Anda di halaman 1dari 7

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

RMK RPS 8

Penyusunan Program Pelatihan (1)

Dosen Pengampu : Anak Agung Ayu Sriathi, SE., MM.

Kode Matakuliah: EKM439 (C1)

Disusun Oleh Kelompok 5

I Putu Ari Trisna Pramana (1607521083)


I Gede Yuma Adithya Mahaputra (1607521102)

Novi Indrayani (1607521105)

Ni Putu Ayu Shela Paramitha Sujana (1607521113)

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN REGULER

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2018/2019
Materi bahasan yang berjudul Penyusunan Program Pelatihan (1) membahas mengenai hal
– hal sebagai berikut :

1. Pentingnya desain program latihan


2. Persiapan program latihan
3. Susunan program latihan

Berikut penjelasan mengenai hal-hal tersebut :

1. Pentingnya desain program latihan


Desain pelatihan bermakna adanya keseluruhan, sruktur, kerangka atau outline dan urutan
atau sistematika kegiatan pelatihan (Gagnon dan Collay, 2001). Desain pelatihan juga dapat
diartikan sebagai proses perencanaan yang sistematik yang dilakukan sebelum kegiatan
pengembangan atau pelaksanaan sebuah pelatihan. Konsep desain pelatihan dikemukankan
dalam bentuk model, model desain pelatihan ini merupakan sarana konseptual untuk
menganalisis, merancang, memproduksi, menerapkan, dan mengevaluasi sebuah aktivitas
atau program pelatihan. Desain program ini menjadi penting karena menjadi suatu pegangan
yang penting dalam rangka pelaksanaan pelatihan. Desain ini memberikan tidak hanya
memberikan acuan bagi tenaga pelatih/instruktur untuk memfasilitasi dan memilih metode
pelatihan yang tepat bagi peserta pelatihan sesuai dengan materi pelatihan yang ditempuh
masing-masing peserta pelatihan. melainkan patokan untuk mengukur keberhasilan kegiatan
pelatihan. Selain itu dilihat dari kegiatan pelatihan yang merupakan satu tatanan yang dapat
mengorganisir sumber daya manusia, tujuan-tujuan, administrasi dan peralatan serta
teknologi pembelajaran secara sistematis dan satu paket kegiatan. Untuk itulah maka
pengembangan kegiatan pelatihan membutuhkan desain yang mampu memberikan dasar
yang kuat, proses dan sistematis serta tujuan yang rasional dan dapat dilaksanakan secara
efektif dan efisien.

2. Persiapan program latihan


Dalam program pelatihan ada beberapa hal yang harus di persiapkan, diantaranya :
a. Perkiraan macam kebutuhan pelatihan
b. Cara-cara memberi pelatihan
c. Kebutuhan biaya
d. Hambatan yang mungkin timbul
e. Jumlah yang harus dilatih/peserta
f. Pelatih (instruktur)
g. Waktu pelatihan
h. Materi / kelengkapan pelatihan
i. Metode pelatihan
j. Tempat pelatihan
k. Publikasi adanya pelatihan

Penjabaran secara garis besar dalam persiapan program pelatihan yakni sebagai berikut :

1. Lakukan pengamatan terlebih dahulu terhadap karyawan atau target pelatihan, untuk
menentukan kebutuhan training. Ketahui hal-hal yang menjadi permasalahan dalam
kinerja mereka. langkah ini dapat dilakukan dengan penilaian terhadap pekerjaan
karyawan sehari-hari atau melakukan konsultasi langsung dengan mereka.

2. Cara- cara memberi pelatihan

Cara Informal

Pengembangan secara informal bagi karyawan bisa dilakukan atas inisiatif pribadinya.
Karyawan dapat melatih dan mengembangkan kemampuan serta keterampilan dirinya
dengan mempelajari berbagai macam konsep buku berikut aplikasinya, yang
berhubungan langsung dengan pekerjaan jabatan yang diembannya.

Cara Formal

Pengembangan secara formal dilakukan oleh perusahaan dengan biaya yang besar.
Pengembangan semacam ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan perusahaan, baik
untuk sekarang maupun untuk masa yang akan datang.

3. Buat materi singkat dan jelas yang isinya disesuaikan dengan kondisi kerja karyawan
serta kebutuhan perusahaan. Teori tersebut tidak seharusnya berupa konsep abstrak
karena harus bisa langsung diterapkan setelah training selesai. Oleh karena itu, materi
yang disampaikan juga sebaiknya dibuat semudah mungkin untuk dipahami oleh semua
peserta. Program pelatihan yang diselenggarkan harus bersifat taulor-made dalam arti
benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan spesifik suatu organisasi tertentu guna
terpenuhinya kebuthan organisasi yang menyelenggarakan sekaligus mewujudkan
perilaku administrasi yang di idam-idamkan. Wahana yang paling efektif untuk
memenuhi persyartan taylor-made adalah melalui penyusunan kurikulum yang tepat
didukung oleh kegiatan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan kurikuler. Bebrapa hal
yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kurikulum suatu program pendidikan dan
latihan adalah:

a. Kaitannya dengan jangka waktu penyelenggaraan pelatihan;


b. Kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler untuk mendukung kegiatan kurikulum;
c. Alat bantu pengajaran yang diperlukan seperti overhead projector dan pralatan
lainnya yang tentunya sangat berkaitan erat denagn teknik dan metode belajar
mengajar yang aakan digunakan.

