Anda di halaman 1dari 37

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Pengertian Umum


Karya Tulis Ilmiah (KTI) adalah laporan tertulis hasil penelitian yang dilakukan oleh
mahasiswa dengan bimbingan pembimbing dan atau tanpa pembimbing pendamping untuk
dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Karya Tulis Ilmiah, sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Kesehatan. Penelitian dapat berupa penelitian di lapangan atau
penelitian di laboratorium. Karya Tulis Ilmiah merupakan karya asli dari mahasiswa pembuat
Karya Tulis Ilmiah yang telah sepenuhnya menerapkan metode ilmiah dan memenuhi kode etik
penulis ilmiah.

1.2. Persyaratan Karya Tulis Ilmiah (KTI)


Persyaratan-persyaratan Karya Tulis Ilmiah (KTI) adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa telah duduk di semester VI
2. Telah mengambil semua mata kuliah semseter I sampai dengan semester v
(minimal 100 SKS)
3. IPK minimal >2,00
Prosedur Karya Tulis Ilmiah (KTI) sebagai berikut:
1. Mahasiswa telah mendapatkan pembimbing KTI
2. Mahasiswa membuat Usulan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
3. Usulan yang telah disetujui pembimbing boleh dilanjutkan ke penelitian
4. Penelitian dan pengumpulan data yang telah selesai diteruskan dengan
pembuatan laporan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
5. Pembuatan KTI diakhiri dengan ujian seminar dihadapan penguji dan
mahasiswa

1.3. Pemilihan Problem Penelitian


Mahasiswa sendiri yang harus mencari dan memilih problema penelitian sehingga
penelitian yang dilakukan akan benar-benar sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Problema penelitian dapat ditemukan dengan cara melakukan pengamatan secara seksama
2

terhadap pengalaman selama mengikuti kuliah, praktikum, praktek kerja lapangan dan studi
pustaka.
3

BAB II
PENYUSUNAN USULAN KARYA TULIS ILMIAH

Usulan penelitian untuk Karya Tulis Ilmiah terdiri atas halaman judul, halaman
persetujuan, sari usulan Karya Tulis Ilmiah, bagian utama usulan Karya Tulis Ilmiah dan daftar
pustaka.

2.1. Halaman Judul


Halaman judul memuat : judul usulan KTI, lambang kampus, nama dan nomor
mahasiswa, institusi yang dituju dan waktu pengajuan
1. Judul
Judul penelitian dibuat sesingkat-singkatnya, tetapi jelas dan menunjukan
dengan tepat masalah yang hendak diteliti, dan tidak membuka peluang p[enafsiran
yang beraneka ragam. Penulisan judul dengan menggunakan huruf besar (kapital).
Sebaiknya dihindari penggunaan lambang, rumus, ataupun istilah yang memerlukan
penjelasan lebih lanjut.
Judul KTI memberi gambaran kepada pembaca tentang masalah yang dibahas,
obyek penelitian, wilayah, dan metode yang dipergunakan. Pemilihan judul KTI perlu
diperhatikan kesesuaian antara judul dengan isi disertai metode yang digunakan. Judul
harus jelas dan terbatas dalam arti jelas ide sentralnya, jelas periciannya, jelas
strukturnya dan tertuang dalam kalimat-kalimat yang gramatikal dan efektif.
2. Lambang Universitas
3. Identitas penulis, nama ditulis lengkap tidak boleh disingkat.
4. Institusi yang dituju
5. Waktu pengajuan KTI dengan menuliskan bulan dan tahun dibuatnya usulan
KTI dibawah nama kota.
Contoh halaman judul terlihat pada lampiran 1.

2.2. Halaman Persetujuan


Memuat nama dan nomor mahasiswa, judul usulan KTI, persetujuan pembimbing
lengkap dengan tanda tangan dan tanggal persetujuan. Contoh halaman persetujuan terlihat
pada lampiran 2.
4

2.3. Sari Usulan Karya Tulis Ilmiah


Sari usulan KTI memuat uraian singkat tentang penelitian yang hendak dilakukan.
Sebaiknya dinyatakan pula dengan jelas dan singkat tujuan penelitian, cara pelaksanaan, atau
metode yang digunakan serta cara menganalisis hasil. Sari usulan KTI ditulis singkat 300-400
kata dan diketik satu spasi, dibawah sari usulan KTI dengan jarak dua spasi dituliskan kata
kunci maksimal lima buah.

2.4. Bagian Utama


2.4.1. Pendahuluan
Bagian ini adalah bab pertama usulan KTI yang mengantarkan pembaca untuk
mengetahui apa yang akan diteliti, mengapa dan untuk apa penelitian itu dilakukan. Bab
pendahuluan terdiri atas 5 sub bab yang memuat uraian tentang:
1) Latar belakang masalah
2) Rumusan masalah
3) Batasan masalah
4) Tujuan penelitian
5) Manfaat penelitian
2.4.1.1. Latar belakang masalah
Bagian ini menguraikan tentang latar belakang atau alasan ilmiah mengapa ada
masalah yang diteliti,tujuan, dan pentingnya penelitian agar pembaca memperoleh perspektif
dan pengertian yang tepat.
2.4.1.2. Rumusan masalah
Rumusan masalah memberi informasi tentang adanya kesenjangan atau masalah yang
akan diteliti. Rumusan masalah dapat dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya atau narasi yang
menunjukan kesenjangan yang akan dijawab melalui penelitian.
2.4.1.3. Batasan masalah
Batasan masalah berisi penjelasan istilah yang perlu dijelaskan supaya tidak terjadi
salah tafsir terhadap istilah yang digunakan.
2.4.1.4. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian memberi informasi tentang tujuan yang hendak dicapai sesuai
dengan masalah penelitian yang hendak dijawab dan tujuan lain yang terkait.
2.4.1.5. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian berisi penjelasan tentang kegunaan hasil penelitian yang
diharapkan baik manfaat teoretis maupun praktis.
5

2.4.2. Tinjauan pustaka dan hipotesis


2.4.2.1. Tinjauan pustaka
Tinjauan pustaka mengandung uraian penelaahan pustaka tentang penelitian yang
pernah dilakukan, mempunyai kaitan dengan usulan KTI yang diajukan, dan teori-
teori yang mendukung. Fakta-fakta yang dikemukakan sejauh mungkin diambil dari
sumber aslinya. Pustaka yang digunakan hendaknya relevan dan terkini.
2.4.2.2. Hipotesis
Hipotesis memuat pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori atau
tujuan pustaka dan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi, dan masih
harus dibuktikan kebenarannya.
Penyusunan hipotesis perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1. Hipotesis hendaknya dikemukakan dalam kalimat pernyataan, bukan kalimat
tanya. Jika hipotesis tersebut terbukti kebenarannya, maka berarti hipotesis telah
berubah menjadi kesimpulan atau teori baru yang teruji.
2. Hipotesis hendaknya dirumuskan secara jelas dan padat, sehingga dapat
dimengerti maksudnya.
3. Hipotesis hendaknya menyatakan hubungan atau perbedaan antara dua atau
lebih variabel.
4. Hipotesis sebaiknya dapat diuji, maksudnya tersedia data yang akan
dikumpulkan untuk mengujinya.
Fungsi hipotesis yang lain juga agar peneliti lain dapat melakukan uji ulang dengan
mudah guna suatu pembuktian.

