Anda di halaman 1dari 6

Anggota Kelompok 2 :

1. Aurelia Anandara (4183530010)


2. Meylani Natasya Malau (4183230013)
3. Wahyudi Yhose Armando Simanjuntak (4183530012)

Kelas : Program Studi Matematika B 2018

Mata Kuliah : Pendidikan Bahasa Indonesia

1. Jelaskan teknik penulisan proposal kegiatan!


Jawab :
Sebelum kita masuk ke teknik pembuatan proposal terlebih dahulu kita harus
tahu pengertian proposal. Proposal adalah suatu bentuk rancangan kegiatan yang
dibuat dalam bentuk formal danstandar. Untuk memudahkan pengertian proposal
yang dimaksud dalam tulisan ini, kitadapat membandingkannya dengan istilah
“Proposal Penelitian” dalam dunia ilmiah(pendidikan) yang disusun oleh seorang
peneliti atau mahasiswa yang akan membuatpenelitian (skripsi, tesis, disertasi).
Berikut teknik penulisan proposal:
1. Pendahuluan
a. Berisi tentang hal¬hal dan kondisi umum yang melatarbelakangi
dilaksanakan kegiatan tersebut.
b. Hubungan kegiatan tersebut dalam kehidupan sehari-hari(nyata)
c. Point¬point pembahasan pada pendahuluan ini, mengacu pada komponen
S-W-O-T yang telah dibahas sebelumnya.

2. Dasar Pemikiran
a.Berisi tentang dasar yang digunakan dalam pelaksanaan, misalnya: Tri
Darma Perguruan Tinggi, program kerja pengurus dan lain-lain
b.Jika kegiatan tersebut bukan dari organisasi, maka didasarkan secara
umum, misalnya : Peraturan Pemerintah No sekian

3. Tujuan
a.Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan tersebut ( umum dan khusus)
b.Tentukan juga keluaran ( output ) yang dikehendaki seperti apa

4. Tema
Tema yang diangkat dalam kegiatan tersebut

5.Jenis Kegiatan
a.Diperlukan untuk menjelaskan rangkaian kegiatan yang akan
dilaksanakan jika kegiatannya lebih dari satu,
b.Menjelaskan bentuk dari kegiatan tersebut. Misal: berupa Seminar,
Pelatihan, penyampain materi secara lisan, Tanya jawab dan simulasi dll.
6. Target
Berisi uraian yang lebih terperinci dari Tujuan (Point 3) terutama mengenai
ukuran¬ukuran yang digunakan sebagai penilaian tercapai atau tidaknya tujuan.

7. Sasaran/Peserta
Menjelaskan tentang objek atau siapa yang akan mengikuti kegiatan
tersebut ( atau lebih kenal dengan peserta)

8. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Tentukan dimana, hari, tanggal, bulan, tahun serta pukul berapa akan
dilaksanakan kegiatan tersebut.

9. Anggaran Dana
Dalam anggaran disini, hanya disebutkan jumlah total pemasukan dan
pengeluaran yang diperkirakan oleh panitia, sedangkan rinciannya dibuat dalam
lampiran tersendiri

10. Susunan Panitia


Dalam halaman atau bagaian susuna panitia, biasanya hanya ditulis posisi
yang penting- penting saja, seperti Pelindung Kegiatan, Ketua panitia, Streering
Commite dll, sedangkan kepanitian lengkap dicantumkan dalam lampiran.

11. Jadwal Kegiatan


a.Dibuat sesuai dengan perencanaan dalam kalender Kegiatan yang telah
disusun sebelumnya
b.Atau bisa juga ditulis terlampir, jika jadwalnya banyak.

12. Penutup
a.Berisi tentang harapan yang ingin dicapai dan mohon dukungan bagi
semua pihak.
b.Ditutup dengan lembar pengesahan proposal
c.Terakhir, diikuti dengan lampiran

2. Jelaskan hal-hal yang dikemukakan pada bab atau bagian pendahuluan proposal
penelitian!
Jawab :
Berikut hal-hal yang dikemukakan pada bagian pendahuluan proposal penelitian:
1. Latar Belakang Masalah
Latar belakang adalah dasar atau titik tolak untuk memberikan pemahaman
kepada pembaca atau pendengar mengenai apa yang ingin kita sampaikan. Latar
belakang yang baik harus disusun dengan sejelas mungkin dan bila perlu disertai
dengan data atau fakta yang mendukung. Beberapa hal yang terdapat dalam latar
belakang adalah:
Kondisi ideal mencakup keadaan yang dicita-citakan, atau diharapkan terjadi.
Kondisi ideal ini biasa dituangkan dalam bentuk visi dan misi yang ingin diraih.
Kondisi aktual merupakan kondisi yang terjadi saat ini. Biasa menceritakan perbedaan
situasi antara kondisi saat ini dengan kondisi yang dicita-citakan terjadi.
Solusi merupakan saran singkat atau penawaran penyelesaian terhadap masalah yang
dialami sebelum melangkah lebih lanjut ke pokok bahasan.
2. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap
penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian.
Tanpa perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan
tidak akan membuahkan hasil apa-apa.
3. Tujuan Penelitian
Tujuan terujung suatu penelitian adalah untuk merumuskan pertanyaan-
pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan penelitian
tersebut. Tujuan dapat beranak cabang yang mendorong penelitian lebih lanjut. Tidak
satu orangpun mampu mengajukan semua pertanyaan, dan demikian pula tak
seorangpun sanggup menemukan semua jawaban bahkan hanya untuk satu pertanyaan
saja. Maka, kita perlu membatasi upaya kita dengan cara membatasi tujuan penelitian.
4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian sendiri yaitu untuk menyelidiki keadaan , alasan maupun
konsekuensi terhadap keadaan tertentu. Keadaan tersebut dapat dikontrol dengan
melalui eksperimen maupun berdasarkan observasi. Sebab penelitian berperan penting
untuk memberikan fondasi atas tindak dan juga keputusan dalam semua aspek.

