BAB I
PENDAHULUAN
terhadap pengalaman selama mengikuti kuliah, praktikum, praktek kerja lapangan dan studi
pustaka.
3
BAB II
PENYUSUNAN USULAN KARYA TULIS ILMIAH
Usulan penelitian untuk Karya Tulis Ilmiah terdiri atas halaman judul, halaman
persetujuan, sari usulan Karya Tulis Ilmiah, bagian utama usulan Karya Tulis Ilmiah dan daftar
pustaka.
misalnya : uji perbedaan rerata dengan uji t, dengan ANAVA, regresi dan korelasi atau dengan
cara deskriptif.
BAB III
PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH
3.4. Prakata
Tujuan prakata ialah untuk mengantarkan pembaca agar lebih memahami maksud dan
manfaat yang dikemukakan dalam uraian selanjutnya. Prakata hendaknya dapat memberikan
gambaran umum seluruh tulisan. Dalam prakata juga dituliskan hal-hal yang tidak berkaitan
dengan ilmu pengetahuan seperti ucapan terima kasih atau perubahan-perubahan yang terjadi
dari rencana semula.
3.5. Sari
Sari memuat uraian ringkas dan jelas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, cara atau metode penelitian, hasil dan pembahasan serta kesimpulan dan saran yang
disusun dalam empat alinea, ditulis singkat 300-400 kata, dan diketik satu spasi. Di dalam sari
hendaknya tidak terdapat daftar (tabel), gambar, dan daftar pustaka serta informasi yang tidak
terdapat pada induk karangan. Di bawah sari dituliskan kata kunci (dicetak tebal), maksimum
5 buah. Contoh halaman sari seperti terlihat pada lampiran 6.
dikemukakan bahwa hasil penelitian dapat dijumpai pada daftar dan gambar yang nomornya
disebutkan.
3.6.5. Kesimpulan dan saran
3.6.5.1. Kesimpulan
Kesimpulan mengandung uraian singkat tetapi tepat tentang hasil penelitian. Jika
digunakan hipotesis maka harus ditarik kesimpulan yang berkaitan dengan hipotesis tersebut.
Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dapat dijabarkan dari hasil
penelitian dan pembahasan untuk membuktikan kebenaran hipotesis.
3.6.5.2. Saran
Saran dibuat berdasarkan pengalaman dan pertimbangan mahasiswa selama
melakukan penelitian. Saran ditujukan kepada peneliti dalam bidang yang sejenis,
yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian yang sudah diselesaikan.
Saran tidak merupakan keharusan.
3.8. Lampiran
Lampiran memuat keterangan tambahan untuk melengkapi KTI. Jika lampiran
dihilangkan, maka KTI tidak akan terganggu, tetapi kurang lengkap.
Lampiran biasanya memuat kompilasi data, peta, hasil perhitungan, gambar, daftar,
dan lain-lain yang bersifat melengkapi KTI.
BAB IV
4.2. Pengetikan
4.2.1. Jenis huruf
KTI diketik dengan huruf Times New Roman ukuran 12 (12 huruf setiap inchi) dan
untuk seluruh naskah digunakan jenis huruf yang sama. Huruf harus tegak dan penggunaan
huruf miring hanya untuk tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Lambang, huruf Yunani, atau
tanda-tanda lain yang tidak dapat diketik, harus ditulis rapi dengan tinta hitam.
4.2.2. Jarak baris
Jarak baris dibuat dua spasi, kecuali kutipan langsung, judul tabel (daftar) dan gambar
yang lebih dari satu baris, dan daftar pustaka dapat diketik dengan satu spasi.
4.2.3. Batas tepi
Batas-batas pengetikan ditinjau dari tepi kertas diatur sebagai berikut : Tepi atas dan
tepi kiri empat cm, tepi bawah dan tepi kanan tiga cm.
4.2.4. Pengisian ruang
Ruangan yang terdapat pada halaman naskah KTI harus diisi penuh, artinya
pengetikan harus dimulai dari batas tepi kiri sampai batas tepi kanan penulisan dan tidak boleh
ada ruangan yang terbuang kecuali memulai alinea baru, persamaan, daftar, gambar, sub judul,
atau hal-hal khusus.
4.2.5. Alinea baru
Alinea baru dimulai pada ketikan yang ke-6 dari batas tepi kiri ketikan.
4.2.6. Permulaian kalimat
Bilangan, lambang, atau rumus kimia yang memulai suatu kalimat harus dieja.
Contoh: Delapan ekor kelinci dan bukan 8 ekor kelinci.