2.4.3. Metode penelitian


2.4.3.1. Obyek penelitian
Bagian ini menjelaskan apa obyek yang diteliti. Jika hasil penelitian akan dirampatkan
ke obyek yang lebih luas, peneliti berbicara tentang populasi. Dalam hal ini perlu dijelaskan
ciri-ciri populasi, dan batasan obyek atau populasi yang diteliti. Jika obyek yang diteliti adalah
kadar parasetamol dalam obat tertentu, apakah hal itu berlaku untuk semua produk obat atau
hanya produk dari pabrik farmasi tertentu, hanya produksi tahun tertentu dan sebagainya, hal
itu perlu penjelasan.
6

2.4.3.2. Sampel dan teknik sampling


Bagian ini menjelaskan berapa banyak (ukuran) sampel atau percontohnya, dan
bagaimana cara mengambil sampel tersebut. Akan lebih baik lagi jika peneliti menjelaskan
mengapa memilih teknik sampling A, dan bukan B atau C atau lainnya.
2.4.3.3. Variabel penelitian
Sub bab ini menjelaskan jenis variabel yang diteliti (variabel bebas dan terikatnya),
definisi operasional variabel (supaya terukur), dan variabel kontrol yang harus dikendalikan
serta cara pengendaliannya (jika penelitiannya dengan eksperimen)
2.4.3.4. Teknik pengumpulan data
Bagian ini menjelaskan cara mengambil data, apa alatnya, apa bahannya dan
bagaimana prosedurnya. Untuk keterangan alat (instrumen) perlu dijelaskan validitas dan
reliabilitasnya, paling tidak dituliskan spesifikasi alat, seberapa besar ketelitiannya atau
bagaimana usaha validasinya (jika ada). Untuk bahan perlu dijekaskan jenis dan atau
konsentrasinya, serta jumlahnya. Sub bab ini terdiri atas sub-sub bab yang memuat uraian
tentang:
1. Bahan dan alat yang digunakan
Bahan hendaknya disebutkan spesifikasinya dan dapat dibedakan atas bahan
utama penelitian dan pereaksi. Penulisan bahan hendaknya digunakan cara yang
sesuai dengan aturan Farmakope Indonesia. Untuk penelitian di laboratorium
haruslah disebut asal, cara penyiapan, sifat fisis, dan susunan bahan kimia yang
digunakan. Hal ini perlu dilakukan agar peneliti lain yang ingin menguji ulang
penelitian itu tidak sampai salah langklah.
Alat sebaiknya disebutkan spesifikasinya dengan jelas. Alat-alat gelas yang
lazim berada dalam laboratorium tidak perlu disebutkan. Kalau menggunakan
alat dan fasilitas lain yang bukan milik Universitas hendaknya dimintakan ijin
dari yang bersangkutan
2. Cara kerja
Bagian ini menguraikan cara menjalankan penelitian termasuk kendala dan
kesukaran (keterbatasan) yang dihadapi selama pelaksanaan penelitian. Cara
penelitian yang dilakukan harus dapat menajawab sebagian atau bahkan seluruh
masalah yang sebelumnya telah dirumuskan dalam perumusan masalah.
2.4.3.5. Cara analisis
Bagian ini menguraikan cara analisi data yang akan digunakan. Peneliti menjelaskan
bagaimana cara menganalisis data yang akan diperoleh dengan menyebutkan uji statistikanya,
7

misalnya : uji perbedaan rerata dengan uji t, dengan ANAVA, regresi dan korelasi atau dengan
cara deskriptif.

2.4.4. Jadwal penelitian


Bagian ini memuat garis besar kegiatan yang akan dilakukan, kegiatan-kegiatan
tersebut merupakan pentahapan penbelitian dan dibuat dalam bentuk daftar.
Contoh:
Tahap Lamanya Kegiatan
Persiapan 15 s/d 31 Maret 2020 Studi pustka
Pembelian bahan kimia
Validasi alat
Pelaksanaan 1 s/d 30 April 2020 Penelitian
Pengumpulan data
Penyelesaian 1 s/d 31 Mei 2020 Analisis data
Penyusunan laporan
8

BAB III
PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

3.1. Halaman Judul


Halaman judul atau halaman sampul depan berisi
1. Judul
Judul KTI dibuat sesingkat-singkatnya, tetapi jelas dan menunjukan dengan
tepat masalah yang hendak diteliti, dan tidak membuka peluang penafsiran yang
beraneka ragam. Penulisan dengan huruf besar semuanya. Judul KTI tidak harus
tepat benar dengan judul usulan KTI, karena dalam pelaksanaan mungkin timbul
perubahan dari rencana semula.
2. Maksud KTI yaitu:
Di sini dituliskan maksud penyusunan KTI, dalam hal ini hendaknya ditulis:
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi S1
Farmasi (Farmasi Komunitas) Universitas “Al-Ghifari Bandung”.
3. Lambang Universitas “AL-Ghifari Bandung”
4. Nama penulis
Membuat nama dan nomor mahasiswa penulis KTI, nama ditulis lengkap, tidak
boleh disingkat.
5. Institusi yang dituju
Ialah Program Studi S1 Farmasi (Farmasi Komunitas) Universitas “Al-Ghifari
Bandung”.
6. Waktu
Ditunjukkan dengan menuliskan tahun ujian KTI di bawah nama kota.
Contoh halaman judul atau halaman sampul depan terlihat seperti lampiran 3.

3.2. Halaman Pengesahan


Halaman ini memuat tanda tangan Ketua Program Studi S1 Farmasi, Pembimbing,
para penguji, dan tanggal ujian. Contoh halaman pengesahan terlihat seperti lampiran 4.

3.3. Halaman Persembahan


Halaman ini memuat kata-kata persembahan atau kata-kata mutiara. Halaman ini
bukan suatu keharusan. Contoh halaman persembahan seperti terlihat pada lampiran 5.
9

3.4. Prakata
Tujuan prakata ialah untuk mengantarkan pembaca agar lebih memahami maksud dan
manfaat yang dikemukakan dalam uraian selanjutnya. Prakata hendaknya dapat memberikan
gambaran umum seluruh tulisan. Dalam prakata juga dituliskan hal-hal yang tidak berkaitan
dengan ilmu pengetahuan seperti ucapan terima kasih atau perubahan-perubahan yang terjadi
dari rencana semula.

