungan Agama, Negara dan
Perubahan Sosial
c. Perkembangan Pemikiran tentang Konsep Islam dalam Masalah
Sosial, Politik Ekonomi dan Budaya.
3. Islam dan Keindonesiaan
a. Islam dan Budaya Masyarakat Majemuk
b. Keterbukaan, Toleransi dan Pemenuhan Hak Asasi Manusia
c. Islam dan Etos Kerja
2. Pendalaman 1. Konstanta Geografis
Wawasan a. Asia Tenggara dan Benua Atlantis
Nusantara
(4 jam) b. Antara Dua Benua dan Dua Samudera
c. Ring of Fires
d. Poros Maritim Dunia
e. Iklim Tropis
f. Archipelago State
2. Konstanta Demografis
a. Multiras
b. Multietnis dan Multikultural
3. Konstanta Historis/Sejarah
a. Negara-negara awal di Nusantara
b. Negara Sriwijaya
c. Negara Majapahit
d. Kedatangan Islam dan Munculnya Negara-negara Islam
e. Kolonialisme dan imperialisme Eropa
f. VOC dan Hindia Belanda 1600-1942
g. Penjajahan Jepang 1942-1945
h. Indonesia Soekarno 1945-1966
i. Indonesia Orde Baru 1966-1998
j. Indonesia Reformasi 1998-sekarang
3. Wawasan 1. Konstanta-konstanta
Internasional a. Konstanta Geografi
(6 jam) - Eropa-Amerika
- Asia-Afrika
b. Konstanta Demografi
- Demografi Sosial dan Kesejahteraan
- Statistik dan Proyeksi Pembangunan Dalam Negara
c. Konstanta Sejarah dan Kepemimpinan Global
- Yunani-Romawi
- Islam
- Barat
- Kebangkitan Timur
2. Organisasi-organisasi Internasional
a. Perserikatan Bangsa-bangsa
b. Bank Dunia
c. IMF
d. WTO
e. IEAE
3. Organisasi-organisasi Kerjasama Regional
a. Uni Eropa
b. NATO
c. ASEAN
d. AFTA
e. OKI
f. BRICS
g. Uni Afrika
h. Liga Arab
i. Dewan Turki Dunia
4. Isu-isu Global Kontemporer
a. Nuklir
b. Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
c. Kemiskinan
d. Terorisme
e. Migrasi dan Perdagangan Manusia
f. Narkotika
g. Gender dan Hak Asasi Manusia
h. Kesejahteraan, Pembangunan, dan Kelaparan
5. Politik Luar Negeri Indonesia
a. Sejarah Diplomasi Modern Indonesia
b. Dasar-dasar Kebijaksanaan Politik Luar Negeri Indonesia.
- Sejarah Diplomasi Modern Indonesia
- Politik Luar Negeri Bebas Aktif dan Lingkungan Strategis
Konsentrik
-- lndonesia dan ASEAN
-- Indonesia dan GNB
-- Indonesia dan Dunia Islam (OKI)
-- Indonesia dan PBB
6. Perubahan Tata Kehidupan Global dan Dampaknya bagi
Perkembangan Bangsa
a. Dampaknya Terhadap Perkembangan Sosial-Ekonomi
b. Dampaknya terhadap Perkembangan Sosial-Politik
c. Dampaknya terhadap Perkembangan Sosial-Budaya
7. Isu-Isu Strategis Hubungan antar Bangsa Pasca Perang Dingin
a. Masalah Hutang Luar Negeri dan Penanaman Modal Asing dalam
Pembangunan Ekonomi Negara-negara Berkembang (Selatan)
b. Masalah HAM, Demokrasi dan Lingkungan Hidup dalam
Pembangunan Ekonomi Negara-negara Berkembang
c. Fenomena Negara Industri Baru dalam Dinamika Hubungan
Negara Maju dan Berkembang (Utara-Selatan)
4. Ekonomi 1. Latar Belakang, Perkembangan Teori dan Metodologi Ekonomi
Politik (8 jam) Politik
a. Perkembangan Pendekatan Ekonomi Politik
b. Isu-isu Ekonomi Politik
2. Hubungan Ekonomi dan Politik
a. Politik yang Mempengaruhi Ekonomi
b. Ekonomi yang Mempengaruhi Politik
c. Ekonomi Rumah Tangga
d. Mekanisme Pasar, Struktur Pasar, dan Masalah Kesejahteraan
Umum
e. Peran Negara dan Swasta dalam Pengelolaan Sektor Publik
f. Perkembangan Ekonomi dan Demokratisasi
g. Kelas Menengah dan Pengelolaan Ekonomi
3. Politik Ekonomi
a. Kebijakan Ekonomi Pemerintah
b. Regulasi dan Deregulasi
c. Peran Negara dalam Kaitannya dengan Ekonomi dan Politik (dari
Merkantilis, Pasar Bebas, Keynessian, Corporatist, Sosialis, Welfare
State, hingga Neoliberal)
4. Negara, Perilaku Pengusaha dan Globalisasi
a. Interaksi Ekonomi Nasional dan Globalisasi
b. Ekonomi Rente dan Client