12
4.2.10. Kutipan
Kutipan langsung atau tidak langsung harus memberitahu sumber yang dikutip dengan
cara menuliskan nama belakang pengarang, tahun terbit dan halaman yang dikutip. Bila
pengarang lebih dari 2 orang maka yang disebut hanya nama belakang pengarang pertama
kemudian diikuti dengan dkk atau et al. Penulisan nama orang tidak boleh salah.
Contoh :
1. Menurut Calvin (1978 : 15)
2. Pirolisis ampas tebu (Othmer dan Fernstrom, 1943 : 125)
3. Bensin dapat dibuat dari metanol (Meisel dkk. 1976 atau Meisel et al., 1976:78)
Ternyata pada contoh butir 3 di atas, sebenarnya penulisnya ada 4 orang yaitu : Meisel, S.O.,
McCullough, J.P., Leckthaler. C.H., dan Weisz, P.B.
Untuk kutipan kurang dari lima baris ditulis dengan spasi biasa (dua spasi) tanpa harus
ganti baris baru. Kutipan lebih dari lima baris ditulis dengan indensi menggantung, jarak satu
spasi. Ketukan pertama dimulai pada ketukan kelima, demikian pula baris-baris berikutnya.
4.2.11. Perincian ke bawah
Jika ada penulisan naskah terdapat perincian yang harus disusun ke bawah maka
pakailah nomor urut dengan angkat atau huruf. Adapun derajat perinciannya sebagai berikut:
angka Arab dengan kurung penutup, huruf kecil dengan kurung penutup, angka Arab dengan
kurung pembuka dan penutup, dan huruf kecil dengan kurung pembuka dan penutup.
Contoh:
1. Penelitian kemanfaatan farmasi
a. Bentuk sediaan
1) Tablet
a) Tablet salut
(1) Tablet salut gula
(a) Tablet salut gula kelapa
Catatan:
Penggunaan garis penghubung (-) atau bullets yang diletakkan di depan perincian tidaklah
dibenarkan, sebagai pengganti dapat digunakan penomoran dengan angka Arab dan huruf
seperti di atas.
4.2.12. Letak simetris
Gambar, tabel (daftar), persamaan, judul dan sub judul ditulis simetris terhadap tepi
kiri dan kanan pengetikan.
14
4.2.13. Penomoran
1. Halaman
Bagian awal KTI mulai dari halaman judul sampai ke daftar gambar, diberi
nomor halaman dengan angka romawi kecil ditempatkan di sebelah kanan atas
kecuali pada judul, ditempatkan di bagian tengah bawah.
2. Tabel (daftar), gambar dan lampiran
Tabel (daftar), gambar dan lampiran diberi nomor secara urut dengan angka
Arab kecil diikuti dengan titik, kemudian judul atau keterangan.
3. Persamaan
Nomor urut persamaan yang berbentuk rumus matematika, reaksi kimia dan
lain-lainnya ditulis dengan angka Arab di dalam kurung ( ) dan ditempatkan
didekat batas tepi kanan.
Contoh :
CaSO4 + K2CO3 → CaCO3 + K2SO4
4.2.14. Tabel (daftar) dan gambar
1. Tabel (daftar)
Ketentuan penulisan tabel atau daftar adalah sebagai berikut:
1) Judul tabel (daftar) ditempatkan secara simetris di atas tabel, tanpa
diakhiri dengan titik. Judul tabel harus singkat, jelas dan dalam bentuk
topik, tidak harus dalam kalimat sempurna. Judul tabel (daftar) dicetak
tebal dan ukuran huruf 10.
2) Tabel diketik simetris dan tidak boleh dipenggal kecuali memang panjang,
sehingga tidak mungkin diketik dalam satu halaman. Pada halaman
lanjutan tabel, dicantumkan nomor tabel dan kata lanjutan tanpa judul.
3) Kolom-kolom diberi nama (sub judul) dan diusahakan agar pemisahan
kolom cukup jelas. Jika kolom mengandung data kuantitatif maka satuan
yang digunakan (misal: %, mg), dimaksudkan sebagai bagian dari sub
judul.
4) Tabel yang lebih besar dari ukuran lebar kertas, sehingga harus dibuat
memanjang, maka bagian atas tabel harus diletakkan di sebelah kiri atas.
5) Sumber pustaka tabel dituliskan di bawah kiri tabel.
15
4.3. Bahasa
4.3.1. Bahasa yang dipakai
Bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia yang baku (ada subjek dan predikat, dan
supaya lebih sempurna ditambah dengan objek dan keterangan). Bahasa ilmiah hendaknya
ditulis secara lugas dan jelas, tidak bertele-tele dan tidak menggunakan bahasa “indah” yang
justru dapat mengaburkan arti sesungguhnya.