3.5. Sari
Sari memuat uraian ringkas dan jelas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, cara atau metode penelitian, hasil dan pembahasan serta kesimpulan dan saran yang
disusun dalam empat alinea, ditulis singkat 300-400 kata, dan diketik satu spasi. Di dalam sari
hendaknya tidak terdapat daftar (tabel), gambar, dan daftar pustaka serta informasi yang tidak
terdapat pada induk karangan. Di bawah sari dituliskan kata kunci (dicetak tebal), maksimum
5 buah. Contoh halaman sari seperti terlihat pada lampiran 6.

3.6. Bagian Utama


3.6.1. Pendahuluan
Pendahuluan hampir sama dengan yang terdapat pada usulan Karya Tulis Ilmiah
(KTI) dan mungkin sudah diperluas.
3.6.2. Tinjauan pustaka dan hipotesis
Tinjauan pustaka hampir sama dengan yang dikemukakan pada usulan Karya Tulis
Ilmiah (KTI), dan mungkin telah diperluas dengan keterangan-keterangan tambahan yang
dikumpulkan selama penelitian.
3.6.3. Metode penelitian
Metode penelitian dalam Karya Tulis Ilmiah dapat merupakan penjelasan metode
penelitian yang lebih lengkap dari usulan KTI.
3.6.4. Hasil penelitian dan pembahasan
Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan yang sifatnya terpadu dan tidak
dipecah menjadi subjudul tersendiri. Hasil penelitian hendaknya ditulis secara lengkap, mulai
dari deskripsi data hasil penelitian, uji hipotesis dan uji persyaratan jika ada. Dalam bagian ini
diuraikan hasil yang diperoleh pada penelitian, sebaiknya disajikan dalam bentuk daftar (label),
grafik, foto, atau dalam bentuk lain, dan ditempatkan sedekat mungkin dengan pembahasan,
agar pembaca lebih mudah mengikuti uraian. Pada alinea pertama bab ini sebaiknya
10

dikemukakan bahwa hasil penelitian dapat dijumpai pada daftar dan gambar yang nomornya
disebutkan.
3.6.5. Kesimpulan dan saran
3.6.5.1. Kesimpulan
Kesimpulan mengandung uraian singkat tetapi tepat tentang hasil penelitian. Jika
digunakan hipotesis maka harus ditarik kesimpulan yang berkaitan dengan hipotesis tersebut.
Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dapat dijabarkan dari hasil
penelitian dan pembahasan untuk membuktikan kebenaran hipotesis.
3.6.5.2. Saran
Saran dibuat berdasarkan pengalaman dan pertimbangan mahasiswa selama
melakukan penelitian. Saran ditujukan kepada peneliti dalam bidang yang sejenis,
yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian yang sudah diselesaikan.
Saran tidak merupakan keharusan.

3.7. Daftar Pustaka


Daftar pustaka disusun seperti pada bab V.

3.8. Lampiran
Lampiran memuat keterangan tambahan untuk melengkapi KTI. Jika lampiran
dihilangkan, maka KTI tidak akan terganggu, tetapi kurang lengkap.
Lampiran biasanya memuat kompilasi data, peta, hasil perhitungan, gambar, daftar,
dan lain-lain yang bersifat melengkapi KTI.

3.9. Jumlah halaman Karya Tulis Ilmiah


Jumlah halaman KTI memberi informasi kedalaman kajian pustaka maupun kejelasan
pembahasan. Jika kajian pustaka tidak komprehensif maka kejelasan pembahasan akan
menjadi dangkal sehingga kurang mampu menjelaskan. Untuk itu perlu batasan minimal
jumlah halaman bagian utama (isi) KTI, yaitu 35 halaman.
11

BAB IV

TATA CARA PENULISAN

4.1. Bahan dan Ukuran


KTI dibuat dengan kertas HVS delapan puluh gram dan tidak bolak-balik, ukuran
kuarto (21 x 28 cm), diketik dan dijilid rapi.

4.2. Pengetikan
4.2.1. Jenis huruf
KTI diketik dengan huruf Times New Roman ukuran 12 (12 huruf setiap inchi) dan
untuk seluruh naskah digunakan jenis huruf yang sama. Huruf harus tegak dan penggunaan
huruf miring hanya untuk tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Lambang, huruf Yunani, atau
tanda-tanda lain yang tidak dapat diketik, harus ditulis rapi dengan tinta hitam.
4.2.2. Jarak baris
Jarak baris dibuat dua spasi, kecuali kutipan langsung, judul tabel (daftar) dan gambar
yang lebih dari satu baris, dan daftar pustaka dapat diketik dengan satu spasi.
4.2.3. Batas tepi
Batas-batas pengetikan ditinjau dari tepi kertas diatur sebagai berikut : Tepi atas dan
tepi kiri empat cm, tepi bawah dan tepi kanan tiga cm.
4.2.4. Pengisian ruang
Ruangan yang terdapat pada halaman naskah KTI harus diisi penuh, artinya
pengetikan harus dimulai dari batas tepi kiri sampai batas tepi kanan penulisan dan tidak boleh
ada ruangan yang terbuang kecuali memulai alinea baru, persamaan, daftar, gambar, sub judul,
atau hal-hal khusus.
4.2.5. Alinea baru
Alinea baru dimulai pada ketikan yang ke-6 dari batas tepi kiri ketikan.
4.2.6. Permulaian kalimat
Bilangan, lambang, atau rumus kimia yang memulai suatu kalimat harus dieja.
Contoh: Delapan ekor kelinci dan bukan 8 ekor kelinci.
12