4. Masukkan ekspetasi-ekspetasi tertentu dari perusahaan terhadap karyawannya dalam


materi. Misalnya tentang keahlian khusus yang harus dikuasai oleh sumber daya manusia
perusahaan tersebut. maka, materi yang disampaikan juga mengandung pengetahuan
yang sesuai.

5. Susun bahan pelatihan yang relevan dengan tujuan kegiatan serta tuntutan perusahaan
agar tidak ada waktu yang terbuang sia-sia.

Selain penyusunan materi pelatihan yang dilakukan sedemikian rupa agar efektif dan
benar-benar bermanfaat, faktor keberhasilan dari program training tersebut juga
kemudian ditentukan dari metode penyampaian. Banyak orang masih sekedar membuat
presentasi power point dan secara konvensional menjelaskan panjang lebar tentang
tujuan dan manfaat dari training karyawan. Hal ini bisa sangat membosankan.

Ada banyak pilihan metode pelatihan yang biasa digunakan, sebagai contoh:

a. On the job training – biasanya diberikan kepada karyawan baru. Pelatihan ini
simpel dan efektif karena bisa dilakukan oleh karyawan yang senior. Jadi,
perusahaan tidak harus menggunakan jasa training dari pihak luar. Peserta juga
dapat langsung mengamati, mempelajari dan bertanya ketika mereka tidak dapat
menjalankan tugas yang diberikan. Waktu yang dibutuhkan dalam metode ini
bisa sekitar satu sampai tiga minggu tergantung dari kecakapan pesertanya.
Kelebihannya karyawan baru dapat secara nyata berlatih dan berada dalam
lingkup ruang kerja yang sebenarnya.

b. Off the job

c. Demonstrasi – seorang leader memperagakan bagaimana bekerja yang tepat atau


hal baik yang bisa mengubah setiap karyawan. Metode ini cukup sederhana dan
dapat dilakukan , pemimpin kepada bawahannya.

6. Peserta Pelatihan
Sebelum mengikuti program pelatihan, terlebih dahulu perlu ditetapkan syarat-syarat dan
jumlah peserta yang dapat mengikuti program pelatihan, misalnya usia, jenis kelamin,
pengelaman kerja, dan latar belakang pendidikan. Dalam melaksanakan program
pelatihan, terlebih dahulu harus dilakukan proses seleksi peserta.

7. Pelatih (Trainer)
Sebelum latihan dilaksanakan, training manjer menentukan trainers yang akan
melatihpara karyawan. Bagi perusahaan yang tidak mempunyai trainers sendiri, hal ini
dapat diserahkan kepada lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan yang khusus
menyediakan untuk keperluan tersebut.
a. Instruktur Internal
Adalah seseorang atau suatu tim pelatih yang ditugaskan dari dalam perusahan untuk
memberikan latihan atau pendidikan kepada karyawan.
b. Pelatih Eksternal
Adalah seorang atau suatu tim pelatih dari luar perusahaan yang diminta untuk
memberikan pelatihan bagi karyawan.
c. Kombinasi Struktur
Berasal dari kombinasi internal dan eksternal merupakan suatu tim gabungan yang
memberikan pelatihan kepada karyawan.

8. Ruang kelas – pelatihan yang efektif untuk memberikan kesempatan para peserta untuk
mendapatkan ilmu dalam suatu kelas tertentu dengan tujuan peserta dapat memecahkan
masalah dengan cepat dan mudah.

3. Susunan Program Latihan


Susunan program pelatihan terdiri atas bermacam-macam tahap, yaitu :

Tahap 1. Identifikasi kebutuhan pelatihan atau studi pekerjaan

Miner (1992) mengemukakan bahwa pembelajaran, terlihat dalam mengembangkan empat


macam keterampilan, yang paa umumnya dilatihkan, yaitu :

a. Keterampilan berdasarkan pada pengetahuan yang dikuasai

b. Keterampilan prilaku sederhana

c. Keterampilan antar pribadi terbatas

d. Keterampilan interaktif sosial

Tahap 2. Penetapan sasaran pelatihan

Mager (1962) memberikan tiga aspek untuk merumuskan sasaran subjek pembahasan/latihan
dengan baik, yaitu dalam setiap sasaran hendaknya :

a. Ada uraian tentang situasi yang diberikan

b. Ada uraian apa yang harus dilakukan

c. Ada uraian tentang bagaimana baiknya trainee melaksanakannya

Tahap 3. Penetapan kriteria keberhasikan dengan alat ukurnya

Tahap 4. Penetapan metode pelatihan/penyajianya

Tahap 5. Percobaan dan revisi

Tahap 6. Implementasi dan evaluasi


DAFTAR PUSTAKA

http://pakarkinerja.com/bagaimana-cara-menyusun-materi-pelatihan-karyawan-yang-bagus/

http://marlinasaridalimunthe.blogspot.com/2014/12/manajemen-pelatihan-dan-
penyusunan.html

https://www.slideshare.net/amaryllia/program-pelatihan-dalam-perusahaan

Anda mungkin juga menyukai