4.3.2. Bentuk kalimat
Kalimat-kalimat tidak boleh menampilkan orang pertama dan orang kedua (saya, aku,
kami, kita, engkau, dan lain-lainnya), tetapi dibuat berbentuk pasif (bentuk orang ketiga). Pada
penyajian ucapan terima kasih pada prakata, “saya” diganti dengan penulis.
16
4.3.3. Istilah
Istilah yang digunakan adalah istilah Indonesia atau yang sudah diindonesiakan.
Istilah asing yang terpaksa digunakan harus diberi garis bawah per kata atau dicetak dengan
huruf miring.
4.3.4. Kesalahan yang sering terjadi
1) Kata penghubung, seperti sehingga, maka yaitu dan sedangkan, tidak boleh
dipakai untuk memulai suatu kalimat. Kalimat harus utuh, bukan sambungan
dari sub judul di atasnya.
2) Kata depan, misalnya pada, sering dipakai tidak pada tempatnya, misalnya
diletakkan di depan subjek sehingga merusak susunan kalimat.
3) Kata “di mana”, “dan”, “dari”, sering kurang pada tempatnya, dan diperlakukan
tepat seperti kata “where” dan “of” dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa
Indonesia bentuk yang demikian tidaklah baku dan jangan dipakai.
4) Awalan “ke” dan “di” harus dibedakan dengan kata depan “ke” dan “ti”.
5) Tanda baca harus digunakan dengan tepat
4.3.5. Nama penulis dalam daftar pustka
Penulisan pada daftar pustaka, semua nama penulis harus dicantumkan dan tidak
boleh hanya penulis pertama yang kemudian diikuti dkk atau et al. Semua nama yang dikutip
harus dapat ditelusuri, untuk itu harus ada dalam daftar pustaka.
4.3.5.1. Nama penulis lebih dari dua suku kata
Jika nama penulis terdiri dari dua suku kata atau lebih, maka cara penulisannya adalah
nama akhir diikuti dengan koma, singkatan nama depan, tengan dan seterusnya dan semua
diberi titik.
Contoh:
a. Sutan Takdir Alisyabana ditulis : Alisyabana, S.T.
b. Donald Figerald Othmer ditulis: Othmer, D.F.
4.3.5.2. Nama dengan garis penghubung
Jika nama penulis dalam sumber aslinya ditulis dengan garis penghubung diantara dua
suku kata, maka keduanya dianggap sebagai satu suku kata.
Contoh:
Sulastin-Sutrisno ditulis : Sulastin-Sutrisno
4.3.5.3. Nama yang diikuti dengan singkatan
Nama yang diikuti dengan singkatan dianggap bahwa singkatan itu menjadi satu
dengan kata yang ada di depannya.
17
Contoh:
Mawardi A.I. ditulis : Mawardi A.I.
William D. Ross Jr. ditulis : Ross Jr., W.D.
4.3.5.4. Derajat kesarjanaan
Derajat akademik (gelar kesarjanaan : Professor, Dr, Ph.D) tidak boleh dicantumkan
di depan nama.
Contoh:
Prof.DR.Riwanto ditulis Riwanto,DR,Prof.
18
BAB V
PENYUSUNAN DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka
Daftar pustaka hanya memuat pustaka yang diacu dan disusun menurut abjad nama
akhir penulis pertama, tanpa penomoran. Buku dan majalah tidak dibedakan kecuali
penyusunannya ke kanan.
5.1. Buku
Nama penulis, tahun terbit, judul (dicetak miring atau diberi garis bawah per kata).
Jilid, terbitan ke, nomor halaman yang diacu (kecuali jika seluruh buku), nama penerbit dan
kotanya,
Contoh : Balai Pustaka, Jakarta.
5.1.1. Buku yang dikarang oleh satu orang
Skoog, D.A. 1985. Principles of Instrumental Analysis. Thrid (atau 3 rd) Ed.
New York : Saunders College Publishing
5.1.2. Buku yang dikarang lebih dari satu orang
Purcell, W.P., Bass,G.E., and Clayton, J.M.1967. Strategy of a Drug Design :
A Guide to Biological Activity. New York : John Wiley and Sons
5.1.3. Buku yang disunting oleh satu orang
Colburn, W.A. 1981, Radioimmunoassay and Releated Immunoassay
Techniques, in Munson, J.W. (Ed). Pharmaceutical Analysis. Part A,
New York : Marcel Dekker Inc.
5.1.4. Buku yang disunting oleh lebih dari satu orang
Lawrence, J.F. 1981. Confirmatory Tests, in Das, K.G., Morgan, J.J. (Eds)
Pesticide Analysis. New York : Marcel Dekker Inc.