4.2.7. Bilangan dan satuan


Bilangan diketik dengan angka, misalnya : 10 g bahan, kecuali pada permulaan
kalimat. Untuk penghitungan matematis ditulis dengan angka atau lambang bilangan. Bilangan
desimal ditandai dengan koma, bukan titik, misalnya : berat rendemen 50,5 g bukan 50.5 g.
Satuan dinyatakan dengan singkatan resminya tanpa titik di belakangnya, misalnya :
m, g, kg, cal.
4.2.8. Nama bahan kimia atau yang lain
Nama lazim bahan kimia ditulis dengan huruf kecil, misalnya tolbutamida,
kloramfenikol, morfin, asam sulfat, dan seterusnya.
Nama ilmiah lengkap untuk tumbuhan dan hewan terdiri dari nama genus yang
diawali dengan huruf besar dan nama spesies yang diawali dengan huruf kecil (diberi garis
bawah per kata atau dicetak miring) dan diikuti singkatan nama orang yang pertama kali
menggunakan nama ilmiah tersebut dan diakui.
Contoh:
Abrus precatorius L., atau Abrus precatorius L.
Garis bawah atau dicetak miring juga diberikan kepada nama sub spesies, varietas, sub varietas,
forma, dan sub forma.
Contoh:
Andropogon ternatus subsp. Marvcrothrix atau Andropogon ternatus subsp. Marvcrothrix
4.2.9. Judul, bab, subbab, sub-subbab dan lain-lain
Judul bab diketik dengan huruf kapital tebal, dan diatur supaya simetris, dengan jarak
4 cm dari tepi atas tanpa diakhiri dengan titik.
Judul sub bab didahului nomor sub bab, diketik dengan huruf tebal, dimulai dari batas
tepi kiri. Huruf awal judul sub bab ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata tugas seperti :
pada, di, dalam, dan, terhadap. Pengetikan sub-sub juga dimulai dengan huruf kapital tebal,
dimulai dari batas tepi kiri.
Nomor sub bab ditulis dengan menggunakan gugus angka (digit) dengan tujuan
memudahkan perujukan. Angka yang digunakan semuanya angka Arab. Angka paling depan
menunjukan nomor bab, angka berikutnya menunjukan angka sub bab dan angka berikutnya
menunjukan angka sub bab bawahannya. Perlu diingat bahwa yang menggunakan gugus angka
hanyalah judul sub bab dan sub-su bab, perincian materi dalam teks yang bukan judul tidak
menggunakan gugus angka.
13

4.2.10. Kutipan
Kutipan langsung atau tidak langsung harus memberitahu sumber yang dikutip dengan
cara menuliskan nama belakang pengarang, tahun terbit dan halaman yang dikutip. Bila
pengarang lebih dari 2 orang maka yang disebut hanya nama belakang pengarang pertama
kemudian diikuti dengan dkk atau et al. Penulisan nama orang tidak boleh salah.
Contoh :
1. Menurut Calvin (1978 : 15)
2. Pirolisis ampas tebu (Othmer dan Fernstrom, 1943 : 125)
3. Bensin dapat dibuat dari metanol (Meisel dkk. 1976 atau Meisel et al., 1976:78)
Ternyata pada contoh butir 3 di atas, sebenarnya penulisnya ada 4 orang yaitu : Meisel, S.O.,
McCullough, J.P., Leckthaler. C.H., dan Weisz, P.B.
Untuk kutipan kurang dari lima baris ditulis dengan spasi biasa (dua spasi) tanpa harus
ganti baris baru. Kutipan lebih dari lima baris ditulis dengan indensi menggantung, jarak satu
spasi. Ketukan pertama dimulai pada ketukan kelima, demikian pula baris-baris berikutnya.
4.2.11. Perincian ke bawah
Jika ada penulisan naskah terdapat perincian yang harus disusun ke bawah maka
pakailah nomor urut dengan angkat atau huruf. Adapun derajat perinciannya sebagai berikut:
angka Arab dengan kurung penutup, huruf kecil dengan kurung penutup, angka Arab dengan
kurung pembuka dan penutup, dan huruf kecil dengan kurung pembuka dan penutup.
Contoh:
1. Penelitian kemanfaatan farmasi
a. Bentuk sediaan
1) Tablet
a) Tablet salut
(1) Tablet salut gula
(a) Tablet salut gula kelapa
Catatan:
Penggunaan garis penghubung (-) atau bullets yang diletakkan di depan perincian tidaklah
dibenarkan, sebagai pengganti dapat digunakan penomoran dengan angka Arab dan huruf
seperti di atas.
4.2.12. Letak simetris
Gambar, tabel (daftar), persamaan, judul dan sub judul ditulis simetris terhadap tepi
kiri dan kanan pengetikan.
14

4.2.13. Penomoran
1. Halaman
Bagian awal KTI mulai dari halaman judul sampai ke daftar gambar, diberi
nomor halaman dengan angka romawi kecil ditempatkan di sebelah kanan atas
kecuali pada judul, ditempatkan di bagian tengah bawah.
2. Tabel (daftar), gambar dan lampiran
Tabel (daftar), gambar dan lampiran diberi nomor secara urut dengan angka
Arab kecil diikuti dengan titik, kemudian judul atau keterangan.
3. Persamaan
Nomor urut persamaan yang berbentuk rumus matematika, reaksi kimia dan
lain-lainnya ditulis dengan angka Arab di dalam kurung ( ) dan ditempatkan
didekat batas tepi kanan.
Contoh :
CaSO4 + K2CO3 → CaCO3 + K2SO4
4.2.14. Tabel (daftar) dan gambar
1. Tabel (daftar)
Ketentuan penulisan tabel atau daftar adalah sebagai berikut:
1) Judul tabel (daftar) ditempatkan secara simetris di atas tabel, tanpa
diakhiri dengan titik. Judul tabel harus singkat, jelas dan dalam bentuk
topik, tidak harus dalam kalimat sempurna. Judul tabel (daftar) dicetak
tebal dan ukuran huruf 10.
2) Tabel diketik simetris dan tidak boleh dipenggal kecuali memang panjang,
sehingga tidak mungkin diketik dalam satu halaman. Pada halaman
lanjutan tabel, dicantumkan nomor tabel dan kata lanjutan tanpa judul.
3) Kolom-kolom diberi nama (sub judul) dan diusahakan agar pemisahan
kolom cukup jelas. Jika kolom mengandung data kuantitatif maka satuan
yang digunakan (misal: %, mg), dimaksudkan sebagai bagian dari sub
judul.
4) Tabel yang lebih besar dari ukuran lebar kertas, sehingga harus dibuat
memanjang, maka bagian atas tabel harus diletakkan di sebelah kiri atas.
5) Sumber pustaka tabel dituliskan di bawah kiri tabel.
15

Contoh penulisan judul tabel seperti terlihat di bawah ini.


Tabel 1. Harga Rf setelah penyemprotan dilihat di bawah sinar UV 254 mm

(sumber : data primer penelitian)


2. Gambar
Ketentuan penulisan gambar adalah sebagai berikut:
1) Yang termasuk gambar adalah bagan, grafik peta, skema dan foto.
2) Judul gambar diletakkan simetris di bawah gambar tanpa diakhiri dengan
titik. Judul gambar dicetak tebal dan ukuran huruf 10.
3) Sumber pustaka dan keterangan gambar dituliskan di bawah judul gambar.
4) Letak gambar diatur sedemikian rupa sehingga simetris dan tidak boleh
dipenggal.
5) Gambar yang dilukis melebar sepanjang tinggi kertas, maka bagian atas
gambar diletakkan di sebelah kiri kertas.
6) Ukuran gambar (lebar dan tingginya) diusahakan supaya sewajar-
wajarnya (jangan terlalu kurus atau gemuk)
Contoh penulisan judul gambar seperti di bawah ini.