3. Jelaskan penelitian tinjauan pustaka dalam proposal penelitian!


Jawab :
Tinjauan Pustaka merupakan bagian yang sangat penting dari sebuah tesis atau
disertasi. Tinjauan pustaka adalah ulasan mengenai penelitian-penelitian terdahulu
yang ada kemiripan obyek atau permasalahan, yang sangat boleh jadi ada kaitannya
dengan penelitian yang sedang dilakukan. Penelitian tersebut dapat berupa laporan
penelitian, jurnal, skripsi, tesis atau disertasi. 
Tinjauan pustaka diperlukan untuk menjamin agar penelitian tersebut benar-benar
original, bukan plagiasi, bahkan sekedar pengulangan atas apa yang sudah diteliti oleh
orang lain. 
Kalaupun bersifat pengulangan, penelitian dapat ditempatkan sebagai
pengujian kembali terhadap hasil penelitian terdahulu. Pada akhirnya tinjauan dapat
memperjelas dimensi teoretik yang hendak dibangun dari suatu penelitian.
4. Bagaimana penulisan hipotesis dalam proposal penelitian? Apakah semua jenis
penelitian memerlukan hipotesis penelitian? Jelasklan!
Jawab :
Proses pembentukan hipotesis adalah proses penalaran, yang melalui tahap-
tahap tertentu. Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah, yang
dilakukan secara sadar, hati-hati, dan diarahkan. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa hipotesis adalah salah satu proposisi yang dapat diuji secara langsung.
Berikut cara penulisan hipotesis dalam proposal penelitian:
1. Membuat daftar pertanyaan terlebih dahulu. Sebelum membuat hipotesis,
terlebih dahulu mengidentifikasi dengan jelas pertanyaan yang ingin di
pelajari.
2. Hipotesis adalah pernyataan, bukan pertanyaan. Hipotesis bukanlah
pertanyaan ilmiah dalam proyek penelitian. Hipotesis adalah prediksi yang
berdasar pada teori.
3. Jelaskan Hipotesis. Hipotesis yang baik ditulis dalam bahasa yang jelas
dan sederhana. Membaca hipotesis kita harus memberi tahu seorang
pembimbing dengan tepat apa yang kita pikir akan terjadi ketika kita
memulai proyek penelitian kita.
4. Ingat variabel-variabel yang digunakan. Hipotesis yang baik
mendefinisikan variabel dalam istilah yang mudah diukur, seperti siapa
partisipannya, perubahan apa selama pengujian, dan apa dampak
perubahan itu.
5. Pastikan hipotesis kita “dapat diuji.” Untuk membuktikan atau
menyangkal hipotesis kita, kita harus dapat melakukan percobaan dan
melakukan pengukuran atau pengamatan untuk melihat bagaimana dua hal
(variabel kita) saling terkait. kita juga harus dapat mengulangi percobaan
berulang kali, jika perlu.
6. Untuk membuat hipotesis yang “dapat diuji”, pastikan kita telah
melakukan semua hal ini.
7. Pikirkan eksperimen apa yang perlu kita lakukan untuk melakukan tes atau
uji variabel.
8. Mengidentifikasi variabel dalam proyek penelitian.
9. Mengemukakan dengan jelas variabel independen dan dependen dalam
pernyataan hipotesis. (Ini membantu memastikan bahwa pernyataan kita
cukup spesifik).
10. Lakukan penelitian. kita mungkin menemukan banyak penelitian yang
serupa dengan studi kasus yang telah kita lakukan. Apa yang kita pelajari
dari penelitian dan data yang tersedia dapat membantu kita membentuk
proyek dan hipotesis kita.