5.1.5. Buku risalah
Soegihardjo, C.J. 1987. Mencari Kondisi Terbsik untuk Pertumbuhan Kalus pada
Kultur Jaringan Costus speciosus Smith. Dalam Risalah Seminar Nasional
Metabolic sekunder 1987. Yogyakarta : PAU Bioteknologi UGM
5.1.6. Buku terjemahan
Schunack, W., Mayer, K., and Haake, M. 1990. Senyawa Obat. Diterjemahkan oleh
Wattimena. J.R., Soebito, S. Yogyakarta : UGM Press
19
5.2. Majalah
Urutan penulisan daftar pustaka dari majalah adalah sebagai berikut:
1) Nama penulis
2) Tahun terbit
3) Judul makalah
4) Nama majalah dengan singkatan resminya (dicetak miring)
5) Jilid atau volume (dicetak tebal)
6) Nomor penerbitan (ditulis dalam kurung)
7) Nomor halaman yang diacu
Contoh:
Dombos, D.A. 1981. Optimization in Pharmaceutical Sciences. Pharm. Weekbl. Sci.
(3) : 33-61
Monteleone, P.M., Vasiljev, M.K., and Bomstein, J., 1973. Spectrophotometric
Determination of Amphicillin in Presence of Metacillin, J. Pharm. Sci. 62 (11)
: 1830-1833.
5.3. Anonim
Sumber pustaka yang tidak jelas atau disebutkan pengarangnya ditulis anonim terus
mengikuti ketentuan seperti penulisan daftar pustaka butir buku. Perlu hati-hati jika
penulis adalah lembaga, hal itu tidak boleh disebut anonim.
Contoh:
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia (salah)
Penulis buku ini lembaga, maka seharusnya bukan ditulis anonim tetapi:
Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta : Depkes
RI
5.6. Laporan
Contoh:
Jennie, U.A., Sunarmingsih, R., Gandjar, I.G. 1991. Profil Optimasi Produksi
Eritromisin dan biakan Streptomyces erytherus dengan Zat Penginduksi Asam
Suksinat dan Asam Propionat – Biotin. Laporan Penelitian. Yogyakarta :
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada
1) Bahan dokumen
Langsung diambil dari penulisnya
Contoh:
Burka. L.P. 1993. A Hypertext History Multi-user Dimensions. MUD
history.http//www.utopiaCom/talent/Ipb/mudddes/essay (13 Januari 1997)
2) Email, discussion, lists dan newsgroup yang dianggap judul adalah IHWAL nya
(Re : )
Contoh:
Heilke, J. 1996. May 3. Re : Webfolios. Acw-I@ttacs.ttu.edu
Available:http//www.ttu.edu/list/acw-1/9605 (30 Desember 1996)
3) Jika nama pengarang tidak ada langsung dituliskan judulnya
Contoh:
Help. Internet Public Library. telnet://ipl.org:8888/,help (1 Desember 1998)
4) Sumber rekaman video atau kaset
Urutan penulisannya adalah Nama penulis yaitu nama produser dan direktur.
Tahun. Nama pengarang. Judul (keterangan jenis rekaman). Kota terbit :
Penerbit.
Contoh:
Porno, L (produser) & Kotton (direktur). 1994. Isabel Allende: The Women’s
Voice in Latin-American Litterature. (rekaman video). San Fransisco : KQED
5) Bila menggunakan dua atau lebih sumber pustaka dengan pengarang yang sama
maka penulisannya adalah sebagai berikut:
Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III Jakarta:
Depkes RI
______________________.1989a. Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Jakarta:
Depkes RI
______________________.1989b. Materia Medika Indonesia. Jilid V. Jakarta:
Depkes RI
22
BAB VI
PEDOMAN PEMBUATAN ARTIKEL JURNAL
6) Metode penelitian
Metode penelitian memuat uraian tentang cara meyakinkan penelitian, yang
mencakup obyek yang diteliti, variabel yang menjadi fokus penelitian, bahan
atau materi, alat, prosedur atau jalan penelitian, dan teknik analisis data.
Pendahuluan atau metode penelitian dalam artikel tidak perlu ada sub-sub judul,
semua informasi tersebut ditulis dalam bentuk prosa, setiap kali ganti pokok
pikiran, ganti alinea tetapi tidak usah diberi sub-sub judul.