Gambar 1. Posisi jarum pada injeksi intramuskular (Priharjo, 1995:62)

4.3. Bahasa
4.3.1. Bahasa yang dipakai
Bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia yang baku (ada subjek dan predikat, dan
supaya lebih sempurna ditambah dengan objek dan keterangan). Bahasa ilmiah hendaknya
ditulis secara lugas dan jelas, tidak bertele-tele dan tidak menggunakan bahasa “indah” yang
justru dapat mengaburkan arti sesungguhnya.
4.3.2. Bentuk kalimat
Kalimat-kalimat tidak boleh menampilkan orang pertama dan orang kedua (saya, aku,
kami, kita, engkau, dan lain-lainnya), tetapi dibuat berbentuk pasif (bentuk orang ketiga). Pada
penyajian ucapan terima kasih pada prakata, “saya” diganti dengan penulis.
16

4.3.3. Istilah
Istilah yang digunakan adalah istilah Indonesia atau yang sudah diindonesiakan.
Istilah asing yang terpaksa digunakan harus diberi garis bawah per kata atau dicetak dengan
huruf miring.
4.3.4. Kesalahan yang sering terjadi
1) Kata penghubung, seperti sehingga, maka yaitu dan sedangkan, tidak boleh
dipakai untuk memulai suatu kalimat. Kalimat harus utuh, bukan sambungan
dari sub judul di atasnya.
2) Kata depan, misalnya pada, sering dipakai tidak pada tempatnya, misalnya
diletakkan di depan subjek sehingga merusak susunan kalimat.
3) Kata “di mana”, “dan”, “dari”, sering kurang pada tempatnya, dan diperlakukan
tepat seperti kata “where” dan “of” dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa
Indonesia bentuk yang demikian tidaklah baku dan jangan dipakai.
4) Awalan “ke” dan “di” harus dibedakan dengan kata depan “ke” dan “ti”.
5) Tanda baca harus digunakan dengan tepat
4.3.5. Nama penulis dalam daftar pustka
Penulisan pada daftar pustaka, semua nama penulis harus dicantumkan dan tidak
boleh hanya penulis pertama yang kemudian diikuti dkk atau et al. Semua nama yang dikutip
harus dapat ditelusuri, untuk itu harus ada dalam daftar pustaka.
4.3.5.1. Nama penulis lebih dari dua suku kata
Jika nama penulis terdiri dari dua suku kata atau lebih, maka cara penulisannya adalah
nama akhir diikuti dengan koma, singkatan nama depan, tengan dan seterusnya dan semua
diberi titik.
Contoh:
a. Sutan Takdir Alisyabana ditulis : Alisyabana, S.T.
b. Donald Figerald Othmer ditulis: Othmer, D.F.
4.3.5.2. Nama dengan garis penghubung
Jika nama penulis dalam sumber aslinya ditulis dengan garis penghubung diantara dua
suku kata, maka keduanya dianggap sebagai satu suku kata.
Contoh:
Sulastin-Sutrisno ditulis : Sulastin-Sutrisno
4.3.5.3. Nama yang diikuti dengan singkatan
Nama yang diikuti dengan singkatan dianggap bahwa singkatan itu menjadi satu
dengan kata yang ada di depannya.
17

Contoh:
Mawardi A.I. ditulis : Mawardi A.I.
William D. Ross Jr. ditulis : Ross Jr., W.D.
4.3.5.4. Derajat kesarjanaan
Derajat akademik (gelar kesarjanaan : Professor, Dr, Ph.D) tidak boleh dicantumkan
di depan nama.
Contoh:
Prof.DR.Riwanto ditulis Riwanto,DR,Prof.
18

BAB V
PENYUSUNAN DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka
Daftar pustaka hanya memuat pustaka yang diacu dan disusun menurut abjad nama
akhir penulis pertama, tanpa penomoran. Buku dan majalah tidak dibedakan kecuali
penyusunannya ke kanan.

5.1. Buku
Nama penulis, tahun terbit, judul (dicetak miring atau diberi garis bawah per kata).
Jilid, terbitan ke, nomor halaman yang diacu (kecuali jika seluruh buku), nama penerbit dan
kotanya,
Contoh : Balai Pustaka, Jakarta.
5.1.1. Buku yang dikarang oleh satu orang
Skoog, D.A. 1985. Principles of Instrumental Analysis. Thrid (atau 3 rd) Ed.
New York : Saunders College Publishing
5.1.2. Buku yang dikarang lebih dari satu orang
Purcell, W.P., Bass,G.E., and Clayton, J.M.1967. Strategy of a Drug Design :
A Guide to Biological Activity. New York : John Wiley and Sons
5.1.3. Buku yang disunting oleh satu orang
Colburn, W.A. 1981, Radioimmunoassay and Releated Immunoassay
Techniques, in Munson, J.W. (Ed). Pharmaceutical Analysis. Part A,
New York : Marcel Dekker Inc.
5.1.4. Buku yang disunting oleh lebih dari satu orang
Lawrence, J.F. 1981. Confirmatory Tests, in Das, K.G., Morgan, J.J. (Eds)
Pesticide Analysis. New York : Marcel Dekker Inc.
5.1.5. Buku risalah
Soegihardjo, C.J. 1987. Mencari Kondisi Terbsik untuk Pertumbuhan Kalus pada
Kultur Jaringan Costus speciosus Smith. Dalam Risalah Seminar Nasional
Metabolic sekunder 1987. Yogyakarta : PAU Bioteknologi UGM
5.1.6. Buku terjemahan
Schunack, W., Mayer, K., and Haake, M. 1990. Senyawa Obat. Diterjemahkan oleh
Wattimena. J.R., Soebito, S. Yogyakarta : UGM Press
19

Volk and Wheeler. 1990. Mikrobiologi Dasar. Diterjemahkan oleh Adisoemarto. S.


Edisi V. Volume 2. Jakarta : Erlangga

5.2. Majalah
Urutan penulisan daftar pustaka dari majalah adalah sebagai berikut:
1) Nama penulis
2) Tahun terbit
3) Judul makalah
4) Nama majalah dengan singkatan resminya (dicetak miring)
5) Jilid atau volume (dicetak tebal)
6) Nomor penerbitan (ditulis dalam kurung)
7) Nomor halaman yang diacu
Contoh:
Dombos, D.A. 1981. Optimization in Pharmaceutical Sciences. Pharm. Weekbl. Sci.
(3) : 33-61
Monteleone, P.M., Vasiljev, M.K., and Bomstein, J., 1973. Spectrophotometric
Determination of Amphicillin in Presence of Metacillin, J. Pharm. Sci. 62 (11)
: 1830-1833.

