Ryan Maariwuth
Ilmu Pemerintahan 12
Dewasa ini, para politikus yang ada justru tidak mampu memberikan sebuah
kesejukan di tengah gerahnya suasana politik yang ada. Para politikus ini
nampaknya masih terlalu sibuk. Padahal rakyat Indonesia di luar sana menjadi
korban mereka. Kita semua bisa melihat gejala mati rasa penyelenggara negara
dalam pemberantasan korupsi. Kebijakan itu jelas mencederai rasa keadilan
publik karena di saat yang sama kemiskinan masih mengharu biru Indonesia
(jumlah orang miskin di Indonesia per Maret 2010 berdasar BPS sebanyak
31,02 juta orang–relatif tak banyak berubah jika dibandingkan dengan data per
Februari 2005, yakni sebesar 35,10 juta orang). Publik juga bisa melihat
bagaimana penyikapan kasus Lapindo, terjadinya ‘kriminalisasi’ terhadap dua
pemimpin KPK, penanganan kasus Bank Century yang belum jelas bagaimana
akhirnya, serta kuatnya nuansa tebang pilih terhadap penanganan kasus korupsi.
Kesemuanya itu adalah contoh-contoh lain yang harus diakui kian mengiris rasa
keadilan. Kendati dibalut pernyataan-pernyataan yang apik dan santun, toh
penyikapan dari penyelenggara negara terhadap kasus-kasus tersebut tetap saja
dinilai jauh dari komitmen untuk mewujudkan aspirasi dan kehendak rakyat.
Selain contoh contoh yang ada di atas, masih banyak kita lihat masalah soal
kemiskinan, putus sekolah dan kelaparan. Namun sepertinya para pejabat ini
masih belum tersentuh untuk menuju ke situ akhirnya masih berkutat dengan
masalah kekuasaan. Sebenarnya politik tidak hanya di kekuasaan saja. Namun
ekonomi pun sudah di politikkan. Sebenarnya politik itu merupakan bagaimana
seseorang mampu mempengaruhi orang sekelompok lain agar mengikuti
gagasan yang kita fikirkan. Sekarang ini keadaan politik di Indonesia tidak
seperti yang diinginkan. Banyak rakyat beranggapan bahwa politik di Indonesia
adalah sesuatu yang hanya mementingkan dan merebut kekuasaan dengan
menghalalkan segala cara. Pemerintah Indonesia pun tidak mampu menjalankan
fungsinya sebagai wakil rakyat. Hal ini ditunjukkan oleh sebagian rakyat yang
mengeluh, karena hidup mereka belum dapat disejahterakan oleh negara.
Pandangan masyarakat terhadap politik itu sendiri menjadi buruk, dikarenakan
pemerintah Indonesia yang tidak menjalankan kewajibannya sebagai wakil
rakyat dengan baik.bagi mereka politik hanyalah sesuatu yang buruk dalam
mencapai kekuasaan. Jika hal ini terus di biarkan, maka seperti bom yang terus
di pendam. Maka suatu saat akan meletus juga. Jika kondisi pemerintah terus
seperti ini maka tidakl mustahil jika rakyat tidak akan percaya dengan politik.
Ketidakpercayaan para rakyat inilah yang sangat berbahaya bagi kestabilan
negara. Akibatnya masyarakat akan cenderung apatis terhadap kondisi sebuah
negara. Karena kestabilan negara juga di pengaruhi oleh kestabilan politik yang
ada di negara tersebut. Apabila gejolak politik di suatu negara terus menerus
bergejolak maka tidak mustahil jika terjadi peperangan. Akibatnya masyarakat
yang menjadi korban seperti negara negara di timur tengah.
Kesimpulan : Rakyat Indonesia belum merasakan kinerja yang baik dari
pemerintah Indonesia, malahan membuat mereka memandang buruk terhadap
politik itu sendiri. Selain itu, para generasi muda Indonesia haruslah
diperkenalkan dengan politik yang sebenarnya, agar dikemudian hari mereka
dapat menjadi generasi baru yang lebih bertanggung jawab. Sehingga kondisi
bangsa ini tidak terus terpuruk akibat politik tidak bertanggungjawab para
pejabat sekarang. Sedah seharusnya kita membanahi bangsa ini. Karena bila
kondisi seperti ini terus di budayakan, maka bukanlah hal yang mustahil jika
suatu saat nanti nama Indonesia hanya tinggal sejarah.