Anda di halaman 1dari 7

A.

Pengertian Karya Ilmiah


Kata karya ilmiah pada pembentukannya berasal dari dua kata, yaitu kata yang berarti sebagai
sebuah usaha, upaya, perbuatan, atau juga penciptaan. Sementara itu, kata ilmiah dapat
diartikan sebagai sesuatu yang memuat ilmu atau pengetahuan yang telah memenuhi kaidah
keilmuan.

Secara harfiah, karya ilmiah dapat didefinisikan sebagai sebuah karya yang lahir atau tercipta
dari sebuah proses keilmuan yang dihasilkan melalui pekerjaan kepenulisan. Suatu tulisan
dapat termasuk sebagai karya ilmiah apabila memenuhi aspek rasionalitas, memiliki
permasalahan yang bersifat faktual dan objektif, dan tentunya menerapkan struktur dan
kaidah ilmiah yang tepat.

Dalam menulis karya ilmiah, penulis sangat disarankan untuk menggunakan bahasa yang
jelas dan lugas sesuai kaidah kebahasaan yang berlaku atau Ejaan Bahasa Indonesia. Karya
ilmiah sangat tidak diperbolehkan menggunakan bahasa yang ambigu atau bermakna ganda,
hal itu dikhawatirkan tidak memberikan jawaban, tetapi justru malah semakin
membingungkan para pembaca.

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, definisi atau pengertian tentang karya ilmiah pun
ikut mengalami perubahan. Perkembangan dan perubahan ini pada akhirnya membuat ilmu
pengetahuan harus selalu diperbarui, termasuk teori dari karya ilmiah. Berikut ini adalah
beberapa pengertian dari para ahli tentang pengertian karya ilmiah.

1. Eko Susilo, M.
Dalam karyanya tentang karya ilmiah, Eko Susilo, M. mengungkapkan bahwa karya ilmiah
merupakan sebuah tulisan yang didapatkan melalui pekerjaan yang memuat sifat ilmiah. Bagi
Eko, sebuah tulisan dapat dikatakan sebagai karya ilmiah apabila dihasilkan melalui prosedur
ilmiah yang meliputi observasi, evaluasi, penelitian dalam bidang tertentu, penyusunan
berdasarkan metode tertentu, sistematika penulisan dengan menggunakan bahasa yang santun
dan isi yang dapat dipertanggungjawabkan validitasnya.

2. Dwiloka dan Riana


Selanjutnya, Dwiloka dan Riana berpendapat bahwa karya ilmiah atau artikel ilmiah memiliki
definisi sebagai sebuah karya seorang yang ingin melakukan pengembangan keilmuannya,
baik itu ilmu pengetahuan, teknologi, bahkan juga seni. Menurut mereka, karya ilmiah dapat
dilahirkan apabila berhasil dikaji berdasarkan berbagai literatur, koleksi pengalaman, dan
tentu penelitian yang pernah dilakukan.

3. Titi Setiyoningsih
Berikutnya, Titi Setiyoningsih dalam karyanya menjelaskan bahwa karya ilmiah pada
dasarnya merupakan sebuah tulisan yang dibuat dengan berdasarkan ketentuan dari metode
ilmiah. Metode ilmiah yang dimaskud yaitu logika ilmu pengetahuan, mulai dari pemaparan
masalah, tujuan, manfaat, teori-teori terdahulu, karya-karya terdahulu, metode, pembahasan,
hingga diakhiri dengan sebuah kesimpulan dan referensi yang digunakan untuk menulis.
B. Struktur Karya Ilmiah
Setelah mengetahui tentang pengertian dari karya ilmiah, berikut ini akan dijelaskan tentang
struktur karya ilmiah yang baik dan benar. Sebagian besar karya tulis memiliki gaya atau
strukturnya masing-masing. Berikut ini adalah struktur karya ilmiah yang banyak digunakan
oleh instansi, diantaranya yaitu:

1. Halaman Judul
Struktur karya ilmiah yang pertama adalah halaman judul. Halaman judul itu sendiri dimuat
berdasarkan topik yang dipilih untuk dibahas dalam karya ilmiah. Pembuatan judul
diharapkan dapat ditulis dengan unik dan semenarik mungkin, namun tetap disesuaikan
dengan topik yang akan diangkat. Hal ini diharapkan dapat membuat pembaca menjadi
tertarik dengan isu atau topik yang dibahas dalam karya ilmiah.