5.3. Anonim
Sumber pustaka yang tidak jelas atau disebutkan pengarangnya ditulis anonim terus
mengikuti ketentuan seperti penulisan daftar pustaka butir buku. Perlu hati-hati jika
penulis adalah lembaga, hal itu tidak boleh disebut anonim.
Contoh:
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia (salah)
Penulis buku ini lembaga, maka seharusnya bukan ditulis anonim tetapi:
Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta : Depkes
RI

5.4. Karya Tulis Ilmiah, Skripsi, Tesis, Disertasi


Contoh:
Ristanti, T. 2004. Perbandingan Jumlah Minyak Atsiri Bunga Melati (Jasmin Flos)
dan Daun Melati (Jasmini Folium) dengan Destilasi dan Identifikasi secara
20

Kualitatif dengan KLT. Karya Tulis Ilmiah. Bandung : Universitas “Al-Ghifari


Bandung”
Novitawati, Y.T. 2006. Uji Hepatotoksitas Ekstrak Air Daun Kompri (Symphytum
officinale L.) pada mencit putih (Mus musculus) Jantan Galur Balb/C. Skripsi.
Bandung : Universitas “Al-Ghifari Bandung”
Hartayu, T.S. 1998. Pola Penggunaan Antibiotika pada Febris bagi Penderita Rawat
Inap RS. Panti Rapih Yogyakarta. Tesis. Yogyakarta : Magister Manajemen dan
Kebijakan Obat, Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada
Reksohadiprodjo, M.S. 1981. Transformation of Fusel Oil from Indonesian Alcohol
Factories into Product of Higher Value. Disertasi. Yogyakarta : Universitas
Gadjah Mada

5.5. Karangan dalam Surat Kabar


Contoh:
Wasisto, B. 1989. Kampanye Penggunaan Obat Generik. Kompas. 6 Mei 1989

5.6. Laporan
Contoh:
Jennie, U.A., Sunarmingsih, R., Gandjar, I.G. 1991. Profil Optimasi Produksi
Eritromisin dan biakan Streptomyces erytherus dengan Zat Penginduksi Asam
Suksinat dan Asam Propionat – Biotin. Laporan Penelitian. Yogyakarta :
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada

5.7. Sumber tidak Tertulis


Contoh:
Adhyatma. Pidato Pembukaan Konggres Ilmiah Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia
(rekaman kaset). Yogyakarta. 2 Mei 1991.
Masruriati, E. Wawancara atau komunikasi pribadi dengan penulis. Semarang. 10 Mei
2007.

5.8. Sumber dari Internet, Rekaman Video dan Kaset


Urutan penulisan sumber dari internet : Nama penulis. Tahun terbit rujukan. Judul
(dicetak miring). Protokol dan alamat korespondensi. Path dan tanggal diakses (ditulis dalam
kurung)
21

1) Bahan dokumen
Langsung diambil dari penulisnya
Contoh:
Burka. L.P. 1993. A Hypertext History Multi-user Dimensions. MUD
history.http//www.utopiaCom/talent/Ipb/mudddes/essay (13 Januari 1997)
2) Email, discussion, lists dan newsgroup yang dianggap judul adalah IHWAL nya
(Re : )
Contoh:
Heilke, J. 1996. May 3. Re : Webfolios. Acw-I@ttacs.ttu.edu
Available:http//www.ttu.edu/list/acw-1/9605 (30 Desember 1996)
3) Jika nama pengarang tidak ada langsung dituliskan judulnya
Contoh:
Help. Internet Public Library. telnet://ipl.org:8888/,help (1 Desember 1998)
4) Sumber rekaman video atau kaset
Urutan penulisannya adalah Nama penulis yaitu nama produser dan direktur.
Tahun. Nama pengarang. Judul (keterangan jenis rekaman). Kota terbit :
Penerbit.
Contoh:
Porno, L (produser) & Kotton (direktur). 1994. Isabel Allende: The Women’s
Voice in Latin-American Litterature. (rekaman video). San Fransisco : KQED
5) Bila menggunakan dua atau lebih sumber pustaka dengan pengarang yang sama
maka penulisannya adalah sebagai berikut:
Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III Jakarta:
Depkes RI
______________________.1989a. Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Jakarta:
Depkes RI
______________________.1989b. Materia Medika Indonesia. Jilid V. Jakarta:
Depkes RI
22

BAB VI
PEDOMAN PEMBUATAN ARTIKEL JURNAL

6.1. Sifat Artikel


Artikel adalah tulisan ilmiah yang merupakan ringkasan Karya Tulis Ilmiah ditulis
untuk dipublikasikan dalam jurnal atau majalah ilmiah. Panjang tulisan maksimal 10 halaman
termasuk lampiran (ukuran kertas 21 x 28 cm), diketik dengan huruf Times New Roman ukuran
12 (12 huruf setiap inchi) dengan 1,5 spasi, kecuali abstrak dengan jarak 1 spasi.

6.2. Urutan Materi Artikel


1) Judul
Judul makalah disertai dengan terjemahannya dalam bahasa Inggris.
2) Nama penulis atau peneliti
Nama penulis atau peneliti ditulis tanpa gelar akademik, di bawah judul tanpa
didahului kata oleh. Nama penulis dituliskan di atas alamat lembaga untuk
korespondensi.
3) Abstrak
Abstrak dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, tidak lebih dari 200
kata. Abstrak ditulis satu alinea dengan indensi menggantung. Kata kunci ditulis
di bawah abstrak atau sari ditulis kata kunci.
4) Kata kunci (key words)
Kata kunci dibuat dalam bahasa Indonesia dan Inggris, maksimum sebanyak 5
buah.
5) Pendahuluan
Pendahuluan berisi permasalahan yang perlu dicari pemecahannya (latar
belakang) dan tinjauan pustaka yang mengandung uraian singkat dan sistematis
tentang keterangan-keterangan yang ada kaitannya dengan tulisan itu. Sumber
keterangan ditunjukkan dengan menuliskan nama akhir penulis, tahun
penerbitan dan halaman.
Panjang pendahuluan tidak lebih dari dua halaman. Landasan teori sebaiknya
hanya memuat inti-inti permasalahn saja. Jika ada hipotesis, hipotesis ini
dituliskan pada bagian pendahuluan
23