c. Aktor Pengusaha, Pemilik Modal dan Penentu Kebijakan Ekonomi
5. Pendalaman 1. Paradigma-paradigma dalam Ideologi
Ideopolitorstratak a. Paradigma Idealisme
(4 jam)
- Idealisme Logis/Logika Idealis Plato
- Idealisme Dialektis/Dialektika Idealis Hegel
b. Paradigma Materialisme
- Materialisme Logis/Logika Materialis Aristoteles
- Materialisme Dialektis/Dialektika Materialis Marx
2. Ideologi-ideologi Politik
a. Liberalisme dan Kapitalisme
b. Sosialisme, Marxisme, dan Komunisme
c. Katolikisme
d. Nasionalisme
e. Zionisme
f. Konfusianisme
g. Budhisme
h. Hinduisme
3. Organisasi Politik
a. Partai Republik dan Partai Demokrat Amerika Serikat
b. Partai Konservatif dan Partai Buruh Inggris
c. Partai Konservatif dan Partai Buruh Australia
d. Partai Liberal Jepang
e. Partai Komunis Cina, Kuba, Korea Utara, dan Vietnam
f. Partai-partai Kiri Amerika Latin
g. Partai-partai Utama Perancis
h. Partai-partai Utama Jerman
i. Partai-partai Utama Rusia
j. Partai-partai Utama India
k. Partai-partai Utama Israel
l. Partai Hijau (Green Party)
4. Strategi dan Taktik
a. Definisi Strategi dan Taktik
b. Strategi sebagai Ide dan Nilai Perjuangan (Political Survival)
c. Teknik Analisis dan Pemetaan Aktor Sosial
d. Teknik Analisis Geostrategi
e. Perancangan Basis Data Dalam Organisasi Modern
6. Doktrin dan 1. Tauhid dan Emansipasi Harkat Manusia
Peradaban Islam a. Iman dan Tata Nilai Rabbaniyah
(8 jam)
b. Iman dan Persoalan Makna serta Tujuan Hidup Manusia
c. Simpul-simpul Keagamaan Pribadi: Taqwa, Tawakal, dan Ikhlas
d. Ibadat sebagai Institusi Iman
e. Efek Pembebasan Semangat Tauhid
f. Iman dan Emansipasi Harkat Kemanusiaan
g. Iman dan Perwujudan Masyarakat yang Adil Terbuka serta
Demokratis
h. Iman dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
i. Iman dan Kemajemukan Masyarakat: Intra-Umat Islam
j. Iman dan Kemajemukan Masyarakat: Antar-Umat
2. Disiplin Ilmu Keislaman Tradisional
a. Disiplin Keilmuan Tradisional Islam: Ilmu Kalam
b. Falsafah Islam: Unsur-unsur Hellenisme di Dalamnya
c. Disiplin Ilmu Keislaman Tradisional: Fiqh
d. Disiplin Keilmuan Islam Tradisional: Tasawuf
e. Kekuatan dan Kelemahaan Paham Asy'ari sebagai Doktrin 'Aqidah
Islamiyah
3. Membangun Masyarakat Etika
a. Konsep-konsep Kosmologis dalam Alquran
b. Konsep-konsep Antropologis dalam Alquran
c. Konsep Hukum dalam Alquran
d. Dimensi Kemanusiaan dalam Memahami Ajaran Agama
e. Makna Perorangan dan Kemasyarakatan dalam Keyakinan Agama
f. Universalisme Islam dan Kedudukan Bahasa Arab
g. Menangkap Kembali Dinamika Islam Klasik: Masyarakat Salaf
sebagai Masyarakat Etika
h. Pertimbangan Kemaslahatan dalam Menangkap Makna dan
Semangat Ketentuan Keagamaan
i. Masalah Etos Kerja di Indonesia dan Kemungkinan Pengembangan
dari Sudut Pandang Ajaran Islam
4. Universalisme Islam dan Kemodernan
a. Universalisme Islam dan Kosmopolitanisme Kebudayaan Islam
b. Makna Modernitas dan Tantangannya terhadap Islam
c. Ajaran Nilai Etis dalam Kitab Suci dan Relevansinya bagi
Kehidupan Modern
d. Kemungkinan Menggunakan Bahan-bahan Modern untuk
Memahami Kembali Kembali Pesan Islam
e. Konsep konsep Keadilan dalam Alquran dan Kemungkinan
Perwujudannya dalam Konteks Zaman Modern
f. Masalah Teknologi dan Kemungkinan Pertimbangan Keimanan
dalam Ikut Serta Mengatasi Ekses Negatif Penggunaannya
g. Islam dan Budaya Lokal: Masalah Akulturasi Timbal Balik
h. Kaum Muslimin dan Partisipasi Sosial Publik
i. Reaktualisasi Nilai-nilai Kultural dan Spiritual dalam Proses
Transformasi Masyarakat
Materi tambahan dapat diberikan pada Latihan Kader III dengan
memperhatikan keterkaitan materi tersebut dengan materi-materi pokok.