Meskipun hipotesis penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam


penelitian, tidak semua penelitian mutlak harus memiliki hipotesis.
Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan pada masalah atau
tujuan penelitian. Dalam masalah atau tujuan penelitian tampak apakah
penelitian menggunakan hipotesis atau tidak. Contohnya yaitu Penelitian
eksplorasi yang tujuannya untuk menggali dan mengumpulkan sebanyak
mungkin data atau informasi tidak menggunakan hipotesis. Hal ini sama
dengan penelitian deskriptif, ada yang berpendapat tidak menggunakan
hipotesis sebab hanya membuat deskripsi atau mengukur secara cermat
tentang fenomena yang diteliti, tetapi ada juga yang menganggap penelitian
deskriptif dapat menggunakan hipotesis. Sedangkan, dalam penelitian
penjelasan yang bertujuan menjelaskan hubungan antar-variabel adalah
keharusan untuk menggunakan hipotesis.

5. Uraiakan deskripsi proposal penelitian secara menyeluruh!


Jawab :
Secara garis besar kronologis dalam sebuah proposal penelitian adalah sebagai
berikut. Berawal dari sebuah latar belakang permasalahan (bisa berupa kesenjangan
antara harapan dan kenyataan, atau perlunya suatu pembuktian empiris dari teori-teori
yang sudah ada, atau bisa juga berupa tinjauan tentang perlunya penyempurnaan atau
pengembangan terhadap hasil-hasil penelitian terdahulu), maka kemudian dapat
dirumuskan beberapa poin masalah. Masalah ini merupakan suatu pertanyaan yang
baru dapat dijawab setelah dilakukannya penelitian. Agar permasalahan ini tidak
meluas, maka diperlukan adanya batasan-batasan dan pendefinisian secara
operasional baik pada variabel-variabel maupun unsur-unsur yang ada pada
permasalahan. Langkah spesifikasi ini juga ditegaskan dengan perumusan tujuan dan
manfaat dari penelitian. Setelah permasalahan dirumuskan secara spesifik, maka
fokus utama penelitian adalah mendapatkan jawaban atau pemecahan dari
permasalahan tersebut. Oleh karenanya diperlukan suatu dasar, yang berupa tinjauan
teori, dan sarana, yang berupa metode penelitian. Dengan dasar teori yang kuat dan
metode penelitian yang benar dan jelas, maka pelaksanaan penelitian akan lebih
terarah dan dapat dijalankan dengan prosedur yang benar.

Berdasarkan kronologis tersebut maka jelaslah bahwa dalam sebuah proposal


penelitian harus ada kejelasan konsep dan keterkaitan antar masing-masing
substansinya. Oleh karena itu untuk menghasilkan kejelasan dan keharmonian sebuah
proposal penelitian, maka salah satu cara yang dapat dilakukan oleh seorang peneliti
sebelum menyusun proposalnya adalah dengan menjawab daftar pertanyaan berikut:
1) fenomena apa yang melatarbelakangi suatu permasalahan?
2) seberapa penting permasalahan tersebut dipecahkan? mengapa?
3) berdasarkan latar belakang, rumuskan beberapa pertanyaan operasional yang
dalam menjawabnya membutuhkan sebuah proses penelitian!
4) batasi ruang lingkup permasalahan anda!
5) tetapkan tujuan dan manfaatnya apabila pertanyaan-pertanyaan yang telah
dirumuskan tersebut nantinya dapat terjawab!
6) teori apa saja yang relevan dengan permasalahan yang telah dirumuskan?
7) bagaimana prosedur penelitiannya?
8) bagaimana cara mengumpulkan dan menganailis datanya?
Dengan menjawab pokok-pokok pikiran tersebut, maka seorang peneliti dapat
mengontrol, apakah ruang lingkup permasalahannya terlalu luas atau tidak, apakah
jawaban atas permasalahan dapat terjangkau atau tidak, dan apakah unsur-unsur
dalam penelitiannya telah terangkai secara logik atau tidak.

Setelah rangkaian yang harmonis antar substansi dasar tercapai, maka pokok-
pokok pikiran tersebut dapat dikembangkan dan kemudian dituangkan dalam sebuah
paparan formal sesuai dengan outline proposal penelitian yang dipersyaratkan. Oleh
karenanya, satu hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun paparan ini adalah
bagaimana penyusunan kalimatnya, paragrapnya, subbabnya, sehingga jelas masing-
masing ide dasarnya dan antara satu dengan yang lainnya terhubung secara
kronologik. Dengan demikian, seorang peneliti apapun bidang ilmunya, harus
memiliki pemahaman yang cukup pada penggunaan bahasa (Indonesia) yang baik dan
benar, agar dalam menuangkan idenya dalam bentuk tulisan benar-benar
menggunakan bahasa tulis formal dan tidak terjebak dalam bahasa lisan. Sebuah
paragrap misalnya, harus terdiri dari sebuah kalimat utama dan beberapa kalimat
pendukung; dan sebuah kalimat harus jelas subyek dan predikatnya; serta sangat
dianjurkan untuk menggunakan kalimat pasif. Selanjutnya antara paragrap yang satu
dengan yang lainnya harus terkait dengan baik sehingga jelas ide dasar yang disajikan
oleh si penulis.

Anda mungkin juga menyukai