6) Metode penelitian
Metode penelitian memuat uraian tentang cara meyakinkan penelitian, yang
mencakup obyek yang diteliti, variabel yang menjadi fokus penelitian, bahan
atau materi, alat, prosedur atau jalan penelitian, dan teknik analisis data.
Pendahuluan atau metode penelitian dalam artikel tidak perlu ada sub-sub judul,
semua informasi tersebut ditulis dalam bentuk prosa, setiap kali ganti pokok
pikiran, ganti alinea tetapi tidak usah diberi sub-sub judul.
7) Hasil dan pembahasan
Hasil dan pembahasan berisi hasil penelitian yang diperoleh (dapat dibantu
dengan bentuk tabel, grafik, atau foto), kemudian diberi pembahasan atau
penjelasan ilmiah secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil yang dilaporkan adalah
hasil utama, tidak perlu terlalu rinci. Pembahasan artikel merupakan “inti” dari
bobot artikel. Penulis memberi bahasan, penjelasan mengapa terjadi hasil
penelitian seperti yang diperoleh. Penulis boleh mengutip teori, pendapat atau
temuan peneliti terdahulu sehingga penjelasan menjadi lebih bermaksna, bukan
sekedar mengulang kalimat laporan penelitian.
8) Simpulan dan saran
Bagian ini memuat simpulan yang diperoleh dan saran yang diajukan
9) Ucapan terima kasih
Ucapan terima kasih ditujukan kepada pihak yang memberi bantuan, khususnya
pada Pembimbing, pimpinan lembaga dan orang lain yang berjasa, diusahakan
supaya singkat. Ucapan terima kasih yang ditujukan kepada perseorangan maka
gelar akademik yang bersangkutan supaya dicantumkan.
10) Daftar Pustaka
Lihat cara penyusunan daftar pustaka pada bab V.
11) Lampiran
Berisi data pendukung yang memperjelas isi artikel. Tabel, langkah-langkah,
prosedur, perhitungan analisis data, gambar atau skema yang panjang sebaiknya
dituliskan dalam Lampiran.
12) Lain-lain
Judul dan sub judul ditulis dengan huruf besar dan tebal. Judul tabel dan gambar
ditulis dengan ketentuan sama dengan penulisan pada Karya Tulis Ilmiah.
24

13) Sampul depan


Artikel diberi sampul depan yang memuat judul artikel, nama mahasiswa,
nomor induk mahasiswa (NIM), instansi dan tahun pembuatan. Contoh sampul
depan artikel terlihat pada lampiran 9.
14) Halaman persetujuan
Halaman ini berisi persetujuan pembimbing lengkap dengan tanda tangan dan
tanggal persetujuan. Contoh halaman persetujuan artikel terlihat seperti
lampiran 10.
25

Lampiran 1. Contoh Halaman Judul Usulan KTI

PENGARUH KONSENTRASI INFUSAN TEMU IRENG (Curcumae aeruginosae)


SEBAGAI ANTELMINTIK CACING Ascaridia gali SECARA INVITRO

Usulan Karya Tulis Ilmiah

Lulu Afifah Pradipta


171089

PROGRAM STUDI FARMASI


UNIVERSITAS AL-GHIFARI BANDUNG
Oktober 2018
26

Lampiran 2. Contoh Halaman Persetujuan Usulan KTI

Usulan Karya Tulis Ilmiah

PENGARUH KONSENTRASI INFUSA TEMU IRENG (Curcumae aeruginosae)


SEBAGAI ANTELMINTIK PADA CACING Ascardia gali SECARA INVITRO

Lulu Afifah Pradipta


171089

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

Nama dosen Tanggal............................................


27

Lampiran 3. Contoh Sampul Depan KTI

PENGARUH KONSENTRASI INFUSA TEMU IRENG (Curcumae aeruginosae)


SEBAGAI ANTELMINTIK PADA CACING Ascardia gali SECARA INVITRO

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi Pada Program Studi Farmasi
Universitas Al-Ghifari Bandung

Lulu Afifah Pradipta


171089

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


UNIVERSITAS AL-GHIFARI BANDUNG
2018
28

Lampiran 4. Contoh Halaman Pengesahan KTI

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH KONSENTRASI INFUSA TEMU IRENG (Curcumae aeruginosae)


SEBAGAI ANTELMINTIK PADA CACING Ascardia gali SECARA INVITRO

Oleh:
Lulu Afifah Pradipta
171089

Program Studi S1 Farmasi


Universitas Al-Ghifari Bandung
Pada tanggal : 15 Juni 2018

Mengetahui,

Program Studi s1 Farmasi


Pembimbing Ketua

Nama Dosen Nama Ketua Prodi S1

Penguji:

1. Nama Dosen ...................................


2. Nama Dosen ...................................
29

Lampiran 5. Contoh Halaman Persembahan

Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?”
Sesungguhnya orang yang barakallah yang dapat menerima pelajaran.
(QS 39 : 9)

Kupersembahkan buat:
Ayah-bunda, saudara, sahabat
Serta almamaterku tercinta
30

Lampiran 6. Contoh Sari KTI

SARI

Penyakit cacingan dapat mengganggu pertumbuhan anak-anak, sehingga perlu diatasi


dengan antelmintik. Masalah penelitian ini adalah : Adakah pengaruh konsentrasi infusa temu
ireng (Curcumae aeruginosae Rhizoma) sebagai antelmintik terhadap cacing Ascardia gali
secara invitro? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
konsentrasi infusa temu ireng (Curcumae aeruginosae Rhizoma) sebagai antelmintik pada
cacing Ascaridia gali secara invitro.
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Obyek yang diteliti adalah
kematian cacing Ascardia gali. Variabel penelitian ada dua yaitu: konsentrasi infusa temu ireng
(10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%), dan (2) daya antelmintik infusa temu ireng terhadap cacing
Ascardia gali. Daya antelmintik diukur dengan menghitung jumlah kematian cacing. Analisa
data menggunakan teknik analisa probit.
Hasil penelitian menunjukkan infusa temu ireng 20%, 30%, 40%, dan 50% berturut-turut
menyebabkan kematian seluruh cacing dalam waktu 12 jam setara dengan piperazin sitrat
0,2%, 11 jam setara dengan piperazin sitrat 0,4%, 10 jam setara dengan piperazin sitrat 0,6%,
9 jam setara dengan piperazin sitrat 0,8%. Daya antelmintik terbesar didapat pada infusa temu
ireng 50%, tetapi jika dibandingkan dengan piperazin sitrat maka pipeazin sitrat lebih efektif
dalam membunuh cacing.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan infusa temu ireng dengan berbagai konsentrasi
menghasilkan daya antelmintik yang berbeda, semakin besar konsentrasi infusa maka daya
antelmintik semakin besar, dari perhitungan analisa probit maka 8 jam 1 menit 27 detik,
sedangkan nilai LC50 dan LT50 piperazin sitrat masing-masing sebesar 0,23% dan 7 jam 49
menit 50 detik.