3. Peserta
Peserta Latihan Kader III sebagai representasi dari calon Pemimpin HMI akan
berproses dalam forum pelatihan ini. Sehingga kuantitas dan kualitas mereka
harus mumpuni untuk menyerap ilmu yang disampaikan tanpa mengganggu
konsentrasi peserta lain. Dengan demikian, maka jumlah peserta efektif yang
ideal 15 orang dan jumlah maksimal 25 orang.

G. Metode Penilaian

Metode penilaian ini dirancang dengan mengingat Landasan Teologis Perkaderan,4


bahwa setiap individu khalifatullah dianugerahi kesadaran intelektual untuk menuju
fitrah yang hanif. Kesadaran tersebut diberikan untuk menunjukkan kecenderungan
manusia kepada kebenaran dan kebaikan. Konsekuensi dari akal sebagai petunjuk
dan penentu pilihan manusia, adalah pertanggungjawaban setiap individu atas
fungsi kekhalifahannya.

Penilaian Latihan Kader III harus menekankan pada nilai-nilai keadilan,5 maka
pendekatan yang digunakan sebisa mungkin objektif dan berdasarkan musyawarah
Master of Training.

1. Aspek Penilaian
a) Kuantitatif
Aspek penilaian kuantitatif didapatkan dari bentuk-bentuk evaluasi yang
menghasilkan angka sebagai nilai peserta. Evaluasi ini bisa berbentuk
penugasan, tes tertulis, dan lainnya. Namun penilaian ini juga bisa
diperoleh dari segala bentuk tingkah laku peserta selama pelatihan
berlagsung, diwujudkan dalam bentuk angka sebagai skor atau poin yang
nantinya diakumulasikan.
b) Kualitatif
Aspek penilaian kualitatif menghasilkan deskripsi mengenai penilaian
terhadap peserta.

4 HMI, “Landasan Perkaderan tentang Landasan Teologis” dalam op. cit. h. 356-358.
5 HMI, “Landasan Perkaderan tentang Landasan Ideologis” dalam ibid., h. 358-362.
2. Ranah dan Persentase Penilaian
a) Afektif
Ranah afektif peserta Latihan Kader III dihitung 30% dari akumulasi
penilaian. Penilaian ini didapat dari sikap peserta selama pelatihan, baik
di dalam maupun di luar forum. Sikap yang dimaksud antara lain ketaatan
dan pelanggaran terhadap aturan, penerimaan sikap orang lain
terhadapnya, respon, serta segala bentuk sikap yang mencerminkan
karakternya.
b) Kognitif
Ranah kognitif berbobot 30% dalam Latihan Kader III, mengingat
kecerdasan dan kemampuan menyerap pengetahuan terkait pengelolaan
sangat dibutuhkan untuk menghasilkan Pemimpin yang berkualitas.
Penilaian ranah kognitif diperoleh dari pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, dan evaluasi peserta.
c) Psikomotorik
Ranah psikomotorik memiliki beban terbesar yakni 40% dari akumulasi
penilaian, maka perilaku atau tindakan peserta Latihan Kader III juga
masuk dalam penilaian. Berbeda dengan afektif, psikomotorik berupa
tindakan yang berdasar pada kemampuan peserta dalam mengikuti
tindakan orang lain, kesiapan, tindakan adaptif terhadap situasi, dan
penciptaan dari ide yang terstruktur.
3. Teknik Penilaian Kuantitatif
a) Afektif
Aspek afektif dinilai dengan memberikan skor 100 kepada masing-masing
peserta pada awal pelatihan. Skor ini hanya dapat berkurang yang terjadi
jika terjadi pelanggaran atau respon negatif dengan interval yang
ditentukan bobotnya oleh Master of Training.
b) Kognitif
Penilaian kognitif diambil dari tiap tes maupun penugasan yang diberikan
kepada peserta. Skor tertinggi tiap penilaian adalah 100.
c) Psikomotorik
Penilaian aspek psikomotorik dihasilkan dengan memberi skor 50 kepada
masing-masing peserta. Skor ini dapat bertambah dengan perilaku positif
dan sebaliknya, dapat berkurang dengan perilaku negatif. Skor tertinggi
tetap 100.
CATATAN:

Akumulasi penilaian kuantitatif untuk mendapatkan nilai akhir menggunakan rumus


berikut:
NA = ((N Afektif x 30%) + (N Kognitif x 30%) + (N Psikomotorik x 40%)) x 10

*N tidak lebih dari 100, jika N adalah akumulasi setiap sesi maka diambil rata-rata.
**Peserta dianggap lulus jika NA ≥ 600.

Anda mungkin juga menyukai