Selain membuat para pembaca tertarik, judul harus dibuat dengan spesifik. Hal ini dilakukan
agar pembaca mendapatkan gambaran awal dengan membaca halaman judul karya ilmiah.
Pada halaman judul karya ilmiah biasanya juga dilengkapi dengan nama penulis, asal institusi
atau lembaga, tanggal, bulan, tahun dan tempat karya ilmiah dibuat yang ditulis dengan
aturan rata tengah, diurutkan setelah judul di bagian bawah.

2. Abstrak
Struktur karya ilmiah yang kedua yaitu abstrak. Abstrak dapat dipahami sebagai ringkasan
dari keseluruhan isi atau materi yang terkandung dalam karya ilmiah. Peran abstrak dalam
karya ilmiah sebenarnya adalah untuk memberikan penjelasan kepada pembaca dengan lebih
cepat, tanpa harus membaca keseluruhan karya ilmiah. Abstrak biasanya digunakan para
pembaca untuk membaca sekilas isi, maksud dan tujuan dari karya ilmiah. Ketentuan
penulisan abstrak kurang lebih hanya 250 kata dan dengan menggunakan bahasa yang
bersifat informatif.

3. Pendahuluan
Setelah membahas tentang halaman judul dan abstrak, berikut ini akan disajikan materi wajib
dari karya ilmiah yang pertama, yaitu pendahuluan. Pendahuluan ini terletak di paling awal
materi karya ilmiah memiliki 4 sub bab, yaitu:

a. Latar belakang masalah


Latar belakang masalah dalam karya ilmiah merupakan penjelasan teoritis dan faktual dari
pertanyaan tentang mengapa topik atau masalah tersebut perlu dijawab melalui secara ilmiah
atau kegiatan penelitian. Latar belakang masalah sendiri seharusnya dijelaskan secara singkat,
jelas dan logis. .

b. Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam karya ilmiah dapat dipahami sebagai sebuah pertanyaan kritis atau
argumentasi yang fleksibel yang dihasilkan berdasarkan pernyataan umum dari masalah
penelitian. Singkatnya, rumusan masalah adalah pertanyaan yang dimunculkan dari latar
belakang masalah. Selain itu, rumusan masalah sering kali dibuat menggunakan bentuk
pertanyaan yang dapat bersifat operasional dalam suatu penelitian.
c. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian dalam karya ilmiah dapat diartikan sebagai uraian singkat mengenai tujuan
apa ingin diwujudkan dengan menggunakan penelitian tersebut.

d. Manfaat penelitian
Sementara itu, manfaat penelitian dapat diartikan sebagai sebuah uraian tentang keunggulan
dan kontribusi dari hasil karya ilmiah. Manfaat penelitian biasanya diperuntukkan kepada
pengembangan ilmu pengetahuan dan orang yang memiliki hubungan dengan masalah yang
diteliti.

4. Kerangka Teori
Materi inti yang kedua dari karya ilmiah adalah kerangka teori, ada dua sub bab dalam
kerangka teori, yaitu:

a. Landasan teori
Landasan teori dalam karya ilmiah dapat dipahami sebagai satu perangkat konsep yang
membatasi dan memfokuskan penelitian sehingga dapat menyajikan suatu pandangan
sistematis. Pada bagian ini, karya ilmiah akan memuat pembahasan fenomena yang rinci
tentang hubungan antar variabel, sehingga mendapatkan penjelasan serta prediksi dari
fenomena yang diteliti tersebut.

b. Hipotesis penelitian
Hipotesis penelitian dalam karya ilmiah dapat dipahami sebagai sebuah kesimpulan
sementara berdasarkan kerangka pemikiran atau teori yang diungkapkan oleh seorang
peneliti.

5. Metode penelitian
Sebelum berlanjut untuk mengembangkan kerangka teori yang sudah dibuat, pada bagian ini,
penulis atau peneliti harus menentukan terlebih dahulu metode yang digunakan dalam
penelitian. Metode penelitian sendiri dapat diartikan sebagai sebuah langkah-langkah yang
digunakan oleh penulis atau peneliti untuk mendapatkan hasil penelitian yang tepat dan valid.