Kata kunci : temu ireng, infusa, antelmintik, Ascardia gali.


31

Lampiran 7. Contoh Halaman Judul Artikel

PENGARUH KONSENTRASI INFUSA TEMU IRENG (Curcumae aeruginosae)


SEBAGAI ANTELMINTIK PADA CACING Ascardia gali SECARA INVITRO

Artikel

Lulu Afifah Pradipta


171089

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


UNIVERSITAS AL-GHIFARI BANDUNG
2018
32

Lampiran 8. Contoh Halaman Persetujuan Artikel

Artikel

PENGARUH KONSENTRASI INFUSA TEMU IRENG (Curcumae aeruginosae)


SEBAGAI ANTELMINTIK PADA CACING Ascardia gali SECARA INVITRO

Lulu Afifah Pradipta


171089

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

Nama dosen Tanggal....................................


33

Lampiran 9. Contoh-contoh Penggunaan Tanda Titik Koma

1. Tanda Titik Koma


Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu
kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Misalnya:
Kegunaan kelapa banyak sekali, yaitu daging buah kelapa dapat dibuat minyak goreng, sabut
kelapa dapat dibuat tali, sikat, keset, dan permadani kasar, tempurung kelapa dapat dijadikan
kayu bakar atau gayung, pohonnya sendiri dapat dijadikan tiang rumah atau jembatan.
Sebenarnya, rincian di atas juga menggunakan koma, tetapi kalau menggunakan koma,
tidak terlihat dengan jelas perbedaan rincian kalimat majemuk setara dan rincian unsur dalam
kalimat yang lebih kecil. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah jika digunakan tanda titik
koma, sebelum rincian terakhir tidak perlu digunakan kata dan. Ketentuan inilah yang sering
dilupakan oleh para penulis.
Penggunaan tanda titik koma selain dalam kalimat majemuk setara, dapat juga digunakan
pada rincian ke bawah yang unsur-unsurnya berupa kelompok kata yang panjang atau berupa
kalimat. Sebelum rincian akhir tidak dibutuhkan kata dan.

2. Tanda titik dua ( : )


Tanda titik dua ( : ) mengandung rincian. Hal ini tidak akan terjadi jika para penulis
memperhatikan kaidah berikut:
1) Tanda titik dua digunakan pada kalimat lengkap, yang diikuti rincian berupa kata
atau frasa.
Misalnya:
Air mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
mengalir dari tempat yang tinggi, selalu rata/mendatar, sesuai dengan bentuk
wadahnya;
memberikan tekana ke semua arah; meresap melalui celah kecil; melarutkan zat
lain.
Pernyataan sebelum rincian merupakan kalimat yang sudah lengkap. Jika kalimat
yang lengkap itu akan diikuti suatu rincian yang berupa kata atau frasa, sebelum
rincian dibubuhkan tanda titik dua. Dalam hal ini titik dua mengandung arti yaitu
yakni. Rinciannya ditulis dengan huruf awal kecil dan diakhiri dengan tanda koma
34

atau tanda titik koma, sebelum rincian akhir ada kata dan, apabila digunakan koma,
sebelum rincian akhir tidak perlu ada dan, apabila digunakan titik koma.
Jika kalimat tersebut ditulis seperti di bawah ini, tentu penulisan tersebut tidak
baku.
Air mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
Mengalir dari tempat yang tinggi, selalu rata/mendatar, sesuai dengan bentuk
wadahnya, memberikan tekanan ke semua arah, meresap melalui celah kecil,
melarutkan zat lain.
2) Titik dua tidak digunakan sebelum rincian yang merupakan pelengkap kalimat.
Atau karena kalimat pengantarnya belum lengkap, titik dua tidak perlu
dicantumkan, misalnya:
Air mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: mengalir dari tempat yang tinggi; selalu
rata/mendatar; sesuai dengan bentuk wadahnya; memberikan tekanan ke semua
arah; meresap melalui celah kecil; melarutkan zat lain;
Jika sebelumrincian ada titik dua, seperti berikut ini, tentu penulisan tersebut tidak
benar.
Misalnya:
Sifat air adalah:
a. Mengalir dari tempat yang tinggi;
b. Selalu rata/mendatar;
c. Sesuai dengan bentuk wadahnya;
d. Memberikan tekanan ke semua arah;
e. Meresap melalui celah kecil;
f. Melarutkan zat lain.
3) Titik dua harus diganti menjadi titik satu pada kalimat lengkap, yang diikuti suatu
rincian berupa kalimat lengkap, dan tanda akhir rincian harus tanda titik.
Misalnya:
Sifat-sifat air adalah sebagai berikut.
Air mengalir dari tempat yang tinggi.
Permukaannya rata (mendatar).
Bentuknya sesuai dengan wadahnya.
Air memberikan tekana ke semua arah.
Air dapat meresap melalui celah kecil.
Air dapat melarutkan berbagai zat.
35

3. Tanda Koma ( , )
Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya.
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan pernagko. Satu, dua, tiga!
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang
berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
Misalnya:
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak
kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Kalau hari huja, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, dia lupa akan janjinya.
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak
kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya:
Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
Dia lupa akan janjinya karena sibuk.
Dia tahu bahwa soal itu penting.
Tanda koma dipakai di belakang kata, atau ungkapan penghubung antarkalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula,
meskipun begitu, dan akan tetapi.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata
yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya:
O, begitu?
Wah, bukan main!
Hati-hati, ya, nanti jatuh.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
Kata Ibu, “Saya gembira sekali.”
“Saya gembira sekali,”, kata Ibu, “karena kamu lulus.”
36

Tanda koma dipakai diantara:


(i) Nama dan alamat
(ii) Bagian-bagian alamat
(iii) Tempat dan tanggal
(iv) Nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan
Misalnya:
Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas
Indonesia, Jalan Salemba 6, Jakarta.
Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu I, Bogor
Surabaya, 10 Mei 1960
Kuala Lumpur, Malaysia
Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik sususnannya dalam
daftar pustaka.
Misalnya:
Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2.
Djakarta : PT Pustaka Rakyat.
Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Misalnya:
W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia Untuk Karangmengarang (Yogyakarta: UP
Indonesia, 1967), him, 4
Tand akoma dipakai di antara nama pengarang dan gelar akademik yang mengikutinya
untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau sen yang dinyatakan
angka.
12,5 m
Rp 12,50
Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.
37

DAFTAR PUSTAKA

Kristanto, V. (2018). Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Budi Utama.


Netta. 2018. Buku Pedoman KTI D3 Farmasi.
https://www.scribd.com/doc/313137575/pedoman-KTI. (09 Oktober 2018).

Anda mungkin juga menyukai