7) Hasil dan pembahasan
Hasil dan pembahasan berisi hasil penelitian yang diperoleh (dapat dibantu
dengan bentuk tabel, grafik, atau foto), kemudian diberi pembahasan atau
penjelasan ilmiah secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil yang dilaporkan adalah
hasil utama, tidak perlu terlalu rinci. Pembahasan artikel merupakan “inti” dari
bobot artikel. Penulis memberi bahasan, penjelasan mengapa terjadi hasil
penelitian seperti yang diperoleh. Penulis boleh mengutip teori, pendapat atau
temuan peneliti terdahulu sehingga penjelasan menjadi lebih bermaksna, bukan
sekedar mengulang kalimat laporan penelitian.
8) Simpulan dan saran
Bagian ini memuat simpulan yang diperoleh dan saran yang diajukan
9) Ucapan terima kasih
Ucapan terima kasih ditujukan kepada pihak yang memberi bantuan, khususnya
pada Pembimbing, pimpinan lembaga dan orang lain yang berjasa, diusahakan
supaya singkat. Ucapan terima kasih yang ditujukan kepada perseorangan maka
gelar akademik yang bersangkutan supaya dicantumkan.
10) Daftar Pustaka
Lihat cara penyusunan daftar pustaka pada bab V.
11) Lampiran
Berisi data pendukung yang memperjelas isi artikel. Tabel, langkah-langkah,
prosedur, perhitungan analisis data, gambar atau skema yang panjang sebaiknya
dituliskan dalam Lampiran.
12) Lain-lain
Judul dan sub judul ditulis dengan huruf besar dan tebal. Judul tabel dan gambar
ditulis dengan ketentuan sama dengan penulisan pada Karya Tulis Ilmiah.
24
Pembimbing
Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi Pada Program Studi Farmasi
Universitas Al-Ghifari Bandung
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh:
Lulu Afifah Pradipta
171089
Mengetahui,
Penguji:
Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?”
Sesungguhnya orang yang barakallah yang dapat menerima pelajaran.
(QS 39 : 9)
Kupersembahkan buat:
Ayah-bunda, saudara, sahabat
Serta almamaterku tercinta
30
SARI
Artikel
Artikel
Pembimbing
atau tanda titik koma, sebelum rincian akhir ada kata dan, apabila digunakan koma,
sebelum rincian akhir tidak perlu ada dan, apabila digunakan titik koma.
Jika kalimat tersebut ditulis seperti di bawah ini, tentu penulisan tersebut tidak
baku.
Air mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
Mengalir dari tempat yang tinggi, selalu rata/mendatar, sesuai dengan bentuk
wadahnya, memberikan tekanan ke semua arah, meresap melalui celah kecil,
melarutkan zat lain.
2) Titik dua tidak digunakan sebelum rincian yang merupakan pelengkap kalimat.
Atau karena kalimat pengantarnya belum lengkap, titik dua tidak perlu
dicantumkan, misalnya:
Air mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: mengalir dari tempat yang tinggi; selalu
rata/mendatar; sesuai dengan bentuk wadahnya; memberikan tekanan ke semua
arah; meresap melalui celah kecil; melarutkan zat lain;
Jika sebelumrincian ada titik dua, seperti berikut ini, tentu penulisan tersebut tidak
benar.
Misalnya:
Sifat air adalah:
a. Mengalir dari tempat yang tinggi;
b. Selalu rata/mendatar;
c. Sesuai dengan bentuk wadahnya;
d. Memberikan tekanan ke semua arah;
e. Meresap melalui celah kecil;
f. Melarutkan zat lain.
3) Titik dua harus diganti menjadi titik satu pada kalimat lengkap, yang diikuti suatu
rincian berupa kalimat lengkap, dan tanda akhir rincian harus tanda titik.
Misalnya:
Sifat-sifat air adalah sebagai berikut.
Air mengalir dari tempat yang tinggi.
Permukaannya rata (mendatar).
Bentuknya sesuai dengan wadahnya.
Air memberikan tekana ke semua arah.
Air dapat meresap melalui celah kecil.
Air dapat melarutkan berbagai zat.
35
3. Tanda Koma ( , )
Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya.
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan pernagko. Satu, dua, tiga!
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang
berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
Misalnya:
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak
kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Kalau hari huja, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, dia lupa akan janjinya.
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak
kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya:
Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
Dia lupa akan janjinya karena sibuk.
Dia tahu bahwa soal itu penting.
Tanda koma dipakai di belakang kata, atau ungkapan penghubung antarkalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula,
meskipun begitu, dan akan tetapi.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata
yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya:
O, begitu?
Wah, bukan main!
Hati-hati, ya, nanti jatuh.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
Kata Ibu, “Saya gembira sekali.”
“Saya gembira sekali,”, kata Ibu, “karena kamu lulus.”
36
DAFTAR PUSTAKA