Anda di halaman 1dari 11

RINGKASAN MATERI KULIAH

STRUKTUR PENELITIAN ILMU MANAJEMEN

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ni Luh Putu Wiagustini, S.E., M.Si.

Oleh Kelompok 7 :

Alfriando Muhammad Rifky, S.E. (2280611001)

Angga Syahputra Daely, S.E. (2280611009)

Putu Agus Yoga Brahmanda Ariarta, S.E. (2280611021)

Ni Made Dewi Patma Pratiwi, S.M. (2280611025)

MAGISTER MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2022
PENDAHULUAN

Matinya kreativitas seseorang dalam menelurkan karya-karya ilmunya, dapat disebabkan


salah satunya adalah oleh ketidakfahaman terhadap mekanisme kerja ilmu pengetahuan. Seorang
ilmuwan tentu dalam dirinya harus mengair sederetan proses ilmu dan mengerti mekanisme
kerjanya, sehingga Ketika ia menghasilkan suatu karya ilmu, kemungkinan hasil temuan atau
pengembangannya akan diakui oleh ilmuwan lain dan akan memberikan kepuasan bagi pelaku
penelusuran proses metode ilmu itu sendiri.

Dalam perspektif filsafat, bahwasannya ilmu adalah pengetahuan yang didapat dengan
metode keilmuan, sehingga seorang ilmuwan harus memiliki pemahaman metode ilmu dan
mampu memanfaatkannya sebagai media untuk menghasilkan suatu temuan-temuan baru atau
pengembangan – pengembangan baru dari sebuah ilmu pengetahuan yang telah diakui
eksistensinya oleh segenap ilmuwan yang menekuni disiplin ilmu tertentu.

Ilmu secara kuantitatif dapat dikembangkan oleh masyarakat keilmuan secara


keseluruhan meskipun secara kualitatif beberapa orang genius seperti Newton atau Einstein
merumuskan landasan-landasan baru yang mendasar. Ini berarti bahwa siapa pun yang
berpengetahuan berhak dan dapat menjadi ilmuan dengan tetap berjalan di jalur aturan-aturan
ilmiah maupun prinsip-prinsip yang telah diwariskan oleh para ilmuwan terdahulu.
PEMBAHASAN

1. Perangkat Struktur Ilmu


Dalam suatu organisasi struktur merupakan organatau perangkat dari rganisasi tersebut
yang tentunya terkait dengan mekanisme kerjanya dan tujuan yang akan dicapai. Dalam
proses operasionalnya tentu diperlukan koordinasi yang baik agar tautan dari satu
perangkat dan lainnya tidak terputus.
Adapun dalam konsep ilmu tentu mekanisme kerja yang ada dalam strukturnya memiliki
goal yaitu sebuah kebenaran benar menurut rasio, mendasar da diakui secara umum.
Berangkat dari pemahaman sebuah struktur yang ada pada sebab organisasi yang dalam
hal ini memiliki kesamaan istilah yaitu struktur dan kesamaan fungsinya sebagai
mekanisme kerja mekanisme kerja maka akan timbul sebuah perspektif khusus mengenai
struktur yang ada dalam sistem ilmu. Sebutan untuk pandangan, filsafat atau Gerakan
filsafatnya disebut strukturalisme. Ditinjau dari fungsinya ia juga disebut sebagai sistem
ilmu. Pengertian dari struktur ilmu yaitu sebuah susunan yang terdiri dari komponen-
komponen yang membatasi mekanisme pencarian sebuah kebenaran.

2. Komponen di Dalam Struktur Ilmu Manajemen


Berikut ini adalah struktur karya ilmiah yang banyak digunakan oleh instansi, diantaranya
yaitu:
1) Halaman Judul
Struktur karya ilmiah yang pertama adalah halaman judul. Halaman judul itu sendiri
dimuat berdasarkan topik yang dipilih untuk dibahas dalam karya ilmiah. Pembuatan
judul diharapkan dapat ditulis dengan unik dan semenarik mungkin, namun tetap
disesuaikan dengan topik yang akan diangkat. Hal ini diharapkan dapat membuat
pembaca menjadi tertarik dengan isu atau topik yang dibahas dalam karya ilmiah.
Selain membuat para pembaca tertarik, judul harus dibuat dengan spesifik. Hal ini
dilakukan agar pembaca mendapatkan gambaran awal dengan membaca halaman
judul karya ilmiah. Pada halaman judul karya ilmiah biasanya juga dilengkapi dengan
nama penulis, asal institusi atau lembaga, tanggal, bulan, tahun dan tempat karya
ilmiah dibuat yang ditulis dengan aturan rata tengah, diurutkan setelah judul di bagian
bawah.
2) Abstrak
Struktur karya ilmiah yang kedua yaitu abstrak. Abstrak dapat dipahami sebagai
ringkasan dari keseluruhan isi atau materi yang terkandung dalam karya ilmiah. Peran
abstrak dalam karya ilmiah sebenarnya adalah untuk memberikan penjelasan kepada
pembaca dengan lebih cepat, tanpa harus membaca keseluruhan karya ilmiah. Abstrak
biasanya digunakan para pembaca untuk membaca sekilas isi, maksud dan tujuan dari
karya ilmiah. Ketentuan penulisan abstrak kurang lebih hanya 250 kata dan dengan
menggunakan bahasa yang bersifat informatif.
3) Pendahuluan
Setelah membahas tentang halaman judul dan abstrak, berikut ini akan disajikan
materi wajib dari karya ilmiah yang pertama, yaitu pendahuluan. Pendahuluan ini
terletak di paling awal materi karya ilmiah memiliki 4 sub bab, yaitu:
a. Latar belakang masalah
Latar belakang masalah dalam karya ilmiah merupakan penjelasan teoritis dan
faktual dari pertanyaan tentang mengapa topik atau masalah tersebut perlu
dijawab melalui secara ilmiah atau kegiatan penelitian. Latar belakang masalah
sendiri seharusnya dijelaskan secara singkat, jelas dan logis.
b. Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam karya ilmiah dapat dipahami sebagai sebuah pertanyaan
kritis atau argumentasi yang fleksibel yang dihasilkan berdasarkan pernyataan
umum dari masalah penelitian. Singkatnya, rumusan masalah adalah pertanyaan
yang dimunculkan dari latar belakang masalah. Selain itu, rumusan masalah
sering kali dibuat menggunakan bentuk pertanyaan yang dapat bersifat
operasional dalam suatu penelitian.
c. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian dalam karya ilmiah dapat diartikan sebagai uraian singkat
mengenai tujuan apa ingin diwujudkan dengan menggunakan penelitian tersebut.
d. Manfaat penelitian
Sementara itu, manfaat penelitian dapat diartikan sebagai sebuah uraian tentang
keunggulan dan kontribusi dari hasil karya ilmiah. Manfaat penelitian biasanya
diperuntukkan kepada pengembangan ilmu pengetahuan dan orang yang memiliki
hubungan dengan masalah yang diteliti.
4) Kerangka Teori
a. Landasan teori
Landasan teori dalam karya ilmiah dapat dipahami sebagai satu perangkat konsep
yang membatasi dan memfokuskan penelitian sehingga dapat menyajikan suatu
pandangan sistematis. Pada bagian ini, karya ilmiah akan memuat pembahasan
fenomena yang rinci tentang hubungan antar variabel, sehingga mendapatkan
penjelasan serta prediksi dari fenomena yang diteliti tersebut.
b. Hipotesis penelitian
Hipotesis penelitian dalam karya ilmiah dapat dipahami sebagai sebuah
kesimpulan sementara berdasarkan kerangka pemikiran atau teori yang
diungkapkan oleh seorang peneliti.
5) Metode penelitian
Sebelum berlanjut untuk mengembangkan kerangka teori yang sudah dibuat, pada
bagian ini, penulis atau peneliti harus menentukan terlebih dahulu metode yang
digunakan dalam penelitian. Metode penelitian sendiri dapat diartikan sebagai sebuah
langkah-langkah yang digunakan oleh penulis atau peneliti untuk mendapatkan hasil
penelitian yang tepat dan valid.
Metode penelitian yang paling sering digunakan ada dua jenis, yaitu metode kualitatif
dan metode kuantitatif. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berfokus
untuk melakukan analisa dan pendeskripsian terhadap suatu masalah. Sedangkan,
untuk metode kuantitatif merupakan metode penelitian yang lebih fokus dengan
analisa terhadap angka, tabel, hingga statistik.
a. Jenis Penelitian
Pemilihan jenis penelitian akan sangat menentukan langkah apa saja yang perlu
dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian. Langkah-langkah penelitian
biasanya meliputi tujuan, tempat pelaksanaan, tujuan umum, sifat dari masalah,
dan ruang lingkup pengujian masalah.
b. Definisi Konsep dan Operasional Variabel
Setelah menentukan jenis metode penelitian, hal yang perlu diperhatikan
selanjutnya adalah definisi konsep dan operasional variabel. Definisi konsep bisa
dipahami sebagai sebuah konsep tentang variabel penelitian. Sementara itu, untuk
operasional variabel dapat diartikan sebagai penjelasan secara sistematik dan
operasional tentang ukuran dari variabel yang akan diteliti.
c. Populasi dan Sampel Penelitian
Selanjutnya, peneliti dapat menentukan populasi dan sampel penelitian. Populasi
sendiri dapat didefinisikan sebagai keseluruhan dari subjek penelitian yang akan
diteliti. Sementara unutk sampel penelitian yaitu, sebagian subjek penelitian yang
akan diteliti.
d. Jenis, Sumber dan Teori Pengumpulan Data
Kemudian, peneliti dapat menentukan jenis, sumber, dan teori pengumpulan data.
Bagian ini dapat diuraikan secara lengkap dan jelas tentang apa jenis data yang
digunakan dalam penelitian dan bagaimana cara mengumpulkan data untuk
penelitian.
e. Teknik Analisis/Pengujian Data
Bagian terakhir dari metode penelitian yaitu teknik analisis atau pengujian data.
Pada bagian ini, karya ilmiah berisi penjelasan mengenai bagaimana cara
pengolahan sekaligus cara menganalisis data dalam penelitian yang dilakukan.
6) Pembahasan penelitian
Bagian ini dapat dikatakan sebagai bagian yang paling panjang dalam naskah karya
ilmiah. Hal ini dikarenakan pembahasan memuat tentang penjelasan dari rumusan
masalah, tujuan, manfaat, kerangka teori, dan tentunya metode penelitian. Berikut ini
adalah beberapa bagian yang perlu dijelaskan pada bagian ini, diantaranya yaitu:
a. Gambaran umum objek penelitian, yaitu penjelasan objek penelitian yang diteliti
secara umum.
b. Deskripsi hasil penelitian, yaitu penjelasan tentang hasil penelitian sesuai hasil
data yang dikumpulkan dari observasi yang dilakukan.
c. Pengujian hipotesis, yaitu penjelasan data yang berhasil dikumpulkan pada saat
melakukan penelitian untuk dilakukan pengujian terkait kesesuaian dengan
hipotesis. Pada bagian ini, peneliti dapat menjelaskan apakah data yang diperoleh
mendukung hipotesis atau tidak. Apabila data yang dikumpulkan mendukung
hipotesis, maka berarti data dapat diterima, begitupun sebaliknya.
d. Interpelasi hasil pengujian hipotesis

7) Penutup
Setelah menjelaskan mengenai hasil penelitian, selanjutnya Kamu dapat
mengemukakan kesimpulan dan saran berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.

a. Kesimpulan
Kesimpulan dalam karya ilmiah terletak di bagian akhir. Kesimpulan biasa
memuat pendapat dari karya ilmiah yang telah dibuat oleh peneliti atau penulis.
Kesimpulan sendiri memiliki tujuan supaya para pembaca karya ilmiah dapat
mendapatkan pengetahuan atau wawasan dari masalah dan pembahasan yang
telah diteliti.
b. Saran
Setelah mengungkap pendapat tentang karya ilmiah, pada bagian ini, peneliti atau
penulis dapat memberikan saran berupa pesan-pesan dari penulis. Tujuan dari
pembuatan saran sendiri yaitu digunakan untuk mengarahkan peneliti yang
hendak melakukan penelitian yang sama, supaya dapat berjalan dengan lebih
efektif dan dapat mengembangkan penelitian secara lebih baik dan lebih luas.
8) Daftar Pustaka
Selanjutnya, struktur yang perlu dipaparkan dalam karya ilmiah adalah daftar
pustaka. Daftar pustaka sendiri dapat diartikan sebagai sebuah daftar yang memuat
sumber informasi atau referensi teori yang digunakan oleh peneliti atau penulis
dalam penelitiannya. Dalam menuliskan daftar pustaka, peneliti atau penulis
biasanya menggunakan format, yaitu seperti nama penulis, judul tulisan, nama
penerbit buku atau karya akademik, identitas, dan waktu terbit.
9) Lampiran
Lampiran biasanya digunakan dalam karya ilmiah untuk menjelaskan data yang
berhasil diperoleh dan proses analisis data pada saat melakukan penelitian
3. Hirarki Komponen Dalam Struktur Ilmu

Sudut pandangan, filsafat ilmu atau Gerakan filsafat disebut dengan

strukturalisme. Ditinjau dari fungsinya disebut dengan sistem ilmu. Jadi kesimpulannya

struktur ilmu merupakan sebuah susunan yang terdiri dari komponen-komponen yang

membatasi mekanisme pencarian sebuah kebenaran.

Dalam pengembangan teori manajemen seperti pada bidang teori organisasi pada

awalnya bersifat eksploratif untuk merumuskan teori secara induktif. 3.1 menunjukkan

hubungan antara variabel dijelaskan oleh hipotesis untuk menguji proposisi sebagai

hubungan antar konstruk, proses generalisasi dari hipotesis ke dalam proposisi

menggambarkan mekanisme induksi. Tahap berikutnya proses deduktif dijalankan

dengan menggunakan berbagai metode penelitian sebagai Langkah pengujian apakah

teori yang ada sapat diverifikasi atau difalsifikasi. Jika ternyata tidak dapat dibuktikan

salah, maka teori manajemen tersebut menjadi semakin kuat (confirmated) kedudukannya

hingga Langkah falsifikasi berikutnya.

Untuk pengembangan ilmu manajemen prespektif saintifik Bahm dapat

digunakan. Menurut Bahm (1980) ada enam komponen yang terkandung dalam sains

(ilmu pengetahuan). Komponen-komponen ini antara lain masalah, sikap, metode,

aktivitas, kesimpulan dan efek. Untuk memahami sains perlu pemahaman terhadap

hipotesis yaitu metode ilmiah dengan lima tahapan yaitu awareness of problem –

menyadari bahwa ada masalah, examining the problem – menguji masalah, proposing

solution – mengajukan solusi, testing proposals – menguji usulan dan solving the

problem – memecahkan masalah.


1. Masalah

Sebutan H0 dan H1
2. Teori

Pilih tingkat signifikansi


3. Perumusan Hipotesis α = 0,01 α = 0,05 α = 0,1

Tentukan statistic
4. Kerangka Teoritis pengujian (Uji Z, F, t, Chi
Kuadrat)

5. Pengujian
Rumuskan sebuah
keputusan. Bilamana H0 atau
Induksi/korespondensi H1 ditolak dan bilamana H0
atau H1 diterima

Ambil sebuah sampel dan


ambil keputusan apakah H0
diterima atau ditolak dan
beri penjelasan.

3. Falsifikasi/Verifikasi/
Konfirmasi

Gambar 3.1 Sistematika Kerja Struktur Ilmu


4. Perumusan Masalah

Sesuatu yang menjadi sasaran penelitian biasanya disebut masalah penelitian yang
selanjutnya akan diangkat menjadi judul penelitian dan diletakkan pada barisan depan karena
komponen ini berfungsi sebagai penentu apakah sebuah fenomena yang dijumpai merupakan
sebuah masalah yang perlu dikaji secara keilmuan atau tidak. Permasalahan dapat
diidentifikasikan sebagai kesenjangan antara fakta dengan harapan, antara tren perkembangan
dengan keinginan pengembangan, dan antara kenyataan dengan ide. 

Perumusan permasalahan atau perumusan masalah perlu ditulis secara singkat, jelas,
mudah dipahami, dan mudah dipertahankan, perumusan masalah juga berfungsi mengarahkan
fokus penelitian. Menurut Castetter dan Heisler (1984), ada 5 (Lima) macam bentuk perumusan
masalah, yaitu:

1. Setiap rincian permasalahan haruslah merupakan satuan yang dapat diteliti (a


researchable unit).
2. Setiap rincian terkait dengan interpretasi data.
3. Semua rincian permasalahan perlu terintegrasi menjadi satu kesatuan permasalahan yang
lebih besar (sistemik).
4. Rincian yang penting saja yang diteliti (tidak perlu semua rincian permasalahan diteliti)
5. Hindari rincian permasalahan yang solusinya tidak realistik

Masalah penelitian harus tampak dan dirasakan sebagai suatu tantangan bagi peneliti untuk
dipecahkan dengan mempergunakan keahlian atau kemampuan profesionalnya. Masalah
penelitian merupakan kondisi yang menunjukkan kesenjangan (gap) antara peristiwa atau
keadaan nyata (das sain) dengan tolok ukur tertentu (das sollen) sebagai kondisi ideal atau
seharusnya bagi peristiwa atau keadaan tertentu. Masalah penelitian adalah keraguan yang timbul
terhadap suatu peristiwa atau keadaan tertentu berupa kesangsian tentang tingkat kebenarannya
suatu peristiwa atau keadaan.
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai