Anda di halaman 1dari 5

TRANSFORMASI DIGITAL: STREAMING PLATFORM NETFLIX

1. Sejarah Netflix

Netflix, perusahaan streaming media dan layanan sewa video yang didirikan pada
tahun 1997 oleh pengusaha Amerika, Reed Hastings dan Marc Randolph, terlibat dalam
produksi program orisinal. Berkantor pusat di Los Gatos, California, perusahaan ini mulai
menawarkan layanan berlangganan online pada tahun 1999. Melalui situs web Netflix,
pelanggan dapat memilih judul film dan acara televisi, yang kemudian akan dikirimkan
dalam bentuk DVD bersama dengan amplop pengembalian prabayar dari salah satu dari lebih
dari 100 pusat distribusi. Meskipun pelanggan biasanya membayar biaya bulanan tetap untuk
menyewa sebanyak mungkin film per bulan, jumlah DVD yang bisa mereka miliki pada satu
waktu tergantung pada paket langganan mereka, sementara Netflix memiliki ribuan judul film
dalam katalognya.

Gambar 1. Tampilan antarmuka Netflix pada tahun 1999 (Sumber: businessinsider.com)


Pada tahun 2007 Tim Netflix memiliki data real-time tentang film apa yang ditonton
oleh para anggota untuk pertama kalinya, dimana sebelumnya mereka hanya memiliki
aktivitas penyewaan DVD. Seiring berjalannya waktu, data implisit ini menjadi lebih penting
dalam memprediksi selera film anggota daripada data eksplisit yang dikumpulkan Netflix
melalui sistem peringkat bintang lima. Pada saat itu, Netflix memiliki hampir 100.000 DVD
yang dapat dipilih, sehingga tantangan merchandising DVD adalah membantu anggota
menemukan "permata tersembunyi" dari perpustakaan DVD-nya yang sangat besar. Namun,
dengan streaming, tantangannya adalah membantu anggota mengidentifikasi beberapa film
yang mereka anggap bernilai di antara tiga ratus judul biasa-biasa saja yang tersedia pada saat
peluncuran.

Netflix meluncurkan kontes Netflix Prize senilai $1 juta untuk melihat apakah ada
orang yang dapat meningkatkan 10 persen sistem rekomendasinya, sebuah algoritma untuk
memprediksi preferensi film seseorang berdasarkan data penyewaan sebelumnya. Tiga tahun
kemudian, hadiah tersebut diberikan kepada Pragmatic Chaos dari BellKor, sebuah tim yang
terdiri dari tujuh ahli matematika, ilmuwan komputer, dan insinyur. Ini membuat netflix
bertransisi dari perusahaan penyewaan DVD ke streaming, serta mempromosikan
pengambilan keputusan berbasis data.

Gambar 2. Tampilan antarmuka Netflix pada tahun 2007 (Sumber: businessinsider.com)


Sekarang lebih dari dua puluh tahun setelah pertama kali diluncurkan, Netflix masih
terus berupaya meningkatkan layanannya. Kecerdasan buatan telah dimanfaatkan oleh Netflix
untuk menyediakan layanan dan pengalaman terbaik bagi pelanggan. Sangat menarik
bagaimana Netflix menerapkan AI/Ilmu Data/ML dalam menjalankan operasinya yaitu
seperti:

● Menerapkan algoritma untuk memberikan rekomendasi film dan menggunakan AI


untuk menjamin streaming berkualitas tinggi meskipun dengan bandwidth yang lebih
kecil.
● Thumbnail Personalization yaitu AI Netflix menghasilkan gambar mini dengan
memberi keterangan dan memberi peringkat pada ratusan frame yang diambil dari
film atau program TV yang sudah ada sebelumnya.
● Category interst dimana Netflix dapat menyarankan film dan memberikan konteks
mengapa seorang mungkin menyukainya. Contohnya Netflix tahu bahwa saya
menyukai Airplane dan Heathers, sehingga menyarankan Ferris Bueller's Day Off dan
The Breakfast Club karena saya menyukai "Komedi Kultus dari tahun 1980-an”.

Gambar 3. Tampilan antarmuka Netflix pada tahun 2024 (Sumber: hf-solution.com)


2. Transformasi Netflix

Perubahan digital Netflix telah menciptakan gelombang transformasi yang


mengubah lanskap layanan streaming secara menyeluruh. Dimulai dari transisi dari
distribusi DVD fisik ke model streaming digital yang mengubah paradigma, mereka
telah menghadirkan revolusi dalam cara konten disampaikan kepada pelanggan,
pembuatan konten orisinal yang memperluas cakupan dan keunggulan kompetitif
Netflix di pasar yang semakin ramai. Ekspansi global mereka tidak hanya memperluas
jangkauan layanan, tetapi juga memperkaya konten dengan nuansa lokal yang
mengakar di hati penonton di berbagai belahan dunia. Dibalik semua ini, Netflix
diperkuat oleh pemanfaatan teknologi canggih seperti big data, yang membantu
mereka memahami preferensi pengguna dengan lebih baik dan menyajikan konten
yang lebih relevan.

Sebagai hasil dari langkah-langkah inovatif ini, Netflix tidak hanya menjadi
top of mind dalam layanan streaming platform, tetapi juga menjadi ikon dalam
budaya digital global. Selain itu, mereka telah berhasil membangun sebuah branding
yang tidak hanya kuat, tetapi juga tak terbantahkan, dikenal dan dihormati di seluruh
penjuru dunia. Melalui kombinasi kampanye pemasaran yang cerdas dan integrasi
yang mulus dalam budaya populer, Netflix telah menciptakan citra merek yang tidak
hanya positif, tetapi juga sangat menarik bagi pelanggan di berbagai lapisan
masyarakat.
Referensi

Biddle, G. (2021, May 27). A Brief History of Netflix Personalization (Part Two, from 2007

to 2021). Ask Gib. Retrieved February 13, 2024, from

https://askgib.substack.com/p/a-brief-history-of-netflix-personalization-31d

Es, K. v. (2022, September 26). Netflix & Big Data: The Strategic Ambivalence of an

Entertainment Company. 24(6). 10.1177/15274764221125745

McAlone, N., & Lynch, J. (2018, February 21). How Netflix's Website Has Looked Over the

Years. Business Insider. Retrieved February 13, 2024, from

https://www.businessinsider.com/how-netflix-has-looked-over-the-years-2016-4#in-2

008-netflix-introduced-streaming-its-easier-than-you-think-but-streaming-still-didnt-h

ave-many-new-releases-3

Netflix Recommendations: How Netflix Uses AI, Data Science, And ML. (2023, November 7).

Simplilearn.com. Retrieved February 13, 2024, from

https://www.simplilearn.com/how-netflix-uses-ai-data-science-and-ml-article

Anda mungkin juga menyukai