Metode penelitian yang paling sering digunakan ada dua jenis, yaitu metode kualitatif dan
metode kuantitatif. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berfokus untuk
melakukan analisa dan pendeskripsian terhadap suatu masalah. Sedangkan, untuk metode
kuantitatif merupakan metode penelitian yang lebih fokus dengan analisa terhadap angka,
tabel, hingga statistik.

a. Jenis Penelitian
Pemilihan jenis penelitian akan sangat menentukan langkah apa saja yang perlu dilakukan
untuk mendapatkan hasil penelitian. Langkah-langkah penelitian biasanya meliputi tujuan,
tempat pelaksanaan, tujuan umum, sifat dari masalah, dan ruang lingkup pengujian masalah.
b. Definisi Konsep dan Operasional Variabel
Setelah menentukan jenis metode penelitian, hal yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah
definisi konsep dan operasional variabel. Definisi konsep bisa dipahami sebagai sebuah
konsep tentang variabel penelitian. Sementara itu, untuk operasional variabel dapat diartikan
sebagai penjelasan secara sistematik dan operasional tentang ukuran dari variabel yang akan
diteliti.

c. Populasi dan Sampel Penelitian


Selanjutnya, peneliti dapat menentukan populasi dan sampel penelitian. Populasi sendiri
dapat didefinisikan sebagai keseluruhan dari subjek penelitian yang akan diteliti. Sementara
unutk sampel penelitian yaitu, sebagian subjek penelitian yang akan diteliti.

d. Jenis, Sumber dan Teori Pengumpulan Data


Kemudian, peneliti dapat menentukan jenis, sumber, dan teori pengumpulan data. Bagian ini
dapat diuraikan secara lengkap dan jelas tentang apa jenis data yang digunakan dalam
penelitian dan bagaimana cara mengumpulkan data untuk penelitian.

e. Teknik Analisis/Pengujian Data


Bagian terakhir dari metode penelitian yaitu teknik analisis atau pengujian data. Pada bagian
ini, karya ilmiah berisi penjelasan mengenai bagaimana cara pengolahan sekaligus cara
menganalisis data dalam penelitian yang dilakukan.

6. Pembahasan penelitian
Bagian ini dapat dikatakan sebagai bagian yang paling panjang dalam naskah karya ilmiah.
Hal ini dikarenakan pembahasan memuat tentang penjelasan dari rumusan masalah, tujuan,
manfaat, kerangka teori, dan tentunya metode penelitian. Berikut ini adalah beberapa bagian
yang perlu dijelaskan pada bagian ini, diantaranya yaitu:

a. Gambaran umum objek penelitian, yaitu penjelasan objek penelitian yang diteliti secara
umum.

b. Deskripsi hasil penelitian, yaitu penjelasan tentang hasil penelitian sesuai hasil data yang
dikumpulkan dari observasi yang dilakukan.

c. Pengujian hipotesis, yaitu penjelasan data yang berhasil dikumpulkan pada saat melakukan
penelitian untuk dilakukan pengujian terkait kesesuaian dengan hipotesis. Pada bagian ini,
peneliti dapat menjelaskan apakah data yang diperoleh mendukung hipotesis atau tidak.
Apabila data yang dikumpulkan mendukung hipotesis, maka berarti data dapat diterima,
begitupun sebaliknya.

d. Interpelasi hasil pengujian hipotesis


7. Penutup
Setelah menjelaskan mengenai hasil penelitian, selanjutnya Kamu dapat mengemukakan
kesimpulan dan saran berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.

a. Kesimpulan
Kesimpulan dalam karya ilmiah terletak di bagian akhir. Kesimpulan biasa memuat pendapat
dari karya ilmiah yang telah dibuat oleh peneliti atau penulis. Kesimpulan sendiri memiliki
tujuan supaya para pembaca karya ilmiah dapat mendapatkan pengetahuan atau wawasan dari
masalah dan pembahasan yang telah diteliti.

b. Saran
Setelah mengungkap pendapat tentang karya ilmiah, pada bagian ini, peneliti atau penulis
dapat memberikan saran berupa pesan-pesan dari penulis. Tujuan dari pembuatan saran
sendiri yaitu digunakan untuk mengarahkan peneliti yang hendak melakukan penelitian yang
sama, supaya dapat berjalan dengan lebih efektif dan dapat mengembangkan penelitian secara
lebih baik dan lebih luas.

8. Daftar Pustaka
Selanjutnya, struktur yang perlu dipaparkan dalam karya ilmiah adalah daftar pustaka. Daftar
pustaka sendiri dapat diartikan sebagai sebuah daftar yang memuat sumber informasi atau
referensi teori yang digunakan oleh peneliti atau penulis dalam penelitiannya. Dalam
menuliskan daftar pustaka, peneliti atau penulis biasanya menggunakan format, yaitu seperti
nama penulis, judul tulisan, nama penerbit buku atau karya akademik, identitas, dan waktu
terbit.

9. Lampiran
Lampiran biasanya digunakan dalam karya ilmiah untuk menjelaskan data yang berhasil
diperoleh dan proses analisis data pada saat melakukan penelitian.

C. Ciri-Ciri Karya Ilmiah


Setelah membahas tentang struktur karya ilmiah, hal selanjutnya yang perlu dibahas
selanjutnya adalah ciri-ciri dari karya ilmiah. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri karya
ilmiah, diantaranya yaitu:

1. Reproduktif
Reproduktif merupakan ciri dalam karya ilmiah yang berarti suatu karya ilmiah dapat
diterima dan dimaknai oleh pembaca berdasarkan makna yang ingin disampaikan oleh
peneliti atau penulisnya.

2. Tidak Ambigu
Pada ciri yang kedua, karya ilmiah seharusnya seharusnya tidak mengandung makna ganda
atau ambigu. Ciri kedua ini secara tidak langsung memiliki hubungan dengan ciri yang
pertama, yaitu karya ilmiah harus menyajikan pemahaman yang jelas dan rinci serta tidak
dikemas dengan bahasa yang dapat membingungkan pembaca.
3. Tidak Emotif
Pada ciri yang ketiga, karya ilmiah tidak boleh mengandung aspek perasaan atau subjektivitas
dari penulis atau peneliti. Hal ini dikhawatirkan dapat membuat karya ilmiah menjadi tidak
menjelaskan fakta yang sebenarnya.

4. Bahasa Baku
Pada ciri yang keempat, karya ilmiah seharusnya memakai bahasa formal atau bahasa baku.
Hal ini perlu dilakukan supaya pembaca dapat lebih mudah untuk memahami penelitian. Baik
itu pada penulisan sumber, teori, bahkan juga ketika menuliskan penulisan kesimpulan.
Bahasa yang tidak baku pada tulisan karya ilmiah dapat mengakibatkan para pembaca
kebingungan dengan materi dan penjelasan yang disampaikan oleh penulis atau peneliti.

5. Kaidah Keilmuan
Pada ciri yang kelima, karya ilmiah harus memenuhi ketentuan kaidah keilmuan sekaligus
menggunakan istilah-istilah akademik. Penggunaan kaidah keilmuan dan istilah akademik
sendiri memiliki tujuan supaya peneliti atau penulis dapat memiliki kemampuan dalam dalam
melakukan sesuatu pada bidang kajian yang dibahas dalam karya ilmiah. Pemanfaatan kaidah
atau istilah ilmiah biasanya juga dapat menjadi ukuran seberapa ahli penulis atau peneliti
terhadap bidang keilmuannya.

6. Dekoratif
Pada ciri yang keenam, karya ilmiah harus mengandung sifat dekoratif atau bisa dikatakan
bahwa penulis atau peneliti perlu menggunakan istilah atau kata yang memiliki satu makna.

7. Memiliki Kohesi
Kohesi dalam karya ilmiah dapat dipahami sebagai kesinambungan setiap bagian sampai
babnya. Yang mana kohesi pada karya ilmiah juga memiliki sifat straight forward atau tidak
bertele-tele.

8. Bersifat Objektif
Karya ilmiah pada dasarnya harus memuat sifat yang objektif. Sifat objektif menjadi penting
pada karya ilmiah karena akan lebih mendorong dihasilkannya fakta-fakta dan data-data dari
hasil analisisnya.

9. Kalimat Efektif
Karya ilmiah seharusnya ditulis dengan kalimat efektif. Ciri-ciri terakhir ini memiliki
hubungan dengan ciri yang lainnya. Ciri ini harus digunakan supaya pembaca tidak
kebingungan dengan penggunaan kalimat yang berputar-putar.

Demikian, pembahasan singkat tentang karya ilmiah. Sekiranya Kamu perlu mulai berlatih
dari sekarang agar lebih terbiasa untuk menulis karya ilmiah. Karya ilmiah akan sangat
penting untuk Kamu ketika menginjak pendidikan sarjana taua kuliah. Ada banyak sekali
manfaat yang bisa Kamu dapatkan dengan keahlian menulis karya ilmiah. Oleh karena itu,
mari belajar menulis karya ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai